Papers by Ruswanto Suharjo

Jurnal Kimia Valensi, 2020
The synthesis of Fe(III) complexes with ligands N'-(4-Chlorobenzoyl)isonicotinohydrazide can ... more The synthesis of Fe(III) complexes with ligands N'-(4-Chlorobenzoyl)isonicotinohydrazide can be synthesized through mixing metal and ligand dissolved in ethanol by reflux at ± 75oC for 5 hours. The instruments for the characterization of the complex were used UV-Visible and Infrared Spectrophotometry. The aims of the study are: to determine the synthesis method, characterize of the complex, and to study the interaction of the complex with target receptors. The weight of the synthesized compound was obtained by 38.1 mg. The purity of the complex has been tested using the determination of melting point and got a melting point range was 196-198oC. The maximum wavelength of Fe(III)N'-(4-Chlorobenzoyl)isonicotinohydrazid) complex was 261.0 nm and provide absorption of Fe-O vibrations at wavenumbers 530.42 cm-1. The docking process was done using AutodockTools-1.5.6 software which shows that the Fe(III)N'-(4-Chlorobenzoyl) isonicotinohydrazide complex can interact with Enoyl-...

Jurnal Kimia Valensi, 2020
Fever is a condition where the body temperature rises above normal or more than 37o C and also te... more Fever is a condition where the body temperature rises above normal or more than 37o C and also tend to be an initial clinical manifestation of the use of antipyretic drugs thatcause toxicity such as on the liver due to prolonged usage. Particularly, the bangle (Zingiber purpureum Roxb.) is one of the Zingiberaceae plants that contain essential oils used for the treatment of fever. Therefore, this researchaimed to identify active compounds which have antipyreticspotential with the in silico approach. The simulation of molecular docking showed 1,4-naphthalenedione-2-ethyl-3-hydroxy was able to attach to the binding site of cyclooxygenase-2 (COX-2) and interact withmain residues that constituted the active cavity of COX-2. While the simulation of molecular dynamics suggested thatthe bound compound was stable at 4 ns, that is the time taken. The binding free energiesexpected by the MM-PBSA method indicated the 1,4-naphthalenedione-2-ethyl-3-hydroxy had a higher affinity than a native li...

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 2015
Mycobacterium tuberculosis enoil-ACP reduktase (InhA) adalah target yang menarik untuk pengembang... more Mycobacterium tuberculosis enoil-ACP reduktase (InhA) adalah target yang menarik untuk pengembangan obat baru terhadap TBC. InhA adalah target pertama obat isoniazid untuk pengobatan infeksi tuberkulosis. Senyawa yang secara langsung bekerja pada InhA, tidak memerlukan aktivasi oleh mikobakteri katalase-peroksidase katG adalah kandidat yang menjanjikan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh strain yang resisten terhadap isoniazid (Luckner, 2010). Baru-baru ini, telah dilakukan studi interaksidan toksisitas beberapa senyawa turunan isoniazid (isonicotinohydrazide) dengan InhA dengan metode molecular docking. Semua senyawa di-docking-an menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih metode ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang diperoleh 1,9457. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa 2,5-Dimethyl-2H-pyrazole-3-carboxylic acid N'-(pyridine-4-carbonyl)-hydrazide (senyawa 4) dapat diprediksi memiliki interaksi yang paling baik daripada senyawa pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa (4) memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor InhA. Hasil uji toksisitas menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) semua senyawa turunan isonicotinohydrazide memiliki nilai LC 50 dan EC 50 > 100 mg/ L sehingga termasuk dalam kategori rendah karena > 100 mg/ L.
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 2015

