Tunjungrejo is one of the unique village located in the region of Lumajang. The uniqueness of the... more Tunjungrejo is one of the unique village located in the region of Lumajang. The uniqueness of the village can be seen in the presence of Protestant religion. Other uniqueness are their house of worship, namely Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Brontodiwirjo has an important role to the development of Protestant in Tunjungrejo. Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo is also a teacher of the gospel in this region. Along Tunjungrejo forest clearing, many newcomers who are Christians and non Christians. To maintain the existence of Protestant Christianity, Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo apply the rule that people who want to settle in the region Tunjungrejo be Protestant. From this Tunjungrejo society formed by the belief in one religion. As a result of the continued development of the Protestant Christian church he built a house of worship that is GKJW Tunjungrejo.
Tuna (Mo luna) is one of the traditions of Gorontalo People. Tuna (Mo luna) in Indonesian which m... more Tuna (Mo luna) is one of the traditions of Gorontalo People. Tuna (Mo luna) in Indonesian which means circumcision is an activity of removing some of the skin at the end that covers the head of the male genitals. This research uses literature study and interview methods. The results of the study show that the purpose of the circumcision tradition is not only to obey with religious orders, but also to prevent dirt from accumulating in the male genitals. Related to religious orders, the majority of Gorontalo People embrace Islam so that this tradition continues to be sustainable today. In carrying out the Tuna tradition (Mo luna) there are character values such as mutual cooperation and social interaction in it. This is in line with the material in social studies learning. In the matter of national cultural diversity in Elementary School Social Studies can be instilled Tuna (Mo Luna) values in students.
Kecerdasan ekologis tidak hanya memahami dan menghargai alam, tetapi juga menghargai kehidupan it... more Kecerdasan ekologis tidak hanya memahami dan menghargai alam, tetapi juga menghargai kehidupan itu sendiri. Salah satu indikator kecerdasan ekologis adalah memilih dan membuat keputusan menggunkan barang dengan menjadi konsumen yang cerdas yang bisa kita sebut dengan green consumer. Banyaknya siswa yang belum memiliki kepedulian terhadap lingkungan menjadi masalah yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Salah satu solusinya dengan pembelajaran IPS yang harus diimbangi dengan sikap peduli terhadap lingkungan dan keterampilan hidup yang selaras dengan kelestarian alam. Tidak hanya itu dalam pembelajaran IPS guru harus menerapkan model pembelajaran aktif dan kontekstual yang dapat menumbuhkan kecerdasan ekologis siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah eksploitasi lingkungan harus segera diatasi dengan mensosialisasikan berperilaku ramah lingkungan yang berkaitan dengan kecerdasan ekologis. ...
The purpose of this study to analyze (1) The influence differences of the use of group investigat... more The purpose of this study to analyze (1) The influence differences of the use of group investigation and think pair share metods toward history learning achievement (2) The influence differences of the students high and low metakognition toward history learning achievement (3) The influence of interaction between learning methods and students metakognition toward history learning achievement. The population in this study is the students of class XI Social of SMA Negeri in Ponorogo Regency. The Samples of research was the XI Social of SMAN 1 Jetis as control class and the XI Social of SMAN 1 Sampung as experiment class. The sampling technique employed was Multi Stage Cluster Random Sampling. The research method use in this study is an experimental method with 2x2 factorial design. The data obtained from the analysis of the use of group investigation and think pair share metods, students metakognition and history learning achievement is analyzed using two-way Anava at significance lev...
Adanya pandemi Covid 19 berdampak pada berbagai sektor bidang kehidupan manusia salah satunya ada... more Adanya pandemi Covid 19 berdampak pada berbagai sektor bidang kehidupan manusia salah satunya adalah bidang pendidikan. Oleh karena itu, keberlangsungan pendidikan harus diperhatiakan secara serius agar siswa tetap belajar meskipun dalam masa pandemi Covid 19. Salah satu terobosan agar siswa tetap belajar yaitu dengan menggunakan gawai yang terkoneksi dengan iternet atau sering disebut dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online melalui virtual field trips atau karyawisata virtual guru dan siswa dapat mengakses berbagai informasi salah satunya mengenai materi pembelajaran berbasis nilai-nilai tradisi kebo-keboan dalam pembelajaran IPS yang termasuk tema 1. indahnya kebersamaan, subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV sekolah dasar. Desain implementasi pembelajaran IPS berbasis nilai-nilai tradisi kebo-keboan melalui karyawisata virtual diharapkan dapat mepermudah guru menyampaikan materi pembelajaran berbasis budaya lokal kepada siswa, karena tahap-tahap pembelajar...
Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Um, Jul 1, 2013
ABSTRAK Fitroh, Ismaul. 2012. Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Lumajang (19... more ABSTRAK Fitroh, Ismaul. 2012. Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Lumajang (1965-1982). Skripsi, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si, (2) Drs. Marsudi, M.Hum. Kata kunci: Jemaat, GKJW, Tunjungrejo Lumajang. GKJW Tunjungrejo memiliki jemaat terbanyak diwilayah Lumajang, karena Tunjungrejo merupakan desa Kristen. Desa Tunjungrejo sebagai desa Kristen ini terkait dengan awal mula desa Tunjungrejo yang disebut sebagai desa pertobatan. Jumlah penduduk yang mayoritas beragama Kristen ini meningkat setelah peristiwa G 30/S yang terjadi pada tahun 1965. Latar belakang inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang Jemaat GKJW Tunjungrejo Lumajang (1965-1982). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah latar belakang berdirinya GKJW Tunjungrejo?, (2) bagaimanakah perkembangan GKJW Tunjungrejo 1965-1982?, (3) Bagaimanakah hubungan gereja dengan lingkungan dan dan peranannya dibidang pendidikan? Dengan demikian, maka tujuan penelitian mengenai Jemaat GKJW Tunjungrejo ini disesuaikan dengan rumusan masalah diatas, yaitu (1) untuk mendiskripsikan latar belakang berdirinya GKJW di Tunjungrejo, (2) untuk mendiskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJW di Tunjungrejo 1965-1982, (3) untuk mengetahui hubungan gereja dengan lingkungan dan peranannya dibidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah terdiri dari 4 tahap yaitu (1) heuristik, (2) kritik, (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdirinya GKJW dipelopori seorang mantan guru Injil dari Kertorejo dan pembuka hutan Tunjung Putih yang bernama Brontodiwirjo. Brontodiwirjo menyebarkan agama Kristen Protestan dan diangkat menjadi guru Injil di pedukuhan Tunjung Putih, sehingga banyak orang-orang yang memeluk agama Kristen, hal itu yang menyebabkan dibangunnya rumah ibadah yang layak untuk para Jemaat Tunjungrejo. Warga jemaat Tunjungrejo terus bertambah, apalagi setelah terjadinya peristiwa G 30/S pada 1965 yang terkenal dengan istilah baptisan masal. Peningkatan jumlah jemaat ini, tidak di imbangi dengan pelayanan gereja yang memadai, sehingga jemaat kurang memahami iman Kristen. Dengan keadaan seperti itu, memberikan dampak pada penurunan warga jemaat Tunjungrejo yang terjadi pada 1971. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membahas mengenai perkembangan GKJW di wilayah Tunjungrejo Lumajang tahun 1932-1954. Batas temporal tahun 1932 karenaGKJW diakui oleh pemerintah Belanda yang menyebut persekutuan gerejawi dengan Oost Javaansche Kerk. Tahun 1954 GJW Tunjungrejo barulah memiliki pendeta yang pertama yaitu Pdt. Renggo. ABSTRACT Fitroh, Ismaul. 2012. The congregation Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Lumajang (1965-1982). Thesis, Educational Studies of History Program, Department of History, Faculty of Social, State University of Malang. Advisors: (1) Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si, (2) Drs. Marsudi, M.Hum. Keywords: Congregation, GKJW, Tunjungrejo Lumajang. GKJW Tunjungrejo has the most assemblies in a district of Lumajang, because Tunjungrejo is a Christian village. It is caused by this village was called as a repentance village. Amount of the villagers which was Chritian have increased after G 30/S happening in 1965. This background inspired the researcher to do a research about the congregation of GKJW Tunjungrejo Lumajang since 1965 until 1982. The problem formulations in this research are: (1) how was the background of building GKJW Tulungrejo?, (2) how was the improvements of GKJW Tulungrejo since 1965 until 1982?, (3) how is the relation between the church and the environment also its role in education? So the aims of this research about the congregation of GKJW Tulungrejo which is compatible with those problem formulations are (1) for descripting the background of building GKJW in Tulungrejo, (2) for descripting and analizing the GKJW’s improvements since 1965 until 1982, (3) for knowing the relation between the church and the environment also its role in education. Research method that has been used is historical research method. This method consists