Teaching Documents by Rudiono Rudiono

Oleh: Rudiono Staf Pengajar STKIP PGRI Pontianak, sedang melanjutkan studi S2 di Universitas Gadj... more Oleh: Rudiono Staf Pengajar STKIP PGRI Pontianak, sedang melanjutkan studi S2 di Universitas Gadjah Mada dengan bantuan Beasiswa Unggulan BPKLN Kemdikbud 2011 I. PENDAHULUAN Pembalakan liar atau Illegal Logging sudah semakin merajalela di negara kita. Negara telah dirugikan bermilyar-milyar dari praktek cukong kayu yang tidak bertanggung jawab ini. Menurut data Departemen Kehutanan tahun 2006, luas hutan yang rusak dan tidak dapat berfungsi optimal telah mencapai 59,6 juta hektar dari 120,35 juta hektar kawasan hutan di Indonesia, dengan laju deforestasi dalam lima tahun terakhir mencapai 2,83 juta hektar per tahun. Bila keadaan seperti ini dipertahankan, dimana Sumatera dan Kalimantan sudah kehilangan hutannya, maka hutan di Sulawesi dan Papua akan mengalami hal yang sama. Menurut analisis World Bank, hutan di Sulawesi diperkirakan akan hilang tahun 2010. Praktek Illegal logging dan eksploitasi hutan yang tidak mengindahkan kelestarian, mengakibatkan kehancuran sumberdaya hutan yang tidak ternilai harganya, kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai US$ 5 milyar, diantaranya berupa pendapatan negara kurang lebih US$1.4 milyar setiap tahun. Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumberdaya hutan. Buruknya pola penanganan konvensional oleh pemerintah sangat mempengaruhi efektivitas penegakan hukum. Pola penanganan yang hanya mengandalkan 18 instansi sesuai ketentuan dalam Inpres No.4 Tahun 2005 tentang pemberantasan penebangan kayu secara illegal di kawasan hutan dan peredarannya di seluruh wilayah republik Republik Indonesia, dalam satu mata rantai pemberantasan illegal logging turut menentukan proses penegakan hukum, di samping adanya indikasi masih lemahnya

Pesisir selatan Purworejo merupakan daerah yang sering terlanda angin puting beliung. Pada tahun ... more Pesisir selatan Purworejo merupakan daerah yang sering terlanda angin puting beliung. Pada tahun 2008 angin kencang terjadi hingga merobohkan sejumlah pohon dan menerbangkan atap rumah puluhan warga. Kapasitas masyarakat terhadap bencana angin puting beliung di lokasi penelitian perlu dinilai terlebih dahulu agar dapat menjadi bahan evaluasi kebijakan tentang penanganan bencana. Penelitian ini berupaya untuk melakukan pemetaan daerah terkena dampak dan inventarisasi daerah terkena dampak bencana angin puting beliung. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemetaan partisipatif bersama anggota masyarakat yang dilanjutkan dengan pemetaan berjalan. Interpretasi citra satelit juga dilakukan untuk melihat kondisi wilayah sebelum melakukan pemetaan berjalan. Inventarisasi disusun dalam bentuk sistem informasi kebencanaaan menggunakan perangkat lunak desain web Adobe Dreamweaver CS4, bahasa pemrograman PHP, javascript program googlemap api v3, dan sistem manajemen basis data MySQL. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran daerah terlanda angin puting beliung tahun 2008 seluas 0,95 km 2 tidak merata, dengan populasi objek terkena dampak terbanyak di Desa Ukirsari. Arah angin berasal dari barat daya ke timur laut. Panjang daerah yang dilintasi angin puting beliung tahun 2008 mencapai 4,30 km. Kekuatan angin mencapai skala Beaufort 9. Hasil penelitian ini juga ditampilkan kedalam basis data sistem informasi berbentuk webGIS yang bernama Sistem Informasi Manajemen Dampak Puting Beliung.
Conference Presentations by Rudiono Rudiono

