Papers by Agriekonomika (Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian)

ABSTRAK Wonosobo merupakan kabupaten yang mempunyai petensi besar di sektor pertanian. Lebih dari... more ABSTRAK Wonosobo merupakan kabupaten yang mempunyai petensi besar di sektor pertanian. Lebih dari 50% penduduk Kabupaten Wonosobo berprofesi sebagai petani. Isu tentang pertanian dan kesejahteraan petani selalu menjadi isu sentral ketika memasuki masa pemilihan kepala daerah. Di era otonomi daerah, setiap kepala daerah mempunyai kewenangan dalam menjalankan tata kelola pemerintahan sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki. Tulisan ini merupakan suatu kajian analitik berdasarkan literatur yang bertujuan untuk mengupas sejauh mana pengaruh penerapan otonomi daerah di Kabupaten Wonosobo dalam hal kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan, serta memberi gambaran kelebihan serta kelemahan otonomi daerah dalam tata kelola pemerintahan di sektor pertanian. Metode yang digunakan adalah dengan metode kualitatif serta kajian pustka. Data yang digunakan adalah data sekunder dari BPS dan Bappeda. Adapun hasil kajian menunjukkan bahwa saat ini bahwa harmonisasi kepemimpinan dalam hal pengambilan kebijakan kepala daerah di Wonosobo belum berjalan sesuai harapan, ego dan gaya kepemimpinan menjadi alasan mengapa setiap pergantian periode cenderung berganti pula kebijakan yang dijalankan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar masing-masing stakeholder terkait melakukan sinkronisasi kebijakan dan program dalam rangka pembangunan pertanian yang berkelanjutan. ABSTRACT Wonosobo is a very potential regency in agricultural sector. There are more than 50% of the population are farmers. Issue about agriculture and farmers' welfare always places the central issue in the election era. In regional autonomy, every district leader has an authority in carrying out their government urban planning in accordance with their resource potency. This paper is a literature analytical study which aims to analyze how far is the influences of the regional autonomy implementation in Wonosobo. It focuses in the continuity of agricultural development policy and also gives the illustration of the strength and weaknesses in their government urban planning in agriculture sector. The method used is by qualitative method and literature review. The data used are secondary data from BPS and Bappeda. The result shows that the harmonization of leaders in taking the leader policy in Wonosobo has not run as the hope before, the ego and style of leadership of the district head becomes the main reason why every changing period often changes the policy. The recommendation of this research is that each relevant stakeholder must synchronizes policies and programs for sustainable agricultural development.

ABSTRAK Tujuan penelitian adalah menganalisis adaptasi yang dikembangkan sistem komunikasi Pemeri... more ABSTRAK Tujuan penelitian adalah menganalisis adaptasi yang dikembangkan sistem komunikasi Pemerintah dan peternak. Teori yang digunakan adalah teori sistem komunikasi dalam perspektif Niklas Luhmann. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografi. Populasi penelitian di Kabupaten Purworejo yang menjadi sentra budidaya kambing Peranakan Ettawa (PE). Informan penelitian adalah Kepala Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan (DPPKP), Ketua Kelompok Jabatan Fungsional (KJF), Kepala Bidang Peternakan DPPKP, Koordinator Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK), Petugas Penyuluhan Lapang (PPL), Ketua Kelompok Tani, dan Peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem komunikasi Pemerintah dijalankan oleh struktur komunikasi yang ada di KJF dan BPK. Sistem komunikasi Pemerintah dalam menghadapi kompleksitas lingkungan budidaya kambing PE berevolusi menjadi sistem yang tidak adaptif. Sistem komunikasi peternak dikembangkan oleh struktur kelompok tani (poktan). Sistem komunikasi peternak dalam menghadapi kompleksitas lingkungan budidaya kambing PE berevolusi menjadi sistem adaptif. ABSTRACT The aim of this research was to analyze the adaptation process that was developed by government and farmer communication systems. The theory used was communication system by Niklas Luhman's perspective. The research method used was ethnography. Extension, extension staff, head of farmer groups, and farmers. The result of the study showed that government communication system was developed by Functional Group (KJF) which is under the Agricultural, Livestock, Marine and Fisheries Offices (DPPKP) and Center for Agricultural Extension (BPK) located in the subdistrict. Government communication system in encountering the environmental complexity of EC goat farming evolved into a system that was not adaptive. On the other hand, farmer communication system was developed by farmer groups (poktan). Farmer communication system encountering environmental complexity of EC goat farming evolved into an adaptive system.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan petani sayuran dataran tinggi dan ... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan petani sayuran dataran tinggi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sayuran dataran tinggi. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan regresi linear berganda dengan model Cobb-Douglass. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) usahatani sayuran dataran tinggi menguntungkan dengan nilai R/C>1, (2) bibit, luas lahan, pupuk buatan, pupuk kandang, tenaga kerja, dan pestisida berpengaruh signifikan terhadap produksi sayuran. ABSTRACT This study aims to analyze the income of upland vegetable farmers and the factors factors that effect the production of hifhland vegetables. This research uses descriptive analysis method and multiple linear regression with Cobb-Douglass model. The result of the analysis showed that: (1) upland vegetable farming profitable with R/C>1, (2) seeds, land area, artificial fertilizer, manure, labor, pesticide have significant effect on vegetable production.

