Papers by Herayanti Yusuf
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang astronomi diseluruh dunia, banyak para... more Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang astronomi diseluruh dunia, banyak para ilmuwan yang sampai sekarang masih meneliti tentang lubang hitam (Black Hole). Mulai dari apa itu lubang hitam serta manfaat lubang hitam (Black Hole) terhadap galaksi bimasakti. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengupas tentang peranan lubang hitam (Black Hole) tersebut. Lubang hitam sampai sekarang ini belum diketahui pasti kebenarannya akan keberadaan dari lubang hati itu sendiri. Penelitian mengenai lubang hitam terus berlanjut sampai sekarang ini. Dengan semakin canggihnya ilmu pengetahuan teknologi, informasi, dan komunikasi, maka penelitian akan lubang hitam semakin lebih mudah sehingga mendorong para peniliti untuk meneliti lebih jauh mengenai lubang hitam.

Telah dilakukan praktikum dengan judul gelombang stasioner dengat tujuan untuk memahami prinsip k... more Telah dilakukan praktikum dengan judul gelombang stasioner dengat tujuan untuk memahami prinsip kerja percobaan gelombang tali, memahami hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang tali, memahami hubungan rapat massa tali dengan cepat rambat gelombang tali, dan menformulasikan persamaan cepat rambat gelombang tali. Cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar kuadrat gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar kuadrat rapat massa tali. Dari hasil analisis data kegiatan pertama diperoleh besar cepat rambat gelombang dan gaya tegangan tali secara berturut-turut sebesar v 1 = 25,95 m/s, v 2 = 27,85 m/s v 3 = 29,70 m/s, v 4 = 32,75 m/s, dan v 5 = 34,25 m/s. F 1 = 0,35000 N, F 2 = 0,40060 N, F 3 = 0,44910 N, F 4 = 0,55230 N, dan F 5 = 0,59560 N. Hasil analisis kegiatan kedua menggunakan persamaan v = λf , diperoleh besar cepat rambat gelombang untuk setiap jenis tali secara berturutturut v 1 = 34,25m/s; v 2 = 22,825 m/s; v 3 = 19,25 m/s. kemudian dengan menggunakan persamaan v =√ F μ diperoleh hasil v 1 = 33,21 m/s; v 2 = 22,1 m/s; serta v 3 = 18,66 m/s. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa praktikum ini berhasil karena telah sesuai dengan teori. Kata kunci: kecepatan gelombang, rapat massa, tegangan RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana prinsip kerja percobaan gelombang stasioner? 2. Bagaimana hubungan antara tegangan tali dengan cepat rambat gelombang pada tali? 3. Bagaimana hubungan antara rapat massa tali dengan cepat rambat gelombang pada tali? 4. Berapa besar cepat rambat gelombang tali dari hasil formulasi persamaan cepat rambat gelombang tali? TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja percobaan gelombang stasioner.

Telah dilakukan percobaan tentang pemantulan dan pembiasan dengan tujuan untuk mengetahui perilak... more Telah dilakukan percobaan tentang pemantulan dan pembiasan dengan tujuan untuk mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan serta menentukan indeks bias bahan. Pada praktikum ini terdapat lima kegiatan. Kegiatan pertama mencari jarak fokus cermin cekung dan cermin cembung, kegitan kedua membuktikan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung, kegiatan ketiga menentukan sifat bayangan pada cermin datar, kegiatan empat mengenai pembiasan pada rhombus, dan yang terakhir mengenai pemantulan sempurna. Jarak fokus padacermin cembung terletak di belakang cermin sedangkan pada cermin cekung terletak di depan cermin. Dari hasil praktikum diperoleh besar jarak fokus cermin cembung dan cekung adalah |6,40±0,05|cm dan |5,85 ± 0,05|cm. Pembiasan oleh rhombus dengan menentukan sudut datang dan sudut biasnya diperoleh hasil indeks bias rata-rata yang berasal dari udara ke kaca |1,46 ± 0,07| dan indeks bias yang berasal dari kaca ke udara adalah |1,44 ± 0,10| dan sudut kritis kaca sebesar |40,0±0,5|˚ diperoleh pula besar % diff nya sebesar 8,6 % pada pemantulan sempurna. Kata kunci : cermin, , jarak fokus, pemantulan, pembiasan RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan ? 2. Berapa besar nilai indeks bias bahan ?