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 2015
3-benzoil-1-feniltiourea telah disintesis melalui reaksi asilasi antara senyawa benzoil klorida d... more 3-benzoil-1-feniltiourea telah disintesis melalui reaksi asilasi antara senyawa benzoil klorida dengan senyawa 1-feniltiourea menggunakan pelarut tetrahidrofuran dan katalis trietilamin dengan cara refluks dan pengadukan selama 6 jam. Persentase hasil sintesis yang diperoleh adalah 89 %. Kemurnian hasil sintesis ditunjukkan dengan adanya noda tunggal pada KLT dan jarak lebur yang sempit. Hasil identifikasi struktur dengan spektrofotometri UV, spektroskopi infra merah, spektroskopi 1 HNMR dan spektroskopi massa menunjukkan struktur senyawa hasil sintesis sesuai dengan yang diperkirakan. Studi interaksi secara in silico menggunakan program Autodock Vina dan MMV menunjukkan senyawa 3-benzoil-1-feniltiourea memiliki interaksi yang baik terhadap reseptor kanker paru-paru (2ITO) melalui ikatan hidrogen dengan residu-residu asam amino yaitu Ala 839, Asn 842 dan Lys 852 dan dengan nilai energi afinitas-6,5 kkal/mol.
Procedia Chemistry, 2015
Thioureas are important sulfur and nitrogen containing compounds and they are useful substances i... more Thioureas are important sulfur and nitrogen containing compounds and they are useful substances in drug research. In an effort to improve potential anticancer activities, two novel 1-benzoyl-3-methyl thiourea derivatives were designed and synthesized with substitution at aromatic positions of C-3, and C-4 of 1-benzoyl-3-methyl thiourea. Their structures were confirmed using IR, MS and 1 H-NMR. The in vitro cytotoxicity against HeLa cell lines were evaluated by the standard MTT assay. All of the compounds exhibited more potent cytotoxicity with IC 50 values of 160-383 g/mL stronger than hydroxyurea with IC 50 value of 428 g/mL.
Proceedings The 6th Annual Basic Science International Conference, 2016
Proceedings The 5th Annual Basic Science International Conference, 2015

Prosiding Seminar Nasional dan Diseminasi Penelitian Kesehatan 2016, 2016
Abstrak Telah dilakukan penentuan kadar formaldehid dalam mangkuk berbahan melamin dengan Kromato... more Abstrak Telah dilakukan penentuan kadar formaldehid dalam mangkuk berbahan melamin dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pada mangkuk sampel ditambahkan larutan simulasi sebagai media migrasi formaldehid dari permukaan mangkuk. Formaldehid yang bermigrasi diderivatisasi dengan larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin membentuk Hidrazon. Derivat yang terbentuk dianalisis dengan KCKT menggunakan kolom ZORBAX Eclipse XDB C-18 5 µm (125 x 4 mm) dengan fase gerak Asetonitril-Dapar Fosfat pH 4,0 (40:60), laju alir 1 mL/menit, detektor UV-Vis pada 360 nm. Pada Uji Kesesuaian Sistem (UKS) menunjukkan Faktor Kapasitas 1,3 , Faktor Selektifas 1,17 , Resolusi 3,0, dan Efisiensi Kolom 10732.Validasi metode meliputi pengujian Linearitas, Batas Deteksi, Batas Kuantisasi, Kecermatan dan Keseksamaan. Kurva kalibrasi menunjukkan koefisien korelasi r= 0,997 dengan persamaan regresi y= 53195x + 55995, Batas Deteksi 1,45, Batas Kuantitasi 3,66, Persen Perolehan Kembali adalah 100,53%, dan koefisien variasi 2,306%. Penelitian dilakukan pada suhu 80 o C dan 60 o C dengan metode spiked dengan konsentrasi formaldehid yang ditambahkan 5, 8, 11, 14, 17, 20 ppm. Hasil pengukuran migrasi formaldehid dalam mangkuk menunjukkan kadar formaldehid pada suhu 80 o C 0,28 ppm dan 60 o C 1,41 ppm Kata kunci: Mangkuk Berbahan Melamin, Formaldehid, KCKT 1. LATAR BELAKANG Peralatan rumah tangga yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terbuat dari berbagai jenis bahan. Salah satunya adalah melamin. Di berbagai toko yang menjual perabotan rumah tangga, peralatan makan dan minuman yang terbuat dari melamin relatif mudah ditemukan. Peralatan rumah tangga itu semakin membanjiri pasar tradisional dan swalayan. Peralatan makan melamin mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan peralatan makan yang terbuat dari kaca, logam atau keramik. Melamin lebih kuat, harga murah, desain warna menarik dan beragam, ringan dan tidak mudah pecah. Dengan segala kelebihan mangkuk berbahan melamin tersebut, sebagian orang tidak menyadari bahwa mangkuk berbahan melamin menyimpan potensi membahayakan bagi kesehatan manusia (Harjono, 2006). Bahan baku yang digunakan (mangkuk melamin) merupakan persenyawaan (polimerisasi) kimia antara melamin-formaldehid. Bila kedua senyawa bergabung menjadi satu, membentuk polimer melamin-formaldehid, tetapi formaldehid dapat muncul dan bersifat racun bila wadah mengalami depolimerisasi, misalnya karena paparan panas, sinar ultraviolet, gesekan dan tergerusnya permukaan wadah hingga partikel formaldehid terlepas.Formalin (formaldehid) bisa bercampur pada makanan dan minuman terutama jika masih dalam kondisi panas (Chemistry, 2009) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 42 persen peralatan makanan yang diuji lembaga itu ternyata mengandung melamin. Melamin ini adalah racun. Bila terkena panas, peralatan yang mengandung kompleks melamin-formaldehid dapat melepaskan formaldehid dan melamin. Dua zat racun ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker, batu ginjal, dan gangguan kandungan kemih (Swamurti , 2009). Efek formaldehid pada kesehatan manusia dapat terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang. Iritasi kemungkinan parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, dan menstruasi. Akumulasi formaldehid yang tinggi di dalam tubuh bisa menyebabkan beragam penyakit. Bahkan penyakit kanker yang mematikan (Anonimous, 2005). Formaldehid yang terhirup lewat pernafasan (inhalasi) akan segera diabsorbsi ke paru dan menyebabkan paparan akut berupa pusing kepala, rhinitis, rasa terbakar, dan lakrimasi (keluar air mata dan pada dosis yang lebih tinggi bisa buta), bronchitis, edema pulmonari atau pneumonia karena dapat mengecilkan bronchus dan menyebabkan akumulasi cairan di paru. Pada orang yang sensitif dapat menyebabkan alergi, asma, dan dermatitis. Jika masuk lewat penelanan (ingestion) sebanyak 30 ml (2 sendok makan) dari larutan formaldehid dapat menyebabkan kematian, hal ini disebabkan sifat korosif larutan formaldehid terhadap mukosa saluran

