Drafts by Ari Upu Telo

Di era informasi sekarang ini banyak orang Kristen yang mengalami cognitive dissonance, yakni "an... more Di era informasi sekarang ini banyak orang Kristen yang mengalami cognitive dissonance, yakni "an uncomfortable mental state resulting from conflicting cognitions," ketidaknyamanan dan kebingungan batiniah akibat adanya konflik psikologis yang terjadi karena secara simultan menerima bermacam pengertian dan pemahaman yang berbeda-beda. Konflik psikologis ini, jika dibiarkan, menghambat pertumbuhan iman dan kehidupan moral / spiritual. Solusinya sederhana, yakni mempertahankan gagasan yang benar dan membuang semua gagasan yang salah. Kompleksitas ada pada proses hidup untuk bisa mengambil keputusan dan menjalankan gagasan yang benar dan meninggalkan ide yang salah. Studi induktif terhadap Matius 2:1-12 mengenai komitmen hidup para Majus untuk tetap hidup dalam jalan TUHAN ketika menghadapi dilema jalan pulang ke negeri mereka di timur antara jalan melalui Yerusalem atau melewati jalan lain menyingkapkan keyakinan-keyakinan theologis dasar yang membentuk spiritual and moral mindset mereka sehingga bisa mengatasi persoalan cognitive dissonance.

Surat Rasul Paulus kepada jemaat Efesus yang ditulis pada tahun 62 M menunjukkan bahwa gereja ini... more Surat Rasul Paulus kepada jemaat Efesus yang ditulis pada tahun 62 M menunjukkan bahwa gereja ini telah menjadi teladan yang baik bagi gereja-gereja sekitarnya oleh karena mempraktekkan kasih mulamula (Ef. 1:15). Namun demikian, pada tahun 67 M, Rasul Paulus menulis surat kepada Timotius yang diutusnya ke jemaat di Efesus dengan tugas memberikan nasehat yang tujuannya agar kasih mula-mula dipraktekkan. "Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas."And the end of the charge is love out of a pure heart, and of a good conscience, and of faith unfeigned," (1Ti 1:5 YLT, ITB). Pada sekitar tahun 92 M Tuhan Yesus mencela jemaat di Efesus oleh karena mereka mengabaikan kasih mula-mula (Wahyu 2:4) yang menjadi tujuan nasehat dan pengajaran Rasul Paulus yang disampaikan lewat Timotius ketika diutus di Efesus pada sekitar tahun 67 M. Tuhan akan mengambil "kaki dian dari tempatnya" di jemaat Efesus jika mereka tetap mengabaikan kasih mula-mula itu. 2 CIRI KASIH MULA-MULA Jika ingin mempraktekkan kasih mula-mula berdasarkan 1 Timotius 1:5, ada tiga ciri kasih mula-mula :(1) Kesucian Hati;(2) Kemurnian Hatinurani;(3) Ketulusan Iman.
PENA BIBLOS
Faith in Christ Jesus is the most important element of Christian life. The faith is actually the ... more Faith in Christ Jesus is the most important element of Christian life. The faith is actually the one that make someone to be a Christian, a follower of Jesus Christ. As Matthew wrote his Gospel to Jews, his main purpose was to present Jesus as their Messiah and to persuade them to have faith in Him. Though there is no exposition about the nature of faith itself in the Gospel, in fact the gospel teaches vividly what the true faith actually is. The gospel shows the essence of true faith by using examples of faith figures and by illustration with certain objects. One of the most popular object Jesus used to illustrate vividly the true faith is a tiny seed of mustard. In his Gospel, Matthew emphasized that Jesus wanted his disciples to have the mustard seed faith, namely the faith whose traits were like a mustard seed's ones.

PISTIS, Jurnal Theologi Injili, 2017
Salvation is one of the main themes of Holy Bible. It means that the Bible reveals the concept fr... more Salvation is one of the main themes of Holy Bible. It means that the Bible reveals the concept from the beginning chapters to the end one. But John 3:16 summarizes the biblical concept of soteriology. Exegetical studies of the verse exposes the essence of biblical soteriology as a unique relation between God and man; the uniqueness can be seen in the characteristics of the relation that no others relation have. In addition, John 3:16 also reveals God's roles and works in saving the world, and human responsibility to the works of God in order to have and live in the divine plan of salvation.