Telah dilakukan percobaan tentang prisma dengan tujuan mahasiswa dapat menggunakan spektrometer o... more Telah dilakukan percobaan tentang prisma dengan tujuan mahasiswa dapat menggunakan spektrometer optik dengan benar, memahami prinsip penguraian cahaya oleh prisma, dan dapat menentukan indeks bias dan daya dispersi sebuah prisma. Pada percobaan ini terdapat dua kegiatan. Kegiatan pertama, menentukan sudut pembias prisma. Kegiatan kedua, menentukan indeks bias dan sudut deviasi pada prisma. Indeks bias warna biru lebih besar dari warna kuning, dan warna kuning lebih besar dari wana merah. Diperoleh hasil secara berturut-turut dari merah, kuning dan biru untuk besar sudut deviasi minimum sebesar δ m = |40,33333 ± 0,03334|°, δ k = |40,58333 ± 0,03334|°, δ b = |40,65000 ± 0,03334|. Untuk besar indeks bias, secara berturut-turut dari warna merah, kuning, dan biru sebesar n m = |1,5080 ± 0,0001|, n k = |1,5110 ± 0,0001|, n b = |1,5120 ± 0,0001|. Kemudian, untuk daya dispersi prisma diperoleh hasil sebesar Φ = |0,00782 ± 0,00073|. Dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa hasil percobaan yang kami lakukan berhasil karena telah sesuai dengan teori, di mana spektrum warna biru yang memiliki indeks bias paling besar dibandingkan dengan warna merah dan kuning. Kata kunci : dispersi, indeks bias, prisma, spektrometer RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara menggunakan spektrometer dengan benar? 2. Bagaimana prinsip penguraian cahaya oleh prisma ? 3. Berapa besar indeks bias dan daya dispersi sebuah prisma ? TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menggunakan spektrometer optik dengan benar. 2. Mahasiswa dapat memahami prinsip penguraian cahaya oleh prisma.

Telah dilakukan percobaan tentang difraksi. Difraksi merupakan peristiwa pembelokan atau pelentur... more Telah dilakukan percobaan tentang difraksi. Difraksi merupakan peristiwa pembelokan atau pelenturan cahaya karena melewati sebuah celah yang sempit. Tujuan diadakannya percobaan ini adalah untuk memahami pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda, memahami pengaruh lebar celah terhadap pembentukan pola difraksi pada celah ganda, memahami pengaruh banyak celah terhadap pembentukan pola difraksi, dan menentukan panjang gelombang laser. Nilai panjang gelombang rata-rata kegiatan 1 adalah λ=|0,59 ± 0,04| 10 -3 mm. Untuk kegiatan dua adalah λ=|0,633 ± 0,014| 10 -3 mm. Untuk kegiatan 3 adalah λ=|0,632 ± 0,013| 10 -3 mm. Untuk celah tunggal λ=|0,97 ± 0,29| 10 -3 mm. Untuk kisi adalah λ=|0,5070 ± 0,0070| 10 -3 mm. Sedangkan untuk keseluruhan kegiatan adalah λ=|0,67 ± 0,30| 10 -3 mm. Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa jarak antar celah berpengaruh terhadap pembentukan pola difraksi artinya jika semakin kecil jarak antar celah yang digunakan maka semakin besar jarak pola difraksi yang terbentuk. Sementara itu, lebar celah dan banyak celah tidak berpengaruh terhadap pembentukan pola difraksi. Untuk kisi, semakin besar kisi maka semakin besar pula jarak antar pola difraksi dari terang pusat ke terang berikutnya. Kata kunci : celah, kisi, pola difraksi, jarak RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda ? 2. Bagaimana pengaruh lebar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda ? 3. Bagaimana pengaruh jumlah celah terhadap pembentukan pola difraksi ? 4. Berapa besar nilai panjang gelombang laser, melalui percobaan difraksi pada celah tunggal dan kisi ? TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami pengaruh jarak antar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda. 2. Mahasiswa dapat memahami pengaruh lebar celah pada pembentukan pola difraksi pada celah ganda. 3. Mahasiswa dapat memahami pengaruh jumlah celah terhadap pembentukan pola difraksi.