Mycobacterium tuberculosis enoil-ACP reduktase (InhA) adalah target yang menarik untuk
pen... more Mycobacterium tuberculosis enoil-ACP reduktase (InhA) adalah target yang menarik untuk
pengembangan obat baru terhadap TBC. InhA adalah target pertama obat isoniazid untuk pengobatan
infeksi tuberkulosis. Senyawa yang secara langsung bekerja pada InhA, tidak memerlukan aktivasi
oleh mikobakteri katalase-peroksidase katG adalah kandidat yang menjanjikan untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh strain yang resisten terhadap isoniazid (Luckner, 2010). Baru-baru ini,
telah dilakukan studi interaksidan toksisitas beberapa senyawa turunan isoniazid
(isonicotinohydrazide) dengan InhA dengan metode molecular docking. Semua senyawa di-docking-an
menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih metode
ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang diperoleh
1,9457. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa 2,5-Dimethyl-2H-pyrazole-3-carboxylic
acid N'-(pyridine-4-carbonyl)-hydrazide (senyawa 4) dapat diprediksi memiliki interaksi yang paling
baik daripada senyawa pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
senyawa (4) memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor InhA. Hasil uji toksisitas
menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) semua senyawa
turunan isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 mg/ L sehingga termasuk dalam
kategori rendah karena > 100 mg/ L.

Pada penelitian ini dilakukan proses docking dari senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-
isonicotino... more Pada penelitian ini dilakukan proses docking dari senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-
isonicotinohydrazide terhadap reseptor Mycobactarium Tuberculosis Enoyl-Acyl carrier Protein
Reductase (INHA). Kode reseptor yang digunakan adalah 2H7I, 2H7L dan 2X23 yang di download
dari situs protein data bank (PDB). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi dan toksisitas
senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide terhadap reseptor INHA. Semua senyawa di-
docking-an menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih
metode ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang
diperoleh < 2. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-
isonicotinohydrazide dapat diprediksi memiliki interaksi yang lebih baik daripada senyawa
pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa N'-(3,5-
dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor INHA. Hasil
uji toksisitas menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) senyawa
N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 ug/ L sehingga
termasuk dalam kategori rendah karena > 100 ug/ L. Sedang dari uji toksisitas menggunakan program
Toxtree menunjukan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide termasuk dalam
kategori 3 (High Class) sehingga tidak terjamin keamanannya tetapi tidak bersifat karsinogenik
genotoksik dan nongenotoksik
Thioureas are important sulfur and nitrogen containing compounds and they are useful substances i... more Thioureas are important sulfur and nitrogen containing compounds and they are useful substances in drug research. In an effort to improve potential anticancer activities, two novel 1-benzoyl-3-methyl thiourea derivatives were designed and synthesized with substitution at aromatic positions of C-3, and C-4 of 1-benzoyl-3-methyl thiourea. Their structures were confirmed using IR, MS and 1H-NMR. Their in vitro cytotoxicity against HeLa cell lines was evaluated by the standard MTT assay. All of the compounds exhibited more potent cytotoxicity (IC50 : 160 – 383 mg/ml) than hidroxyurea (IC50 : 428 mg/ml).
Keywords : Thiourea derivatives; structure modification; anticancer activity

Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some thiourea ... more Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some thiourea derivatives have potent pharmacological activity as anticancer.
1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between 2-Chlorobenzoyl chloride with N-Methylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and tri ethyl amine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 77 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry, infrared spectroscopy, 1H-NMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-(Chlorobenzoyl)-3-Methylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methylthiourea on HeLa cells at 245 g/ml.
Keyword : Thiourea, anticancer, HeLa cells.

Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some thiourea ... more Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some thiourea derivatives have potent pharmacological activity as anticancer [1-9].
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3- phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.

Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some thiourea ... more Thiourea is one of the compounds that are useful in studies of new drug discovery. Some thiourea derivatives have potent pharmacological activity as anticancer [1-9].
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3- phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.

Pada penelitian ini dilakukan proses docking dari senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydr... more Pada penelitian ini dilakukan proses docking dari senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide terhadap reseptor Mycobactarium Tuberculosis Enoyl-Acyl carrier Protein Reductase (INHA). Kode reseptor yang digunakan adalah 2H7I, 2H7L dan 2X23 yang di download dari situs protein data bank (PDB). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi dan toksisitas senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide terhadap reseptor INHA. Semua senyawa di-docking-an menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih metode ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang diperoleh < 2. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide dapat diprediksi memiliki interaksi yang lebih baik daripada senyawa pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor INHA. Hasil uji toksisitas menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 mg/ L sehingga termasuk dalam kategori rendah karena > 100 mg/ L. Sedang dari uji toksisitas menggunakan program Toxtree menunjukan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide termasuk dalam kategori 3 (High Class) sehingga tidak terjamin keamanannya tetapi tidak bersifat karsinogenik genotoksik dan nongenotoksik

Sintesis senyawa 3-(4-metilbenzoil)-1-feniltiourea telah dibuat dari reaksi asilasi antara 1-feni... more Sintesis senyawa 3-(4-metilbenzoil)-1-feniltiourea telah dibuat dari reaksi asilasi antara 1-feniltiourea dengan 4-metilbenzoil klorida di dalam pelarut tetrahidrofuran menggunakan refluks selama 7 jam. Persentase perolehan kembali hasil sintesis adalah 46,23%. Kemurnian dari hasil sintesis telah diuji dengan uji jarak lebur dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan beberapa eluen menunjukan jarak lebur dengan rentang yang kecil dan noda tunggal. Identifikasi struktur senyawa hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri Ultraviolet, spektrofotometri Infra merah, spektrometri 1H-NMR, spektrometri 13C-NMR dan spektrometri Massa menandakan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa 3-(4-metilbenzoil)-1-feniltiourea sesuai dengan perkiraan. Studi interaksi secara in silico telah dilakukan dengan software AutoDock Vina dan divisualisasi dengan MMV menunjukan senyawa 3-(4-metilbenzoil)-1-feniltiourea berinteraksi lebih baik dengan reseptor kanker payudara (2IOK) daripada dengan reseptor kanker lainnya dengan Binding Affinity -7,0 Kkal/mol. Uji toksisitas menggunakan sofware Toxtree dengan beberapa parameter menunjukan senyawa 3-(4-metilbenzoil)-1-feniltiourea masih dalam batas aman tetapi berpotensi toksik.