Seminar Proceeding of Indonesian Geograph Society, 2013
Geografi memiliki pendekatan keruangan sebagai cara untuk mengkaji fenomena geosfer. Pendekatan r... more Geografi memiliki pendekatan keruangan sebagai cara untuk mengkaji fenomena geosfer. Pendekatan ruang ini dipakai untuk memberikan deskripsi, menjelaskan distribusi dan menganalisis interrelasi antar objek. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam pendekatan geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial process).
Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
Pemahaman ruang untuk memperkokoh Wawasan Nusantara menitikberatkan pada kenyataan bahwa Indonesia sebagai ruang negara agraris yang didominasi oleh penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Kenyataan lain bahwa ruang Indonesia sebagai negara maritim-kepulauan yang memiliki potensi laut dan perbatasan laut dengan negara lain. Batas-batas ruang ini perlu dikenali dan dipahami agar Wawasan Nusantara semakin kokoh dan tujuan pembangunan nasional terwujud. Selanjutnya pendidik memiliki peran dalam upaya peningkatan pemahaman spasial melalui model pembelajaran yang sesuai.
Kata kunci: geografi, pendekatan keruangan, wawasan nusantara
Thesis Chapters by Rudiono Rudiono

Seminar Proceeding of IABI (Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia), 2015
Pesisir selatan Purworejo merupakan daerah yang sering terlanda angin puting beliung. Pada tahun ... more Pesisir selatan Purworejo merupakan daerah yang sering terlanda angin puting beliung. Pada tahun 2008 angin kencang terjadi hingga merobohkan sejumlah pohon dan menerbangkan atap rumah puluhan warga. Kapasitas masyarakat terhadap bencana angin puting beliung di lokasi penelitian perlu dinilai terlebih dahulu agar dapat menjadi bahan evaluasi kebijakan tentang penanganan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan daerah terkena dampak dan menilai kapasitas masyarakat terhadap bencana angin puting beliung.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemetaan partisipatif bersama anggota masyarakat yang dilanjutkan dengan pemetaan berjalan. Interpretasi citra satelit juga dilakukan untuk melihat kondisi wilayah sebelum melakukan pemetaan berjalan. Untuk mendapatkan variasi tingkat persepsi dan kapasitas masyarakat pada lokasi penelitian dilakukan pengharkatan terhadap pernyataan sikap masyarakat berdasarkan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran daerah terlanda angin puting beliung tahun 2008 seluas 0,95 km
tidak merata, dengan populasi objek terkena dampak terbanyak di Desa Ukirsari. Arah angin berasal dari barat daya ke timur laut. Panjang daerah yang dilintasi angin puting beliung tahun 2008 mencapai 4,30 km. Kekuatan angin mencapai skala Beaufort 9. Curah hujan harian maksimum berdasarkan bulan dengan jumlah kejadian angin puting beliung menunjukkan ada keterkaitan positif. Tingkat persepsi masyarakat terhadap angin puting beliung tergolong sedang. Tingkat kapasitas masyarakat menghadapi bahaya angin puting beliung tergolong tinggi. Hasil penelitian ini juga ditampilkan kedalam basis data sistem informasi berbentuk webGIS yang bernama Sistem Informasi Manajemen Dampak Puting Beliung.
2
Kata kunci: Angin puting beliung, pemetaan partisipatif, kapasitas masyarakat
Papers by Rudiono Rudiono

Geomedia: Majalah Ilmiah dan Informasi Kegeografian, 2015
Pesisir selatan Purworejo merupakan daerah yang sering terlanda angin puting beliung. Pada tahun ... more Pesisir selatan Purworejo merupakan daerah yang sering terlanda angin puting beliung. Pada tahun 2008 angin kencang terjadi hingga merobohkan sejumlah pohon dan menerbangkan atap rumah puluhan warga. Kapasitas masyarakat terhadap bencana angin puting beliung di lokasi penelitian perlu dinilai terlebih dahulu agar dapat menjadi bahan evaluasi kebijakan tentang penanganan bencana. Penelitian ini berupaya untuk melakukan pemetaan daerah terkena dampak dan inventarisasi daerah terkena dampak bencana angin puting beliung. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemetaan partisipatif bersama anggota masyarakat yang dilanjutkan dengan pemetaan berjalan. Interpretasi citra satelit juga dilakukan untuk melihat kondisi wilayah sebelum melakukan pemetaan berjalan. Inventarisasi disusun dalam bentuk sistem informasi kebencanaaan menggunakan perangkat lunak desain web Adobe Dreamweaver CS4, bahasa pemrograman PHP, javascript program googlemap api v3, dan sistem manajemen basis data MySQL...