Keselamatan merupakan salah satu tema utama Alkitab. Ini berarti Alkitab menjelaskan dan menyingkapkan konsep tersebut dari permulaannya dalam Kitab Kejadian 1:1 hingga pasal dan ayat terakhir dalam Kitab Wahyu. Meskipun demikian, tema keselamatan Alkitabiah ini secara ringkas dinyatakan dalam sebuah ayat penting, yakni yakni Yohanes 3:16.Studi eksegesis / eksposisi terhadap ayat ini memberikan definisi keselamatan lebih sebagai suatu relasi unik antara TUHAN dengan manusia. Keunikan tersebut terlihat pada karakteristik relasi antara TUHAN dan manusia yang tidak dimiliki oleh relasi-relasi lainnya. Disamping esensi keselamatan, Yohanes 316 juga menyingkapkan karya dan peran Allah dalam penyelamatan dan tanggungjawab atau peran manusia dalam menerima keselamatan.
This brief article is about the solution about the unresolved problem of relation between faith, ... more This brief article is about the solution about the unresolved problem of relation between faith, works, and salvation. It's just the introduction to the biblical and exegetical answer of Martin Luther's problem.
Patience is the final key of the peace and harmony of life in the community of church. The root o... more Patience is the final key of the peace and harmony of life in the community of church. The root of all conflicts in church actually is impatience. There are many and various causes of conflict between the people of chruch of Jesus Christ as to injustice and inequality, and there have been many many efforts to create peace and harmony by eliminating or to lessening the causes, but they still exist on this earth. The rest option for peace and harmony is only the patience of the people in conflict. What the biblical essence of patience is? Why people should have patience are the main topic of this article? How patience could solve problems of people in conflict.
Papers by Ari Upu Telo

JURNAL ILMIAH PENABIBLOS
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan E-modul berdamai dengan diri sendiri pada... more Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan E-modul berdamai dengan diri sendiri pada mata kuliah Pendidikan Agama Kristen di UKRIM Yogyakarta, dan (2) mengetahui kelayakan produk E-modul. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) model Borg and Gall yang terdiri dari 8 langkah, yaitu: penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba lapangan skala kecil, revisi produk uji coba lapangan skala kecil, uji coba, produk revisi uji coba lapangan, produk akhir. Subjek tryout dalam penelitian ini adalah 28 siswa UKRIM 2020, terdiri dari: 8 siswa uji coba lapangan skala kecil, 20 siswa untuk uji coba lapangan. Kelayakan produk E-modul divalidasi oleh 2 ahli materi, 1 ahli media dan 1 ahli pembelajaran.Hasil penelitian yang diperoleh: pertama, produk yang dihasilkan adalah E-modul berdamai dengan diri sendiri dengan menggunakan aplikasi Flip PDF Professional. E-modul terdiri dari 4 materi yaitu: who am I; Tuhan adalah sumber k...

Tough the phrase “Life orientation toward the biblical word of God” is not in the Bible, and some... more Tough the phrase “Life orientation toward the biblical word of God” is not in the Bible, and somewhat rarely used in biblical and theological studies, but the idea is very biblical. The expression refers to the reality of Christian life in relation to the biblical teaching. The phrase “life orientation to the biblical truth of the word of God reflects the intensity of men’s response to biblical teachings. In fact, there are many biblical texts implying the idea, but James 1:19-27 is likely the most comprehensive one discussing it. In the text, James, one of Jesus’ younger brothers, implied a taxonomy of life orientation to biblical teachings consisting of seven qualitative levels, namely intellectual, moral, existential, emotional, spiritual, practical, and vocational.
Key words: Taxonomy, Quality, Orientation, Christians, Response, Biblical, Teachings, Education, Truth, Intellectual, Moral, Existential, Emotional, Spiritual, Practical, Vocational.