3-benzoil-1-feniltiourea telah disintesis melalui reaksi asilasi antara senyawa benzoil klorida d... more 3-benzoil-1-feniltiourea telah disintesis melalui reaksi asilasi antara senyawa benzoil klorida dengan senyawa 1-feniltiourea menggunakan pelarut tetrahidrofuran dan katalis trietilamin dengan cara refluks dan pengadukan selama 6 jam. Persentase hasil sintesis yang diperoleh adalah 89 %. Kemurnian hasil sintesis ditunjukkan dengan adanya noda tunggal pada KLT dan jarak lebur yang sempit. Hasil identifikasi struktur dengan spektrofotometri UV, spektroskopi infra merah, spektroskopi 1HNMR dan spektroskopi massa menunjukkan struktur senyawa hasil sintesis sesuai dengan yang diperkirakan. Studi interaksi secara in silico menggunakan program Autodock Vina dan MMV menunjukkan senyawa 3-benzoil-1-feniltiourea memiliki interaksi yang baik terhadap reseptor kanker paru-paru (2ITO) melalui ikatan hidrogen dengan residu-residu asam amino yaitu Ala 839, Asn 842 dan Lys 852 dan dengan nilai energi afinitas -6,5 kkal/mol.
Monoamine oxidase (MAO) A and B are flavin adenine dinucleotide (FAD) containing enzymes which ar... more Monoamine oxidase (MAO) A and B are flavin adenine dinucleotide (FAD) containing enzymes which are tightly anchored to the mitochondrial outer membrane. MAO-A inhibitors are particularly effective in the treatment of depression in elderly patients and inhibitors of MAO-B are employed in the treatment of neurodegenerative disorders such as Parkinson’s disease (PD).1 The docking protocols to virtually screen selective monoamine oxidase B (MAO-B) ligands using PLANTS docking software were developed and validated. Binding of 2-(2-benzofuranyl)-2-imidazoline (XCG) to monoamine oxidase B (MAO-B) was used as the model for study. The results showed that developed protocols could predict the binding pose of XCG to MAO-B accurately (RMSD = 1.0069 Ǻ).
The 1-benzoyl-3-methylthiourea compound has been successfully synthesized by acylation reaction b... more The 1-benzoyl-3-methylthiourea compound has been successfully synthesized by acylation reaction between N-methyl thiourea with benzoyl chloride in tetra hydro furan. The synthesis of 1-benzoyl-3-methylthiourea through reflux’s process for 5 hours. The percentage of yield were 54 %. From the purity test were shown by the single spot on the TLC and narrow range of melting point. Based on the structure identification with UV spectroscopy, IR spectroscopy, and 1H-NMR spectroscopy and MS results, respectively which confirmed the 1-benzoyl-3-methyl thiourea compound.
Uploads
Papers by Ruswanto Suharjo
pengembangan obat baru terhadap TBC. InhA adalah target pertama obat isoniazid untuk pengobatan
infeksi tuberkulosis. Senyawa yang secara langsung bekerja pada InhA, tidak memerlukan aktivasi
oleh mikobakteri katalase-peroksidase katG adalah kandidat yang menjanjikan untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh strain yang resisten terhadap isoniazid (Luckner, 2010). Baru-baru ini,
telah dilakukan studi interaksidan toksisitas beberapa senyawa turunan isoniazid
(isonicotinohydrazide) dengan InhA dengan metode molecular docking. Semua senyawa di-docking-an
menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih metode
ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang diperoleh
1,9457. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa 2,5-Dimethyl-2H-pyrazole-3-carboxylic
acid N'-(pyridine-4-carbonyl)-hydrazide (senyawa 4) dapat diprediksi memiliki interaksi yang paling
baik daripada senyawa pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
senyawa (4) memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor InhA. Hasil uji toksisitas
menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) semua senyawa
turunan isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 mg/ L sehingga termasuk dalam
kategori rendah karena > 100 mg/ L.
isonicotinohydrazide terhadap reseptor Mycobactarium Tuberculosis Enoyl-Acyl carrier Protein
Reductase (INHA). Kode reseptor yang digunakan adalah 2H7I, 2H7L dan 2X23 yang di download
dari situs protein data bank (PDB). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi dan toksisitas
senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide terhadap reseptor INHA. Semua senyawa di-
docking-an menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih
metode ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang
diperoleh < 2. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-
isonicotinohydrazide dapat diprediksi memiliki interaksi yang lebih baik daripada senyawa
pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa N'-(3,5-
dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor INHA. Hasil
uji toksisitas menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) senyawa
N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 ug/ L sehingga
termasuk dalam kategori rendah karena > 100 ug/ L. Sedang dari uji toksisitas menggunakan program
Toxtree menunjukan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide termasuk dalam