Pengembangan wilayah desa mengarah pada keberadaan faktor-faktor penunjang yang mempengaruhi tara... more Pengembangan wilayah desa mengarah pada keberadaan faktor-faktor penunjang yang mempengaruhi taraf perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi umum wilayah Desa Pal IX dan merumuskan strategi pengembangan wilayah Desa Pal IX. Metode penelitian yang diambil yaitu penelitian wilayah yang diungkap secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Data yang dibutuhkan meliputi Citra Satelit Quickbird tahun 2013 dan dokumen statistik daerah. Data sekunder yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan keruangan dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi internal dan eksternal yang dimiliki Desa Pal IX cukup kuat. Strategi pengembangan wilayah yang perlu dikembangkan menurut hasil analisis SWOT kualitatif adalah: 1) Strategi SO: Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang mampu bersaing dalam tataran lokal hingga nasional hingga membangun sarana dan prasarana pe...

Jurnal SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, 2015
Abstrak Pengembangan wilayah desa mengarah pada keberadaan faktor-faktor penunjang yang mempengar... more Abstrak Pengembangan wilayah desa mengarah pada keberadaan faktor-faktor penunjang yang mempengaruhi taraf perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi umum wilayah Desa Pal IX dan merumuskan strategi pengembangan wilayah Desa Pal IX. Metode penelitian yang diambil yaitu penelitian wilayah yang diungkap secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Data yang dibutuhkan meliputi Citra Satelit Quickbird tahun 2013 dan dokumen statistik daerah. Data sekunder yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan keruangan dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi internal dan eksternal yang dimiliki Desa Pal IX cukup kuat. Strategi pengembangan wilayah yang perlu dikembangkan menurut hasil analisis SWOT kualitatif adalah: 1) Strategi SO: Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang mampu bersaing dalam tataran lokal hingga nasional hingga membangun sarana dan prasarana pendukung sektor pertanian. 2) Strategi ST: Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan dengan mengurangi pencemaran lingkungan. 3) Strategi WO: Membangun pusat penampungan hasil bumi dari petani sebagai tempat pemasaran. 4) Strategi WT: Memaksimalkan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan yang tersedia secara maksimal dan terencana untuk mengurangi berbagai dampak negatif yang sewaktu-waktu dapat muncul. Abstract Development of rural areas leads to the existence of enabling factors that affect the level of its development. This study aims to identify the general conditions Pal IX Village area and formulate development strategies Pal IX Village area. The research method was taken that revealed areas of research descriptively. The research was conducted in Pal IX Village area Sungai Kakap of Kubu Raya regency. The data required includes Quickbird satellite imagery in 2013 and documents of regional statistics. Secondary data were collected and analyzed using a spatial approach and SWOT analysis. The results of this study indicate that the internal and external potential possessed Pal IX Villages is strong. The regional development strategy needs to be developed according to the results of a qualitative SWOT analysis are: 1) SO Strategy: Improving the quality of human resources who can compete in local and national level to build facilities and infrastructure to support the agricultural sector. 2) ST Strategies: Increase public awareness in environmental conservation by reducing environmental pollution. 3) WO Strategies: Building a shelter center crops of the farmers as a marketing venue. 4) WT Strategies: Maximizing natural resources, human resources, and the resources available to the fullest artificial and planned to reduce the negative impacts that may arise at any time.
Talks by Rudiono Rudiono
Suara Mahasiswa SKH Kedaulatan Rakyat, 2010
Suara Mahasiswa SKH Kedaulatan Rakyat, 2009
Suara Mahasiswa Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, 2010
Suara Pembaca Detik, 2010
Uploads
Teaching Documents by Rudiono Rudiono
