Papers by mahyurianti spd

The purpose of this study is 1) to recognize the forms of objects through meronce in the form of ... more The purpose of this study is 1) to recognize the forms of objects through meronce in the form of geometry, 2) to arrange objects through meronce games in the form of geometry, 3) meronce various objects through meronce in the form of geometry, 4) meronce and connect number symbols through meronce games in the form of geometry. This research was conducted at Kartika 1-7 Clove Padang Kindergarten which amounted to 16 people. Data collection techniques used are observation and interviews, data analysis techniques using the percentage formula. The results of the study showed an increase in children's mathematical logic abilities through meronce games seen from aspects. 1) the mathematical logic abilities of children in the learning process can improve by using meronce geometry shapes in TK Kartika 1-7 Padang Cengkah 2) in the game meronce geometric shapes the ability achieved is that children recognize the forms of objects, arrange objects meronce various objects, meronce and connecting numbers, 3) geometric meronce game tools can improve mathematical logic abilities, 4) through meronce geometry shapes can be given a satisfying effect to improve children's learning outcomes, with each cycle increasing, 5) geometric meronce game tools used at kindergarten age, because in accordance with the principle of playing in kindergarten, 6) the need to stimulate children's mathematical logic skills at an early age, 7) game tools are very important for children's development

ABSTRAK Pengembangan kurikulum di Indonesia mendorong perbaikan proses pembelajaran, salah satu p... more ABSTRAK Pengembangan kurikulum di Indonesia mendorong perbaikan proses pembelajaran, salah satu proses utama pembelajaran dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah berbasis pembelajaran yang baik dan efisien. Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan sembarangan. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan. Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional, terdapat empat komponen kurikulum yaitu: 1) Tujuan, 2) bahan pelajaran, 3) proses belajar mengajar, 4) evaluasi dan penilaian. Tiap komponen saling berkaitan dengan yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Artinya tujuan yang berlainan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik akan mempunyai bahan pelajaran yang berlainan, proses belajar – mengajar yang lain dan harus dinilai cara yang lain pula. Tiap komponen saling berkaitan dengan yang lainnya, jadi tujuan berkaitan dengan bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Pengembangan kurikulum mempunyai beberapa prinsip antara lain, prinsip berorentasi pada tujuan, prinsip relevansi, prinsip efisiensi dan efektivitas, prinsip fleksibilitas, prinsip berkesinambungan, prinsip keseimbangan, prinsip keterpaduan, prinsip mutu. Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan perkembangan ilmu pengetahuan, landasan perkembangan teknologi, landasan empiris, landasan yuridis

Penelitian dilatar belakangi sebagai berikut. Pertama, anak cenderung tidak percaya diri ketika ... more Penelitian dilatar belakangi sebagai berikut. Pertama, anak cenderung tidak percaya diri ketika berbicara dengan guru ataupun dengan teman sejawat. Kedua, anak kurang mampu menggunakan lafal, hal yang dibicarakan, dan objek yang dibicarakan. Ketiga, penggunaan bahasa yang kurang fasih sehingga kata-kata yang diucapkan menjadi tidak jelas dan sering diulang-ulang. Keempat, media yang digunakan tidak menarik sehingga anak merasa bosan berada dalam ruangan dan cenderung tidak mau berbicara. Maka dari itu penulis membutuhkan media yang dapat membuat anak bisa berbicara apalagi mau bercerita. Maka penulis menggunakan media boneka tangan untuk memancing siswa berbicara. Tujuan Penelitian ini adaalah Mendeskripsikan kemampuan kemampuan berbicara dengan menggunakan media boneka tangan di taman Kanak-Kanak (TK) Kartika 1-7 Padang. Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan menggunakan Metode Deskrptif. Populasi penelitian ini adalah Kanak-Kanak (TK) Kartika 1-7 Padang yang berjumlah 16 anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, pada pertemuan pertama guru menjelaskan berbicara, keguanaan berbicara dengan cara siswa diajak bercerita, berdiskusi, bermain dan melakukan hal menyenangkan bagi anak namun sesuai dengan aspek berbicara. Kedua, setelah anak diberikan semacam perlakuan seperti pendekatan bercerita yang berhubungan dengan media anak diperkenalkan dengan boneka tangan, apa saja yang ada di dalam boneka tangan dan penggunaan boneka tangan. Ketiga, anak melakukan kegiatan, selanjutnya guru mengisi lembaran format angket yang telah diidentifikasi sebelumnya. Keempat guru melakukan media, dan ada kaloberasi dengan guru yang lain guna memerhatikan media yang telah diterapkan. Keenam, setelah selesai, angket di diperiksa sesuai dengan aspek yang diteliti. Pelaksanaan angket dengat satu-persatu anak yang diteliti
Uploads
Papers by mahyurianti spd