Papers by Meilinda Aji Syahputri
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), yang didefinisikan sebagai peningkatan kemu... more North American Nursing Diagnosis Association (NANDA), yang didefinisikan sebagai peningkatan kemungkinan terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik (Wilkinson, 2005).

Terapi untuk penderita gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyeb... more Terapi untuk penderita gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya. Penderita dimasukkan dalam program gait training, latihan strengthening dan pemberian alat bantu jalan. Biasanya program rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapi. Program ini sangat membantu penderita dengan stroke, fraktur collum femoris, arthritis, parkinsonisme. Terapi terbaik pada pasien dengan gangguan berjalan yang sudah disingkirkan penyebab utamanya adalah latihan berjalan. Cukup dengan 30 menit sehari kita bisa menjaga kemampuan mobilitas pasien. Pasien harus diinstruksikan untuk meningkatkan kecepatan dan durasi berjalannya setelah 4 bulan. Pasien yang pada akhirnya memang terpaksa menggunakan alat bantu sebaiknya dilatih oleh terapis. Pada prinsipnya dilakukan terapi yang memperkuat ekstremitas bawah dan latihan keseimbangan. Untuk mencegah terjadinya jatuh pada orang tua, dapat digunakan alat bantu jalan bagi yang membutuhkan. Selain itu untuk mencegah terjadinya fraktur pelvis pada lansia yang jatuh, dapat dipakai alat hips pad, yaitu semacam bantalan proteksi. Penatalaksanaan jatuh harus terpadu dan membutuhkan kerja tim yang terdiri dari dokter (geriatrik, neurologik, bedah ortopedi, rehabilitasi medik, psikiatrik dan lain-lain) sosiomedik, arsitek dan keluarga penderita. Penatalaksanaan ini bersifat individual, artinya berbeda dengan setiap kasus karena perbedaan faktor-faktor yang mengakibatkan jatuh. Bila penyebab merupakan penyakit akut, penanganannya menjadi lebih mudah, sederhana dan langsung bisa menghilangkan penyebab sehingga jauh lebih efektif. Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga diperlukan terapi gabungan antara otak, rehabilitasi, perbaikan lingkungan dan kebiasaan lansia itu. Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan berpergian atau aktivitas fisik dan penggunaan alat bantu gerak. Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki fungsionalnya. Sayangnya sering terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat waktu penderita mengalami jatuh, padahal terapi ini dibutuhkan terus menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan otot dan status fungsional. Terapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki lingkungan rumah atau tempat kegiatan lansia. Fisioterapi terbukti sangat efektif pada lanjut usia untuk memperbaiki mobilitas mereka. Menurut rekomendasi ANAES 2005, beberapa langkah-langkah fisioterapi yang harus diawasi secara benar adalah: 1. Memperbaiki pergerakan sendi terutama sendi tibiotarsal 2. Memperbaiki kekuatan otot terutama tungkai bawah, contoh: menggunakan pemberat ringan bila berjalan, melakukan wall push-up untuk menguatkan otot lengan. 3. Latihan kemampuan untuk berpindah sendiri, baik dari posisi berdiri ke duduk ataupun sebaliknya. 4. Latihan keseimbangan, misalnya: berdiri pada satu kaki, menutup mata saat berdiri. 5. Latihan berjalan. 6. Latihan untuk bangun dari posisi jatuh secara perlahan-lahan. Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meningkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda, karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. Sebelum pemilihan alat, terlebih dahulu ditentukan apakah pasien memerlukan 1 atau 2 ekstremitas atas untuk mencapai keseimbangan atau menunjang berat badan. Pasien yang hanya memerlukan 1 ekstremitas atas untuk mencapai keseimbangan dapat mengunakan cane, sedangkan pasien yang memerlukan 2 ekstremitas atas dapat memilih crutch atau walker sebagai alat bantu jalan.
Uploads
Papers by Meilinda Aji Syahputri