Papers by Seta A Wicaksana

Humanika Consulting, 2025
Organizational culture and leadership play a crucial role in enhancing organizational performance... more Organizational culture and leadership play a crucial role in enhancing organizational performance in both public and private sectors. This study highlights how Pancasila values can be integrated into organizational culture to create an inclusive, innovative, and sustainable work environment. The research aims to analyze the role of leadership in moderating the relationship between organizational culture and performance, particularly in the context of state-owned enterprises (SOEs), private companies, and government institutions.
This study employs a qualitative approach using a systematic literature review method, referencing organizational culture theories from Schein (2010), Hofstede (2001), and Denison (2020), as well as leadership theories including transformational leadership (Bass & Riggio, 2006), servant leadership (Greenleaf, 1977), and ambidextrous leadership (Rosing, Frese, & Bausch, 2011). The analysis is conducted by examining academic literature, industry reports, and case studies of organizations in Indonesia.
The findings indicate that an organizational culture based on Pancasila provides a strong foundation for achieving superior performance through adaptive leadership. Transformational and servant leadership significantly contribute to fostering an innovative culture, improving employee retention, and enhancing engagement and job satisfaction. The integration of local values, such as gotong royong (mutual cooperation) and social justice, into organizational culture strengthens competitiveness and business sustainability. Moreover, leadership moderation in managing generational diversity and digital transformation within organizations is a key factor in creating a flexible and dynamic work environment.
The implications of this research include contributions to leadership and organizational culture theories in the Indonesian context, as well as strategic recommendations for organizations to enhance their effectiveness and competitiveness. Implementing a strong organizational culture and leadership based on local values serves as a primary strategy in addressing global changes.
Keywords: Organizational culture, transformational leadership, servant leadership, Pancasila, organizational performance, innovation, sustainability

International journal of social science humanity & management research, Mar 12, 2024
Digital transformation is increasingly necessary in the public sector and is a government strateg... more Digital transformation is increasingly necessary in the public sector and is a government strategy imperative. ASNs working in Organization X need to be agile to adapt to the changing environment and the current digital acceleration. Higher work engagement among employees will lead to increased motivation and improved workforce agility. This research takes a quantitative approach in the form of non-experimental methods. Regression analysis was used as the analysis technique to investigate the impact of work engagement on employee agility of ASN employees in company X. The study sampling consisted of 122 interviewees. The results indicate a significant positive correlation between work engagement and workforce agility. Further research is expected to deepen the information by interviewing relevant parties to verify and strengthen the phenomenon.

Lingkungan kerja yang semakin dipengaruhi oleh fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity... more Lingkungan kerja yang semakin dipengaruhi oleh fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) menuntut Badan Hukum Publik untuk beradaptasi secara cepat dan inovatif guna menjaga daya saing serta kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengelolaan talenta yang dapat meningkatkan agilitas dan inovasi organisasi. Kajian ini menggunakan pendekatan studi kasus pada beberapa Badan Hukum Publik, dengan data yang diperoleh melalui wawancara, Focus Group Discussion (FGD), dan analisis dokumen organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan utama pengelolaan talenta di Badan Hukum Publik meliputi transformasi digital, budaya organisasi yang hierarkis, dan keterbatasan sistem suksesi. Rekomendasi utama meliputi penguatan kompetensi digital, integrasi sistem manajemen talenta berbasis kompetensi, dan transformasi budaya kerja yang mendukung inovasi. Implikasi praktis dari penelitian ini mencakup peningkatan efisiensi operasional dan kualitas layanan publik melalui pengelolaan talenta yang lebih adaptif dan inovatif, serta pengembangan pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan VUCA secara efektif. .

Lingkungan kerja yang semakin dinamis, ditandai oleh fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Comp... more Lingkungan kerja yang semakin dinamis, ditandai oleh fenomena VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), menuntut Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk beradaptasi guna menjaga daya saing dan kualitas pelayanan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara manajemen risiko, etika kerja, dan pengelolaan talenta terhadap kinerja organisasi, serta implikasinya pada peningkatan pelayanan publik. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap 100 responden dari berbagai jabatan di BUMD. Data dianalisis menggunakan teknik PLS-SEM untuk mengevaluasi hubungan antarvariabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen risiko dan pengelolaan talenta berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi, sedangkan etika kerja lebih berkontribusi melalui pengaruh tidak langsung dalam mendukung manajemen risiko. Implikasi praktis dari penelitian ini meliputi pentingnya integrasi strategi pengelolaan talenta dengan sistem manajemen risiko dan transformasi budaya organisasi berbasis nilai etika. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi BUMD dalam mengembangkan strategi pengelolaan sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif guna menghadapi tantangan transformasi digital dan tuntutan pelayanan publik yang semakin kompleks. .
