Papers by Seno Ardiansyah

Natural product research, 2012
In this study, the methanol extracts of of Costus cf. arabicus L. were evaluated for antibacteria... more In this study, the methanol extracts of of Costus cf. arabicus L. were evaluated for antibacterial activity against multiresistant strains of Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The antibacterial and modulatory activity of the extracts was assayed by microdilution. The light-enhanced antibacterial activity was assayed by light regimen. The growth of the bacteria tested was not inhibited by the extracts. The minimum inhibitory concentration (MIC) values ranged from 512 to ≥1024 µg·m L(-1). However, the antibiotic activity of the aminoglycosides was synergistically enhanced when these extracts were associated in sub-inhibitory concentrations with the antibiotics. Both extracts showed activity against at two standard bacterial strains. Because of this, we suggest that the ethanol extracts of the stems and leaves of Costus cf. arabicus L. show potential antibacterial, light-induced and synergistic antibiotic activity. With such results, these extracts are proven to be a promisin...

Abstrak Obesitas merupakan penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh yang disebabkan oleh a... more Abstrak Obesitas merupakan penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh yang disebabkan oleh asupan jumlah makanan yang lebih besar dari pada yang dapat digunakan untuk energi. Daun Malaka ( Phyllanthus emblica L.) merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat yang belum banyak diketahui masyarakat digunakan sebagai obat obesitas. Daun malaka mengandung senyawa tanin, flavonoid dan saponin yang mampu menghambat kerja enzim lipase pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun malaka sebagai antiobesitas pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi karbohidrat dan lemak. Daun malaka diekstraksi menggunakan metode maserasi. Pengujian dilakukan dengan membagi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok perlakuan terbagi menjadi kontrol negatif, kontrol positif (Orlistat) dan kelompok dosis ekstrak. Kelompok uji yang diberi ekstrak daun malaka secara oral dengan dosis berbeda (250, 500, dan 750 mg/kg BB), kemudian...

Pemerintah Indonesia selalu berupaya agar masyarakat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tin... more Pemerintah Indonesia selalu berupaya agar masyarakat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. RSUD Dr. Moewardi merupakan salah satu rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan kepada pasien JKN di RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta. Peneliti menggunakan 5 dimensi kualitas pelayanan menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman (Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2011), dalam melihat kualitas pelayanan kepada pasien JKN di RSUD Dr. Moewardi Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik penentuan narasumber menggunakan purposive sampling. Sumber data diperoleh dari narasumber melalui proses wawancara dan data yang diperoleh dari dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Uji validitas data yaitu dengan teknik t...

Abstrak Antioksidan dapat ditemukan di alam atau dibuat secara sintetik. Salah satu antioksidan a... more Abstrak Antioksidan dapat ditemukan di alam atau dibuat secara sintetik. Salah satu antioksidan alami adalah karotenoid. Neurospohora sitophila biasa disebut sebagai jamur yang berasal dari oncom banyak mengandung karotenoid. Limbah atau ampas kecap merupakan limbah yang masih banyak mengandung protein yang tinggi. Air kelapa dapat digunakan sebagai substrat dalam fermentasi karotenoid. Penelitian ini bertujuan memanfaatkan air kelapa dan limbah kecap sebagai substart serta menentukan pengaruh penambahan kofaktor logam dalam produksi pigmen karotenoid. Neurospora sitophila diisolasi dari oncom merah, diinokulasi pada media PDA ( Potato Dextrose Agar ) dan diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruangan. Suspensi spora dihasilkan dari proses inkubasi Neurospora sitophila . Limbah kecap dan air kelapa sebagai substrat ditambahkan dengan konsentrasi 10%, 15%, 20% dan 25% v/v. Selain itu ditambahkan ion logam Mg 2+ sebagai trace element untuk meningkatkan aktivitas enzim dan meningkatkan pro...

Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Kelarutan merupakan faktor fisikokimia penting yang mempengaruhi bioavailabilitas dan efektivitas... more Kelarutan merupakan faktor fisikokimia penting yang mempengaruhi bioavailabilitas dan efektivitas terapi obat. Sekitar 40% atau lebih dari kandidat obat yang tersedia memiliki kelarutan yang rendah dalam air sehingga kelarutan dari zat aktif perlu ditingkatkan agar bioavailabilitasnya ikut meningkat, salah satunya dengan cara teknik kokristalisasi. Dalam studi ini akan dikemukakan review terkait pengaruh pembentukan kokristal zat aktif yang memiliki kelarutan rendah dalam air menggunakan koformer golongan asam karboksilat dengan metode solvent evaporation dan solvent drop grinding terhadap peningkatan bioavailabilitas. Zat aktif yang berhasil dibuat kokristal dengan peningkatan bioavailabilitas menggunakan koformer golongan asam karboksilat dengan metode solvent evaporation yaitu apixaban, aceclofenac, klorbipram, telmisartan, paliperidon, dan metronidazol, sedangkan untuk metode solvent drop grinding diantaranya ketokonazol, meloksikam, dipfluzin, asam galat, gliclazid, dan itrakon...

Talenta Conference Series: Tropical Medicine (TM)
Daun malaka (Phyllanthus emblica L.) mempunyai potensi digunakan sebagai alternatif obat antidiab... more Daun malaka (Phyllanthus emblica L.) mempunyai potensi digunakan sebagai alternatif obat antidiabetes. Daun malaka menunjukkan efek hipoglikemia pada tikus yang diinduksi aloksan. Namun, mekanisme kerjanya belum diketahui pasti. Penelitian ini dilakukan dalam rangka skrining mekanisme kerja daun malaka sebagai antidiabetes. Skrining mekanisme kerja dilakukan terhadap fraksi air daun malaka melalui uji aktivitas inhibisi enzim α-glukosidase serta α-amilase secara in vitro dan pengujian aktivitas insulin-sensitizer terhadap ekstrak daun malaka dengan metode tes toleransi insulin secara in vivo. Fraksi air daun malaka menunjukkan aktivitas inhibisi terhadap enzim α-glukosidase serta α-amilase dengan nilai IC50 (Inhibitor Concentration 50) pada kedua enzim tersebut berturut-turut adalah 0,87% dan 8,64% b/v. Pada uji aktivitas insulin sensitizer, pemberian ekstrak daun malaka dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada tikus diabet dengan kondisi resistensi insulin. Nilai KTTI pada kelo...

JSTFI Journal Science and Technology , 2015
Abstrak Telah dilakukan pengujian ekstrak air, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air... more Abstrak Telah dilakukan pengujian ekstrak air, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun teh hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) terhadap aktivitas bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode difusi agar perforasi. Ekstraksi daun teh hijau dilakukan dengan cara perebusan menggunakan pelarut air, dilanjutkan dengan fraksinasi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan-air (1:1) dan etil asetat-air (1:1). Hasil pengujian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat paling potensial dalam menghambat kedua bakteri uji. Konsentrasi hambat minimum (KHM) dari fraksi etil asetat terhadap aktivitas Propionibacterium acnes adalah 2%, dengan diameter hambat 14,15 mm, sedangkan konsentrasi hambat minimum (KHM) dari fraksi etil asetat terhadap aktivitas Staphylococcus aureus adalah 2%, dengan diameter hambat 14,84 mm. Hasil pemeriksaan kandungan kimia fraksi etil asetat daun teh hijau menunjukkan terdapatnya flavonoid, polifenol, tanin, monoterpenoid dan seskuiterpenoid, serta steroid dan triterpenoid. Senyawa tersebut diduga menjadi zat aktif yang berperan dalam menghambat aktivitas bakteri. Kata Kunci : daun teh hijau (Camellia sinensis), Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Abstract The experiment of water extract, n-hexane fraction, aethyl acetate fraction and water fraction of green tea leaves (Camellia sinensis (L.) Kuntze) had been studied to activity of bacteria which cause acne were Propionibacterium acnes and Staphylococcus aureus use perforation diffusion method. The extraction was done by poached with water solvent and then fractionated use n-hexane-water solvent (1:1) and aethyl acetate-water solvent (1:1). The result showed that aethyl acetate fraction was the most potential in inhibited activity of bacteria. The minimum inhibiting concentrations (MIC) from aethyl acetate fraction to the activity of Propionibacterium acnes were 2%, with inhibiting area 14.15 mm, while the MIC from aethyl acetate fraction to the activity of Staphylococcus aureus were 2%, with inhibiting area 14.84 mm. The phytochemical screening of aethyl acetate fraction green tea leaves showed the presence of flavonoid, polyphenol, tannin, monoterpenoid-sesquiterpenoid and steroid-triterpenoid. All substances supposed as the active compounds in inhibited the bacteria activity.