Orientasi Hidup pada Kebenaran firman TUHAN merupakan istilah yang agak asing dan jarang digunakan dalam dunia theologi dan biblika, karena kelangkaan, untuk tidak berkata ketiadaan, penggunaan kata “orientasi” dalam (terjemahan) Alkitab. Meskipun demikian, gagasan “orientasi hidup pada kebenaran firman TUHAN” sangatlah kental dalam Alkitab dan theologi praktika Alkitabiah. Orientasi hidup pada kebenaran Firman TUHAN sesungguhnya menunjuk kepada realitas kehidupan orang-orang Kristen dalam hubungan dengan pengajaran Alkitabiah. Ungkapan ini merefleksikan intensitas atau kedalaman tanggapan orang Kristen terhadap suatu pengajaran Alkitabiah. Meskipun ada banyak nats Alkitab yang memuat gagasan ini, namun tulisan Rasul Yakobus, adik kandung satu ibu dari Tuhan Yesus, khususnya Yakobus 1:19-27, merupakan teks yang secara khusus dan lengkap membahas orientasi hidup pada firman Tuhan. Di dalam teks tersebut Yakobus menyiratkan suatu taksonomi orientasi hidup orang Kristen pada ajaran Alkitab yang terdiri dari tujuh level intensitas, yakni intelektual, moral, eksistensial, emosional, spiritual, praktikal, dan vokasional.
Key Words: Taksonomi, Kualitas, Orientasi, Implementasi, Response, Ajaran, Alkitab, Kehidupan, Ketaatan, Kekristenan
Revelation 20 is an important chapter of the Bible as the interpretation of which shapes and refl... more Revelation 20 is an important chapter of the Bible as the interpretation of which shapes and reflects one's theological and hermeneutical position. Literal approach to the text results in the concept of millenium kingdom whose characteristics consistent with the other passages of the Bible. So, the millenium is the period of one thousand years during which Christ Jesus, following his parousia, will present bodily as the King to govern, with his saints, the world from which Satan will be absent. This last dispensation is the fulfilment of the prophecies of the peaceful and prosperous period on the earth followed by the judgment day of the White Throne
ABSTRAK Psalm 1 as a wisdom psalm as well as the introduction to Psalm reveals the essence of hap... more ABSTRAK Psalm 1 as a wisdom psalm as well as the introduction to Psalm reveals the essence of happiness and abundantly blessed life. In contrast with the world view associating happiness and blessings with matters oriented with this earthly life, Psalm 1 clearly associates them with the positive choice of life to love the Torah of LORD. In addition, this article shows the other traits or characteristics of happiness and blessed people in terms of their experience and future.
Conference Presentations by Ari Upu Telo
Penyelenggaraan Pendidikan Kristen Amanat Agung dalam Era Industri 4.0 merupakan upaya mencari pr... more Penyelenggaraan Pendidikan Kristen Amanat Agung dalam Era Industri 4.0 merupakan upaya mencari prinsip dan praktek elemental pendidikan yang secara historis terdapat dalam teks Matius 28:18-20 dan kemudian mengemukakan bagaimana prinsip dan praktek masa lalu itu bisa dijalankan dalam masa Industri 4.0. Penyelidikan terhadap teks tentunya menggunakan pendekatan induktif, namun ruang lingkupnya dibatasi pada elemen pendidikan sesudah sebelumnya melewati studi eksposisi terhadap teks terkait. Pengintegrasian dengan teori Era Industri 4.0 menggunakan pendekatan paradigmatis theologis, yakni melihat karakteristik Era Industri 4.0 dengan kacamata theologi biblika, khususnya yang ada pada teks Matius 28:18-20, guna menghasilkan prinsip dan praktek Pendidikan Kristen Amanat Agung di Era Industri 4.0.
Uploads
Drafts by Ari Upu Telo
Keselamatan merupakan salah satu tema utama Alkitab. Ini berarti Alkitab menjelaskan dan menyingkapkan konsep tersebut dari permulaannya dalam Kitab Kejadian 1:1 hingga pasal dan ayat terakhir dalam Kitab Wahyu. Meskipun demikian, tema keselamatan Alkitabiah ini secara ringkas dinyatakan dalam sebuah ayat penting, yakni yakni Yohanes 3:16.Studi eksegesis / eksposisi terhadap ayat ini memberikan definisi keselamatan lebih sebagai suatu relasi unik antara TUHAN dengan manusia. Keunikan tersebut terlihat pada karakteristik relasi antara TUHAN dan manusia yang tidak dimiliki oleh relasi-relasi lainnya. Disamping esensi keselamatan, Yohanes 316 juga menyingkapkan karya dan peran Allah dalam penyelamatan dan tanggungjawab atau peran manusia dalam menerima keselamatan.
Papers by Ari Upu Telo
Key words: Taxonomy, Quality, Orientation, Christians, Response, Biblical, Teachings, Education, Truth, Intellectual, Moral, Existential, Emotional, Spiritual, Practical, Vocational.
