
Juliman Harefa
Lecturer and Pastor BNKP
Phone: 081265097000
Address: STT Sundermann
Jl. Pendidikan 19
Kota Gunung Sitoli, Nias
Phone: 081265097000
Address: STT Sundermann
Jl. Pendidikan 19
Kota Gunung Sitoli, Nias
less
Related Authors
Ian Young
Australian Catholic University
Bernard M Levinson
University of Minnesota
Willem T H . Van Peursen
Vrije Universiteit Amsterdam
Simeon Chavel
University of Chicago
Michael Grisanti
The Master's Seminary
Eckart Otto
Ludwig-Maximilians-Universität München
Beat Weber
Theologisches Seminar Bienenberg, Liestal (Siwtzerland)
Jean-Pierre Sonnet
Pontifical Gregorian University
Jeffrey Morrow
Franciscan University of Steubenville
Ndikho Mtshiselwa
University of South Africa
Uploads
Drafts by Juliman Harefa
Dalam Alkitab peran alat-alat musik sangat besar dalam mendukung segala yang bernafas memuji TUHAN. Pada awal zaman Perjanjian Lama alat-alat musik sudah muali diciptakan seperti alat musik tiup dan berdawai dan digunakan untuk nyanyian memuji TUHAN, seperti pada waktu pembebasan Umat Israel dari kejaran Firaun (Kel 15:21), Kemenangan Deberah dan Barak atas raja Sisera (Hakim 5), Pada waktu sepuluh perintah Allah diturunkan. Kuasa Tuhan nyata pada waktu memainkan alat musik (2 Raja 3: 14-15), dan Raja Daud menggunakan alat musik untuk memuji TUHAN atas kemenangan yang diraih berkat pertolongan TUHAN.
Alat musik perlu dilestarikan dan dijaga karena alat musik dapat digunakan untuk memuji TUHAN atas kemenangan, sukacita bahkan dalam mencari kehendak TUHAN.
Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama ada beberap alat musik yang diciptakan dan digunakan untuk memuji TUHAN.
Papers by Juliman Harefa
Bethlehem, meaning "House of Bread," symbolizes God's provision for physical and spiritual needs. In this city, Messianic prophecies were fulfilled through the birth of Jesus, the “Bread of Life,” who came to give eternal life. The shepherds’ invitation to go to Bethlehem reflects an active faith response to this good news, also inviting us to draw near to Christ with joy and worship.
Tulisan ini mengeksplorasi makna teologis dan geografis Betlehem serta relevansinya dengan identitas Yesus sebagai "Roti Hidup" (Yohanes 6:35). Melalui kisah respons iman para gembala yang mendengar kabar baik dari malaikat, pembaca diajak untuk merenungkan panggilan iman Natal: mendekat kepada Kristus, mengalami kasih-Nya, serta menyaksikan dan memuliakan Allah.
Natal dipahami sebagai momen perenungan rencana keselamatan Allah yang diwujudkan melalui kelahiran Yesus, Sang Juruselamat dunia, di Betlehem. Dengan perspektif teologis, artikel ini menekankan pentingnya respons aktif umat dalam menyambut kabar baik melalui iman, penyembahan, dan kesaksian dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Alkitab peran alat-alat musik sangat besar dalam mendukung segala yang bernafas memuji TUHAN. Pada awal zaman Perjanjian Lama alat-alat musik sudah muali diciptakan seperti alat musik tiup dan berdawai dan digunakan untuk nyanyian memuji TUHAN, seperti pada waktu pembebasan Umat Israel dari kejaran Firaun (Kel 15:21), Kemenangan Deberah dan Barak atas raja Sisera (Hakim 5), Pada waktu sepuluh perintah Allah diturunkan. Kuasa Tuhan nyata pada waktu memainkan alat musik (2 Raja 3: 14-15), dan Raja Daud menggunakan alat musik untuk memuji TUHAN atas kemenangan yang diraih berkat pertolongan TUHAN.
Alat musik perlu dilestarikan dan dijaga karena alat musik dapat digunakan untuk memuji TUHAN atas kemenangan, sukacita bahkan dalam mencari kehendak TUHAN.
Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama ada beberap alat musik yang diciptakan dan digunakan untuk memuji TUHAN.
Bethlehem, meaning "House of Bread," symbolizes God's provision for physical and spiritual needs. In this city, Messianic prophecies were fulfilled through the birth of Jesus, the “Bread of Life,” who came to give eternal life. The shepherds’ invitation to go to Bethlehem reflects an active faith response to this good news, also inviting us to draw near to Christ with joy and worship.
Tulisan ini mengeksplorasi makna teologis dan geografis Betlehem serta relevansinya dengan identitas Yesus sebagai "Roti Hidup" (Yohanes 6:35). Melalui kisah respons iman para gembala yang mendengar kabar baik dari malaikat, pembaca diajak untuk merenungkan panggilan iman Natal: mendekat kepada Kristus, mengalami kasih-Nya, serta menyaksikan dan memuliakan Allah.
Natal dipahami sebagai momen perenungan rencana keselamatan Allah yang diwujudkan melalui kelahiran Yesus, Sang Juruselamat dunia, di Betlehem. Dengan perspektif teologis, artikel ini menekankan pentingnya respons aktif umat dalam menyambut kabar baik melalui iman, penyembahan, dan kesaksian dalam kehidupan sehari-hari.