ABSTRAK Agribisnis merupakan sebuah sistem yang mengaitkan proses usahatani dengan subsistem hulu... more ABSTRAK Agribisnis merupakan sebuah sistem yang mengaitkan proses usahatani dengan subsistem hulu dan hilir. Setiap elemen entitas sepanjang rantai dalam agribisnis mempunyai hubungan saling ketergantungan. Hubungan tersebut disebut hubungan pemasaran (relationship marketing), merupakan pendekatan dalam pemasaran yang didasarkan pada pengembangan hubungan jangka panjang dengan pemasok dan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pemasaran (relationship marketing) agribisnis beras organik dan tingkat keterikatannya. Kajian hubungan tersebut meliputi: costomer service, quality and marketing. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, unit bisnis beras organik bekerjasama dengan petani padi organik sebagai pemasok dan distributor beras organik sebagai pelanggan. Hubungan kerjasama dievauasi melalui analisis tingkat relationship marketing yang ditinjau dari 4 dimensi (kepercayaan, komitmen, kepuasan, dan ketergantungan), serta tingkat keterikatan relationship marketing yang terjalin dengan rekan bisnisnya, dengan menggunakan metode scoring. Hasil penelitian menunjukkan: bahwa tingkat relationship marketing antara unit bisnis beras organik dengan petani padi organik dan dengan pelanggan beras organik berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa antara unit bisnis beras organik, petani padi organik, dan pelanggan beras organik telah memiliki kepercayaan satu sama lain, memiliki komitmen untuk menjalin kerjasama jangka panjang, puas terhadap kinerja rekan bisnis, dan tergantung terhadap rekan bisnisnya. Tingkat keterikatan relationship marketing yang terjalin antara pelaku agribisnis beras organik adalah pada level koordinatif. Pada level ini hubungan yang terjalin antar pelaku agribisnis beras organik lebih dari sekedar kegiatan transaksional karena telah ada ikatan yang lebih erat. ABSTRACT Agribusiness is a farming system that associates on farming processes with the up stream and downstream subsystem. Each element throughout the chain in agribusiness entities have a interdependence relationship. That is called relationship marketing, a marketing approach that is based on developing long-term relationships with suppliers and customers. The purposes of this reseach are:. analyzing of organic rice agribusiness relationship marketing and the level of its attachment. Study of the relationship includes: costomer service, quality and marketing. In carrying out its business activities, the rice organic business unit is cooperating with organic rice farmers as suppliers and distributors of organic rice as customers. The relationship between rice organic business unit with the business partner is evaluated through the level of relationship marketing analysis in terms of 4 dimensions (trust, commitment, satisfaction, and dependency), and the level of attachment relationship marketing that exists with their business partner, that using scoring method .The results of analysis show that the level of relationship marketing between rice organic business unit with organic rice farmers and organic rice customers are on normal category. This show that between rice organic business unit, organic rice farmers, and organic rice customers have trust in each other, a commitment to establish long-term cooperation, satisfied with the performance of business partners, and dependent on its business partner. Level of relationship marketing attachment that exists between agribusiness organic rice is at the level of coordinatio. At this level the relationship between agribusiness, organic rice is more than just a transactional activity because there has been closer relationship.

ABSTRAK Kemiskinan menjadi permasalahan utama bangsa Indonesia, jumlah penduduk miskin sebesar 28... more ABSTRAK Kemiskinan menjadi permasalahan utama bangsa Indonesia, jumlah penduduk miskin sebesar 28.55 juta orang (11. 47%), sementara ketimpangan pendapatan meningkat hingga mencapai 0.41 (BPS, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak Dana Alokasi Khusus (DAK) yang berupa conditional grant terhadap pembangunan pertanian, kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan dengan data time series tahun 2009-2013 dan data cross section pada 11 provinsi di Indonesia. Metode untuk estimasi parameter menggunakan 2SLS. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan alokasi DAK jalan dan irigasi dapat meningkatkan kinerja fiskal, sektor PDRB pertanian, total PDRB, dan total penyerapan tenaga kerja, tetapi penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menurun disebabkan adanya kenaikan upah, menurunkan ketimpangan pendapatan dan mengurangi kemiskinan baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Penelitian ini merekomendasikan bahwa pemerintah pusat hendaknya meningkatkan injeksi dana langsung ke daerah lewat dana alokasi khusus (DAK) bidang infrastruktur karena dampaknya efektif menurunkan kemiskinan. ABSTRACT Poverty is the main problem in Indonesia, the number of the poor is 28.55 million people (11.47%), while income inequality increased until 0.41 (BPS, 2013). The main objective of this study was to evaluate the impact of Special Allocation Fund on agricultural development, poverty, and income inequality. This study uses simultaneous equation models with time series data of 2009-2013 and cross section data of 11 provinces in Indonesia. Method for parameter estimation is 2SLS. The simulation results show that the increased allocation of DAK road and irrigation can increase fiscal performance, the agricultural sector GRDP, total GRDP, but the labour force absorbtion of agricultural decreases because of the increasing of wages, the decreasing of income inequality and the reducing of poverty either in rural or urban areas. This study recomends that the central government should improve the injection of funds directly to the regions through a special allocation fund for rural infrastructure and agriculture because it gives an effective impact on poverty alleviation.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pembangunan agrowisata sebagai di... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pembangunan agrowisata sebagai diversifikasi obyek wisata di Taman Wisata Lembah Harau berbasis kearifan lokal dan menyusun strategi pengembangan Taman Wisata Lembah Harau melalui pendekatan kearifan lokal dengan analisis SWOT. Metode penelitian menggunakan survey, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pembangunan agrowisata berpotensi untuk dikembangkan di luar areal obyek wisata Lembah Harau yaitu di Nagari Tarantang, Harau dan Solok Bio-Bio Kawasan Lembah Harau berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata dan dinilai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, 2). Filosofi Tungku Tigo Sajarangan merupakan potensi kearifan lokal yang dapat dijadikan model kepemimpinan untuk mengatasi konflik kepentingan pengelolaan Taman Wisata Lembah Harau dan 3). Strategi pengembangan yang dapat dilakukan adalah mengembangkan atraksi dan obyek wisata baru berbasis budaya dan kearifan lokal yang lebih banyak melibatkan pihak masyarakat disertai dengan kegiatan pemasaran dan promosi berbasis IT. ABSTRACT The purposes of this study are 1) identification of potential cultural and local knowledge that supports the development of Lembah Harau Garden Tourism (LHGT), 2) to arrange management strategy of LHGT through local wisdom approach with a SWOT analysis. The research method uses surveys, interviews and study of literature. The results suggest that 1) Harau Valley region has a diverse cultural and historical potential that can be developed to enrich the tourist attraction in LHGT, 2) philosophy of Tungku Tigo Sajarangan is a potential local wisdom that can be used as a model of leadership to resolve conflicts of interest LHGT management and 3). The development strategy of LHGT is to develop new tourist attractions and object-based culture and local wisdom that more involving local communities with marketing and promotional activities based.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik konsumen otak-otak bandeng d... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik konsumen otak-otak bandeng di Gresik, (2) menganalisis atribut-atribut yang mempengaruhi pembelian otak-otak bandeng di Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Toko Muzanah dan Sari Kelapa. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dan analisis konjoin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen otak-otak bandeng berusia antara 25-35 tahun, rata-rata pendidikan terakhir sarjana dan bekerja sebagai karyawan swasta dengan gaji rata-rata lebih dari Rp. 2.500.000dan memiliki tanggungan keluarga antara 1-5 orang. Berdasarkan hasil analisis konjoin diketahui bahwa konsumen otak-otak bandeng lebih menyukai bahan kemasan kardus, desain kemasan bergambar bandeng, rasa pedas, harga Rp. 45.000 dan ukuran berat 400 gr. ABSTRACT The aims of this study are (1) to know the characteristics of the consumers who buy otak-otak bandeng in Gresik, (2) to analyze what kinds of attributes that become the consumers' choice on otak-otak bandeng in Gresik. This study is conducted in Muzanah Store and Sari Kelapa. This study uses descriptive analysis and conjoint analysis. The results of this study show that the consumers who buy otak-otak bandeng are consumers in the age of 25-35 years old with college as their last education that work as private sector employees with salary > Rp 2,500,000 and have a number of family members of 1-5 people. The results of conjoint analysis show that the consumers prefer cardboard packaging material, milkfish image packaging design, dominant blue color packaging, spicy flavor, price of Rp 45,000, and size of 400 gr.

ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) tingkat pengembalian KKP-E yang sudah dibayarkan ... more ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) tingkat pengembalian KKP-E yang sudah dibayarkan oleh petani padi dan untuk mengetahui tingkat kelancaran serta kemampuan pengembalian KKP-E dan (2) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian KKP-E oleh petani padi di Kabupaten Kudus. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Sampel yang digunakan sebanyak 31 responden petani padi yang mengambil KKP-E yang telah jatuh tempo pengembalian kredit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengembalian KKP-E di Kabupaten Kudus dikategorikan lancar dan tepat waktu dengan persentase tingkat tunggakan adalah sebesar 8%, Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian KKP-E padi di Kabupaten Kudus secara parsial signifikan berpengaruh adalah jumlah pinjaman, lama usahatani, luas lahan, serta umur. Sedangkan yang tidak signifikan berpengaruh adalah pendapatan usahatani, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan dummy wilayah. Secara simultan, faktor-faktor independen bersama-sama mempengaruhi jumlah pengembalian KKP-E padi (F sig < α = 5%). Nilai adjusted R 2 adalah 0.883 atau 88.30%. ABSTRACT The aims of this study are (1) to find out various uses of 'Food and Energy Security' Credit (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi—KKP-E) and its proportion used in rice farming among farmers in Kudus Regency, (2) to examine the repayment of KKP-E ever paid by the rice farmers as well as the smoothness and ability of repaying the credit and (3) to identify the factors affecting the repayment rate of KKP-E by rice farmers in Kudus Regency. This study to collect a sample of 31 respondents among rice farmers taking KKP-E with the expired credit repayment.. The results of the credit repayment rate in Kudus Regency was categorized as smooth and timely with a percentage of back payment was 8% and the factors affecting the success of credit repayment were the amount of credit, farming period, land size, and age, while the factors that did not affect it were farming income, education, number of family member, and dummy of regions. All the independent factors simultaneously affect the amount of KKP-E repayment for rice commodity was F < α = 5%. The value of adjusted R 2 was 0,883 or 88,30%.

ABSTRAK The purpose of this study is to analyze the socioeconomic and agro-ecological aspects of ... more ABSTRAK The purpose of this study is to analyze the socioeconomic and agro-ecological aspects of chili production in three selected communities of three districts-Magelang, Brebes, and Rembang-that represent distinct agro-ecosystems of chili cultivation within Central Java province. This is to answer a problem statement that chili farming still faces crop protection aspects as limiting factors in chili production. This study uses quantitative descriptive methods. Data were compiled from a survey of 160 chili farmers in 2010-2011. The results show that yield loss due to pests and diseases was considerable, and some of these problems were becoming difficult to control. The three top pests were thrips, mites, and whitefly; and the top three diseases were Anthracnose, Gemini-viruses, and Phytophthora. During the wet season, risk of anthracnose was very high; in the dry season, risk of yield lost to Gemini-viruses and Phytophthora was high. The potential losses could reach 100%. There is a crucial need to solve the problems by enhancing farmers' knowledge and involving research institutions focusing on crop protection strategy.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan yaitu: mendiskripsikan... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang diajukan yaitu: mendiskripsikan Implementasi Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE) di Kab. Bondowoso yang dimaknai oleh masyarakat secara umum; mendiskripsikan dampak dan manfaat yang ditimbulkan dari program UPSUS PAJALE yang dirasakan oleh masyarakat; mendiskripsikan apakah aktivitas program UPSUS PAJALE telah mendorong terjadinya konflik sosial dikalangan masyarakat di Bondowoso. Untuk mewujudkan tujuan penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan etnografi, yang dikemas dalam bingkai penelitian kualitatif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Teknik Pengumpulan data mengkombinasikan studi dokumen dan penelitian lapangan (field study) melalui wawancara mendalam, observasi, dan pengamatan berperanserta. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi UPSUS Pajale memberikan gambaran bahwa pada kalangan elit, telah memberikan dampak yang cukup baik dan respon yang positif terhadap implementasi program UPSUS, namun belum menyentuh masyarakat marginal dan masyarakat powerless ditingkat struktur terbawah. ABSTRACT This research aims to answer the question raised is: describing the Program Implementation Specialty Effort Increasing Production of Rice, Corn and Soybeans (UPSUS PAJALE) in Kabupaten Bondowoso is understood by the general public; describe the impact and the benefits arising from program UPSUS PAJALE perceived by the public; describe whether UPSUS PAJALE program activities have lead to social conflicts among people in Bondowoso. To realize the goal of the research, the research method used is an ethnographic approach, which is encapsulated in frames of qualitative research. Location research is purposive in Kabupaten in East Java. Data collection technique combines the study of documents and field study through interviews, observation, and observation participate. The results showed that the implementation of UPSUS Pajale illustrates that the elite, has impacted quite good and positive response to the implementation of the program UPSUS, but has not touched the marginalized people and communities powerless level structure of the lowest.