UJI AKTIVITAS ANTIULSER EKSTRAK ETANOL DAUN BABADOTAN
(Ageratum conyzoides L.) TERHADAP TIKUS PUT... more UJI AKTIVITAS ANTIULSER EKSTRAK ETANOL DAUN BABADOTAN
(Ageratum conyzoides L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
ABSTRAK
Peptik ulser disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor agresif eksogen dan sejumlah mekanisme pertahanan. Faktor agresif pertahanan meliputi asam, obat anti inflamasi, alkohol, stres, makanan berlemak, dan infeksi Helicobacter pylori memicu nekrosis jaringan akibat iskemia mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiulser daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan asetosal 160 mg/kg BB. Tahapan penelitian meliputi skrining fitokimia, karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun babadotan (Ageratum conyzoides L.), uji aktivitas antiulser ekstrak etanol daun babadotan dengan dosis 150; 300; 600 mg/kg BB, pada tikus yang diinduksi dengan asetosal 160 mg/kg BB, kemudian hasil dianalisis secara ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun babadotan dengan dosis 150; 300; 600 mg/kg BB menghambat pembentukan ulser pada tikus sebesar berturut-turut 47,50; 77,44; dan 83,94% dibanding kontrol negatif. Sedangkan omeprazol sebagai kontrol positif menghambat pembentukan ulser sebesar 86,12%. Secara statistik ANOVA ketiga dosis uji diatas memberi efek yang signifikan pada α=0,01 dan α=0,05 dibanding kontrol negatif.
Kata kunci : babadotan (Ageratum conyzoides L.), ulser, jumlah ulser, keparahan ulser, ANOVA, tikus putih jantan galur Wistar
ABSTRACT
Peptic ulcer is caused by an imbalance between aggressive exogenous factors and a number of defense mechanisms. Defense aggressive factors include acid, anti-inflammatory drugs, alcohol, stress, fatty foods, and Helicobacter pylori infection trigger mucosal tissue necrosis due to ischemia. This study aimed to examine the activity of leaf antiulcer babadotan (Ageratum conyzoides L.) to male rats Wistar strain induced by acetosal. Stages of research include phytochemical screening, characterization crude drugs, manufacture of ethanol extract of leaves babadotan (Ageratum conyzoides L.), antiulcer activity test babandotan leaf ethanol extract at a dose of 150; 300; 600 mg/kg BB, at rats induced by acetosal 160 mg/kg, then the results were analyzed by ANOVA. The results showed the babadotan leaf ethanol extract at a dose of 150; 300; 600 mg / kg BB inhibited the formation of ulcers in rats by successive terut 47.50; 77.44; and 83.94% compared to the negative control. Whereas omeprazole as a positive control inhibiting the formation of ulcers by 86.12%. Statistically third ANOVA test doses above give a significant effect on α = 0.01 and α = 0.05 compared with negative controls.
Keywords : Leaf babadotan (Ageratum conyzoides L.), ulcer, number of ulcer, ulcer severity, ANOVA, male rats Wistar strain.)