Organizational culture change is a strategic challenge influencing organizational success in dyna... more Organizational culture change is a strategic challenge influencing organizational success in dynamic business environments. This article outlines a roadmap for organizational culture transformation, key challenges such as resistance to change, and relevant risk analyses. Leveraging Hofstede, Schein, and Denison’s theories, and emphasizing collaboration among leaders, managers, HR departments, and staff, the article provides risk mitigation steps to ensure effective and productive change. A well-designed transformation can create an adaptive culture fostering innovation and high performance.

The HR consulting industry in Indonesia faces significant challenges, such as digital technology ... more The HR consulting industry in Indonesia faces significant challenges, such as digital technology adoption, competitive pressure, and stringent regulations. Humanika Consulting, as one of the key players in this sector, requires strategies to sustainably enhance its competitiveness. This study examines the potential of digital marketing to support technology-driven differentiation and Sharia-based values. Using a qualitative literature review approach, the research integrates theories such as Customer Lifecycle Management, Service-Dominant Logic, and Technology Acceptance Model to develop a strategic framework. Findings indicate that digital marketing implementation through social media, SEO, CRM, and personalized services can enhance brand awareness, customer loyalty, and operational efficiency. Flagship products like HIPOTEST can be promoted more effectively through digital approaches. The study recommends cross-functional collaboration, staff digital competency development, and periodic strategy evaluation to ensure the sustainability of Humanika Consulting’s digital transformation..
McKinsey menggunakan pendekatan diagnostik yang fokus pada mengidentifikasi perilaku yang menunju... more McKinsey menggunakan pendekatan diagnostik yang fokus pada mengidentifikasi perilaku yang menunjukkan kelemahan budaya risiko dan memerlukan intervensi cepat. Pendekatan ini cocok untuk organisasi yang ingin melakukan evaluasi cepat terhadap budaya risiko dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Institute of Risk Management (IRM) menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif, dengan fokus pada perubahan budaya yang mencakup seluruh organisasi, dari tingkat pimpinan hingga karyawan. IRM menekankan pentingnya kepemimpinan, komunikasi terbuka, dan akuntabilitas dalam membangun budaya risiko yang kuat.

Sosio Konsepsia
Pengembangan SDM memerlukan adanya perubahan pendekatan sebagai dampak dari Revolusi Industri 4.0... more Pengembangan SDM memerlukan adanya perubahan pendekatan sebagai dampak dari Revolusi Industri 4.0. Dalam hal ini setiap individu haruts mau dan mampu meningkatkan kompetensinya untuk dapat beradaptasi dengan kondisi saat ini serta berkompetisi dengan sehat. Pada era revolusi Industri 4.0 kompetensi merupakan hal yang esensial, sehingga setiap individu harus memelajari kompetensi baru. Meskipun demikian, proses pembelajaran merupakan proses yang kompleks, tidak dapat demikian saja dilakukan. Dalam hal ini, boardgame dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu individu, khususnya orang dewasa dalam memelajari kompetensi baru maupun meningkatkan keterampilan yang sudah dimilikinya. Studi ini menggunakan 120 partisipan yang terdiri dari 60 partisipan karyawan dan 60 partisipan mahasiswa. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai efektivitas boardgame sebagai salah satu alat/metode pelatihan bagi orang dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boardgame adalah su...
IJSSHMR, 2024
Digital transformation is increasingly necessary in the public sector and is a government strateg... more Digital transformation is increasingly necessary in the public sector and is a government strategy imperative. ASNs working in Organization X need to be agile to adapt to the changing environment and the current digital acceleration. Higher work engagement among employees will lead to increased motivation and improved workforce agility. This research takes a quantitative approach in the form of non-experimental methods. Regression analysis was used as the analysis technique to investigate the impact of work engagement on employee agility of ASN employees in company X. The study sampling consisted of 122 interviewees. The results indicate a significant positive correlation between work engagement and workforce agility. Further research is expected to deepen the information by interviewing relevant parties to verify and strengthen the phenomenon.

cogent social science, 2023
Islamophobia has its long historical roots. Nonetheless, religiously motivated terrorism and the ... more Islamophobia has its long historical roots. Nonetheless, religiously motivated terrorism and the use of the name "Islam" by terrorist organizations such as the Islamic State (IS) may have amplified Islamophobia. Islamophobia has caused violence against Muslims in several stages and contexts. This study was held to investigate whether Islamophobia could also happen among Muslims in the largest Muslim population, Indonesia, as the majority Muslims avoid being associated with Islamist terrorists. Using quantitative method of analysis, the study formulated the Islamophobia Scale (IMOS) and involved 509 participants. The findings show that 92% of Muslims in Indonesia do not demonstrate any sign of Islamophobia. Nonetheless, 7.67% shows prejudice, fear, and rejection toward certain Islamic symbols, religious traditions, and Muslims with distinguished appearance which may be associated with terrorists' outfits.