of 4 phases, such as (1) heuristic, (2) critical, (3) interpretation, (4) historiography. The result research shows that the building of GKJW is caused by an ex-Gospel teacher from Kertorejo and forest Tunjung Putih breaker who named Brontodiwirjo. Brontodiwirjo has spread Protestan and been raised as a Gospel teacher in Tunjung Putih hamlet, so many people were Christian, this is the reason which cause many decent houses to pray for Tunjungrejo’s assemblies been built. The assemblies increased, moreover after G 30/S happening in 1965 which was famous as massive baptismal. Amount of assemblies that increased, was not balanced with worth church services. So that less assemblies knew Christianity. It…
Tunjungrejo merupakan salah satu desa unik yang berada diwilayah Kabupaten Lumajang. Keunikan des... more Tunjungrejo merupakan salah satu desa unik yang berada diwilayah Kabupaten Lumajang. Keunikan desa Tunjungrejo terlihat dengan adanya satu agama yang diimani oleh penduduk setempat yaitu agama Kristen Protestan. Keunikan yang lain terdapat adanya satu rumah ibadah yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Dalam perkembangannya, agama Kristen Protestan di Tunjungrejo tidak lepas dari peranan Brontodiwirjo. Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo juga merupakan guru Injil diwilayah ini. Seiring dibukanya hutan Tunjungrejo, banyak pendatang-pendatang baru yang beragama kristen maupun non kristen. Untuk menjaga eksistensi agama Kristen protestan, Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo menerapkan peraturan bahwa orang-orang yang ingin menetap diwilayah Tunjungrejo haruslah beragama Kristen Protestan. Dari sinilah masyarakat Tunjungrejo terbentuk dengan adanya keyakinan pada satu agama. Akibat terus berkembangnya jemaat Kristen Protestan maka dibangunlah rumah ibadah yaitu ...
Kesenian janger merupakan sebuah seni drama atau teater yang dilengkapi dengan pentas atau panggu... more Kesenian janger merupakan sebuah seni drama atau teater yang dilengkapi dengan pentas atau panggung , peralatan musik, lagu-lagu, lawakan dan tari-tarian yang memiliki keunikan perpaduan antar kebudayaan Bali dan Jawa. Kesenian janger merupakan sebuah kesenian yang menampilkan lakon atau cerita yang kebanyakan di ambil dari cerita pewayangan, legenda, dan cerita rakyat lainnya. Pada pementasannya, janger memiliki banyak komponen dan anggota yang memiliki tugas masing-masing. Seperti alat-alat musik pengiring seperti gamelan, kemudian ada pula pemain atau lakon dalam pementasan, serta sinden sebagai penyanyi selama pertunjukan. dalam menyanyi, sinden diiringi dengan lagu-lagu gending Jawa. Sinden merupakan seorang wanita yang menyanyi dengan diiringi lagu-lagu gending Jawa dalam pertunjukan kesenian janger. Sinden memiliki peranan sebagai pengisi suara untuk mengiringi tari-tarian hingga menjadi narator jalannya cerita yang dimainkan dalam pertunjukan janger. Sinden juga memiliki peranan lain yaitu sebagai daya tarik kesenian janger, dengan membawakan lagu-lagu Jawa dengan suara merdu dan riasan wajah beserta kostum yang indah mampu menarik banyak perhatian penonton untuk menyaksikan pertunjukan janger tersebut.
Dalam pembelajaran sejarah kita mengenal istilah tradisi lisan. Tradisi lisan dapat kita temukan ... more Dalam pembelajaran sejarah kita mengenal istilah tradisi lisan. Tradisi lisan dapat kita temukan salah satunya melalui cerita rakyat. Cerita rakyat yang tergolong dalam tradisi lisan atau bisa disebut juga dengan folklor merupakan pesan verbal yang disampaikan secara turun-temurun dan dari generasi ke generasi. Cerita rakyat Banyuwangi merupakan salah satu cerita rakyat yang ada di Indonesia yang memilki nilai-nilai karakter yang patut kita teladani. Dalam cerita rakyat Banyuwangi yang berjudul Asal–usul Banyuwangi, Mas Ayu Melok dan Joko Wulur banyak nilai karakter yang dapat kita jadikan materi dalam pembelajaran sejarah. Hal ini dapat menjadikan salah satu cara untuk melestarikan cerita rakyat Banyuwangi dibidang pendidikan. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur. Penelitian studi literatur berkenaan dengan pengumpulan sumber pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan yang disesuaikan dengan judul penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mempelajar...