PEMANFAATAN AIR KELAPA DAN LIMBAH KECAP SEBAGAI SUBSTRAT DALAM PRODUKSI PIGMEN KAROTENOID
RINGK... more PEMANFAATAN AIR KELAPA DAN LIMBAH KECAP SEBAGAI SUBSTRAT DALAM PRODUKSI PIGMEN KAROTENOID
RINGKASAN
Salah satu senyawa yang dapat menangkal radikal bebas adalah antioksidan. Antioksidan dapat ditemukan di alam atau dibuat secara sintetik. Salah satu antioksidan alami adalah karotenoid. Karotenoid merupakan kelompok pigmen dan antioksidan alami yang dapat meredam radikal bebas serta menyebabkan warna kuning orange dan merah pada tanaman. Selain digunakan sebaga antioksidan, karotenoid juga digunakan sebagai zat pewarna dalam industry obat dan makanan. Ampas kecap merupakan limbah proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Ampas kecap berasal dari kedelai, oleh karena itu nutrisi yang terdapat pada ampas kecap sama dengan kedelai aslinya hanya konsentrasinya sedikit berkurang karena telah mengalami pengolahan. Perlakuan yang tidak baik pada ampas kecap khususnya ampas kecap segar dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur yang selanjutnya akan mengakibatkan turunnya nilai nutrisi ampas tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa limbah kecap merupakan substrat yang baik dalam pertumbuhan kapang, terutama Neurospora sitophila. Semakin baik pertumbuhan kapang Neurospora sitophila maka semakin baik pula produksi karotenoid yang dihasilkan. Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara untuk mengoptimalkan pemanfaatan dari tanaman maupun buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan sebagai substrat dalam fermentasi karotenoid. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan oleh kapang penghasil karotenoid. Nutrisi yang terdapat pada air kelapa antara lain Sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam salah satunya Mg2+. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi pigmen karotenoid dengan menggunakan substrat air kelapa dan limbah kecap. Suspensi substrat limbah kecap dan air kelapa dibuat dalam 5 konsenstrasi yang berbeda yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dengan metode pour plate atau metode tuang, lalu dituangkan spora sebanyak 1 ml kedalam 10 ml media PDA cair. Diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruang dan diamati secara visual perubahannya. Karotenoid yang didapat ditimbang kemudian diukur serapannya pada Spektrofotometer Uv-vis untuk mengetahui kadar karotenoid yang didapatkan. Data yang akan diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah air kelapa dan limbah kecap yang digunakan sebagai substrat dalam memperoduksi karotenoid yang bisa digunakan sebagai pewarna alami dalam industri makanan, kosmetik dan obat-obatan. Selain itu tujuan lain dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai ekonomis limbah air kelapa dan kecap sehingga diharapkan dapat dikembangkan menjadi salah satu sumber bahan baku pewarna alami untuk digunakan sebagai pewarna makanan maupun dalam dunia industri farmasi.

