— This study aims to a) describe the pattern of stress coping in orphanage teachers b) identify t... more — This study aims to a) describe the pattern of stress coping in orphanage teachers b) identify the cause of the stress-coping c) explain the impact of stress coping strategies. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods and data obtained through interviews. Data analysis is done with stories. Participants were teachers at an orphanage in Surabaya. The conclusion of this study is the factor that causes the teacher to do the coping strategy is the behavior of students during the learning process, making students understand the topic, no separation in school grade and too many student activities. This also causes sadness, confusion dan anxiety to the teacher, so that the teacher copes with adaptive stress coping, by focusing on emotions and solving problems namely changing the learning method to be more interactive and also regulating emotions when teaching. The results that arise with this strategy are that there is good progress in the learning process and student learning outcomes, in addition, it can reduce the workload and the emotional burden of the teacher. Suggestions for further research are to link stress coping with other variables and use various methods to get a more real and more complete picture of the stress-coping patterns of teachers in the orphanage. Suggestions for teachers are teachers should make learning methods more centered on students to reduce unexpected behavior and so that students focus attention and to understand the material presented. Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk a) mendeskripsikan pola coping stress pada pengajar di panti asuhan b) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan pengajar melakukan coping stress c) menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari strategi coping stress. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma fenomenologi dan data diperoleh melalui wawancara. Analisis data dilakukan dengan cerita. Partisipan adalah guru anak yatim piatu di panti asuhan di Surabaya. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan guru melakukan strategi coping adalah perilaku siswa saat proses pembelajaran, membuat siswa menjadi paham, tidak adanya pemisah jenjang sekolah pada siswa dan banyaknya kegiatan siswa. Hal ini juga menyebabkan perasaan sedih, bingung, cemas pada guru, sehingga guru melakukan coping stress dengan adaptif, dengan berfokus pada emosi dan penyelesaian masalah, yaitu mengubah metode pembelajaran menjadi lebih interaktif dan juga mengatur emosi saat mengajar. Hasil yang timbul dengan strategi tersebut adalah ada kemajuan yang baik pada proses belajar dan hasil belajar siswa, selain itu, dapat mengurangi beban kerja dan beban emosional guru. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengaitkan coping stress dengan variabel lain dan menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan lebih lengkap mengenai pola coping stress pengajar di panti asuhan. Saran untuk guru adalah guru sebaiknya membuat metode belajar
Tulisan ini membahas tentang sejarah terbentuknya ilmu dan pengetahuan serta meninjau perbedaan a... more Tulisan ini membahas tentang sejarah terbentuknya ilmu dan pengetahuan serta meninjau perbedaan antara ilmu dan pengetahuan
Tulisan ini akan membahas dan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini terkait respect for dive... more Tulisan ini akan membahas dan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini terkait respect for diversity: 1. Perlukah respect for diversity diteliti? 2. Kalau perlu, kapan respect for diversity itu bisa mencapai target? 3. Ke mana arah atau batasan-batasan mengenai respect for diversity itu? 4. Siapa yang terlibat di dalam pengembangan respect for diversity itu? 5. Apa sebenarnya yang terjadi pada respect for diversity itu dalam organisasi kemahasiswaan? 6. Bagaimana variabel respect for diversity itu kita kelola? 7. Mengapa respect for diversity kita kembangkan ? 8. Seberapa sering respect for diversity tersebut diteliti? 9. Seberapa jauh hasil yang diperoleh terkait penelitian sebelumnya tentang respect for diversity tersebut? 10. Apa saja definisi mengenai respek menurut ahli? 11. Teori apa yang akan dipakai untuk menjelaskan respek? 12. Komponen apa saja yang ada dalam respek menurut teori? 13. Apa saja faktor yang mempengaruhi sikap respek? 14. Apa saja indikator yang dimaksud dalam respect for diversity dalam kehidupan berorganisasi? 15. Bagaimana kita mengenali karakteristik atau mengetahui tingkat respect for diversity pada seseorang? 16. Apakah respect for diversity memiliki dampak positif maupun negatif? 17. Mengapa dampak positif itu bisa terjadi dengan adanya sikap respect for diversity? 18. Apakah menarik untuk meneliti respect for diversity dalam konteks masa kini? 19. Apakah ada saran untuk peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity? 20. Seperti apa saran bagi peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity?
Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird ... more Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird (1998) menjelaskan bahwa pada sekitar tahun 1995 sempat terjadi perdebatan besar di Amerika terkait digunakannya ajaran agama di kitab suci atau ilmu yang dijadikan landasan tentang terbentuknya kehidupan dan alam semesta. Masyarakat Amerika sangat berpegang teguh pada ajaran agama sebelum ilmu pengetahuan menguasai pola pikir mereka. Menurut mereka, apa yang sudah dicantumkan di kitab suci (Injil) itu tidak perlu diperdebatkan dan sudah pasti benar. Bahkan, ilmu tentang terbentuknya kehidupan atau alam semesta dilarang diajarkan di sekolah karena dianggap bertentangan dengan ilmu agama. Di sisi lain, para ahli tidak mau hanya mempercayai kitab suci tanpa mengetahui sendiri bagaimana proses pembentukan alam semesta. Mereka ingin mengetahui apakah ilmu juga bisa menjelaskan proses pembentukannya dan apakah ada perkembangan ilmu lagi yang bisa dipelajari setelah mempelajari bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada tahun 1925, Scopes melakukan percobaan dan pengamatan terhadap evolusi yang dikenal dengan percobaan Monkey. Scopes terbukti bersalah dan dihukum karena melakukan percobaan dan mengajarkan hasil eksperimennya ke sekolah-sekolah. Scopes dianggap melanggar hukum yang sudah dicetuskan bahwa tidak boleh ada ilmu yang bertentangan dengan hukum agama, namun idealisme ilmu pengetahuan oleh para fundamentalis Kristiani ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1957 diluncurkanlah satelit buatan yang bernama Sputnik. Satelit ini menjadi bukti bahwa ilmu bisa memberikan kontribusi besar untuk peradaban manusia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan ilmu, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia yang tidak berilmu. Fundamentalis Kristiani mulai menyadari tentang pentingnya ilmu dan mereka sudah tidak boleh mengekang perkembangannya. Pada perkembangannya, proses agar ilmu dapat diakui dan boleh berkembang bebas tidaklah mudah. Banyak pertanyaan terkait dengan ilmu, seperti "Apa itu ilmu?", "Kapan suatu hal itu dianggap ilmiah?". Disinilah filosofi atau filsafat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut penegak hukum yang saat itu menangani perdebatan antara ilmu dan agama, teori keilmuan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada kendali dari hukum alam. 2. Harus ada penjelasan yang referensinya adalah dari hukum alam.
Secara umum, keterikatan pada pegawai dipandang sebagai hal yang positif dan diinginkan bagi orga... more Secara umum, keterikatan pada pegawai dipandang sebagai hal yang positif dan diinginkan bagi organisasi (Albrecht, 2010). Keterikatan kerja penting untuk menentukan masa depan organisasi (Shuck & Wollard, dalam Eman & Ishal, 2016). Pegawai yang memiliki keterikatan kerja akan menggunakan kemampuannya secara maksimal saat bekerja. Hal ini akan meningkatkan kualitas tanggung jawab dan performa pegawai pada pekerjaan. Pegawai juga akan berani mengambil berbagai inisiatif, seperti mengembangkan ide baru dan mengambil berbagai kesempatan. Pegawai juga akan bersedia membantu komunitas organisasi seperti mentoring, menjadi sukarelawan atau memperhatikan rekan kerja. Pegawai yang berani berinisiatif akan dapat mengembangkan pekerjaannya dan berusaha menjadi pemimpin di lingkup kerjanya. Pegawai akan melakukan lebih dari apa yang tertera pada job descriptionnya, pegawai akan membuat pekerjaannya menjadi lebih dinamis (Leiter & Bakker, 2010). Albrecht (2010) menyatakan bahwa ketika pegawai tidak terikat, pegawai hadir hanya secara fisik di tempat kerja. Para pegawai ini tidak mencurahkan emosi, energi, dan gairah dalam bekerja. Pegawai yang tidak terikat memiliki sedikit atau tidak ada keterlibatan emosional pada perannya dalam bekerja, tidak peduli tentang tujuan organisasi, dan jarang menikmati pekerjaan. Faktor yang memengaruhi keterikatan kerja salah satunya adalah tuntutan pekerjaan (job demand) dan kontrol kerja. Teori yang menjelaskan prediktor ini adalah demands-control model (DCM) dari Karasek (1979). Menurut model keseimbangan ini, ketegangan mental atau stres pekerjaan disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang tinggi, seperti kelebihan beban kerja (work overload) dan kontrol pekerjaan yang rendah, atau ketidakseimbangan antara tuntutan dan kontrol pekerjaan. Teori DCM ini sangat sederhana karena berfokus hanya pada satu aspek tuntutan pekerjaan, yaitu beban kerja dan satu aspek sumber daya pekerjaan, yaitu kontrol kerja. Teori ini menyatakan bahwa keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kontrol pekerjaan akan menghasilkan stres kerja yang rendah. Prediktor lain dari keterikatan kerja ialah sumber daya pekerjaan (job resources) dan sumber daya pribadi (personal resources). Teori yang digunakan untuk menjelaskan prediktor keterikatan kerja diatas ialah Job Demand-Resources Model atau JD-R Model oleh Bakker dan Demerouti (2008), yaitu teori yang paling banyak dikutip dan digunakan dalam menjelaskan