ABSTRAK Pertukaran informasi menjadi masalah yang mendapat sorotan dalam kegiatan penyuluhan pert... more ABSTRAK Pertukaran informasi menjadi masalah yang mendapat sorotan dalam kegiatan penyuluhan pertanian dan perikanan. Sulitnya petani mengakses informasi ini kemudian memunculkan solusi dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti media sosial. Sehingga, paper ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penyuluhan yang memanfaatkan media sosial ini lewat sebuah studi literature terhadap sumber data sekunder. Dari hasil analisis penggunaan facebook dirasa masih sangat kurang optimal karena tidak ada update informasi terkait kegiatan perikanan. Namun, Kementerian Pertanian justru sangat aktif dalam menggunakan facebook. Sedangkan untuk pemanfaatan twitter, keduanya sama-sama aktif untuk berinteraksi dengan masyarakat. Pemanfaatan video conference dinilai sangat baik untuk Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan, namun masih kurang dioptimalkan oleh Kementerian Pertanian. Secara rutin dua institusi ini memperbaharui informasi terkait kegiatan pertanian dan perikanan seperti: budi daya, teknologi, maupun pemasaran. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan yang memanfaatkan media sosial harus terus dioptimalkan karena jumlah penggunanya yang terus meningkat. ABSTRACT The exchange of information becomes a problem that gets the spotlight in the agriculture and fisheries extension activities. The difficulty for farmers to access this information is then led to solutions that take advantage of information technology such as social media. Thus, this paper aims to determine how the implementation of social media outreach utilizing it through a literature study on secondary data sources. From the analysis of the use of facebook it is still a very sub-optimal because there is no update information related to fishing activities. However, the Ministry of Agriculture is very much active in using facebook. As for the use of twitter, both are equally active to interact with the community. Utilization video conference is considered very good for Extension and Community Empowerment Center of Marine and Fisheries but still less optimized by the Ministry of Agriculture. These two institutions regularly updated information related to agriculture and fisheries activities such as farming, technology, and marketing. Thus, it can be concluded that outreach activities that take advantage of social media should be optimized for the number of users continues to increase.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui p... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui pendapatan tenaga tenaga kerja Industri Emping Melinjo di Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan, (2) Untuk mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja terhadap pendapatan keluarga di sektor industri Emping Melinjo di Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan keluarga di Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan (Dengan jumlah pendapatan terkecil yaitu 38 orang atau 44% yaitu Rp 750.000-Rp 1.100.000. Kemudian pada jumlah pendapatan terbesar yang diperoleh tenaga kerja ialah Rp.2.150.000-Rp.2.500.000 berjumlah 2 orang atau 2%. Sedangkan kontribusi terhadap pendapatan di sektor industri Emping Melinjo di Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan bahwa kontribusi pendapatan keluarga terbesar/Tinggi sebanyak 24 orang atau 28 %, kemudian nilai yang terkecil/ sangat rendah ialah 10 orang atau 11 %. ABSTRACT This study aims to determine the following matters: (1) to determine the earnings of industrialworkers in the district chips melinjo Burneh Bangkalan district. (2) to determine the contribution of labor income to the family income in theindustrial sectorin the sub chips melinjo Burneh Bangkalan district.the result showed that the income of families in the district (with the smallest amount of income that is 38 or 44% is Rp 750.000-Rp 1.100.000, then the largest amount of income earned is labor Rp.2.150.000-2.500.000 amounted to 2 or 2%.While the contribution to earning in the industrial sector in the sub chips melinjo Burneh Bangkalan district that contributes the largest family incomeas many as 24 people or 28%, then the smallest value is 10 or 11% PENDAHULUAN Upaya pembangunan pertanian di Kabu-paten Bangkalan diarahkan pada pening-katan lahan khususnya lahan kering yang merupakan daerah sentra palawija (jag-ung local / kretek tambin) yang memiliki keunggulan sifat (tahan simpan, toleransi terhadap kekeringan, rasa lebih enak, ren-daman beras jagung lebih tinggi dll). Se-dangkan untuk sawah, sebagian berpen

ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kebutuhan pangan, sesuai dengan pertambahan juma... more ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kebutuhan pangan, sesuai dengan pertambahan jumah penduduk. Kebutuhan pangan di Indonesia hampir dapat dipenuhi semua, dari potensi domestik, kecuali untuk komoditas pangan asal daging impor dan kedelai yang masih mengalami defisit, sedangkan untuk beras, jagung, kacang maupun ubi, telor, daging ayam, dan susu mengalami surplus yang tinggi. Tujuan tulisan ini untuk mengetahui petumbuhan ekonomi dan kebutuhan pangan di Indonesia. Pemerintah dapat mempertahankan dan berupaya terus memacu pembangunan ketahanan pangan, melalui program yang benar-benar mampu memperkokoh untuk ketahanan pangan, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat pendapatan rumah tangga dapat mencerminkan menjadi salah satu ukuran kemampuan dalam mengakses konsumsi pangan yang dibutuhkan beserta keragamannya. Pertumbuhan komoditi pangan yang paling tinggi setiap tahun adalah komoditi beras, sedangkan kontribusi daging sapi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani menduduki urutan yang kedua setelah daging unggas. ABSTRACT Growth effect economic on food requirements, accordance with increasing the sheer the number residents. Food needs can be met in Indonesia, almost all, of the domestic potential, except for the origin of food commodities imported meat and soybeans are still in deficit, while for rice, corn, beans and potatoes, eggs, chicken, and milk have a surplus high. The purpose of this article to find out of economic and food needs in Indonesia, so it can be overcome by the provision of agricultural origin and livestuc food as needed. Government may seek to retain and continue to spur the development of food security, through a program that is really able to strengthen food security, as well as to improve the welfare of the community. Household income levels can be one measure reflects the ability to access food consumption is required along with diversity. The growth of most food commodities are higher every year is rice, while the contribution of beef in meeting the needs of animal protein ranks second after the poultry. The achievement of food security needs to be focused on the realization of food security and food technology development, is expected to facilitate the program of post-harvest and agro-processing, effectively, and to support government policy, more attention to the problem Indonesia of food in security.