ABSTRAK Salah satu sumber penghasil zat pewarna alami (pigmen) karotenoid adalah kapang Neurospor... more ABSTRAK Salah satu sumber penghasil zat pewarna alami (pigmen) karotenoid adalah kapang Neurospora intermedia. Karotenoid yang dihasilkan oleh kapang Neurospora intermedia merupakan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan selama fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh enzim lipase dari Neurospora intermedia N-1 serta mengkaji karotenogenosis dengan penambahan beberapa kofaktor ion logam yaitu Mg 2+ , Fe 2+ dan Cu 2+ dengan berbagai konsentrasi terhadap produktivitas pigmen karotenoid dari Neurospora intermedia N-1. Produksi karotenoid pigmen dilakukan dalam fermentasi cair dengan penambahan berbagai konsentrasi ion logam (Mg 2+ , Fe 2+ dan Cu 2+). Pengujian aktivitas enzim lipase dilakukan dengan metode volumetri. Tahap akhir dilakukan analisis KCKT PDA untuk identifikasi β-karoten yang dihasilkan. Aktivitas enzim lipase terbesar terjadi pada fermentasi hari ke-5 yaitu sebesar 3,33 µmol/menit. Pada fermentasi hari ke-5 menghasilkan kadar total karotenoid terbesar yaitu 1,403 mg/g spora. Penambahan kofaktor ion logam memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas karotenoid dari Neurospora intermedia N-1. Kadar karotenoid pada penambahan kofaktor Cu 2+ berupa CuSO4.5H2O pada konsentrasi 12 mM meningkatkan % kadar total karotenoid terbanyak yaitu sebesar 140,68%, sedangkan kadar karotenoid pada penambahan kofaktor Mg 2+ berupa MgSO4.7H2O pada konsentrasi 16 mM meningkatkan % kadar total karotenoid sebesar 138,14%. Kata kunci: Neurospora intermedia, karotenoid, enzim lipase, kofaktor ion logam, KCKT PDA ABSTRACT One of natural carotenoid dyes (pigments) source is Neurospora intermedia fungus. Carotenoids produced by Neurospora intermedia are secondary metabolites which are produced during the fermentation. The objectives of this study were measuring the lipase activity of Neurospora intermedia N-1 and reviewing carotenogenosis to evaluate the effect of various types of metal ion cofactor such Mg 2+ , Fe 2 + and Cu 2+ with various concentrations those are required in the liquid fermentation. The production of pigments carried out in liquid fermentation with the addition of various concentrations of metal ions (Mg 2+ , Fe 2+ and Cu 2+). The activity of lipase enzyme was performed by volumetric method. The last step was analysis using HPLC with PDA detector for the identification of produced β-carotene. The greatest lipase activity occurred on the 5 th day of fermentation, 3.33 μmol/minute. The 5 th day of fermentation produced the greatest levels of total carotenoids, 1.403 mg /g of spores. The addition of metal ion cofactor had a positive effect on the productivity of carotenoids from Neurospora intermedia N-1. The levels (%) of carotenoids in addition of Cu 2+ cofactor as 12 mM CuSO4.5H2O produced the highest levels of total carotenoids increased up to 140.68%. Whereas levels (%) of carotenoids in the addition of a Mg 2+ cofactor as 16 mM MgSO4.7H2O generated total carotenoid increased up to 138.14%.

Abstrak Obesitas merupakan penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh yang disebabkan oleh a... more Abstrak Obesitas merupakan penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh yang disebabkan oleh asupan jumlah makanan yang lebih besar dari pada yang dapat digunakan untuk energi. Daun Malaka (Phyllanthus emblica L.) merupakan salah satu tanaman berkhasiat obat yang belum banyak diketahui masyarakat digunakan sebagai obat obesitas. Daun malaka mengandung senyawa tanin, flavonoid dan saponin yang mampu menghambat kerja enzim lipase pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun malaka sebagai antiobesitas pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi karbohidrat dan lemak. Daun malaka diekstraksi menggunakan metode maserasi. Pengujian dilakukan dengan membagi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok perlakuan terbagi menjadi kontrol negatif, kontrol positif (Orlistat) dan kelompok dosis ekstrak. Kelompok uji yang diberi ekstrak daun malaka secara oral dengan dosis berbeda (250, 500, dan 750 mg/kg BB). Kemudian dilanjut dengan pengukuran kadar kolesterol darah untuk masing-masing kelompok. Data diuji secara statistik menggunakan one way ANOVA dengan tingkat kepercayaan < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dosis 750 mg/kg BB memiliki aktivitas lebih baik dibandingkan dengan kelompok uji lainnya dan tidak ada korelasi antara penurunan obesitas dengan penurunan kadar kolesterol darah. Abstract Obesity is an excessive accumulation of fat in the body caused by a larger amount of food intake than can be used for energy. Leaves malaka (Phyllanthus emblica L.) is one of the nutritious medicinal plants that have not been widely known to the public that is used as an obesity drug. Malaka leaves contain tannin, flavonoid and saponin compounds that are able to inhibit the action of pancreatic lipase enzymes. This study aims to determine the effect of malaka leaf ethanol extract as antiobesity in white male rats Wistar strain induced high carbohydrate and fat diet. Malaka leaves are extracted using maceration method. The test was conducted by dividing 5 treatment groups consisting of 5 rats. The treatment group was divided into negative control, positive control (Orlistat) and group dose of extract. Test group given oral leaf extract orally with different doses (250, 500, and 750 mg / kg BW). Then followed by measurement of blood cholesterol levels for each group. Data were tested statistically using one way ANOVA with a confidence level <0.05. The results showed a dose of 750 mg / kg BW had better activity compared with other test groups and there was no correlation between decreased obesity with decreased blood cholesterol levels.
