
I Gede Sutarya
Humanity and social devine are my focus
Phone: +628123847232
Address: Jalan Ratna Nomer 51 Denpasar
Perum Grya Nambhi Permai III/15 Denpasar
Jalan Brigjen Ngurah Rai Gang VIIIA Nomer 4, Bangli, Bali, Indonesia
Phone: +628123847232
Address: Jalan Ratna Nomer 51 Denpasar
Perum Grya Nambhi Permai III/15 Denpasar
Jalan Brigjen Ngurah Rai Gang VIIIA Nomer 4, Bangli, Bali, Indonesia
less
Related Authors
C. Michael Hall
University of Canterbury/Te Whare Wānanga o Waitaha
Professor Dimitrios Buhalis
Bournemouth University
Brian E M King
Texas A&M University
Scott Cohen
University of Algarve
Maximiliano E. Korstanje
Palermo University Argentina
Mauro Grondona
University of Genova
Cosmin Sebastian Cercel
Ghent University
Rafael Domingo Osle
University of Navarra
Rodrigo G de Azevedo
Pontifícia Universidade Católica do Rio Grande do Sul
Uploads
Papers by I Gede Sutarya
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang produk wisata retreat di Bali, merumuskan kharakteristik wisman, dan menganalisis pengalaman wisman yang mengikuti wisata retreat. Penelitian ini bermanfaat secara teoritis untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan pariwisata spiritual. Secara praktis memberikan manfaat untuk menyusun strategi pengembangan pariwisata spiritual, khususnya wisata retreat.
Masalah-masalah penelitian ini didekati dengan penelitian kualitatif didukung oleh survei kuantitatif untuk mengungkapkan pengalaman wisman. Karena itu, Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara mendalam, survei, dan diskusi kelompok terbatas. Observasi dilakukan dengan peran yang berubah-ubah, yaitu non-partisipan dan partisipan. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Survei dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 200 wisman yang pernah mengikuti wisata retreat di Bali.
Data-data yang dikumpulkan ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif untuk data hasil survei. Deskriptif kualitatif dilakukan untuk data-data kualitatif dengan klasifikasi data, menghubungkannya, dan menginterpresikan data. Deskripsi kuantitatif dilakukan dengan menggunakan SPSS 22. Penyajian data dilakukan secara deskriptif, komparatif, asosiatif dan interpretatif, dengan menggunakan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya untuk membahas data. Hal-hal yang khusus dalam penelitian ini menjadi temuan dalam penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang produk wisata retreat di Bali, merumuskan kharakteristik wisman, dan menganalisis pengalaman wisman yang mengikuti wisata retreat. Penelitian ini bermanfaat secara teoritis untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan pariwisata spiritual. Secara praktis memberikan manfaat untuk menyusun strategi pengembangan pariwisata spiritual, khususnya wisata retreat.
Masalah-masalah penelitian ini didekati dengan penelitian kualitatif didukung oleh survei kuantitatif untuk mengungkapkan pengalaman wisman. Karena itu, Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi, wawancara mendalam, survei, dan diskusi kelompok terbatas. Observasi dilakukan dengan peran yang berubah-ubah, yaitu non-partisipan dan partisipan. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Survei dilakukan dengan menyebarkan angket kepada 200 wisman yang pernah mengikuti wisata retreat di Bali.
Data-data yang dikumpulkan ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif untuk data hasil survei. Deskriptif kualitatif dilakukan untuk data-data kualitatif dengan klasifikasi data, menghubungkannya, dan menginterpresikan data. Deskripsi kuantitatif dilakukan dengan menggunakan SPSS 22. Penyajian data dilakukan secara deskriptif, komparatif, asosiatif dan interpretatif, dengan menggunakan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya untuk membahas data. Hal-hal yang khusus dalam penelitian ini menjadi temuan dalam penelitian ini.
