Geodika: jurnal kajian ilmu dan pendidikan geografi, Dec 31, 2022
Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yan... more Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yang mempunyai topografi daratan dan perbukitan yang relatif dekat dengan pengolahan ruang yang meluas keperbukitan. Hal tersebut akan mengakibatkan berubahnya ahli fungsi lahan dan sangat berpengaruh timbulnya lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan lahan kritis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Sumalata. Metode yang digunakan yaitu analisis tumpang susun data spasial pengkelasan, skoring dan logical expression, metode ini juga diperkuat verifikasi ke Citra CSRT Google Earth, serta survei lapangan dengan ground control point (GCP). Dari keseluruhan hasil analisis telah diperoleh informasi bahwa ada 5 kelas lahan kritis di Kecamatan Sumalata yaitu, Tidak Kritis memiliki luas 1,476.75 Ha atau mencapai 4.95%, Potensial Kritis memiliki 625.70 Ha atau mencapai 2.10%, Agak Kritis memiliki luas 27,495.04 Ha atau mencapai 92.21%, Kritis memiliki luas 44.02 Ha atau hanya mencapai 0.15% dan Sangat Kritis dengan total luas 12.44 Ha dengan presentase 0.14%.
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yan... more Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yang mempunyai topografi daratan dan perbukitan yang relatif dekat dengan pengolahan ruang yang meluas keperbukitan. Hal tersebut akan mengakibatkan berubahnya ahli fungsi lahan dan sangat berpengaruh timbulnya lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan lahan kritis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Sumalata. Metode yang digunakan yaitu analisis tumpang susun data spasial pengkelasan, skoring dan logical expression, metode ini juga diperkuat verifikasi ke Citra CSRT Google Earth, serta survei lapangan dengan ground control point (GCP). Dari keseluruhan hasil analisis telah diperoleh informasi bahwa ada 5 kelas lahan kritis di Kecamatan Sumalata yaitu, Tidak Kritis memiliki luas 1,476.75 Ha atau mencapai 4.95%, Potensial Kritis memiliki 625.70 Ha atau mencapai 2.10%, Agak Kritis memiliki luas 27,495.04 Ha atau mencapai 92.21%, Kritis memiliki luas 44.02 Ha atau hanya mencapai 0.15% dan Sangat Kritis dengan total luas 12.44 Ha dengan presentase 0.14%.
According to Law No. 5 of 1990, a nature reserve is a nature reserve area that due to its natural... more According to Law No. 5 of 1990, a nature reserve is a nature reserve area that due to its natural conditions has the peculiarities of plants, animals, and their ecosystems or certain ecosystems that need to be protected and developed. takes place naturally, the condition of the Tanjung Panjang Nature Reserve is even more deadly with the model of mangrove degradation that occurs to restore the mangrove forest requires a large amount of time and resources. Data analysis by describing the results of changes in mangrove forest cover from community aquaculture interventions based on the last 3 decades and looking at the remaining area results in the form of percent through google earth and ArtGis image analysis from 1990 to 2020. This study aims to see the changes Tanjung Panjang Nature Reserve covers from 1990 to 2020. Changes in land cover in Tanjung Panjang Nature Reserve for approximately 3 decades are very severe because of an area of 2680 Ha in 1990 and in 2020 which has been converted into ponds, which is 2560 Ha, if it is presented from 100% of the Tanjung Panjang nature reserve in 1990 which has not been converted, only (±) 4.5% of the mangrove area is left in 2020 and the process or activity of mangrove forest degradation is still ongoing and if there is no firm and hard action it can be predicted that the Tanjung Panjang Nature Reserve will only be will be a concert area the dead protection vasi.
Geodika: jurnal kajian ilmu dan pendidikan geografi, Dec 31, 2022
Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yan... more Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yang mempunyai topografi daratan dan perbukitan yang relatif dekat dengan pengolahan ruang yang meluas keperbukitan. Hal tersebut akan mengakibatkan berubahnya ahli fungsi lahan dan sangat berpengaruh timbulnya lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan lahan kritis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Sumalata. Metode yang digunakan yaitu analisis tumpang susun data spasial pengkelasan, skoring dan logical expression, metode ini juga diperkuat verifikasi ke Citra CSRT Google Earth, serta survei lapangan dengan ground control point (GCP). Dari keseluruhan hasil analisis telah diperoleh informasi bahwa ada 5 kelas lahan kritis di Kecamatan Sumalata yaitu, Tidak Kritis memiliki luas 1,476.75 Ha atau mencapai 4.95%, Potensial Kritis memiliki 625.70 Ha atau mencapai 2.10%, Agak Kritis memiliki luas 27,495.04 Ha atau mencapai 92.21%, Kritis memiliki luas 44.02 Ha atau hanya mencapai 0.15% dan Sangat Kritis dengan total luas 12.44 Ha dengan presentase 0.14%.
Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi
Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yan... more Abstrak Kecamatan Sumalata merupakan salah satu pusat kegiatan industri pertanian dan ekonomi yang mempunyai topografi daratan dan perbukitan yang relatif dekat dengan pengolahan ruang yang meluas keperbukitan. Hal tersebut akan mengakibatkan berubahnya ahli fungsi lahan dan sangat berpengaruh timbulnya lahan kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan lahan kritis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) di Kecamatan Sumalata. Metode yang digunakan yaitu analisis tumpang susun data spasial pengkelasan, skoring dan logical expression, metode ini juga diperkuat verifikasi ke Citra CSRT Google Earth, serta survei lapangan dengan ground control point (GCP). Dari keseluruhan hasil analisis telah diperoleh informasi bahwa ada 5 kelas lahan kritis di Kecamatan Sumalata yaitu, Tidak Kritis memiliki luas 1,476.75 Ha atau mencapai 4.95%, Potensial Kritis memiliki 625.70 Ha atau mencapai 2.10%, Agak Kritis memiliki luas 27,495.04 Ha atau mencapai 92.21%, Kritis memiliki luas 44.02 Ha atau hanya mencapai 0.15% dan Sangat Kritis dengan total luas 12.44 Ha dengan presentase 0.14%.
According to Law No. 5 of 1990, a nature reserve is a nature reserve area that due to its natural... more According to Law No. 5 of 1990, a nature reserve is a nature reserve area that due to its natural conditions has the peculiarities of plants, animals, and their ecosystems or certain ecosystems that need to be protected and developed. takes place naturally, the condition of the Tanjung Panjang Nature Reserve is even more deadly with the model of mangrove degradation that occurs to restore the mangrove forest requires a large amount of time and resources. Data analysis by describing the results of changes in mangrove forest cover from community aquaculture interventions based on the last 3 decades and looking at the remaining area results in the form of percent through google earth and ArtGis image analysis from 1990 to 2020. This study aims to see the changes Tanjung Panjang Nature Reserve covers from 1990 to 2020. Changes in land cover in Tanjung Panjang Nature Reserve for approximately 3 decades are very severe because of an area of 2680 Ha in 1990 and in 2020 which has been converted into ponds, which is 2560 Ha, if it is presented from 100% of the Tanjung Panjang nature reserve in 1990 which has not been converted, only (±) 4.5% of the mangrove area is left in 2020 and the process or activity of mangrove forest degradation is still ongoing and if there is no firm and hard action it can be predicted that the Tanjung Panjang Nature Reserve will only be will be a concert area the dead protection vasi.
Uploads
Papers by Israwan Nurdin