Teaching Documents by Seno Ardiansyah
 Saat obat di infuskan, harga t meningkat. Pada waktu tak terhingga t = ∞ , e -kt mendekati nol ... more  Saat obat di infuskan, harga t meningkat. Pada waktu tak terhingga t = ∞ , e -kt mendekati nol sehingga persamaan tersebut berkurang menjadi :
Uploads
Papers by Seno Ardiansyah
(Ageratum conyzoides L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
ABSTRAK
Peptik ulser disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor agresif eksogen dan sejumlah mekanisme pertahanan. Faktor agresif pertahanan meliputi asam, obat anti inflamasi, alkohol, stres, makanan berlemak, dan infeksi Helicobacter pylori memicu nekrosis jaringan akibat iskemia mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiulser daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan asetosal 160 mg/kg BB. Tahapan penelitian meliputi skrining fitokimia, karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun babadotan (Ageratum conyzoides L.), uji aktivitas antiulser ekstrak etanol daun babadotan dengan dosis 150; 300; 600 mg/kg BB, pada tikus yang diinduksi dengan asetosal 160 mg/kg BB, kemudian hasil dianalisis secara ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun babadotan dengan dosis 150; 300; 600 mg/kg BB menghambat pembentukan ulser pada tikus sebesar berturut-turut 47,50; 77,44; dan 83,94% dibanding kontrol negatif. Sedangkan omeprazol sebagai kontrol positif menghambat pembentukan ulser sebesar 86,12%. Secara statistik ANOVA ketiga dosis uji diatas memberi efek yang signifikan pada α=0,01 dan α=0,05 dibanding kontrol negatif.
Kata kunci : babadotan (Ageratum conyzoides L.), ulser, jumlah ulser, keparahan ulser, ANOVA, tikus putih jantan galur Wistar
ABSTRACT
Peptic ulcer is caused by an imbalance between aggressive exogenous factors and a number of defense mechanisms. Defense aggressive factors include acid, anti-inflammatory drugs, alcohol, stress, fatty foods, and Helicobacter pylori infection trigger mucosal tissue necrosis due to ischemia. This study aimed to examine the activity of leaf antiulcer babadotan (Ageratum conyzoides L.) to male rats Wistar strain induced by acetosal. Stages of research include phytochemical screening, characterization crude drugs, manufacture of ethanol extract of leaves babadotan (Ageratum conyzoides L.), antiulcer activity test babandotan leaf ethanol extract at a dose of 150; 300; 600 mg/kg BB, at rats induced by acetosal 160 mg/kg, then the results were analyzed by ANOVA. The results showed the babadotan leaf ethanol extract at a dose of 150; 300; 600 mg / kg BB inhibited the formation of ulcers in rats by successive terut 47.50; 77.44; and 83.94% compared to the negative control. Whereas omeprazole as a positive control inhibiting the formation of ulcers by 86.12%. Statistically third ANOVA test doses above give a significant effect on α = 0.01 and α = 0.05 compared with negative controls.
Keywords : Leaf babadotan (Ageratum conyzoides L.), ulcer, number of ulcer, ulcer severity, ANOVA, male rats Wistar strain.)