ABSTRAK Kebutuhan masyarakat akan daging sapi selalu meningkat setiap tahun seiring dengan pertam... more ABSTRAK Kebutuhan masyarakat akan daging sapi selalu meningkat setiap tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Dalam hal ini, ketersediaan daging sapi sangat bergantung terhadap populasi sapi, sehingga harus seimbang antara kebutuhan daging sapi dan populasi sapi. Dinamika populasi sapi didukung oleh ketersediaan pakan dalam wilayah tersebut, sehingga proyeksi dugaan antara populasi sapi dan ketersediaan pakan dapat diramalkan. Ketersediaan pakan selama 1 tahun dengan kuantitas yang berlebih dalam suatu wilayah mendukung untuk peningkatan kapasitas populasi sapi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pendugaan dan peramalan berdasarkan data runtun waktu dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2012 terhadap peubah daya dukung pakan dan peubah populasi ternak sapi. Hasil ramalan dari kedua peubah tersebut digunakan untuk melakukan peramalan kemampuan daya dukung pakan terhadap kapasitas peningkatan populasi ternak sapi. Penelitian ini menggunakan empat model analisis tren yakni; Least Square pola linear, Quadratic, exponential, dan moving average. Adapan tahapannya adalah mendeskripsikan pola daya dukung pakan dan populasi sapi, penentuan model tren, pemilihan model yang sesuai, dan melakukan pendugaan atau peramalan. Hasil menunjukkan bahwa dugaan sumber daya dukung pakan masih memenuhi kebutuhan populasi sapi sampai 1.800.734 ekor. Hal ini menandakan bahwa ketersediaan pakan di Provinsi Maluku melimpah karena prediksi populasi ternak sapi hanya mencapai 96.343 ekor di tahun 2017. Kata kunci: Proyeksi, Daya Dukung Pakan, Sapi. FEED RESOURCES AND CATTLE POPULATION PROJECTION IN MALUKU PROVINCE ABSTRACT The beef demands on the country always increasing every year as growth as human population. The beef stock depending on population of cattle, so the beef stock and cattle population must balanced. The dynamics of cattle population supported by carrying capacity in every region, so the cattle population and feedstuff stock can be estimated. Availability of feedstuff stock in every year with an excess quantity in an area can support for increasing cattle population. The aim of research was to estimating and forecasting carrying capacity and cattle population based on time series data from 1997 until 2012. The result of estimating and forecasting regional feedstuff stock support for increasing cattle. 4 model of tren analyzation used are Least Square pola linear, Quadratic, exponential, dan moving average. First, describe the carrying capacity from agriculture waste in every region and beef cattle population, then tren models was decided. The results showed feed source projection still sufficient to 1.800.734 cattle. This indicated that feed availability is abundant because the cattle population projection reach only 96.343 in 2017.

ABSTRAK
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun. Se... more ABSTRAK
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun. Seiring dengan hal tersebut, potensi bahan baku perikanan yang sedemikian besar mendorong tumbuhnya usaha-usaha pengolahan makanan berbahan dasar ikan terutama usaha skala mikro kecil menengah, khususnya di wilayah-wilayah sentra penghasil perikanan seperti di kecamatan Klampis. Salah satu Kelompok Usaha Bersama (KUB) skala mikro yang mengusahakan produk berbasis hasil perikanan adalah KUB " Bajrah Gunah " yang berlokasi di Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan yang memproduksi petis, terasi dan kerupuk ikan. Namun demikian,usaha skala mikro (micro enterprise) seringkali terkendala berbagai permasalahan terutama dibidang pemasaran, apalagi dalam kondisi harus bersaing dengan perusahaan skala menengah ataupun industri skala besar lainnya. Komunikasi pemasaran merupakan kata kunci strategis untuk memainkan peran produk lokal agar bisa berkembang oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh usaha skala mikro KUB Bajrah Gunah. Metode analisis yang digunakan adalah SWOT analysis yang datanya diperoleh hasil Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan adalah perbaikan label sebagai sarana komunikasi dan promosi terhadap pelanggan, Perluasan jejaring, model serta saluran komunikasi pemasaran untuk membidik target konsumen yang lebih luas melalui penambahan media komunikasi pemasaran selain handphone, seperti web dan blog, serta pembuatan sarana promosi lainnya seperti leaflet, banner serta ikut serta dalam jejaring pameran yang lebih luas, branding yang kuat dengan label yang lebih marketable, perbaikan kemasan yang sesuai bagi seluruh produk yang ada, pelatihan secara kontinu serta berjenjang dari pihak terkait serta plang papan nama KUB di dekat jalan utama untuk menginformasikan keberadaaan KUB Bajrah Gunah. ABSTRACT Fish potency of Indonesian sea reachs about 6,4 millions tonne per year. As this situation, material potential for fish base has encouraged establishment of food processing business by fish base especially small medium or micro scale business in central area of fish such as in Klampis sub district. One of micro enterprise producing fish base product is KUB " Bajrah Gunah " located in Klampis sub district of Bangkalan district. This business produces petis (fermented

ABSTRAK
Nipah merupakan salah satu tanaman didaerah pasang surut. Di Indonesia terdapat Sekitar ... more ABSTRAK
Nipah merupakan salah satu tanaman didaerah pasang surut. Di Indonesia terdapat Sekitar tujuh juta hektar (7ha) tanaman Nipah. Pemanfaatan kulit nipah sampai saat ini belum maksimal. Penelitian ini mencoba membuat briket arang dengan campuran arang kelapa. Metode pernelitian ini menggunakan eksperimen untuk pembuatan briket kulit nipah dan metode kuantitatif tehadap nilai ekonomisnya. Dari hasil penelitian didapat kadar air 9,2 %, kadar abu 3,51 % dan kadar zat menguap 2,62 %. Hasil penelitian tersebut layak dan kulaitasnya hampir sama dengan batu bara muda. Dari perhitungan analisa finansial perhitungan NPV, IRR, Payback period B/C ratio adalah masing-masing menghasilkan nilai masing-masing adalah 8.843.001, 41 %, 3 tahun 7 bulan dan 2,04. Sehingga usaha briket arang dari kulit nipah dengan tempurung kelapa sangat layak untuk dijadikan usaha skala rumah tangga. ABSTRACT Nipa palm is among the plants at intertidal. In Indonesia there are about seven millions ha (7ha) plants of Nipa palm. Utilization of leather nipa palm today has not been maximized. This research tried to make coal briquettes nipa palm leather with a blend of coconut charcoal. This study used experiment methods for briquetting leather nipa palm and quantitative of the economic value. This charcoal briquette have a moisture content of 9, 2 %, ash content 3,51 %,; levels of volatile matter 2,62 %.The research results feasible and quality is almost the same as the brown coal.Financial analysis of calculation of NPV, IRR, Payback period B / C ratio is yield each value is 8,843,001, 41%, 3.6 years and 2,04. So that businesses charcoal leather palm leaf with coconut is very eligible to be a domestic scale business. PENDAHULUAN Nipah merupakan salah satu tumbuhan mangrove, yang hidup di iklim tropis dan tersebar merata hampir di seluruh Indonesia. Nipah atau Nypa ruticans adalah salah satu pohon anggota famili Arecaceae (palm) yang umumnya tumbuh di perairan baik tepi pantai, danau, sungai, maupun rawa-rawa (Teo, dkk., 2010). Luas tanaman nipah di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai

ABSTRAK