Telah dilakukan percobaan tentang rangkaian seri dan paralel. percobaan ini diadakan untuk menget... more Telah dilakukan percobaan tentang rangkaian seri dan paralel. percobaan ini diadakan untuk mengetahui dan terampil merancang rangkaian seri dan paralel resistor, terampil dalam menempatkan dan menggunakan basicmeter, memahami prinsip-prinsip hukum kirchoff, dan mampu membedakan karakteristik rangkaian seri dan paralel resistor. Percobaan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu rangkaian seri dan paralel. Kegiatan pertama untuk tegangan sumber 3,0 volt diperoleh besar kuat arusnya|15±1|10 -3 A, untuk tegangan sumber 5,5 volt diperoleh kuat arus |31±1|10 -3 A, untuk tegangan sumber 8,0 volt kuat arusnya sebesar |46±1|10 -3 A, untuk tegangan sumber 11,0 volt kuat arusnya sebesar |61±1|10 -3 A. Kegiatan kedua, dengan sumber tegangan 2,5 V kuat arus listrik totalnya |0,04 ± 0,01| A. Tegangan sumber 5,0 V kuat arus listrik totalnya |0,08 ± 0,01|. Tegangan sumber 8,0 V kuat arus listrik totalnya |0,13±0,01|A. Tegangan sumber 11,0 V kuat arus listrik totalnya |0,18 ± 0,01| A. Kesimpulan dari percobaan ini adalah pada rangkaian seri arus yang mengalir disetiap hambatan besarnya sama, sementara tegangan yang melewati setiap hambatan akan berbeda, namun jika dijumlahkan akan sama dengan tegangan sumber. Untuk rangkaian parallel, tegangan pada setiap hambatan sama, sedangkan kuat arus yang melewati setiap hambatan berbeda. Kata kunci : kuat arus, paralel, seri, tegangan RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana caara merangkai resistor menjadi susunan seri dan paralel ? 2. Bagaima menempatkan dan menggunakan basicmeter dengan benar ? 3. Bagaiamana prinsip hukum-hukum Kirchooff ? 4. Bagaiamana karakteristik rangkaian seri dan rangkaian paralel resisitor ? TUJUAN 1. Mahasiswa terampil dalam merangkai resistor menjadi susunan seri dan paralel. 2. Mahasiswa dapat menempatkan dan menggunakan basicmeter dengan benar. 3. Mahasiswa dapat memahami prinsip hukum-hukum Kirchooff. 4. Mahasiswa dapat memahami karakteristik rangkaian seri dan rangkaian paralel resistor.