Conference Presentations by Rudiono Rudiono
Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
Pemahaman ruang untuk memperkokoh Wawasan Nusantara menitikberatkan pada kenyataan bahwa Indonesia sebagai ruang negara agraris yang didominasi oleh penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Kenyataan lain bahwa ruang Indonesia sebagai negara maritim-kepulauan yang memiliki potensi laut dan perbatasan laut dengan negara lain. Batas-batas ruang ini perlu dikenali dan dipahami agar Wawasan Nusantara semakin kokoh dan tujuan pembangunan nasional terwujud. Selanjutnya pendidik memiliki peran dalam upaya peningkatan pemahaman spasial melalui model pembelajaran yang sesuai.
Kata kunci: geografi, pendekatan keruangan, wawasan nusantara
Thesis Chapters by Rudiono Rudiono
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemetaan partisipatif bersama anggota masyarakat yang dilanjutkan dengan pemetaan berjalan. Interpretasi citra satelit juga dilakukan untuk melihat kondisi wilayah sebelum melakukan pemetaan berjalan. Untuk mendapatkan variasi tingkat persepsi dan kapasitas masyarakat pada lokasi penelitian dilakukan pengharkatan terhadap pernyataan sikap masyarakat berdasarkan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran daerah terlanda angin puting beliung tahun 2008 seluas 0,95 km
tidak merata, dengan populasi objek terkena dampak terbanyak di Desa Ukirsari. Arah angin berasal dari barat daya ke timur laut. Panjang daerah yang dilintasi angin puting beliung tahun 2008 mencapai 4,30 km. Kekuatan angin mencapai skala Beaufort 9. Curah hujan harian maksimum berdasarkan bulan dengan jumlah kejadian angin puting beliung menunjukkan ada keterkaitan positif. Tingkat persepsi masyarakat terhadap angin puting beliung tergolong sedang. Tingkat kapasitas masyarakat menghadapi bahaya angin puting beliung tergolong tinggi. Hasil penelitian ini juga ditampilkan kedalam basis data sistem informasi berbentuk webGIS yang bernama Sistem Informasi Manajemen Dampak Puting Beliung.
2
Kata kunci: Angin puting beliung, pemetaan partisipatif, kapasitas masyarakat
Papers by Rudiono Rudiono
Talks by Rudiono Rudiono
Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa merdeka, berdaulat, bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
Pemahaman ruang untuk memperkokoh Wawasan Nusantara menitikberatkan pada kenyataan bahwa Indonesia sebagai ruang negara agraris yang didominasi oleh penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Kenyataan lain bahwa ruang Indonesia sebagai negara maritim-kepulauan yang memiliki potensi laut dan perbatasan laut dengan negara lain. Batas-batas ruang ini perlu dikenali dan dipahami agar Wawasan Nusantara semakin kokoh dan tujuan pembangunan nasional terwujud. Selanjutnya pendidik memiliki peran dalam upaya peningkatan pemahaman spasial melalui model pembelajaran yang sesuai.
Kata kunci: geografi, pendekatan keruangan, wawasan nusantara
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pemetaan partisipatif bersama anggota masyarakat yang dilanjutkan dengan pemetaan berjalan. Interpretasi citra satelit juga dilakukan untuk melihat kondisi wilayah sebelum melakukan pemetaan berjalan. Untuk mendapatkan variasi tingkat persepsi dan kapasitas masyarakat pada lokasi penelitian dilakukan pengharkatan terhadap pernyataan sikap masyarakat berdasarkan skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebaran daerah terlanda angin puting beliung tahun 2008 seluas 0,95 km
tidak merata, dengan populasi objek terkena dampak terbanyak di Desa Ukirsari. Arah angin berasal dari barat daya ke timur laut. Panjang daerah yang dilintasi angin puting beliung tahun 2008 mencapai 4,30 km. Kekuatan angin mencapai skala Beaufort 9. Curah hujan harian maksimum berdasarkan bulan dengan jumlah kejadian angin puting beliung menunjukkan ada keterkaitan positif. Tingkat persepsi masyarakat terhadap angin puting beliung tergolong sedang. Tingkat kapasitas masyarakat menghadapi bahaya angin puting beliung tergolong tinggi. Hasil penelitian ini juga ditampilkan kedalam basis data sistem informasi berbentuk webGIS yang bernama Sistem Informasi Manajemen Dampak Puting Beliung.
2
Kata kunci: Angin puting beliung, pemetaan partisipatif, kapasitas masyarakat