kategori 3 (High Class) sehingga tidak terjamin keamanannya tetapi tidak bersifat karsinogenik
genotoksik dan nongenotoksik
Keywords : Thiourea derivatives; structure modification; anticancer activity
1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between 2-Chlorobenzoyl chloride with N-Methylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and tri ethyl amine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 77 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry, infrared spectroscopy, 1H-NMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-(Chlorobenzoyl)-3-Methylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methylthiourea on HeLa cells at 245 g/ml.
Keyword : Thiourea, anticancer, HeLa cells.
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3- phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3- phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.
pengembangan obat baru terhadap TBC. InhA adalah target pertama obat isoniazid untuk pengobatan
infeksi tuberkulosis. Senyawa yang secara langsung bekerja pada InhA, tidak memerlukan aktivasi
oleh mikobakteri katalase-peroksidase katG adalah kandidat yang menjanjikan untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh strain yang resisten terhadap isoniazid (Luckner, 2010). Baru-baru ini,
telah dilakukan studi interaksidan toksisitas beberapa senyawa turunan isoniazid
(isonicotinohydrazide) dengan InhA dengan metode molecular docking. Semua senyawa di-docking-an
menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih metode
ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang diperoleh
1,9457. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa 2,5-Dimethyl-2H-pyrazole-3-carboxylic
acid N'-(pyridine-4-carbonyl)-hydrazide (senyawa 4) dapat diprediksi memiliki interaksi yang paling
baik daripada senyawa pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
senyawa (4) memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor InhA. Hasil uji toksisitas
menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) semua senyawa
turunan isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 mg/ L sehingga termasuk dalam
kategori rendah karena > 100 mg/ L.
isonicotinohydrazide terhadap reseptor Mycobactarium Tuberculosis Enoyl-Acyl carrier Protein
Reductase (INHA). Kode reseptor yang digunakan adalah 2H7I, 2H7L dan 2X23 yang di download
dari situs protein data bank (PDB). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi dan toksisitas
senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide terhadap reseptor INHA. Semua senyawa di-
docking-an menggunakan aplikasi ArgusLab 4.0.1. Proses docking yang dilakukan dengan memilih
metode ArgusDock. Validasi docking dengan nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang
diperoleh < 2. Analisis hasil docking menunjukkan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-
isonicotinohydrazide dapat diprediksi memiliki interaksi yang lebih baik daripada senyawa
pembanding isoniazid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa N'-(3,5-
dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki aktivitas penghambatan terhadap reseptor INHA. Hasil
uji toksisitas menggunakan program ECOSAR (Ecological Structure Activity Relationships) senyawa
N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide memiliki nilai LC50 dan EC50 > 100 ug/ L sehingga
termasuk dalam kategori rendah karena > 100 ug/ L. Sedang dari uji toksisitas menggunakan program
Toxtree menunjukan bahwa senyawa N'-(3,5-dinitrobenzoyl)-isonicotinohydrazide termasuk dalam
kategori 3 (High Class) sehingga tidak terjamin keamanannya tetapi tidak bersifat karsinogenik
genotoksik dan nongenotoksik
Keywords : Thiourea derivatives; structure modification; anticancer activity
1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between 2-Chlorobenzoyl chloride with N-Methylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and tri ethyl amine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 77 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry, infrared spectroscopy, 1H-NMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-(Chlorobenzoyl)-3-Methylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methylthiourea on HeLa cells at 245 g/ml.
Keyword : Thiourea, anticancer, HeLa cells.
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3- phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.
1-benzoyl-3–Phenylthiourea compound has been synthesized through acylation reaction between benzoyl chloride with 1-Phenylthiourea using tetrahydrofuran as solvent and triethylamine as catalyst by reflux and stirring for 6 hours . Synthesis results obtained percentage is 89 % . The purity of the synthesis results indicated the presence of a single stain on TLC and narrow melting range .
From the characterization by UV spectrophotometry , infrared spectroscopy, 1-HNMR spectroscopy and mass spectroscopy can be concluded that the resulting compound is 1-benzoyl-3- phenylthiourea structure. From the in vitro test obstained IC-50 of 1-benzoyl-3-phenyl thiourea on HeLa cells at 702 g/ml, and IC-50 on MCF-7 cells at 398 g/ml.