RINGKASAN
Salah satu senyawa yang dapat menangkal radikal bebas adalah antioksidan. Antioksidan dapat ditemukan di alam atau dibuat secara sintetik. Salah satu antioksidan alami adalah karotenoid. Karotenoid merupakan kelompok pigmen dan antioksidan alami yang dapat meredam radikal bebas serta menyebabkan warna kuning orange dan merah pada tanaman. Selain digunakan sebaga antioksidan, karotenoid juga digunakan sebagai zat pewarna dalam industry obat dan makanan. Ampas kecap merupakan limbah proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Ampas kecap berasal dari kedelai, oleh karena itu nutrisi yang terdapat pada ampas kecap sama dengan kedelai aslinya hanya konsentrasinya sedikit berkurang karena telah mengalami pengolahan. Perlakuan yang tidak baik pada ampas kecap khususnya ampas kecap segar dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur yang selanjutnya akan mengakibatkan turunnya nilai nutrisi ampas tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa limbah kecap merupakan substrat yang baik dalam pertumbuhan kapang, terutama Neurospora sitophila. Semakin baik pertumbuhan kapang Neurospora sitophila maka semakin baik pula produksi karotenoid yang dihasilkan. Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara untuk mengoptimalkan pemanfaatan dari tanaman maupun buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan sebagai substrat dalam fermentasi karotenoid. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan oleh kapang penghasil karotenoid. Nutrisi yang terdapat pada air kelapa antara lain Sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam salah satunya Mg2+. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi pigmen karotenoid dengan menggunakan substrat air kelapa dan limbah kecap. Suspensi substrat limbah kecap dan air kelapa dibuat dalam 5 konsenstrasi yang berbeda yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dengan metode pour plate atau metode tuang, lalu dituangkan spora sebanyak 1 ml kedalam 10 ml media PDA cair. Diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruang dan diamati secara visual perubahannya. Karotenoid yang didapat ditimbang kemudian diukur serapannya pada Spektrofotometer Uv-vis untuk mengetahui kadar karotenoid yang didapatkan. Data yang akan diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah air kelapa dan limbah kecap yang digunakan sebagai substrat dalam memperoduksi karotenoid yang bisa digunakan sebagai pewarna alami dalam industri makanan, kosmetik dan obat-obatan. Selain itu tujuan lain dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai ekonomis limbah air kelapa dan kecap sehingga diharapkan dapat dikembangkan menjadi salah satu sumber bahan baku pewarna alami untuk digunakan sebagai pewarna makanan maupun dalam dunia industri farmasi.
Teaching Documents by Seno Ardiansyah
(Ageratum conyzoides L.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
ABSTRAK
Peptik ulser disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor agresif eksogen dan sejumlah mekanisme pertahanan. Faktor agresif pertahanan meliputi asam, obat anti inflamasi, alkohol, stres, makanan berlemak, dan infeksi Helicobacter pylori memicu nekrosis jaringan akibat iskemia mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antiulser daun babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan asetosal 160 mg/kg BB. Tahapan penelitian meliputi skrining fitokimia, karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak etanol daun babadotan (Ageratum conyzoides L.), uji aktivitas antiulser ekstrak etanol daun babadotan dengan dosis 150; 300; 600 mg/kg BB, pada tikus yang diinduksi dengan asetosal 160 mg/kg BB, kemudian hasil dianalisis secara ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun babadotan dengan dosis 150; 300; 600 mg/kg BB menghambat pembentukan ulser pada tikus sebesar berturut-turut 47,50; 77,44; dan 83,94% dibanding kontrol negatif. Sedangkan omeprazol sebagai kontrol positif menghambat pembentukan ulser sebesar 86,12%. Secara statistik ANOVA ketiga dosis uji diatas memberi efek yang signifikan pada α=0,01 dan α=0,05 dibanding kontrol negatif.