The Influence of Leadership Compentence, Organisational Commitment and Communication on Employee Performance in PT. X, 2024
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang Kompetensi Kepemimp... more Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang Kompetensi Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. X. Metode penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT. X yang berjumlah sebanyak 71 orang sebagai responden. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan, serta variabel bebas terdiri dari Kompetensi Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun secara parsial variabel Kompetensi Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Komunikasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan, yang mana variabel Kompetensi Kepemimpinan mempunyai pengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan. Oleh karena itu, Perusahaan hendaknya mempertimbangkan kebijakan dengan meningkatkan pelatihan kepemimpinan agar karyawan dapat lebih terdorong untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jurnal ini menyelidiki peran penting kepemimpinan berorientasi pelayanan dalam membangun nilai da... more Jurnal ini menyelidiki peran penting kepemimpinan berorientasi pelayanan dalam membangun nilai dan budaya organisasi yang kuat guna mendorong kinerja unggul dan berkelanjutan di lingkungan kerja. Fokusnya terutama pada bagaimana perusahaan XYZ memperkuat manajemen sumber daya manusia (SDM) bertalenta melalui penerapan prinsip-prinsip servant leadership. Artikel ini merinci strategi dan praktik yang diadopsi perusahaan dalam mengimplementasikan kepemimpinan berorientasi pelayanan, serta dampaknya terhadap budaya perusahaan dan kinerja karyawan.

Servant Leadership, 2024
Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) merupakan suatu tipe atau model kepemimpinan yang... more Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) merupakan suatu tipe atau model kepemimpinan yang dikembangkan untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa. Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan beroperasi dengan standar moral spiritual. pemimpin yang mengutamakan pelayanan, dimulai dengan perasaan alami seseorang yang ingin melayani dan untuk mendahulukan pelayanan. Selanjutnya secara sadar, pilihan ini membawa aspirasi dan dorongan dalam memimpin orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep kepemimpinan yang melayani dan menggambarkan bagaimana pendekatan ini dapat mengelola SDM yang bertalenta. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan mengkaji artikelartikel akademik, jurnal serta sumber-sumber lain yang relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan yang melayani menekankan pentingnya menciptakan dampak positif yang lebih luas lagi bagi kelompok yang dipimpinnya. Kepemimpinan yang melayani dapat membantu organisasi merespon dengan fleksibilitas terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis yang dinamis. Pemimpin yang melayani mempertimbangkan implikasi sosial, ekonomi, dan lingkungan dari keputusan dan tindakan pemimpin itu sendiri.

SOSIO KONSEPSIA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 11, No 2 (2022): hal 338 - 347, 2022
Pengembangan SDM memerlukan adanya perubahan pendekatan sebagai dampak dari Revolusi Industri 4.0... more Pengembangan SDM memerlukan adanya perubahan pendekatan sebagai dampak dari Revolusi Industri 4.0. Dalam hal ini setiap individu haruts mau dan mampu meningkatkan kompetensinya untuk dapat beradaptasi dengan kondisi saat ini serta berkompetisi dengan sehat. Pada era revolusi Industri 4.0 kompetensi merupakan hal yang esensial, sehingga setiap individu harus memelajari kompetensi baru. Meskipun demikian, proses pembelajaran merupakan proses yang kompleks, tidak dapat demikian saja dilakukan. Dalam hal ini, boardgame dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu individu, khususnya orang dewasa dalam memelajari kompetensi baru maupun meningkatkan keterampilan yang sudah dimilikinya. Studi ini menggunakan 120 partisipan yang terdiri dari 60 partisipan karyawan dan 60 partisipan mahasiswa. Studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai efektivitas boardgame sebagai salah satu alat/metode pelatihan bagi orang dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boardgame adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk orang dewasa memelajari hal-hal baru dengan menyenangkan, dan memeroleh hasil pembelajaran yang efektif. Kata kunci: boardgame, pelatihan, proses belajar orang dewasa,

Published by Informa UK Limited, trading as Taylor & Francis Group., 2023
Islamophobia has its long historical roots. Nonetheless, religiously motivated terrorism and the ... more Islamophobia has its long historical roots. Nonetheless, religiously motivated terrorism and the use of the name "Islam" by terrorist organizations such as the Islamic State (IS) may have amplified Islamophobia. Islamophobia has caused violence against Muslims in several stages and contexts. This study was held to investigate whether Islamophobia could also happen among Muslims in the largest Muslim population, Indonesia, as the majority Muslims avoid being associated with Islamist terrorists. Using quantitative method of analysis, the study formulated the Islamophobia Scale (IMOS) and involved 509 participants. The findings show that 92% of Muslims in Indonesia do not demonstrate any sign of Islamophobia. Nonetheless, 7.67% shows prejudice, fear, and rejection toward certain Islamic symbols, religious traditions, and Muslims with distinguished appearance which may be associated with terrorists' outfits.

