Bab ini menjelaskan sifat fisik batuan dan interaksinya dengan fluida yang dikandungnya yang seri... more Bab ini menjelaskan sifat fisik batuan dan interaksinya dengan fluida yang dikandungnya yang seringkali terlibat dalam perhitungan teknik reservoir. Pembahasan dalam bab ini tidak bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mendapatkan sifat fisik batuan tersebut melainkan untuk menggambarkan bagaimana sifat fisik batuan tersebut harus dipahami dan digunakan serta perannya dalam mendeskripsikan reservoir. Sifat fisik batuan yang dibahas adalah porositas, kompresibilitas isotermal, permeabilitas, tekanan kapiler, dan permeabilitas relatif. Sifat fisik permeabilitas terkait sangat erat dengan karakteristik aliran fluida dalam reservoir. Oleh karena itu, pembahasan tentang permeabilitas pada bagian ini disampaikan dengan berbagai ilustrasi yang berkaitan dengan persamaan aliran. Selanjutnya, aplikasi persamaan aliran tersebut (equation of motion, hukum Darcy) pada perhitungan-perhitungan teknik reservoir disampaikan pada Bab V: Pengantar Persamaan Aliran. Porositas Porositas didefinisikan sebagai a measure of the pore space available for the storage of fluids in rock. Secara matematis, porositas adalah volume pori batuan dibagi oleh volume bulk batuan, yang dituliskan sebagai berikut: V V V V V b m b b p − = = φ dimana: φ = Porositas, dinyatakan dalam fraksi atau persen V p = Volume pori (L 3) V b = Volume bulk (L 3) = V p + V m V m = Volume matriks (L 3) Berdasarkan proses pembentukannnya, porositas dikelompokkan menjadi: 1. Porositas primer yaitu porositas yang terbentuk bersamaan dengan waktu proses pengendapan batuan. 2. Porositas sekunder yaitu porositas yang terbentuk kemudian setelah proses pengendapan sebagai akibat dari proses geologi.
Bab ini menjelaskan sifat fisik batuan dan interaksinya dengan fluida yang dikandungnya yang seri... more Bab ini menjelaskan sifat fisik batuan dan interaksinya dengan fluida yang dikandungnya yang seringkali terlibat dalam perhitungan teknik reservoir. Pembahasan dalam bab ini tidak bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mendapatkan sifat fisik batuan tersebut melainkan untuk menggambarkan bagaimana sifat fisik batuan tersebut harus dipahami dan digunakan serta perannya dalam mendeskripsikan reservoir. Sifat fisik batuan yang dibahas adalah porositas, kompresibilitas isotermal, permeabilitas, tekanan kapiler, dan permeabilitas relatif. Sifat fisik permeabilitas terkait sangat erat dengan karakteristik aliran fluida dalam reservoir. Oleh karena itu, pembahasan tentang permeabilitas pada bagian ini disampaikan dengan berbagai ilustrasi yang berkaitan dengan persamaan aliran. Selanjutnya, aplikasi persamaan aliran tersebut (equation of motion, hukum Darcy) pada perhitungan-perhitungan teknik reservoir disampaikan pada Bab V: Pengantar Persamaan Aliran. Porositas Porositas didefinisikan sebagai a measure of the pore space available for the storage of fluids in rock. Secara matematis, porositas adalah volume pori batuan dibagi oleh volume bulk batuan, yang dituliskan sebagai berikut: V V V V V b m b b p − = = φ dimana: φ = Porositas, dinyatakan dalam fraksi atau persen V p = Volume pori (L 3) V b = Volume bulk (L 3) = V p + V m V m = Volume matriks (L 3) Berdasarkan proses pembentukannnya, porositas dikelompokkan menjadi: 1. Porositas primer yaitu porositas yang terbentuk bersamaan dengan waktu proses pengendapan batuan. 2. Porositas sekunder yaitu porositas yang terbentuk kemudian setelah proses pengendapan sebagai akibat dari proses geologi.
Uploads
Papers by ganis diniy