Telah dilakukan percobaan dengan judul kesetaraan energi. Kesetaraan energi memahami prinsip huku... more Telah dilakukan percobaan dengan judul kesetaraan energi. Kesetaraan energi memahami prinsip hukum I termodinamika bahwa energi tidak diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Tetapi, energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain. Kesetaraan energi menyamakan antara energi panas (kalor) dengan energi mekanis/listrik (joule). Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui prinsip kesetaraan energi dan menentukan nilai energi panas dan energi mekanis. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pecobaan ini adalah kalorimeter joule lengkap, power supply DC variabel, basicmeter, kabel penghubung, termometer celcius, stopwatch, neraca ohauss 311 gram, dan air. Percobaan ini dilakukan dengan merangkai semua alat tersebut dan mengukur variabel-variabel yang ada. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan pada percobaan pertama, hasil yang diperoleh pada massa air pertama adalah γ= |4,75 ± 0,03|. Pada massa air kedua hasil yang diperoleh adalah γ= |5,12 ± 0,06|. Kemudian percobaan pada massa air ketiga diperoleh hasil sebesar γ= |5,11 ± 0,03|. Dapat disimpulkan bahwa praktikum yang kami lakukan berhasil karena hampir sama dengan teori. Kata kunci : energi mekanis, kalor, kesetaraan energi RUMUSAN MASALAH 1. Baagaimana prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi ? 2. Berapa nilai kesetaraan energi panas dan energi mekaanis ? TUJUAN 1. Memahami prinsip kesetaraan (ekuivalensi) energi 2. Menentukan nilai kesetaraan energi panas dan energi mekanis

Telah dilakukan suatu praktikum tentang bandul dengan tujuan memahami faktor-faktor yang mempenga... more Telah dilakukan suatu praktikum tentang bandul dengan tujuan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis, menentukan percepatan gravitasi dengan metode ayunan sederhana serta menentukan nilai periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis. Pada bandul matematis dan bandul fisis besar periodenya tidak dipengaruhi oleh massa dan panjang tali. Sesuai dengan ketetapan nilai percepatan gravitasi sebesar 9,8 m/s 2 atau 10 m/s 2 . Praktikum ini terdiri atas 2 kegiatan yakni kegiatan pertama bandul matematis dan yang kedua bandul fisis. Banyaknya ayunan yang digunakan adalah 10 kali ayunan. Pada kegiatan pertama diperoleh hasil bahwa yang mempengaruhi besar periode adalah panjang tali sedangkan massa dan simpangan tidak mempengaruhi dan terbukti secara teori. Dari hasil perhitungan nilai percepatan gravitasi untuk bandul matematis diperoleh hasil sebesar 9,8 m/s 2 sedangkan pada bandul fisis sebesar 10 m/s 2 dan terbukti secara teori. Untuk menentukan besar nilai periode ayunan bandul matematis dan fisis menggunakan rumus secara berturut-turur T=2π√ l g dan T=2π√ 2l 3g dapat pula melalui rumus T = t n . Kata kunci : ayunan, bandul fisis, bandul matematis, periode, simpangan RUMUSAN MASALAH 1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis ? 2. Bagaimana cara menentukan percepatan gravitasi dengan metode ayunan sederhana ? 3. Bagaimana cara menentukan nilai periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis ? TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis. 2. Menentukan percepatan gravitasi dengan metode ayunan sederhana. 3. Mahasiswa dapat menentukan nilai periode ayunan bandul matematis dan bandul fisis.