Journal of Economics and Business UBS e-ISSN: 2774-7042 p-ISSN: 2302-8025 Vol. 12 No. 3 Mei-Juni 2023, 2023
Struktur Organisasi (Organization Structure) Agile Tim BRImo berada ditengahtengah struktur organ... more Struktur Organisasi (Organization Structure) Agile Tim BRImo berada ditengahtengah struktur organisasi non-agile, dinilai masih dapat ditingkatkan dengan melakukan review dan penelitian terkait pengaruh struktur organisasi yang ada, dengan agilitas organisasi Tim BRImo dalam bekerja sehari-hari, untuk mencapai target yang diberikan, serta untuk mengejar ketertinggalan performance BRImo dengan Bank pesaing. Kemampuan Dinamis (Dynamic Capabilities) dari Tim BRImo dan Tim di sekelilingnya, serta implikasi pelaksanaan Budaya Kerja Perusahaan (Corporate Culture) dalam hal ini adalah Core Value AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal dan Kolaboratif) dari BUMN, juga menentukan agilitas organisasi Tim BRImo dan Tim/Divisi disekitarnya dalam kinerja harian. Dalam hal ini, Kemampuan Dinamis dan Budaya Kerja Perusahaan
di Tim BRImo dengan struktur organisasi agile perlu dilakukan evaluasi karena saat ini, pendidikan dan training yang diberikan belum membedakan agilitas dari struktur organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner ke pekerja Tim BRImo, Divisi Retail Payment (RPT) dan Divisi Service & Contact Center (SCC), untuk mendapatkan analisa deskriptif dari pengaruh struktur organisasi, kemampuan dinamis dan budaya kerja AKHLAK
terhadap Agilitas Organisasi dari Tim BRImo dalam rangka tercapainya salah satu SCA dari Bank BRI. Hasil dari penelitian ini membenarkan hipotesa awal bahwa memang terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur organisasi, kemampuan dinamis dan budaya kerja terhadap agilitas organisasi. Namun demikian, ternyata meskipun Divisi RPT dan Divisi SCC yang masih bersifat struktural dan belum sepenuhnya agile, tetap mampu menghasilkan agilitas organisasi yang baik dalam pelaksanaan kerjanya. Implementasi budaya kerja perusahaan juga sudah tercermin dari kinerja harian melalui jawaban kuesioner yang diberikan, salah satunya bahwa tugas telah diselesaikan dengan maksimal, kualitas yang terbaik serta layanan yang terbaik. Tim BRImo dan Tim IT pendukung memerlukan Pendidikan/training/sertifikasi terkait kemampuan dinamis untuk menunjang kinerja dan performance yang lebih adaptive, absorptive dan innovative untuk menghasilkan BRImo yang melebihi produk pesaing.

The Era of the digital revolution is a fundamental change in the way of life and human work proce... more The Era of the digital revolution is a fundamental change in the way of life and human work processes, where with the advancement of information technology can integrate in the world of life with digital that can have an impact on all activities in society. In the era of the digital revolution, human resources have become an important factor in the success of companies. Companies that are able to turn challenges into opportunities can be more productive, innovative, and adaptive in every generation. This research method is descriptive analysis with literature study or literature review by describing the data obtained by means of literature study, looking for articles, journals and books. The result of this research is the development of human resources in an organization can be done by conducting training for employees to improve the ability, skills and find opportunities for innovation, provide motivation and reward.
Dodi Munandar Hutauruk, 2023
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan elemen utama dalam menggapai kesuksesan persaingan... more Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan elemen utama dalam menggapai kesuksesan persaingan perusahaan. Ini membuktikan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset berharga bagi perusahaan. Keunggulan SDM sangat bergantung dari bagaimana Perusahaan tersebut memperlakukan SDM-nya baik dalam pengasahan Hard skill maupun penggalian soft skill terutama pada era digitalisasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan digitalisasi sangat membantu manajemen dalam mengelola SDM nya terutama pada pengembangan soft skill dan hard skill dan dengan adanya penerapan nilai-nilai pancasila maka akan membuat pegawai semakin percaya diri dalam melaksanakan tugasnya.
