Papers by Aulya Zaza
Kadmium (Cd) ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang bernama Friedric Strohme... more Kadmium (Cd) ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang bernama Friedric Strohmeyer pada tahun 1817. Logam Cd ini ditemukan dalam bebatuan Calamine (Seng Karbonat). Nama kadmium sendiri diambil dari nama latin dari "calamine" yaitu "Cadmia".
adalah seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian mengenai fase-fase belajar, tipe-t... more adalah seorang ahli psikologi yang banyak melakukan penelitian mengenai fase-fase belajar, tipe-tipe kegiatan belajar, dan hirarki belajar. Dalam penelitiannya ia banyak menggunakan materi matematika sebagai medium untuk mengujipenerapan teorinya (Depdiknas, 2005:13).
Teaching Documents by Aulya Zaza
laju reaksi rata-rata, laju sesaat
metode penelitian kuantitatif
survei
Drafts by Aulya Zaza
1. Berikan contoh reaksi yang sering kalian temui dalam kehidupan sehari-hari a. Reaksi yang berj... more 1. Berikan contoh reaksi yang sering kalian temui dalam kehidupan sehari-hari a. Reaksi yang berjalan sangat cepat
Perhatikan reaksi dalam larutan aqua berikut : I-(aq) + OCl-(aq) IO-(aq) + Cl-(aq)
1. Berikan contoh reaksi yang sering kalian temui dalam kehidupan sehari-hari a. Reaksi yang berj... more 1. Berikan contoh reaksi yang sering kalian temui dalam kehidupan sehari-hari a. Reaksi yang berjalan sangat cepat
Rumusan masalah memiliki posisi yang sangat penting di dalam kegiatan inkuiri terbimbing. Apabila... more Rumusan masalah memiliki posisi yang sangat penting di dalam kegiatan inkuiri terbimbing. Apabila rumusan masalah tidak ada maka langkah inkuri terbimbing yang nantinya dilakukan akan sia-sia, karena nantinya akan bingung apa saja yang perlu dilakukan.
Variabel terikat : Rumusan masalah bentuknya kalimat tanya dan terdapat variabel yang akan diseli... more Variabel terikat : Rumusan masalah bentuknya kalimat tanya dan terdapat variabel yang akan diselidiki dari permasalahan. Adapun bentuk rumusan masalah yang digunakan pada LKS 1:

Di dalam ilmu kimia, energi aktivasi merupakan sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Svante Arrh... more Di dalam ilmu kimia, energi aktivasi merupakan sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Svante Arrhenius, yang didefinisikan sebagai energi yang harus dilampaui agar reaksi kimia dapat terjadi. Energi aktivasi bisa juga diartikan sebagai energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat terjadi. Energi aktivasi sebuah reaksi biasanya dilambangkan sebagai Ea, dengan satuan kilo joule per mol (KJ/mol). Dalam kinetika, suatu reaksi berlangsung melalui beberapa tahap. Diawali dengan tumbukan antar partikel reaktan. Setelah reaktan bertumbukan, maka akan terjadi penyusunan ulang ikatan dalam senyawa reaktan menjadi susunan ikatan yang berbeda (membentuk senyawa produk). Tercapainya suatu keadaan dimana dalam sistem terdapat sejumlah reaktan dan produk. Keadaan ini disebut sebagai transisi kompleks. Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai dari luar sistem. Energi inilah yang disebut dengan energi aktivasi. Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energi aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan. Pada tahun 1889 Arrhenius mengusulkan sebuah persamaan empirik yang memberikan nilai dasar dari hubungan antara konstanta laju reaksi, dengan frekuensi tumbukan, faktor sterik, temperature, tetapan gas dan energy aktivasi.. k = A e –Ea / RT atau ln k = ln A – E a / R.T k = konstanta laju reaksi E a = energi aktivasi (kJ/mol) T = temperatur mutlak (K) R = konstanta gas ideal (8,314 J/mol.K) e = bilangan pokok logaritma natural (ln) A = konstanta frekuensi tumbukan (faktor frekuensi) Orientasi tumbukan menyebabkan jumlah reaktan yang berubah menjadi produk berkurang. Reaktan dengan energi yang cukup hanya menghasilkan produk bila orientasi tumbukannya tepat