Analysis of Uniqueness, Development, and Contributions
to Tourism
Spiritual healing is a body, mind, and spirit health development through spiritual activities such as chanting mantras, symbol, pranic breathing, and meditation. Expectations of tourists to the spiritual are authenticity, but spiritual products from outside Bali begin to be widely marketed in Bali tourism. This gap raises issues which consist of unique research, development, and the contribution of spiritual healing in Bali to achieve sustainable tourism in Bali. The research objective is to examine the spiritual healing uniqueness, to analyze development, and to formulate contributions of spiritual healing in realizing sustainable tourism in Bali. The research subjects were spiritual healing in Bali tourism, while the research objects were tourists, healers, travel agents, and policy holders. The location of this research was Ubud Tourism Area, Gianyar and Muncan Area, Karangasem, to represent two different areas, tourism and non-tourism areas.
This study was a qualitative research, with data collection through library studies, observations, and interviews. The data were analyzed qualitatively. The problems were addressed through the Theory of Tourism Products Development for the uniqueness problem, Theory of Psychoanalysis and Theory of Tourism Area Life Cycle for developmental issues, and the Theory of Sustainable Tourism for spiritual healing problems contribution in realizing sustainable tourism in Bali. The gap between expectations about authenticity and reality of spiritual healing products from the outside has not been studied so this is a new study.
The uniqueness of spiritual healing in Bali is ethnic, cultural, and natural-based. The pattern of development of spiritual healing used spiritual movement pattern, the pattern of the middle ground, and the pattern of pure business, based on spiritual healing product authenticity in Bali. Contributions of spiritual healing in realizing sustainable tourism in Bali lie on the product of spiritual healing and are based on destination and oriented to resources in Bali destination. Balinese ethnicity, culture, and nature are unique to spiritual healing in Bali, so its development should be oriented to the destination and Bali local resources. Development oriented to the destination and local resources supports the realization of sustainable development of tourism in Bali. Therefore, the people of Bali are advised to be more creative in exploring the potential of spiritual healing in Bali to continue to be developed in Bali tourism.
Keywords: Spiritual Healing, Uniqueness, Development, Contributions
tourism has developed retreats, which provide an opportunity to build meaning in life through
spiritual exercises. This research aims to reveal the products of retreat tourism 5.0 through
qualitative analysis. Meanwhile, the data was collected through observation and interviews, as
well as approached with destination and product planning theory. The result showed that
inbound tourists found the Bali retreat experience to provide tranquility, peace, confidence, and
self-satisfaction, which are the meanings of a better quality of life. Therefore, retreat tourism
has a good opportunity to be developed in Society 5.0.
Keywords: Hindu Ashram, Tourism Product, Commodification
telah merantau sampai ke Jawa, kemudian menjadi sukses membangun
kembali kerajaan Mataram, sebab Panembahan Senapati konon
merupakan keturunan Ki Soma Pamacekan dari Bali. Pada era kolonial, budakbudak Bali sangat terkenal di Batavia. Pada dua babak sejarah ini, identitas Bali tak terbangun di perantauan. Mereka membaur menjadi sub-bagian dari masyarakat setempat. Pasca kolonial, pariwisata memberikan andil besar bagi tenaga kerja Bali mengenal dunia luar, selain transmigrasi program pemerintah. Pariwisata telah memberikan kebanggaan kepada orang-orang Bali sebagai orang yang berasal dari peradaban besar, sehingga wisatawan banyak belajar ke Bali. Kebanggaan ini membangun identitas Bali yang kuat di perantauan. Buku ini mengungkapkan bagaimana membangun kebanggaan Bali tersebut di perantauan dari kepungan kebudayaan dominan. Babak baru dari Bali telah bangkit, seperti terbitnya sinar mentari pagi.
Nilai-nilai Hindu itu menjadikannya inspirasi bagi pembangunan dunia baru yang tanpa penindasan, sebab tujuan Hindu adalah kebebasan. Karena itu, ajaran-ajaran Hindu adalah ajaran pembebasan. Ajaran-ajaran ini yang menjadi landasan kritis dalam melihat realitas sosial. Ajaran-ajaran ini yang selalu tampil ketika tirani merajalela. Hal ini yang menjadi senjata perlawanan terhadap berbagai penindasan.