Uploads
Papers by Seta A Wicaksana
This study employs a qualitative approach using a systematic literature review method, referencing organizational culture theories from Schein (2010), Hofstede (2001), and Denison (2020), as well as leadership theories including transformational leadership (Bass & Riggio, 2006), servant leadership (Greenleaf, 1977), and ambidextrous leadership (Rosing, Frese, & Bausch, 2011). The analysis is conducted by examining academic literature, industry reports, and case studies of organizations in Indonesia.
The findings indicate that an organizational culture based on Pancasila provides a strong foundation for achieving superior performance through adaptive leadership. Transformational and servant leadership significantly contribute to fostering an innovative culture, improving employee retention, and enhancing engagement and job satisfaction. The integration of local values, such as gotong royong (mutual cooperation) and social justice, into organizational culture strengthens competitiveness and business sustainability. Moreover, leadership moderation in managing generational diversity and digital transformation within organizations is a key factor in creating a flexible and dynamic work environment.
The implications of this research include contributions to leadership and organizational culture theories in the Indonesian context, as well as strategic recommendations for organizations to enhance their effectiveness and competitiveness. Implementing a strong organizational culture and leadership based on local values serves as a primary strategy in addressing global changes.
Keywords: Organizational culture, transformational leadership, servant leadership, Pancasila, organizational performance, innovation, sustainability
Institute of Risk Management (IRM) menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif, dengan fokus pada perubahan budaya yang mencakup seluruh organisasi, dari tingkat pimpinan hingga karyawan. IRM menekankan pentingnya kepemimpinan, komunikasi terbuka, dan akuntabilitas dalam membangun budaya risiko yang kuat.
di Tim BRImo dengan struktur organisasi agile perlu dilakukan evaluasi karena saat ini, pendidikan dan training yang diberikan belum membedakan agilitas dari struktur organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner ke pekerja Tim BRImo, Divisi Retail Payment (RPT) dan Divisi Service & Contact Center (SCC), untuk mendapatkan analisa deskriptif dari pengaruh struktur organisasi, kemampuan dinamis dan budaya kerja AKHLAK
terhadap Agilitas Organisasi dari Tim BRImo dalam rangka tercapainya salah satu SCA dari Bank BRI. Hasil dari penelitian ini membenarkan hipotesa awal bahwa memang terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur organisasi, kemampuan dinamis dan budaya kerja terhadap agilitas organisasi. Namun demikian, ternyata meskipun Divisi RPT dan Divisi SCC yang masih bersifat struktural dan belum sepenuhnya agile, tetap mampu menghasilkan agilitas organisasi yang baik dalam pelaksanaan kerjanya. Implementasi budaya kerja perusahaan juga sudah tercermin dari kinerja harian melalui jawaban kuesioner yang diberikan, salah satunya bahwa tugas telah diselesaikan dengan maksimal, kualitas yang terbaik serta layanan yang terbaik. Tim BRImo dan Tim IT pendukung memerlukan Pendidikan/training/sertifikasi terkait kemampuan dinamis untuk menunjang kinerja dan performance yang lebih adaptive, absorptive dan innovative untuk menghasilkan BRImo yang melebihi produk pesaing.
This study employs a qualitative approach using a systematic literature review method, referencing organizational culture theories from Schein (2010), Hofstede (2001), and Denison (2020), as well as leadership theories including transformational leadership (Bass & Riggio, 2006), servant leadership (Greenleaf, 1977), and ambidextrous leadership (Rosing, Frese, & Bausch, 2011). The analysis is conducted by examining academic literature, industry reports, and case studies of organizations in Indonesia.
The findings indicate that an organizational culture based on Pancasila provides a strong foundation for achieving superior performance through adaptive leadership. Transformational and servant leadership significantly contribute to fostering an innovative culture, improving employee retention, and enhancing engagement and job satisfaction. The integration of local values, such as gotong royong (mutual cooperation) and social justice, into organizational culture strengthens competitiveness and business sustainability. Moreover, leadership moderation in managing generational diversity and digital transformation within organizations is a key factor in creating a flexible and dynamic work environment.
The implications of this research include contributions to leadership and organizational culture theories in the Indonesian context, as well as strategic recommendations for organizations to enhance their effectiveness and competitiveness. Implementing a strong organizational culture and leadership based on local values serves as a primary strategy in addressing global changes.