Kata kunci : babadotan (Ageratum conyzoides L.), ulser, jumlah ulser, keparahan ulser, ANOVA, tikus putih jantan galur Wistar
ABSTRACT
Peptic ulcer is caused by an imbalance between aggressive exogenous factors and a number of defense mechanisms. Defense aggressive factors include acid, anti-inflammatory drugs, alcohol, stress, fatty foods, and Helicobacter pylori infection trigger mucosal tissue necrosis due to ischemia. This study aimed to examine the activity of leaf antiulcer babadotan (Ageratum conyzoides L.) to male rats Wistar strain induced by acetosal. Stages of research include phytochemical screening, characterization crude drugs, manufacture of ethanol extract of leaves babadotan (Ageratum conyzoides L.), antiulcer activity test babandotan leaf ethanol extract at a dose of 150; 300; 600 mg/kg BB, at rats induced by acetosal 160 mg/kg, then the results were analyzed by ANOVA. The results showed the babadotan leaf ethanol extract at a dose of 150; 300; 600 mg / kg BB inhibited the formation of ulcers in rats by successive terut 47.50; 77.44; and 83.94% compared to the negative control. Whereas omeprazole as a positive control inhibiting the formation of ulcers by 86.12%. Statistically third ANOVA test doses above give a significant effect on α = 0.01 and α = 0.05 compared with negative controls.
Keywords : Leaf babadotan (Ageratum conyzoides L.), ulcer, number of ulcer, ulcer severity, ANOVA, male rats Wistar strain.)
RINGKASAN
Salah satu senyawa yang dapat menangkal radikal bebas adalah antioksidan. Antioksidan dapat ditemukan di alam atau dibuat secara sintetik. Salah satu antioksidan alami adalah karotenoid. Karotenoid merupakan kelompok pigmen dan antioksidan alami yang dapat meredam radikal bebas serta menyebabkan warna kuning orange dan merah pada tanaman. Selain digunakan sebaga antioksidan, karotenoid juga digunakan sebagai zat pewarna dalam industry obat dan makanan. Ampas kecap merupakan limbah proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Ampas kecap berasal dari kedelai, oleh karena itu nutrisi yang terdapat pada ampas kecap sama dengan kedelai aslinya hanya konsentrasinya sedikit berkurang karena telah mengalami pengolahan. Perlakuan yang tidak baik pada ampas kecap khususnya ampas kecap segar dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur yang selanjutnya akan mengakibatkan turunnya nilai nutrisi ampas tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa limbah kecap merupakan substrat yang baik dalam pertumbuhan kapang, terutama Neurospora sitophila. Semakin baik pertumbuhan kapang Neurospora sitophila maka semakin baik pula produksi karotenoid yang dihasilkan. Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara untuk mengoptimalkan pemanfaatan dari tanaman maupun buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan sebagai substrat dalam fermentasi karotenoid. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan oleh kapang penghasil karotenoid. Nutrisi yang terdapat pada air kelapa antara lain Sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam salah satunya Mg2+. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi pigmen karotenoid dengan menggunakan substrat air kelapa dan limbah kecap. Suspensi substrat limbah kecap dan air kelapa dibuat dalam 5 konsenstrasi yang berbeda yaitu 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dengan metode pour plate atau metode tuang, lalu dituangkan spora sebanyak 1 ml kedalam 10 ml media PDA cair. Diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruang dan diamati secara visual perubahannya. Karotenoid yang didapat ditimbang kemudian diukur serapannya pada Spektrofotometer Uv-vis untuk mengetahui kadar karotenoid yang didapatkan. Data yang akan diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah air kelapa dan limbah kecap yang digunakan sebagai substrat dalam memperoduksi karotenoid yang bisa digunakan sebagai pewarna alami dalam industri makanan, kosmetik dan obat-obatan. Selain itu tujuan lain dari penelitian ini adalah meningkatkan nilai ekonomis limbah air kelapa dan kecap sehingga diharapkan dapat dikembangkan menjadi salah satu sumber bahan baku pewarna alami untuk digunakan sebagai pewarna makanan maupun dalam dunia industri farmasi.