Penelitian dilakukan di Pasar hewan Palasari Indramau Jawa Barat, penentuan data dilakuk... more ABSTRAK
Penelitian dilakukan di Pasar hewan Palasari Indramau Jawa Barat, penentuan data dilakukan dengan metoda survey lapang dipasar hewan, pengambilan data dilakukan melalui wawancara terhadap 10 pedagang kecil, 10 pedagang besar, 10 calo ternak domba dan konsumen ternak domba, data primer dan data skunder dianalisis secara diskriptif dan kuantitatif. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui rantai pemasaran ternak domba di pasar hewan Palasari Indramayu. Hasil Penelitian rantai pemasaran ternak domba mempunyai 3 (tiga) mata rantai hingga pada konsumen akhir, pada masing-masing mata rantai memiliki margin pemasaran tersendiri, yaitu rantai pemasaran I, II dan III, masing-masing rantai pemasaran menentukan nilai share, dengan keuntungan yang berbeda, diperoleh rantai pemasaran I pedagnag kecil nilai share sekitar 2%/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai share sekitar 2%/ekor dan rantai pemasaran III para calo nilai share sekitar 1,5%/ekor. Rantai pemasaran I pedagang kecil nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.300.000/ ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.476.815/ ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.392.920/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor dan rantai pemasaran III calo nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.346.000/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 35.893,8/ekor. ABSTRACT The study was conducted at the market animal Palasari Indramayu, West Java, the determination of the data is done by the method of field survey on the market of animals, data retrieval is done through interviews with 10 small merchants, 10 wholesalers, 10 brokers sheep and consumers sheep, primary data and secondary data analyzed diskriptif and quantitative. The purpose of this paper is to investigate the marketing chain of sheep at the animal market research Indramayu. The results Palasari marketing chain of sheep has 3 (three) chain until the end consumer, in each chain has its own marketing margin, which is the marketing chain I, II and III, respectively the marketing chain determines the value of the shares, with a distinct advantage, obtained marketing chain I pedagnag small value share of around 2%/head, the marketing chain II wholesalers value share of around 2%/head and marketing chain III brokers value share of about 1.5%/head. Marketing chain of small traders selling points early adult male sheep around Rp 2.300.000/head and the value of the final sale

This study is aimed to know Structuring the sub element of Institutional System of Beef Cattle In... more This study is aimed to know Structuring the sub element of Institutional System of Beef Cattle Industry. The methods used for data collection is by distributing questionnaires, interviews with experts and literature studies. Results of questionnaires and interviews with experts used to construct a hierarchy of election strategy for Beef Cattle industry development. Preparation of hierarchy elections industrial development strategy Beef Cattle using AHP technique. The formulation of a model with key elements in the element's goal is to realize a strong institutional element is the need for government support, elements of the perpetrator is a trader. While the key elements in the benchmarks is the increasing diversification of products Beef Cattle, element of constraint is the weak institutional system, lack of government support for industrial development Beef Cattle and the lack of guidance to the Breeders. For elements of the desired changes to the industrial development Beef Cattle is the formation of an independent group of cattle at the planting site Beef Cattle

Rasbora (Rasbora sp) is natural resources which have potency to catch in Rawa Pening Swamp. Total... more Rasbora (Rasbora sp) is natural resources which have potency to catch in Rawa Pening Swamp. Total production of rasbora was 11,930 kg in 2014. The research objectives to analyzed rasbora bioeconomic status with Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), and Open Access (OA) indicators in Rawa Pening. Bioeconomic analysis for Rasbora used Gordon-Schaefer Model. Primary data obtained with census and the total respondents were 31 gillnet fishers. Primary data were gillnet efforts, price and cost of rasbora fishing. Secondary data used Rasbora (Rasbora sp) production for 10 years from 2003-2012. The result of Gordon-Schaefer model for Maximum Sustainable Yield produced of rasbora (CMSY) of 44,100 kg/year with fishing efforts (EMSY) 21,000 efforts/year. The Maximum Economic Yield status (CMEY) 35,916.08 kg/year with effort maximum (EMEY) of rasbora 11,953 efforts/year. Meanwhile, limitation of the rasbora production in Open Access Equilibrium (COAE) was 43,000 kg/year and effort maximum (EOAE) 23,766 efforts/year. Rasbora resources in Rawa Pening status is in underfishing condition.
Uploads
Papers by Agriekonomika (Jurnal Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian)
https://solopramuka.blogspot.com/
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/suplaier-peluit-morse-grosir-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/grosir-buku-sku-penegak-syarat.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/grosir-buku-boyman.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/sifat-kepanduan-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-kepramukaan-berserta-sifat.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/grosir-perlengkapan-pramuka-semarang.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/cara-membuat-topi-boni.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/cara-membuat-topi-boni.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-solo-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-perlengkapan-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-tku-laksana-bordir-kosong.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-tku-bantara-bordir.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-solo-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-hasduk-bahan-satin-panjang-150cm.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/hasduk-bahan-satin-panjang-150cm.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-hasduk-pramuka-satin.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-baret-laken-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/tanda-jabatan-dewan-kerja-ranting.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-tanda-jabatan-dkr.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-hasduk-kacu-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/jual-hasduk-pramuka-murah.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-pramuka-dunia-dan-indonesia.