Keywords: Organizational culture, transformational leadership, servant leadership, Pancasila, organizational performance, innovation, sustainability
Institute of Risk Management (IRM) menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif, dengan fokus pada perubahan budaya yang mencakup seluruh organisasi, dari tingkat pimpinan hingga karyawan. IRM menekankan pentingnya kepemimpinan, komunikasi terbuka, dan akuntabilitas dalam membangun budaya risiko yang kuat.
di Tim BRImo dengan struktur organisasi agile perlu dilakukan evaluasi karena saat ini, pendidikan dan training yang diberikan belum membedakan agilitas dari struktur organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner ke pekerja Tim BRImo, Divisi Retail Payment (RPT) dan Divisi Service & Contact Center (SCC), untuk mendapatkan analisa deskriptif dari pengaruh struktur organisasi, kemampuan dinamis dan budaya kerja AKHLAK
terhadap Agilitas Organisasi dari Tim BRImo dalam rangka tercapainya salah satu SCA dari Bank BRI. Hasil dari penelitian ini membenarkan hipotesa awal bahwa memang terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur organisasi, kemampuan dinamis dan budaya kerja terhadap agilitas organisasi. Namun demikian, ternyata meskipun Divisi RPT dan Divisi SCC yang masih bersifat struktural dan belum sepenuhnya agile, tetap mampu menghasilkan agilitas organisasi yang baik dalam pelaksanaan kerjanya. Implementasi budaya kerja perusahaan juga sudah tercermin dari kinerja harian melalui jawaban kuesioner yang diberikan, salah satunya bahwa tugas telah diselesaikan dengan maksimal, kualitas yang terbaik serta layanan yang terbaik. Tim BRImo dan Tim IT pendukung memerlukan Pendidikan/training/sertifikasi terkait kemampuan dinamis untuk menunjang kinerja dan performance yang lebih adaptive, absorptive dan innovative untuk menghasilkan BRImo yang melebihi produk pesaing.
Oleh karena itu, penulis berharap buku ini bisa bermanfaat bagi pelaku bisnis seperti CEO, pimpinan organisasi, pengusaha muda dan orang-orang yang baru merintis sebuah usaha. Buku ini juga dapat dijadikan sebagai buku acuan dalam pembelajaran bagi Mahasiswa Jurusan Psikologi, Manajemen dan Ekonomi, dan semua Mahasiswa yang tertarik dengan dunia Psikologi Bisnis.
Kehadiran buku ini dapat menjadi pegangan bagi anak-anak muda atau entrepreuneur muda yang ingin membangun sebuah bisnis, di dalamnya terdapat poin-poin apa saja yang perlu dimiliki untuk membangun sebuah orgaisasi/perusahaan. Buku Psikologi Bisnis 1 : Individu dan Kelompok ini juga dapat menjadi salah satu buku acuan yang dapat digunakan dalam bidang akademik, terutama bidang akademik yang berkaitan dengan Psikologi Bisnis, seperti Psikologi, PIO, Management dan Ekonomi.
Banyak sekali manfaat yang penulis rasa dapat diambil dari adanya buku ini dan juga penulis sangat berharap bahwa melalui buku ini akan semakin banyak generasi muda yang tertarik dalam bidang psikologi bisnis dan mampu membangun sebuah bisnis (perusahaan/organisasi) yang menerapkan psikologi bisnis di dalamnya.
Dengan kata lain semakin banyak yang tertarik untuk mempelajari dasar psikologi bisnis semakin banyak jiwa-jiwa pemimpin yang lebih sehat dan mampu menjadikan team atau kelompoknya sebagai team/kelompok yang berkualitas tinggi.
Organisasi memang sudah ada sejak berabad-abad, malahan sudah ada sejak manusia tidak hidup sendirian. Meskipun demikian dengan perjalanan waktu, organisasi terus mengalami perubahan untuk melakukan fungsinya secara maksimal sesuai dengan perkembangan tantangan yang dihadapinya. Memahami organisasi, apalagi organisasi modern, tidak dapat dilakukan hanya melalui satu disiplin ilmu. Psikologi berperan besar untuk memahami perilaku manusia dan lingkungannya, sosiologi berperan untuk memahami perilaku manusia dalam kaitannya dengan manusia lain dalam konteks institusional, politik berperan untuk memahami distribusi kekuasaan yang menjadi motor penggerak organisasi, manajemen berperan untuk mencari upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menghasilkan produk, teknologi berperan untuk mendapatkan aplikasi praktis dalam memaksimalkan produktivitas organisasi, riset, dan pengembangan berperan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana teori atau model dapat ditemukan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Penulis buku ini tampak berusaha untuk menjelaskan bagaimana memahami dan memaksimalisasi kinerja organisasi, melalui apa yang disebutnya sebagai pendekatan integratif, meskipun titik berat tinjauan kelihatannya adalah psikologi. Ini dapat dipahami karena berbicara tentang organisasi, selalu bicara tentang individu dan lingkungannya, berbicara tentang pemahaman perilaku kelompok dalam suatu struktur dan sistem, berbicara tentang ekuilibrium perilaku dan kepemimpinan yang mengendalikan ekuilibrium itu. Tidak ada organisasi tanpa manusia, oleh karena itu pemahaman tentang manusia sebagai pelaku dalam organisasi dari berbagai aspeknya menjadi penting.