Konstanta laju reaksi (k) bergantung pada temperatur (T) reaksi dan besarnya energi aktivasi (E a... more Konstanta laju reaksi (k) bergantung pada temperatur (T) reaksi dan besarnya energi aktivasi (E a). Hubungan k, T, dan E a dapat dinyatakan dalam persamaan Arrhenius sebagai berikut : k = A e –Ea / RT atau ln k = ln A – Ea / R.T k = konstanta laju reaksi E a = energi aktivasi (kJ/mol) T = temperatur mutlak (K) R = konstanta gas ideal (8,314 J/mol.K) e = bilangan pokok logaritma natural (ln) A = konstanta frekuensi tumbukan (faktor frekuensi) Dari persamaan Arrhenius terlihat bahwa laju reaksi (dalam hal ini diwakili konstanta laju reaksi) semakin besar saat reaksi terjadi pada temperatur tinggi yang disertai dengan energi aktivasi rendah. Kadang-kadang, walaupun telah terjadi tumbukan dengan energi kinetik yang cukup, reaksi tetap tidak menghasilkan produk. Hal ini disebabkan oleh molekul yang tidak mengalami tumbukan pada titik yang tepat. Tumbukan yang efektif untuk menghasilkan produk berkaitan erat dengan faktor orientasi dan sisi aktif molekul bersangkutan. Dengan demikian, molekul harus bertumbukan pada arah yang tepat atau dipukul pada titik yang tepat agar reaksi dapat terjadi (akan dibahas pada teori tumbukan).
high order thinking skills
problem solving
asesmen

Mekanisme Reaksi: Tahap-tahap dalam Reaksi Keseluruhan • Kebanyakan reaksi tidak terjadi melalui ... more Mekanisme Reaksi: Tahap-tahap dalam Reaksi Keseluruhan • Kebanyakan reaksi tidak terjadi melalui satu tahap melainkan beberapa tahap reaksi elementer. Setiap tahap disebut reaksi antara (intermediet). • Tahap reaksi elementer dikarakterisasi oleh kemolekulannya. Contoh dalam reaksi total: 2O 3 (g) 3O 2 (g) memiliki dua tahap reaksi elementer: • Tahap elementer pertama adalah reaksi unimolekul, yaitu yang melibatkan dekomposisi atau penataan ulang suatu partikel tunggal, yaitu: O 3 (g) O 2 (g) + O(g). • Tahap elementer kedua adalah reaksi bimolekul, yaitu ketika dua partikel bereaksi: O 3 (g) + O(g) 2O 2 (g) • Hukum laju untuk reaksi elementer dapat langsung diperoleh dari persamaan stoikiometrinya, sehingga orde reaksi merupakan koefisien dari reaktannya. Tahap Elementer Kemolekulan Hukum Laju A produk Unimolekul Laju = k[A] 2A produk Bimolekul Laju = k[A] 2 A + B produk Bimolekul Laju = k[A][B] 2A + B produk Termolekul Laju = k[A] 2 [B} • Semua tahap elementer dalam mekanisme reaksi tidak memiliki laju yang sama. Biasanya terdapat satu tahap yang memiliki laju lebih lambat daripada yang lain, sehingga membatasi kecepatan berlangsungnya reaksi keseluruhan. • Tahap reaksi elementer yang memiliki laju paling lambat disebut tahap penentu laju. • Hukum laju dari tahap penentu laju adalah merupakan hukum laju dari reaksi keseluruhan. • Contoh: NO 2 (g) + CO(g) NO(g) + CO 2 (g), memiliki hukum laju secara percobaan: • r = k[NO 2 ] 2. Hal ini karena reaksi di atas memiliki mekanisme dua-tahap: • .1. NO 2 (g) + NO 2 (g) NO 3 (g) + NO(g) (lambat, penentu laju) • .2. NO 3 (g) + CO(g) NO 2 (g) + CO 2 (g) (cepat) • Sesuai tahap lambat sebagai penentu laju, maka hukum laju reaksi adalah r = k[NO 2 ] [NO 2 ] = k[NO 2 ] 2. Hal ini sesuai hasil percobaan. Senyawa NO 3 disebut senyawa intermediet yang dalam reaksi keseluruhan tidak muncul, karena segera setelah terbentuk akan bereaksi kembali membentuk spesi lain.
filsafat llmu
filsafat sains
epistemologi(bagaimana memperoleh ilmu)
Uploads
Papers by Aulya Zaza
Teaching Documents by Aulya Zaza
Drafts by Aulya Zaza