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun. Seiring dengan hal tersebut, potensi bahan baku perikanan yang sedemikian besar mendorong tumbuhnya usaha-usaha pengolahan makanan berbahan dasar ikan terutama usaha skala mikro kecil menengah, khususnya di wilayah-wilayah sentra penghasil perikanan seperti di kecamatan Klampis. Salah satu Kelompok Usaha Bersama (KUB) skala mikro yang mengusahakan produk berbasis hasil perikanan adalah KUB " Bajrah Gunah " yang berlokasi di Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan yang memproduksi petis, terasi dan kerupuk ikan. Namun demikian,usaha skala mikro (micro enterprise) seringkali terkendala berbagai permasalahan terutama dibidang pemasaran, apalagi dalam kondisi harus bersaing dengan perusahaan skala menengah ataupun industri skala besar lainnya. Komunikasi pemasaran merupakan kata kunci strategis untuk memainkan peran produk lokal agar bisa berkembang oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh usaha skala mikro KUB Bajrah Gunah. Metode analisis yang digunakan adalah SWOT analysis yang datanya diperoleh hasil Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan adalah perbaikan label sebagai sarana komunikasi dan promosi terhadap pelanggan, Perluasan jejaring, model serta saluran komunikasi pemasaran untuk membidik target konsumen yang lebih luas melalui penambahan media komunikasi pemasaran selain handphone, seperti web dan blog, serta pembuatan sarana promosi lainnya seperti leaflet, banner serta ikut serta dalam jejaring pameran yang lebih luas, branding yang kuat dengan label yang lebih marketable, perbaikan kemasan yang sesuai bagi seluruh produk yang ada, pelatihan secara kontinu serta berjenjang dari pihak terkait serta plang papan nama KUB di dekat jalan utama untuk menginformasikan keberadaaan KUB Bajrah Gunah. ABSTRACT Fish potency of Indonesian sea reachs about 6,4 millions tonne per year. As this situation, material potential for fish base has encouraged establishment of food processing business by fish base especially small medium or micro scale business in central area of fish such as in Klampis sub district. One of micro enterprise producing fish base product is KUB " Bajrah Gunah " located in Klampis sub district of Bangkalan district. This business produces petis (fermented
Nipah merupakan salah satu tanaman didaerah pasang surut. Di Indonesia terdapat Sekitar tujuh juta hektar (7ha) tanaman Nipah. Pemanfaatan kulit nipah sampai saat ini belum maksimal. Penelitian ini mencoba membuat briket arang dengan campuran arang kelapa. Metode pernelitian ini menggunakan eksperimen untuk pembuatan briket kulit nipah dan metode kuantitatif tehadap nilai ekonomisnya. Dari hasil penelitian didapat kadar air 9,2 %, kadar abu 3,51 % dan kadar zat menguap 2,62 %. Hasil penelitian tersebut layak dan kulaitasnya hampir sama dengan batu bara muda. Dari perhitungan analisa finansial perhitungan NPV, IRR, Payback period B/C ratio adalah masing-masing menghasilkan nilai masing-masing adalah 8.843.001, 41 %, 3 tahun 7 bulan dan 2,04. Sehingga usaha briket arang dari kulit nipah dengan tempurung kelapa sangat layak untuk dijadikan usaha skala rumah tangga. ABSTRACT Nipa palm is among the plants at intertidal. In Indonesia there are about seven millions ha (7ha) plants of Nipa palm. Utilization of leather nipa palm today has not been maximized. This research tried to make coal briquettes nipa palm leather with a blend of coconut charcoal. This study used experiment methods for briquetting leather nipa palm and quantitative of the economic value. This charcoal briquette have a moisture content of 9, 2 %, ash content 3,51 %,; levels of volatile matter 2,62 %.The research results feasible and quality is almost the same as the brown coal.Financial analysis of calculation of NPV, IRR, Payback period B / C ratio is yield each value is 8,843,001, 41%, 3.6 years and 2,04. So that businesses charcoal leather palm leaf with coconut is very eligible to be a domestic scale business. PENDAHULUAN Nipah merupakan salah satu tumbuhan mangrove, yang hidup di iklim tropis dan tersebar merata hampir di seluruh Indonesia. Nipah atau Nypa ruticans adalah salah satu pohon anggota famili Arecaceae (palm) yang umumnya tumbuh di perairan baik tepi pantai, danau, sungai, maupun rawa-rawa (Teo, dkk., 2010). Luas tanaman nipah di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai
Penelitian dilakukan di Pasar hewan Palasari Indramau Jawa Barat, penentuan data dilakukan dengan metoda survey lapang dipasar hewan, pengambilan data dilakukan melalui wawancara terhadap 10 pedagang kecil, 10 pedagang besar, 10 calo ternak domba dan konsumen ternak domba, data primer dan data skunder dianalisis secara diskriptif dan kuantitatif. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui rantai pemasaran ternak domba di pasar hewan Palasari Indramayu. Hasil Penelitian rantai pemasaran ternak domba mempunyai 3 (tiga) mata rantai hingga pada konsumen akhir, pada masing-masing mata rantai memiliki margin pemasaran tersendiri, yaitu rantai pemasaran I, II dan III, masing-masing rantai pemasaran menentukan nilai share, dengan keuntungan yang berbeda, diperoleh rantai pemasaran I pedagnag kecil nilai share sekitar 2%/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai share sekitar 2%/ekor dan rantai pemasaran III para calo nilai share sekitar 1,5%/ekor. Rantai pemasaran I pedagang kecil nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.300.000/ ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.476.815/ ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.392.920/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor dan rantai pemasaran III calo nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.346.000/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 35.893,8/ekor. ABSTRACT The study was conducted at the market animal Palasari Indramayu, West Java, the determination of the data is done by the method of field survey on the market of animals, data retrieval is done through interviews with 10 small merchants, 10 wholesalers, 10 brokers sheep and consumers sheep, primary data and secondary data analyzed diskriptif and quantitative. The purpose of this paper is to investigate the marketing chain of sheep at the animal market research Indramayu. The results Palasari marketing chain of sheep has 3 (three) chain until the end consumer, in each chain has its own marketing margin, which is the marketing chain I, II and III, respectively the marketing chain determines the value of the shares, with a distinct advantage, obtained marketing chain I pedagnag small value share of around 2%/head, the marketing chain II wholesalers value share of around 2%/head and marketing chain III brokers value share of about 1.5%/head. Marketing chain of small traders selling points early adult male sheep around Rp 2.300.000/head and the value of the final sale
https://solopramuka.blogspot.com/
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/suplaier-peluit-morse-grosir-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/grosir-buku-sku-penegak-syarat.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/grosir-buku-boyman.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/sifat-kepanduan-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-kepramukaan-berserta-sifat.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/02/grosir-perlengkapan-pramuka-semarang.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/cara-membuat-topi-boni.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/cara-membuat-topi-boni.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-solo-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-perlengkapan-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-tku-laksana-bordir-kosong.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-tku-bantara-bordir.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-solo-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-topi-boni-laken-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-hasduk-bahan-satin-panjang-150cm.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/hasduk-bahan-satin-panjang-150cm.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-hasduk-pramuka-satin.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-baret-laken-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/tanda-jabatan-dewan-kerja-ranting.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-tanda-jabatan-dkr.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/grosir-hasduk-kacu-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2017/01/jual-hasduk-pramuka-murah.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/sejarah-pramuka-dunia-dan-indonesia.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