Telah dilakukan suatu praktikum tentang sistem kesetimbangan gaya dengan tujuan untuk menyelidiki... more Telah dilakukan suatu praktikum tentang sistem kesetimbangan gaya dengan tujuan untuk menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada sistem tuas dua lengan dan untuk menentukan momen gaya sistem tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan. Kondisi yang harus dipenuhi oleh benda setimbang ada dua yakni kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi. Kesetimbangan translasi berarti bahwa vektor resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Sedangkan kesetimbangan rotasi berarti bahwa vektor resultan dari semua momen gaya yang bekerja harus sama dengan nol. Diperoleh besar total momen gaya secara berturut-turut setiap kegiatan sebesar 1,80 x 10 -2 Nm, 1,05 x 10 -2 Nm, 0,75 x 10 -2 Nm, 1,05 x 10 -2 Nm, 1,20 x 10 -2 Nm. Dilihat dari besar momen gaya total yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan teori. Dimana hasil yang diperoleh tidak sama dengan nol, sehingga praktikum ini dapat dikatakan bahwa tidak membuktikan teori ∑ = 0. Kata kunci: Kesetimbangan, Rotasi, Torsi, Translasi. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada sistem tuas dua lengan ? 2. Berapa besar momen gaya sistem tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan ? TUJUAN 1. Menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada system tuas dua lengan 2. Menentukan momen gaya system tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan METODOLOGI EKSPERIMEN Teori Singkat Ada dua kondisi yang harus dipenuhi oleh sebuah benda untuk dapat mencapai keseimbangan statis. Pertama benda tersebut harus dalam keadaan kesetimbangan translasi yang berarti bahwa vektor resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Kondisi yang lain adalah harus dalam keadaan kesetimbangan rotasinya. Jarak tegak lurus dari pusat putaran terhadap garis gaya aksi disebut lengan gaya. Torka τ merupakan besaran vektor yang didefinisikan :

Telah dilakukan suatu praktikum tentang sistem kesetimbangan gaya dengan tujuan untuk menyelidiki... more Telah dilakukan suatu praktikum tentang sistem kesetimbangan gaya dengan tujuan untuk menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada sistem tuas dua lengan dan untuk menentukan momen gaya sistem tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan. Kondisi yang harus dipenuhi oleh benda setimbang ada dua yakni kesetimbangan translasi dan kesetimbangan rotasi. Kesetimbangan translasi berarti bahwa vektor resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Sedangkan kesetimbangan rotasi berarti bahwa vektor resultan dari semua momen gaya yang bekerja harus sama dengan nol. Diperoleh besar total momen gaya secara berturut-turut setiap kegiatan sebesar 1,80 x 10 -2 Nm, 1,05 x 10 -2 Nm, 0,75 x 10 -2 Nm, 1,05 x 10 -2 Nm, 1,20 x 10 -2 Nm. Dilihat dari besar momen gaya total yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan teori. Dimana hasil yang diperoleh tidak sama dengan nol, sehingga praktikum ini dapat dikatakan bahwa tidak membuktikan teori ∑ = 0. Kata kunci: Kesetimbangan, Rotasi, Torsi, Translasi. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada sistem tuas dua lengan ? 2. Berapa besar momen gaya sistem tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan ? TUJUAN 1. Menyelidiki kondisi-kondisi kesetimbangan statis pada system tuas dua lengan 2. Menentukan momen gaya system tuas dua lengan berdasarkan prinsip kesetimbangan METODOLOGI EKSPERIMEN Teori Singkat Ada dua kondisi yang harus dipenuhi oleh sebuah benda untuk dapat mencapai keseimbangan statis. Pertama benda tersebut harus dalam keadaan kesetimbangan translasi yang berarti bahwa vektor resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda harus sama dengan nol. Kondisi yang lain adalah harus dalam keadaan kesetimbangan rotasinya. Jarak tegak lurus dari pusat putaran terhadap garis gaya aksi disebut lengan gaya. Torka τ merupakan besaran vektor yang didefinisikan :

