Papers by Nurul Mutmainnah
The main problem faced by swimming crab hatchery today is the low survival rate of larval stages,... more The main problem faced by swimming crab hatchery today is the low survival rate of larval stages, especially zoea to megalopa. This research aims to examine the effect of dissolved glucose administration on survival and performance of swimming crab larvae of Portunus pelagicus in the zoea stadia to megalopa. This research was conducted at the Brackish Water Aquaculture Fisheries Center of Takalar, Takalar Regency, Province of South Sulawesi. Swimming crab larvae of zoea-1 are maintained in a black plastic basin with a volume of 40 L totaling 24 pieces equipped with aeration equipment and filled with water by salinity 32 ppt as much as 30 L. Feed given is rotifers and Artemia salina with the addition of dissolved glucose. The research was designed using a Completely Randomized Design (CRD) with 4 dose treatments of dissolved glucose with 3 replications. The four doses are 0, 50, 100 and 150 ppm. The results of Analysis of Variance (ANOVA) showed that the administration of dissolved g...
Marine Drugs
Exopolysaccharides, or extracellular polysaccharides (EPS, sPS), represent a valuable metabolite ... more Exopolysaccharides, or extracellular polysaccharides (EPS, sPS), represent a valuable metabolite compound synthesized from red microalgae. It is a non-toxic natural agent and can be applied as an immunostimulant. The toxicity test of exopolysaccharides from Porphyridium has been done in vivo using zebrafish (Danio rerio) embryonic model, or the ZET (zebrafish embryotoxicity test). The administration of extracellular polysaccharides or exopolysaccharides (EPS) from microalgae Porphyridium cruentum (synonym: P. purpureum) to shrimps Litopenaeus vannamei was investigated to determine the effect of this immunostimulant on their non-specific immune response and to test if this compound can be used as a protective agent for shrimps in relation to Vibrio infection. For immune response, exopolysaccharides were given to shrimps via the immersion method on day 1 and booster on day 8. Shrimp hemocytes were taken on day 1 (EPS administration), day 7 (no treatment), day 8 (EPS booster) and day 9...
White shrimps are susceptible to outbreaks of vibriosis because they do not have any adaptive imm... more White shrimps are susceptible to outbreaks of vibriosis because they do not have any adaptive immune system, they only have a non-specific innate immune system. The administration of EPS from microalgae Porphyridium cruentum (synonym: P. purpureum) on shrimps Litopenaeus vannamei was investigated to determine the effect of this immunostimulant on their non specific immune response and to test if EPS can be used as a protective agent for shrimp related to Vibrio infection. EPS was given to shrimps by immersion method on day 1 and booster on day 8. Shrimp hemocytes were taken on day 1 (EPS administration), day 7 (no treatment), day 8 (EPS booster) and day 9 (Vibrio infection) and tested for their immune response on each treatment. Result shows an increase in values of all immune parameters in line with the increasing EPS concentration, except the Differential Haemocyte Count (DHC). In detail, an increase was noted in total hemocytes (THC) value, Phagocytotic Activity (PA), Respirato...
Laut Indonesia adalah pusat penting keanekaragaman hayati laut dunia sekaligus tempat penangkapan... more Laut Indonesia adalah pusat penting keanekaragaman hayati laut dunia sekaligus tempat penangkapan ikan sangat berharga yang menyediakan makanan dan mata pencaharian untuk jutaan orang. Untuk memastikannya terus terjaga untuk generasi mendatang adalah dengan memulihkan kondisi dan melindung (Solihin et al, 20). Kekayaan sumberdaya hayati Indonesia saat ini diperkiraan sedang mengalami penurunan dan kerusakan. Krisis keanekaragaman hayati ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu faktor teknis dan faktor struktural. Aspek teknis yaitu kegiatan manusia, teknologi yang digunakan, dan kodisi alam itu sendiri (Medrizam et al, 2004). Salah satu langkah mengurangi penangkapan yang berlebih tersebut yaitu dengan menyeleksi alat tangkap. Seleksi alat tangkap dilakukan dengan tujuan menangkap sumber daya perikanan yang telah dewasa (Rangkuti, dkk 2017) Kata-kata "pot" dan "perangkap" menurut (FAO, 2012) kadang-kadang diganti atau saling bertukar satu sama lain dan digunakan untuk menggambarkan perangkat umpan yang digunakan untuk menangkap ikan, kepiting dan kerang. Perbedaan utama di antara mereka adalah ukurannya, karena perangkap biasanya lebih besar, sementara pot lebih kecil membuatnya mudah dipindahkan atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain perahu atau dengan tangan dan baru-baru ini dalam beberapa kasus pot pot dibuat agar pot bisa dilipat (pot dilipat) dengan tujuan untuk menghemat ruang ketika mereka menyimpan di dek kapal (Slack-Smith, 2001). Pot digunakan di seluruh dunia dan datang dalam berbagai bentuk melingkar, persegi panjang, berbentuk kerucut, hingga oval. Meskipun variasi dalam ukuran dan bentuk semua pot berbagi mode operasi yang umum yaitu untuk menarik atau memikat spesies yang diinginkan ke dalam perangkat dengan mudah dan membuatnya sulit untuk keluar (Slack-Smith, 2001) Perangkap ikan adalah metode memancing yang relatif sederhana yang telah digunakan secara tradisional oleh nelayan di seluruh dunia untuk memancing dan menangkap hewan air. Perangkap memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan alat tangkap lainnya: mereka tidak perlu diangkut dalam batas waktu singkat, tetapi dapat dibiarkan selama beberapa hari, misalnya ketika cuaca buruk, dan tangkapan akan tetap dalam kondisi baik. Biaya operasional
Uploads
Papers by Nurul Mutmainnah