Perolehan ilmu tentang perilaku manusia dalam organisasi berbeda dengan perolehan ilmu dalam hard sciences. Dalam hard sciences, konstruksi teori dilakukan dengan mencari generalisasi melalui temuan hukum, aksioma, postulat yang dapat dipakai untuk menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena. Dalam psikologi, meskipun ada psikologi eksperimental, generalisasi tidak dapat diperoleh dengan hanya menggunakan pendekatan induktif. Dalam psikologi, prediksi fenomena merupakan hal yang rumit. Perlu juga diingat bahwa banyak masalah psikologi yang tidak dapat dipecahkan melalui pendekatan keilmuan sehingga perlu bantuan filsafat untuk menjawabnya.
Dengan adanya Modul Psikologi Umum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti kuliah Psikologi Umum. Modul ini sebagai modul kerja yang sifatnya tidak semata memberi penjelasan (yang telah dilaksanakan dalam sesi kuliah), tetapi juga melatih pembaca/mahasiswa membangun pengetahuannya baik secara teoretis maupun praktek melalui studi kasus.
Terlepas dari perbedaan antara human factors dan ergonomi dalam akar pengetahuan dan filosofi, kedua pendekatan tersebut semakin terkait dan dalam aplikasinya sering dipersamakan. Human factors dan ergonomi, telah berkembang sebagai disiplin ilmu terapan yang unik dan berfokus pada interaksi manusia-artefak, dilihat dari perspektif terpadu ilmu pengetahuan, teknik, desain, teknologi, dan manajemen sistem yang kompatibel dengan manusia, termasuk berbagai produk alami dan buatan, proses, dan lingkungan hidup.
Seperti telah diungkap di atas, tujuan buku ajar ini adalah memberikan gambaran tentang human factors dan ergonomi, serta bagaimana kedua ilmu ini berkembang dan diterapkan. Bagi mahasiswa, di setiap bab diungkap dan diulas tentang dasar teori, prinsip-prinsip yang kuat dan condong ke arah orientasi aplikasi. Dengan demikian, sejumlah besar
studi kasus, contoh, gambar, dan tabel digunakan untuk memfasilitasi kegunaan materi yang disajikan. Buku yang sangat bermanfaat, tetapi tetap kritis dalam memahaminya agar diperoleh manfaat semaksimal mungkin sesuai harapan penulis buku ini.
pada kemampuan yang dimiliki dan teknologi digital, untuk menciptakan
atau mengubah proses bisnis, proses operasional, dan pengalaman
pelanggan sehingga menimbulkan nilai baru (Hendarso, 2020).
Transformasi digital juga tentang mengadopsi teknologi yang
mengganggu untuk meningkatkan produktivitas, penciptaan nilai, dan
kesejahteraan sosial (Ebert & Duarte, 2018). Tujuannya adalah organisasi
dapat menerapkan bisnis model baru yang inovatif, serta memberikan
keterampilan baru pada karyawan yang berorientasi pada masa depan,
untuk memiliki keunggulan dalam pekerjaan yang berbasis digital.
Percepatan perubahan ini menuntut organisasi untuk
menyesuaikan diri secara cepat dan fleksibel dalam menghadapi situasi.