Telah dilakukan suatu praktikum tentang pesawat atwood dengan tujuan mampu memahami konsep kinema... more Telah dilakukan suatu praktikum tentang pesawat atwood dengan tujuan mampu memahami konsep kinematika untuk memperlihatkan berlakunya Hukum Newton kemudian menghitung momen kelembaman (inersia) katrol. Pada praktikum pesawat atwood terdapat dua kegiatan dimana kegiatan pertama dilakukan pengukuran waktu tempuh m+M2 dari titik C ke titik A menggunakan sensor waktu dilakukan sebanyak 10 kali pengukuran dari hasil yang diperoleh diketahui berlaku Hukum II Newton (GLBB) dimana benda mengalami percepatan konstan, gerak rotasi dan Hukum III Newton tentang aksi-reaksi. Pada kegiatan kedua dilakukan pengukuran waktu tempuh M2 dari titik A ke titik B menggunakan sensor waktu dilakukan sebanyak 8 kali pengukuran dari hasil yang diperoleh diketahui berlaku Hukum I Newton (GLB) dimana benda tidak mengalami percepatan dan kecepatannya konstan. Kemudian menghitung nilai momen inersia katrol menggunakan dua persamaan untuk yang pertama I = R 2 diperoleh hasil I= 4276,6 gram/cm 2 , yang kedua dengan memanipulasi persamaan a = (m+M 1 )-M 2 m+M 1 +M 2 + I R 2 g diperoleh hasil I = 3338,2 gr cm 2 . Kata kunci: gerak rotasi, gerak translasi, momen inersia, pesawat atwood RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara memperlihatkan berlakunya Hukum Newton dengan memahami konsep kinematika? 2. Berapa besar momen kelembaman (inersia) katrol ? TUJUAN 1. Mampu memahami konsep kinematika untuk memperlihatkan berlakunya Hukum Newton. 2. Menghitung momen kelembaman (inersia) katrol

Telah dilakukan suatu praktikum tentang gerak lurus dengan tujuan dapat menentukan besar jarak da... more Telah dilakukan suatu praktikum tentang gerak lurus dengan tujuan dapat menentukan besar jarak dan perpindahan, menentukan besar kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata, mengetahui hubungan antara jarak dan waktu tempuh benda yang bergerak lurus beraturan (GLB), serta dapat memahami gerak lurus beraturan. Sebuah benda yang bergerak sudah pasti memiliki jarak tempuh berbeda dengan perpindahan meskipun benda itu telah bergerak belum tentu memiliki perpindahan. Pada gerak lurus beraturan memiliki kecepatan yang tetap dan percepatan yang bernilai nol. Pada kegitan pertama dengan di peroleh bahwa jarak yang tempuh oleh benda yang bergerak lurus beraturan berbanding lurus dengan waktu tempuh benda. Dimana semakin besar jarak tempuh benda maka waktu yang dibutuhkan semakin\ besar pula. Sedangkan pada kegiatan dua dengan mengubah ketinggian tabung GLB maka dapat disimpulkan bahwa ketinggian juga mempengaruhi kecepatan gerak gelembung dimana semakin besar ketinggian semakin besar pula kecepatan gelembung. Kata kunci : GLB, jarak, kecepatan, kelajuan, perpindahan RUMUSAN MASALAH 1. Apa perbedaan antara jarak dan perpindahan ? 2. Apa perbedaan antara kecepatan rata-rata dengan kelajuan rata-rata ? 3. Bagaimana hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh dalam GLB ? 4. Bagaimana prinsip gerak lurus beraturan ? TUJUAN 1. Menentukan besar jarak dan perpindahan 2. Menentukan besar kecepatan rata-rata dengan kelajuan rata-rata 3. Mengetahui hubungan antara jarak tempuh dan waktu tempuh dalam GLB 4. Memahami gerak lurus beraturan ̅ = 2− 2 − 1 = ∆ ∆ Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh terhadap waktu total yang dibutuhkan: (Halliday, 2010) Kelajuan rata-rata = jarak total waktu total

