Papers by Muhammad Bagus Firmansyah
Kebingungan identitas khususnya dalam menentukan karir dan pekerjaan menjadi tugas remaja yang ha... more Kebingungan identitas khususnya dalam menentukan karir dan pekerjaan menjadi tugas remaja yang harus diselesaikan agar dapat terhindar dari kebingungan identitas. Peneliti menganggap ini masalah yang patut diteliti karena berkaitan dengan masa depan seseorang di bidang prestasi akademik dan nonakademik (olahraga). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dilema yang dirasakan atlet saat harus memilih karir akademik atau karir sebagai atlet (olahraga). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dengan analisis naratif. Partisipan dalam peneltian ini adalah remaja dengan usia 12-20 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Hasil penelitian menunjukan faktor yang mempengaruhi pemilihan karir remaja adalah peran orang tua, peer, dan gender
Drafts by Muhammad Bagus Firmansyah

111814253024 Magister Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia A. Resiliensi Remaja Me... more 111814253024 Magister Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia A. Resiliensi Remaja Menurut Santrock (2012) masa remaja adalah suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa remaja ini merupakan tempat dimana kondisi psikologis seseorang mengalami ketidak stabilan karena beberapa hal seperti perkembangan psikoseksual, hubungan dengan orang tua, perkembangan fisik, kognitif, dan kepribadian sosialnya. Pada tahun 1940, G. Stanley Hall mengajukan pandangan "badai-dan-stress" untuk menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa bergejolak yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati (mood) (Santrock, 2012). Selain dari faktor intrinsik, problem remaja juga bisa dipengaruhi oleh faktor dari luar (ekstrinsik) seperti remaja korban perceraian, bullying, dan kenangan buruk dimasa lalu lainnya. Dengan adanya masalah-masalah yang dihadapi seseorang pada masa remaja tersebut maka diperlukannya kemampuan resiliensi pada remaja. Resiliensi dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau kapasitas, proses, serta hasil adaptasi seseorang terhadap perubahan, tekanan, atau kekecewaan yang dialaminya dengan cara yang lebih positif (Hadianti, dkk. 2017). Perkembangan remaja sangat membutuhkan sikap resiliensi mengingat banyak faktor yang mempengaruhi pola pikir seorang remaja tersebut. Menurut Grotberg (1999) terdapat tiga komponen pembentuk kemampuan resiliensi, yaitu I Have, I Am, and I Can. Hal pertama yang dimaksud oleh Grotberg I Have adalah suatu nilai keberadaan orang terdekat seperti keluarga atau teman sebaya yang memberikan support untuk menstimulus sikap resiliensi, kepercayaan adalah kunci utama dalam membangun suatu hubungan yang dapat membangun sikap

Progressivisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang lahir pada kisaran abad ke-20. Aliran fi... more Progressivisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang lahir pada kisaran abad ke-20. Aliran filsafat ini bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang dikenalkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952), yang menitik beratkan pada segi manfaat hidup praktis. Progressivisme dalam pandangannya selalu dihubungkan dengan pengertian "the liberal road to cultural" , yang dimaksud dengan liberal adalah fleksibel (lentur dan tidak kaku), toleran dan bersikap terbuka, serta mengetahui dan menyelidiki pendidikan demi pengembangan pengalaman. Menurut progressivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Aliran progressivisme telah memberikan sumbangan yang besar pada dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Pada aliran progressivisme ini pendidikan berpusat dan berakhir pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktifitas, dan pengalaman teman sebaya. Maka dari itu aliran filsafat progressivisme ini tidak menyetujui pendidikan yang ototriter, karena tujuan dari pendidikan progressivisme ini adalah sebagai rekontruksi pengalaman yang terus menerus agar peserta didik mampu menyesuaikan diri sesuai dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah. B. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan dari aliran progressivisme ini adalah menekankan pola perkembangan anak secara bebas dan alami tanpa melepas nilai kreatifitas, inisiatif dan ekspresi diri. Selain itu, progressivisme juga bertujuan untuk memberikan peserta didik (individu) kemampuan untuk memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial mereka, serta dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan. Pendidikan juga membantu peserta didik untuk menjadi warga Negara yang demokratis. Maka dari itu materi yang diberikan adalah materi yang berkaitan dengan masalah-masalah dalam kehidupan bermasyarakat. C. Kurikulum Kurikulum yang digunakan pada aliran ini merupakan konsep kurikulum yang berbasis masalah sosial atau disebut sebagai kurikulum rekonstruksi sosial. Kurikulum rekonstruksi sosial adalah kurikulum yang digunakan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Dalam pandangan filsafat progressivisme, kurikulum
Uploads
Papers by Muhammad Bagus Firmansyah
Drafts by Muhammad Bagus Firmansyah