https://solopramuka.blogspot.co.id/2016/05/grosir-atribut-pramuka.html
Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun. Seiring dengan hal tersebut, potensi bahan baku perikanan yang sedemikian besar mendorong tumbuhnya usaha-usaha pengolahan makanan berbahan dasar ikan terutama usaha skala mikro kecil menengah, khususnya di wilayah-wilayah sentra penghasil perikanan seperti di kecamatan Klampis. Salah satu Kelompok Usaha Bersama (KUB) skala mikro yang mengusahakan produk berbasis hasil perikanan adalah KUB " Bajrah Gunah " yang berlokasi di Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan yang memproduksi petis, terasi dan kerupuk ikan. Namun demikian,usaha skala mikro (micro enterprise) seringkali terkendala berbagai permasalahan terutama dibidang pemasaran, apalagi dalam kondisi harus bersaing dengan perusahaan skala menengah ataupun industri skala besar lainnya. Komunikasi pemasaran merupakan kata kunci strategis untuk memainkan peran produk lokal agar bisa berkembang oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh usaha skala mikro KUB Bajrah Gunah. Metode analisis yang digunakan adalah SWOT analysis yang datanya diperoleh hasil Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran yang harus dilakukan adalah perbaikan label sebagai sarana komunikasi dan promosi terhadap pelanggan, Perluasan jejaring, model serta saluran komunikasi pemasaran untuk membidik target konsumen yang lebih luas melalui penambahan media komunikasi pemasaran selain handphone, seperti web dan blog, serta pembuatan sarana promosi lainnya seperti leaflet, banner serta ikut serta dalam jejaring pameran yang lebih luas, branding yang kuat dengan label yang lebih marketable, perbaikan kemasan yang sesuai bagi seluruh produk yang ada, pelatihan secara kontinu serta berjenjang dari pihak terkait serta plang papan nama KUB di dekat jalan utama untuk menginformasikan keberadaaan KUB Bajrah Gunah. ABSTRACT Fish potency of Indonesian sea reachs about 6,4 millions tonne per year. As this situation, material potential for fish base has encouraged establishment of food processing business by fish base especially small medium or micro scale business in central area of fish such as in Klampis sub district. One of micro enterprise producing fish base product is KUB " Bajrah Gunah " located in Klampis sub district of Bangkalan district. This business produces petis (fermented
Nipah merupakan salah satu tanaman didaerah pasang surut. Di Indonesia terdapat Sekitar tujuh juta hektar (7ha) tanaman Nipah. Pemanfaatan kulit nipah sampai saat ini belum maksimal. Penelitian ini mencoba membuat briket arang dengan campuran arang kelapa. Metode pernelitian ini menggunakan eksperimen untuk pembuatan briket kulit nipah dan metode kuantitatif tehadap nilai ekonomisnya. Dari hasil penelitian didapat kadar air 9,2 %, kadar abu 3,51 % dan kadar zat menguap 2,62 %. Hasil penelitian tersebut layak dan kulaitasnya hampir sama dengan batu bara muda. Dari perhitungan analisa finansial perhitungan NPV, IRR, Payback period B/C ratio adalah masing-masing menghasilkan nilai masing-masing adalah 8.843.001, 41 %, 3 tahun 7 bulan dan 2,04. Sehingga usaha briket arang dari kulit nipah dengan tempurung kelapa sangat layak untuk dijadikan usaha skala rumah tangga. ABSTRACT Nipa palm is among the plants at intertidal. In Indonesia there are about seven millions ha (7ha) plants of Nipa palm. Utilization of leather nipa palm today has not been maximized. This research tried to make coal briquettes nipa palm leather with a blend of coconut charcoal. This study used experiment methods for briquetting leather nipa palm and quantitative of the economic value. This charcoal briquette have a moisture content of 9, 2 %, ash content 3,51 %,; levels of volatile matter 2,62 %.The research results feasible and quality is almost the same as the brown coal.Financial analysis of calculation of NPV, IRR, Payback period B / C ratio is yield each value is 8,843,001, 41%, 3.6 years and 2,04. So that businesses charcoal leather palm leaf with coconut is very eligible to be a domestic scale business. PENDAHULUAN Nipah merupakan salah satu tumbuhan mangrove, yang hidup di iklim tropis dan tersebar merata hampir di seluruh Indonesia. Nipah atau Nypa ruticans adalah salah satu pohon anggota famili Arecaceae (palm) yang umumnya tumbuh di perairan baik tepi pantai, danau, sungai, maupun rawa-rawa (Teo, dkk., 2010). Luas tanaman nipah di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai
Penelitian dilakukan di Pasar hewan Palasari Indramau Jawa Barat, penentuan data dilakukan dengan metoda survey lapang dipasar hewan, pengambilan data dilakukan melalui wawancara terhadap 10 pedagang kecil, 10 pedagang besar, 10 calo ternak domba dan konsumen ternak domba, data primer dan data skunder dianalisis secara diskriptif dan kuantitatif. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui rantai pemasaran ternak domba di pasar hewan Palasari Indramayu. Hasil Penelitian rantai pemasaran ternak domba mempunyai 3 (tiga) mata rantai hingga pada konsumen akhir, pada masing-masing mata rantai memiliki margin pemasaran tersendiri, yaitu rantai pemasaran I, II dan III, masing-masing rantai pemasaran menentukan nilai share, dengan keuntungan yang berbeda, diperoleh rantai pemasaran I pedagnag kecil nilai share sekitar 2%/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai share sekitar 2%/ekor dan rantai pemasaran III para calo nilai share sekitar 1,5%/ekor. Rantai pemasaran I pedagang kecil nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.300.000/ ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.476.815/ ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor, rantai pemasaran II pedagang besar nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.392.920/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 128.813.38/ekor dan rantai pemasaran III calo nilai jual ternak domba jantan dewasa awal sekitar Rp 2.346.000/ekor dan nilai jual akhir pada konsumen sekitar Rp 2.428.813,8/ekor, dengan peningkatan nilai harga sekitar Rp 35.893,8/ekor. ABSTRACT The study was conducted at the market animal Palasari Indramayu, West Java, the determination of the data is done by the method of field survey on the market of animals, data retrieval is done through interviews with 10 small merchants, 10 wholesalers, 10 brokers sheep and consumers sheep, primary data and secondary data analyzed diskriptif and quantitative. The purpose of this paper is to investigate the marketing chain of sheep at the animal market research Indramayu. The results Palasari marketing chain of sheep has 3 (three) chain until the end consumer, in each chain has its own marketing margin, which is the marketing chain I, II and III, respectively the marketing chain determines the value of the shares, with a distinct advantage, obtained marketing chain I pedagnag small value share of around 2%/head, the marketing chain II wholesalers value share of around 2%/head and marketing chain III brokers value share of about 1.5%/head. Marketing chain of small traders selling points early adult male sheep around Rp 2.300.000/head and the value of the final sale