Telah dilakukan suatu praktikum tentang gaya gesekan dengan tujuan mengetahui faktorfaktor yang m... more Telah dilakukan suatu praktikum tentang gaya gesekan dengan tujuan mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi gaya gesekan, mamahami konsep gaya gesek statik dan gaya gesek kinetik, menentukan koefisien gesek statik dan kinetik. praktikum ini terdiri atas empat kegiatan yang pertama menentukan hubugan antara gaya normal dengan gaya gesekan, kedua hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan, ketiga menentukan koefisien gesek statik dan keempat menentukan koefisien gesek kinetik pada bidang miring. Gaya gesekan merupakan gaya yang menghambat gerak suatu benda. Pada gaya gesekan terdapat koefisien gesek statik dan koefisien gesek kinetik. Gaya gesek statik bekerja pada benda yang diam sedangkan gaya gesek kinetik bekerja pada benda yang bergerak. Gaya gesekan dipengaruhi oleh gaya normal dan ukuran kekasaran permukaan (koefisien gesekan), semakin besar gaya normal dan koefisien gesekan maka semakin besar gaya gesekan, koefisien gesekan statis maksimum lebih besar dari koefiesien gesekan kinetik, koefisien gesekan statik maksimum pada bidang miring dapat ditentukan dengan persamaan = . koefisien gesek statik lebih besar daripada koefisien gesek kinetik. Kata kunci: gesekan, koefisien kinetik, koefisien statik RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang mempengaruhi gaya gesekan ? 2. Bagaimana konsep gaya gesek statik dan gaya gesek kinetik ? 3. Bagaimana cara untuk menentukan koefisien gesek statik dan kinetik ? TUJUAN 1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan 2. Memahami konsep gaya gesek statik dan gaya gesek kinetik 3. Menentukan koefisien gesek statik dan kinetik Kegiatan 4 1. Variabel kontrol : massa beban dan kemiringan sudut (˚) = 0,05 N Kegiatan 1. Menentukan hubungan gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas Jenis permukaan adalah : permukaan 2 (sedang) Tabel 1. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal No Gaya Normal (N) Keadaan Benda Gaya Tarik ( N ) 1 | 0,60 ± 0,05 | Tepat akan bergerak | 0,30 ± 0,05 | | 0,35 ± 0,05 | | 0,30 ± 0,05 | Bergerak lurus beraturan | 0,25 ± 0,05 | | 0,25 ± 0,05 | | 0,25 ± 0,05 | 2 | 1,10 ± 0,05 | Tepat akan bergerak | 0,55 ± 0,05 | | 0,55 ± 0,05 | | 0,60 ± 0,05 | Bergerak lurus beraturan | 0,45 ± 0,05 | | 0,45 ± 0,05 | | 0,45 ± 0,05 | 3 | 1,60 ± 0,05 | Tepat akan bergerak | 0,70 ± 0,05 | | 0,80 ± 0,05 | | 0,80 ± 0,05 | Bergerak lurus beraturan | 0,65 ± 0,05 | | 0,60 ± 0,05 | | 0,60 ± 0,05 | 4 | 2,10 ± 0,05 | Tepat akan bergerak | 1,10 ± 0,05 | | 1,05 ± 0,05 | | 1,00 ± 0,05 | Bergerak lurus beraturan | 0,75 ± 0,05 | | 0,80 ± 0,05 | | 0,80 ± 0,05 | Kegiatan 2. Gaya normal : | 1,60 ± 0,05 | N Tabel 2. Hubungan antara jenis prmukaan dengan gaya tarik Jenis Permukaan Keadaan Benda Gaya Tarik ( N ) I Tepat akan bergera | 0,95 ± 0,05 | | 0,90 ± 0,05 | | 1,05 ± 0,05 | Bergerak lurus beraturan | 0,45 ± 0,05 | | 0,40 ± 0,05 | | 0,45 ± 0,05 | II Tepat akan bergera | 0,85 ± 0,05 | | 0,80 ± 0,05 | | 0,75 ± 0,05 | Bergerak lurus beraturan | 0,60 ± 0,05 | | 0,60 ± 0,05 | | 0,60 ± 0,05 | III Tepat akan bergera | 1,15 ± 0,05 | | 1,20 ± 0,05 | | 1,15 ± 0,05 | Bergerak lurus beraturan | 0,85 ± 0,05 | | 0,85 ± 0,05 | | 0,85 ± 0,05 | Kegiatan 3. Gaya gesekan statik pada bidang miring Tabel 3. Gaya gesek statik pada bidang miring No.
Uploads
Papers by Herayanti Yusuf