Maka dari itu,organisasi perlu memiliki strategi khusus menghadapi hal
ini. Survei yang dilakukan oleh KPMG menunjukkan sebanyak 81%
organisasi dan perusahaan menerapkan strategi agility dalam tiga tahun
terakhir. Hanya 32% responden yang mulai menerapkan strategi,
kemudian mayoritas responden (63%), menyatakan bahwa saat ini
menjadi organisasi yang agile adalah prioritas strategis bagi organisasi
(KMPG, 2019). Survei lain yang dilakukan oleh Bearing Point (2020),
mengatakan bahwa ada lima alasan mengapa agility perlu diterapkan: 1)
Peningkatan fleksibilitas (57%); 2) Peningkatan kecepatan, misalnya,
time-to-market (49%); 3) Fokus pelanggan yang lebih kuat (38%); 4)
Proses yang lebih sederhana dan ramping (31%); 5) Peningkatan tanggung
jawab pribadi karyawan (17%). Lu & Ramamurthy (2011) menyebutkan
bahwa dalam perusahaan yang agile akan mampu menyesuaikan keadaan
pasar melalui perubahan alur operasi atau penataan organisasi agar mampu
tetap bertahan. McKinsey Global Survey (2021) juga menyebutkan dari
2.190 responden, mengatakan agile transformation yang sangat sukses
menghasilkan sekitar 30% peningkatan efisiensi, kepuasan pelanggan,
keterlibatan karyawan, dan kinerja operasional; membuat organisasi lima
sampai sepuluh kali lebih cepat; dan inovasi turbocharged. Agility juga
dapat diterapkan dalam struktur hierarkis di area individu tanpa secara
paksa mengatur seluruh perusahaan secara agile (Burchardt & Maisch,
2019). Dengan menerapkan agility pada seluruh karyawan dapat memungkinkan fleksibilitas dan peningkatan responsivitas terhadap
perubahan.
Dengan berpikir layaknya pelanggan yang baru bertransakasi dengan organisasi anda, maka anda memiliki peluang untuk memenangkan loyalitasnya.
Pertempuran memenangkan loyalitas pelanggan menjadi semakin kompleks di era sekarang. Kompetisi yang lebih sengit, pilihan yang lebih bervariasi dan tekanan eksternal lain membentuk pelanggan yang rentan. Mereka dengan mudah berpaling dari anda hanya gara-gara hal kecil yang tidak diterima. Belum lagi perubahan perilaku dengan semakin maraknya solusi digital menjadi tekanan tambahan untuk semua pebisnis.
72% pelanggan akan berbagi pengalaman positif dengan 6 orang atau lebih. Di sisi lain, jika pelanggan tidak senang, 13% dari mereka akan berbagi pengalaman mereka dengan 15 atau bahkan lebih. Tantangannya di sini terletak pada kenyataan bahwa, dalam banyak kasus, pelanggan tidak memberi tahu Anda bahwa mereka tidak senang. Faktanya, hanya 1 dari 26 pelanggan yang tidak puas yang benar-benar mengeluh.
Satu-satunya jalan adalah bagaimana kita benar-benar memiki atensi lebih mencermati perubahan perilaku dan trend harapan dari pelanggan. Dalam berbagai perspektif, perjalanan calon pelanggan mulai dari cara mereka mencari informasi tentang produk atau solusi anda hingga preferensi transaksi dan pemberian feedback menjadi mandatory, mutlak dan wajib untuk diketahui.
Buku ini disusun dengan ringan, kompleks dan penuh dengan narasi story deskriptif yang akan memberikan kemudahan pemahaman bagi para pembaca. Tinjuan buku ini teraa lengkap dengan melihat dari sisi akademik, bisnis dan pskilogis. Sehingga para pembaca akan mendapatkan pengayaan tentang bagaimana memahami perilaku pelanggan. Pada buku ini juga menjelaskan isu-isu kekinian terkait digital dan social media yang mempengaruhi pengambilan keputusan seorang pelanggan.
Dari sisi pemerintahan pun juga tidak tinggal diam. Indonesia
memiliki Peraturan Presiden No. 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik. Hadirnya kebijakan tersebut mengampu proses
digitalisasi layanan publik yang selama ini dinilai belum optimal karena
pengembangan yang masih silo, tidak terstandar, dan belum terintegrasi satu sama lain. Sejalan dengan hal itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, Kementerian PANRB diamanatkan untuk dapat mewujudkan pelayanan publik berbasis elektronik yang terintegrasi.
Jadi baik swasta maupun pemerintah semua bersiap diri untuk masuk
ke dalam pusaran layanan berbasis society 5.0. benang merahnya adalah
apapun transpformasinya maka manusia alias SDM menjadi driver dan
subyeknya sekaligus pengguna jasa/produknya. Kunci sukses Bagaimna
mengundang semua stakeholder turut menjadi mitra di dalamnya. Partisipasi ini dimulai dari penetapan standar pelayanan, forum konsultasi publik, survei kepuasan pelanggan, inovasi pelayanan, integrasi pelayanan, pengaduan
hingga evaluasi pelayanan.
Buku ini membahas dengan holistik dari hasil fundamental karakteritik pelayanan di era society 5.0 hingga menyajikan panduan praktis dari multi perspektif baik dari proces, people dan psikologis. Hal ini akan memudahkan para pembaca memahami konsep dan praktek layanan di era Now Normal saat ini.