Papers by Aunurrofiqi Hiasrofi

Selama berabad-abad manusia menganggap laut sebagai suatu permukaan yang tidak tenang, yang mula-... more Selama berabad-abad manusia menganggap laut sebagai suatu permukaan yang tidak tenang, yang mula-mula menghalangi, kemudian membantu usaha mereka dalam menjelajah dunia. Sepanjang sejarah, ternyata manusia banyak menggunakan lautan. Manusia menyadari bahwa laut adalah sumber daya makanan yang dapat dipanen dengan susah payah, untuk menunjang hasil daratan dan hasil air tawar (Odum, 1993: 401). Lautan merupakan habitat yang paling extensif untuk hidupnya organisme. Hal ini tidak mengherankan, karena permukaan bumi kita sebagian besar (± 71 %) ditutupi oleh lautan. Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara faktor biotik dan abiotik. Interaksi yang terjadi bersifat dinamis dan saling mempengaruhi. Suatu daur energi memberikan contoh nyata akan keberadaan interaksi tersebut. Di laut terjadi transfer energi antar organisme pada tingkatan tropis yang berbeda dengan demikian terjadi proses produksi. Hirarki proses produksi membentuk sebuah rantai yang dikenal dengan rantai makanan. Untuk mempelajari organisme di laut, tidak bisa diabaikan akan pengetahuan mengenai lingkungannya. Dengan mengetahui kondisi lingkungan perairan, setidak-tidaknya kita dapat mengetahui penyebaran dan sifat hidup dari suatu organisme. Dalam rangka pengelolaan sumberdaya hayati perairan laut, pemahaman terhadap faktor-faktor fisik laut dan pengaruhnya terhadap perkembangan biota laut merupakan suatu kebutuhan yang mutlak. Faktor fisik laut, seperti cahaya, suhu salinitas, arus dan pasang surut telah semenjak semula dipandang sebagai faktor abiotik pada ekosisitem laut yang memiliki banyak kegunaan dalam proses kelangsungan hidup ikan, seperti pertumbuhan dan distribusinya.
Uploads
Papers by Aunurrofiqi Hiasrofi