Tunjungrejo is one of the unique village located in the region of Lumajang. The uniqueness of the... more Tunjungrejo is one of the unique village located in the region of Lumajang. The uniqueness of the village can be seen in the presence of Protestant religion. Other uniqueness are their house of worship, namely Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Brontodiwirjo has an important role to the development of Protestant in Tunjungrejo. Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo is also a teacher of the gospel in this region. Along Tunjungrejo forest clearing, many newcomers who are Christians and non Christians. To maintain the existence of Protestant Christianity, Brontodiwirjo as forest loggers Tunjungrejo apply the rule that people who want to settle in the region Tunjungrejo be Protestant. From this Tunjungrejo society formed by the belief in one religion. As a result of the continued development of the Protestant Christian church he built a house of worship that is GKJW Tunjungrejo.
Tuna (Mo luna) is one of the traditions of Gorontalo People. Tuna (Mo luna) in Indonesian which m... more Tuna (Mo luna) is one of the traditions of Gorontalo People. Tuna (Mo luna) in Indonesian which means circumcision is an activity of removing some of the skin at the end that covers the head of the male genitals. This research uses literature study and interview methods. The results of the study show that the purpose of the circumcision tradition is not only to obey with religious orders, but also to prevent dirt from accumulating in the male genitals. Related to religious orders, the majority of Gorontalo People embrace Islam so that this tradition continues to be sustainable today. In carrying out the Tuna tradition (Mo luna) there are character values such as mutual cooperation and social interaction in it. This is in line with the material in social studies learning. In the matter of national cultural diversity in Elementary School Social Studies can be instilled Tuna (Mo Luna) values in students.
Kecerdasan ekologis tidak hanya memahami dan menghargai alam, tetapi juga menghargai kehidupan it... more Kecerdasan ekologis tidak hanya memahami dan menghargai alam, tetapi juga menghargai kehidupan itu sendiri. Salah satu indikator kecerdasan ekologis adalah memilih dan membuat keputusan menggunkan barang dengan menjadi konsumen yang cerdas yang bisa kita sebut dengan green consumer. Banyaknya siswa yang belum memiliki kepedulian terhadap lingkungan menjadi masalah yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Salah satu solusinya dengan pembelajaran IPS yang harus diimbangi dengan sikap peduli terhadap lingkungan dan keterampilan hidup yang selaras dengan kelestarian alam. Tidak hanya itu dalam pembelajaran IPS guru harus menerapkan model pembelajaran aktif dan kontekstual yang dapat menumbuhkan kecerdasan ekologis siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah eksploitasi lingkungan harus segera diatasi dengan mensosialisasikan berperilaku ramah lingkungan yang berkaitan dengan kecerdasan ekologis. ...
The purpose of this study to analyze (1) The influence differences of the use of group investigat... more The purpose of this study to analyze (1) The influence differences of the use of group investigation and think pair share metods toward history learning achievement (2) The influence differences of the students high and low metakognition toward history learning achievement (3) The influence of interaction between learning methods and students metakognition toward history learning achievement. The population in this study is the students of class XI Social of SMA Negeri in Ponorogo Regency. The Samples of research was the XI Social of SMAN 1 Jetis as control class and the XI Social of SMAN 1 Sampung as experiment class. The sampling technique employed was Multi Stage Cluster Random Sampling. The research method use in this study is an experimental method with 2x2 factorial design. The data obtained from the analysis of the use of group investigation and think pair share metods, students metakognition and history learning achievement is analyzed using two-way Anava at significance lev...
Adanya pandemi Covid 19 berdampak pada berbagai sektor bidang kehidupan manusia salah satunya ada... more Adanya pandemi Covid 19 berdampak pada berbagai sektor bidang kehidupan manusia salah satunya adalah bidang pendidikan. Oleh karena itu, keberlangsungan pendidikan harus diperhatiakan secara serius agar siswa tetap belajar meskipun dalam masa pandemi Covid 19. Salah satu terobosan agar siswa tetap belajar yaitu dengan menggunakan gawai yang terkoneksi dengan iternet atau sering disebut dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online melalui virtual field trips atau karyawisata virtual guru dan siswa dapat mengakses berbagai informasi salah satunya mengenai materi pembelajaran berbasis nilai-nilai tradisi kebo-keboan dalam pembelajaran IPS yang termasuk tema 1. indahnya kebersamaan, subtema keberagaman budaya bangsaku di kelas IV sekolah dasar. Desain implementasi pembelajaran IPS berbasis nilai-nilai tradisi kebo-keboan melalui karyawisata virtual diharapkan dapat mepermudah guru menyampaikan materi pembelajaran berbasis budaya lokal kepada siswa, karena tahap-tahap pembelajar...
Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Um, Jul 1, 2013
ABSTRAK Fitroh, Ismaul. 2012. Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Lumajang (19... more ABSTRAK Fitroh, Ismaul. 2012. Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Lumajang (1965-1982). Skripsi, Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si, (2) Drs. Marsudi, M.Hum. Kata kunci: Jemaat, GKJW, Tunjungrejo Lumajang. GKJW Tunjungrejo memiliki jemaat terbanyak diwilayah Lumajang, karena Tunjungrejo merupakan desa Kristen. Desa Tunjungrejo sebagai desa Kristen ini terkait dengan awal mula desa Tunjungrejo yang disebut sebagai desa pertobatan. Jumlah penduduk yang mayoritas beragama Kristen ini meningkat setelah peristiwa G 30/S yang terjadi pada tahun 1965. Latar belakang inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang Jemaat GKJW Tunjungrejo Lumajang (1965-1982). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah latar belakang berdirinya GKJW Tunjungrejo?, (2) bagaimanakah perkembangan GKJW Tunjungrejo 1965-1982?, (3) Bagaimanakah hubungan gereja dengan lingkungan dan dan peranannya dibidang pendidikan? Dengan demikian, maka tujuan penelitian mengenai Jemaat GKJW Tunjungrejo ini disesuaikan dengan rumusan masalah diatas, yaitu (1) untuk mendiskripsikan latar belakang berdirinya GKJW di Tunjungrejo, (2) untuk mendiskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJW di Tunjungrejo 1965-1982, (3) untuk mengetahui hubungan gereja dengan lingkungan dan peranannya dibidang pendidikan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah terdiri dari 4 tahap yaitu (1) heuristik, (2) kritik, (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdirinya GKJW dipelopori seorang mantan guru Injil dari Kertorejo dan pembuka hutan Tunjung Putih yang bernama Brontodiwirjo. Brontodiwirjo menyebarkan agama Kristen Protestan dan diangkat menjadi guru Injil di pedukuhan Tunjung Putih, sehingga banyak orang-orang yang memeluk agama Kristen, hal itu yang menyebabkan dibangunnya rumah ibadah yang layak untuk para Jemaat Tunjungrejo. Warga jemaat Tunjungrejo terus bertambah, apalagi setelah terjadinya peristiwa G 30/S pada 1965 yang terkenal dengan istilah baptisan masal. Peningkatan jumlah jemaat ini, tidak di imbangi dengan pelayanan gereja yang memadai, sehingga jemaat kurang memahami iman Kristen. Dengan keadaan seperti itu, memberikan dampak pada penurunan warga jemaat Tunjungrejo yang terjadi pada 1971. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat membahas mengenai perkembangan GKJW di wilayah Tunjungrejo Lumajang tahun 1932-1954. Batas temporal tahun 1932 karenaGKJW diakui oleh pemerintah Belanda yang menyebut persekutuan gerejawi dengan Oost Javaansche Kerk. Tahun 1954 GJW Tunjungrejo barulah memiliki pendeta yang pertama yaitu Pdt. Renggo. ABSTRACT Fitroh, Ismaul. 2012. The congregation Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Lumajang (1965-1982). Thesis, Educational Studies of History Program, Department of History, Faculty of Social, State University of Malang. Advisors: (1) Drs. Nur Hadi, M.Pd, M.Si, (2) Drs. Marsudi, M.Hum. Keywords: Congregation, GKJW, Tunjungrejo Lumajang. GKJW Tunjungrejo has the most assemblies in a district of Lumajang, because Tunjungrejo is a Christian village. It is caused by this village was called as a repentance village. Amount of the villagers which was Chritian have increased after G 30/S happening in 1965. This background inspired the researcher to do a research about the congregation of GKJW Tunjungrejo Lumajang since 1965 until 1982. The problem formulations in this research are: (1) how was the background of building GKJW Tulungrejo?, (2) how was the improvements of GKJW Tulungrejo since 1965 until 1982?, (3) how is the relation between the church and the environment also its role in education? So the aims of this research about the congregation of GKJW Tulungrejo which is compatible with those problem formulations are (1) for descripting the background of building GKJW in Tulungrejo, (2) for descripting and analizing the GKJW’s improvements since 1965 until 1982, (3) for knowing the relation between the church and the environment also its role in education. Research method that has been used is historical research method. This method consists of 4 phases, such as (1) heuristic, (2) critical, (3) interpretation, (4) historiography. The result research shows that the building of GKJW is caused by an ex-Gospel teacher from Kertorejo and forest Tunjung Putih breaker who named Brontodiwirjo. Brontodiwirjo has spread Protestan and been raised as a Gospel teacher in Tunjung Putih hamlet, so many people were Christian, this is the reason which cause many decent houses to pray for Tunjungrejo’s assemblies been built. The assemblies increased, moreover after G 30/S happening in 1965 which was famous as massive baptismal. Amount of assemblies that increased, was not balanced with worth church services. So that less assemblies knew Christianity. It…
Tunjungrejo merupakan salah satu desa unik yang berada diwilayah Kabupaten Lumajang. Keunikan des... more Tunjungrejo merupakan salah satu desa unik yang berada diwilayah Kabupaten Lumajang. Keunikan desa Tunjungrejo terlihat dengan adanya satu agama yang diimani oleh penduduk setempat yaitu agama Kristen Protestan. Keunikan yang lain terdapat adanya satu rumah ibadah yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Dalam perkembangannya, agama Kristen Protestan di Tunjungrejo tidak lepas dari peranan Brontodiwirjo. Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo juga merupakan guru Injil diwilayah ini. Seiring dibukanya hutan Tunjungrejo, banyak pendatang-pendatang baru yang beragama kristen maupun non kristen. Untuk menjaga eksistensi agama Kristen protestan, Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo menerapkan peraturan bahwa orang-orang yang ingin menetap diwilayah Tunjungrejo haruslah beragama Kristen Protestan. Dari sinilah masyarakat Tunjungrejo terbentuk dengan adanya keyakinan pada satu agama. Akibat terus berkembangnya jemaat Kristen Protestan maka dibangunlah rumah ibadah yaitu ...
Kesenian janger merupakan sebuah seni drama atau teater yang dilengkapi dengan pentas atau panggu... more Kesenian janger merupakan sebuah seni drama atau teater yang dilengkapi dengan pentas atau panggung , peralatan musik, lagu-lagu, lawakan dan tari-tarian yang memiliki keunikan perpaduan antar kebudayaan Bali dan Jawa. Kesenian janger merupakan sebuah kesenian yang menampilkan lakon atau cerita yang kebanyakan di ambil dari cerita pewayangan, legenda, dan cerita rakyat lainnya. Pada pementasannya, janger memiliki banyak komponen dan anggota yang memiliki tugas masing-masing. Seperti alat-alat musik pengiring seperti gamelan, kemudian ada pula pemain atau lakon dalam pementasan, serta sinden sebagai penyanyi selama pertunjukan. dalam menyanyi, sinden diiringi dengan lagu-lagu gending Jawa. Sinden merupakan seorang wanita yang menyanyi dengan diiringi lagu-lagu gending Jawa dalam pertunjukan kesenian janger. Sinden memiliki peranan sebagai pengisi suara untuk mengiringi tari-tarian hingga menjadi narator jalannya cerita yang dimainkan dalam pertunjukan janger. Sinden juga memiliki peranan lain yaitu sebagai daya tarik kesenian janger, dengan membawakan lagu-lagu Jawa dengan suara merdu dan riasan wajah beserta kostum yang indah mampu menarik banyak perhatian penonton untuk menyaksikan pertunjukan janger tersebut.
Dalam pembelajaran sejarah kita mengenal istilah tradisi lisan. Tradisi lisan dapat kita temukan ... more Dalam pembelajaran sejarah kita mengenal istilah tradisi lisan. Tradisi lisan dapat kita temukan salah satunya melalui cerita rakyat. Cerita rakyat yang tergolong dalam tradisi lisan atau bisa disebut juga dengan folklor merupakan pesan verbal yang disampaikan secara turun-temurun dan dari generasi ke generasi. Cerita rakyat Banyuwangi merupakan salah satu cerita rakyat yang ada di Indonesia yang memilki nilai-nilai karakter yang patut kita teladani. Dalam cerita rakyat Banyuwangi yang berjudul Asal–usul Banyuwangi, Mas Ayu Melok dan Joko Wulur banyak nilai karakter yang dapat kita jadikan materi dalam pembelajaran sejarah. Hal ini dapat menjadikan salah satu cara untuk melestarikan cerita rakyat Banyuwangi dibidang pendidikan. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur. Penelitian studi literatur berkenaan dengan pengumpulan sumber pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan yang disesuaikan dengan judul penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mempelajar...
Uploads
Papers by Ismaul Fitroh