Orientasi Hidup pada Kebenaran firman TUHAN merupakan istilah yang agak asing dan jarang digunakan dalam dunia theologi dan biblika, karena kelangkaan, untuk tidak berkata ketiadaan, penggunaan kata “orientasi” dalam (terjemahan) Alkitab. Meskipun demikian, gagasan “orientasi hidup pada kebenaran firman TUHAN” sangatlah kental dalam Alkitab dan theologi praktika Alkitabiah. Orientasi hidup pada kebenaran Firman TUHAN sesungguhnya menunjuk kepada realitas kehidupan orang-orang Kristen dalam hubungan dengan pengajaran Alkitabiah. Ungkapan ini merefleksikan intensitas atau kedalaman tanggapan orang Kristen terhadap suatu pengajaran Alkitabiah. Meskipun ada banyak nats Alkitab yang memuat gagasan ini, namun tulisan Rasul Yakobus, adik kandung satu ibu dari Tuhan Yesus, khususnya Yakobus 1:19-27, merupakan teks yang secara khusus dan lengkap membahas orientasi hidup pada firman Tuhan. Di dalam teks tersebut Yakobus menyiratkan suatu taksonomi orientasi hidup orang Kristen pada ajaran Alkitab yang terdiri dari tujuh level intensitas, yakni intelektual, moral, eksistensial, emosional, spiritual, praktikal, dan vokasional.
Key Words: Taksonomi, Kualitas, Orientasi, Implementasi, Response, Ajaran, Alkitab, Kehidupan, Ketaatan, Kekristenan
Conference Presentations by Ari Upu Telo
Keselamatan merupakan salah satu tema utama Alkitab. Ini berarti Alkitab menjelaskan dan menyingkapkan konsep tersebut dari permulaannya dalam Kitab Kejadian 1:1 hingga pasal dan ayat terakhir dalam Kitab Wahyu. Meskipun demikian, tema keselamatan Alkitabiah ini secara ringkas dinyatakan dalam sebuah ayat penting, yakni yakni Yohanes 3:16.Studi eksegesis / eksposisi terhadap ayat ini memberikan definisi keselamatan lebih sebagai suatu relasi unik antara TUHAN dengan manusia. Keunikan tersebut terlihat pada karakteristik relasi antara TUHAN dan manusia yang tidak dimiliki oleh relasi-relasi lainnya. Disamping esensi keselamatan, Yohanes 316 juga menyingkapkan karya dan peran Allah dalam penyelamatan dan tanggungjawab atau peran manusia dalam menerima keselamatan.
Key words: Taxonomy, Quality, Orientation, Christians, Response, Biblical, Teachings, Education, Truth, Intellectual, Moral, Existential, Emotional, Spiritual, Practical, Vocational.
Orientasi Hidup pada Kebenaran firman TUHAN merupakan istilah yang agak asing dan jarang digunakan dalam dunia theologi dan biblika, karena kelangkaan, untuk tidak berkata ketiadaan, penggunaan kata “orientasi” dalam (terjemahan) Alkitab. Meskipun demikian, gagasan “orientasi hidup pada kebenaran firman TUHAN” sangatlah kental dalam Alkitab dan theologi praktika Alkitabiah. Orientasi hidup pada kebenaran Firman TUHAN sesungguhnya menunjuk kepada realitas kehidupan orang-orang Kristen dalam hubungan dengan pengajaran Alkitabiah. Ungkapan ini merefleksikan intensitas atau kedalaman tanggapan orang Kristen terhadap suatu pengajaran Alkitabiah. Meskipun ada banyak nats Alkitab yang memuat gagasan ini, namun tulisan Rasul Yakobus, adik kandung satu ibu dari Tuhan Yesus, khususnya Yakobus 1:19-27, merupakan teks yang secara khusus dan lengkap membahas orientasi hidup pada firman Tuhan. Di dalam teks tersebut Yakobus menyiratkan suatu taksonomi orientasi hidup orang Kristen pada ajaran Alkitab yang terdiri dari tujuh level intensitas, yakni intelektual, moral, eksistensial, emosional, spiritual, praktikal, dan vokasional.
Key Words: Taksonomi, Kualitas, Orientasi, Implementasi, Response, Ajaran, Alkitab, Kehidupan, Ketaatan, Kekristenan