1. Sejarah Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alex... more 1. Sejarah Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird (1998) menjelaskan bahwa pada sekitar tahun 1995 sempat terjadi perdebatan besar di Amerika terkait digunakannya ajaran agama di kitab suci atau ilmu yang dijadikan landasan tentang terbentuknya kehidupan dan alam semesta. Masyarakat Amerika sangat berpegang teguh pada ajaran agama sebelum ilmu pengetahuan menguasai pola pikir mereka. Menurut mereka, apa yang sudah dicantumkan di kitab suci (Injil) itu tidak perlu diperdebatkan dan sudah pasti benar. Bahkan, ilmu tentang terbentuknya kehidupan atau alam semesta dilarang diajarkan di sekolah karena dianggap bertentangan dengan ilmu agama. Di sisi lain, para ahli tidak mau hanya mempercayai kitab suci tanpa mengetahui sendiri bagaimana proses pembentukan alam semesta. Mereka ingin mengetahui apakah ilmu juga bisa menjelaskan proses pembentukannya dan apakah ada perkembangan ilmu lagi yang bisa dipelajari setelah mempelajari bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada tahun 1925, Scopes melakukan percobaan dan pengamatan terhadap evolusi yang dikenal dengan percobaan Monkey. Scopes terbukti bersalah dan dihukum karena melakukan percobaan dan mengajarkan hasil eksperimennya ke sekolah-sekolah. Scopes dianggap melanggar hukum yang sudah dicetuskan bahwa tidak boleh ada ilmu yang bertentangan dengan hukum agama, namun idealisme ilmu pengetahuan oleh para fundamentalis Kristiani ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1957 diluncurkanlah satelit buatan yang bernama Sputnik. Satelit ini menjadi bukti bahwa ilmu bisa memberikan kontribusi besar untuk peradaban manusia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan ilmu, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia yang tidak berilmu. Fundamentalis Kristiani mulai menyadari tentang pentingnya ilmu dan mereka sudah tidak boleh mengekang perkembangannya. Pada perkembangannya, proses agar ilmu dapat diakui dan boleh berkembang bebas tidaklah mudah. Banyak pertanyaan terkait dengan ilmu, seperti "Apa itu ilmu?", "Kapan suatu hal itu dianggap ilmiah?". Disinilah filosofi atau filsafat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut penegak hukum yang saat itu menangani perdebatan antara ilmu dan agama, teori keilmuan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada kendali dari hukum alam. 2. Harus ada penjelasan yang referensinya adalah dari hukum alam. 3. Bisa diuji untuk menanggapi atau menguji teori empiris. 4. Kesimpulannya masih bisa diperdebatkan dan bukan kesimpulan final. 5. Sesuatu bisa dikatakan ilmu jika bisa dimodifikasi. B. Ilmu (Logos) Ilmu adalah adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang alam semesta (Mirriam Webster, 2018). Ilmu terdiri dari dua hal, yaitu bagian utama dari pengetahuan, dan proses di mana pengetahuan itu dihasilkan. Proses pengetahuan memberikan individu cara berpikir dan mengetahui dunia. Seringkali, individu hanya melihat komponen pertama dari ilmu, yaitu pengetahuan. Individu disajikan konsep-konsep ilmiah dalam bentuk pernyataan dengan sedikit latar belakang tentang proses yang mengarah pada pengetahuan itu dan mengapa individu dapat mempercayainya. Proses ilmiah adalah cara membangun pengetahuan dan membuat prediksi tentang dunia dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat diuji, misal pertanyaan " Apakah Bumi datar atau bulat? " bisa diuji dan dipelajari melalui penelitian, terdapat bukti
— This study aims to a) describe the pattern of stress coping in orphanage teachers b) identify t... more — This study aims to a) describe the pattern of stress coping in orphanage teachers b) identify the cause of the stress-coping c) explain the impact of stress coping strategies. This study uses a qualitative approach with phenomenological methods and data obtained through interviews. Data analysis is done with stories. Participants were teachers at an orphanage in Surabaya. The conclusion of this study is the factor that causes the teacher to do the coping strategy is the behavior of students during the learning process, making students understand the topic, no separation in school grade and too many student activities. This also causes sadness, confusion dan anxiety to the teacher, so that the teacher copes with adaptive stress coping, by focusing on emotions and solving problems namely changing the learning method to be more interactive and also regulating emotions when teaching. The results that arise with this strategy are that there is good progress in the learning process and student learning outcomes, in addition, it can reduce the workload and the emotional burden of the teacher. Suggestions for further research are to link stress coping with other variables and use various methods to get a more real and more complete picture of the stress-coping patterns of teachers in the orphanage. Suggestions for teachers are teachers should make learning methods more centered on students to reduce unexpected behavior and so that students focus attention and to understand the material presented. Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk a) mendeskripsikan pola coping stress pada pengajar di panti asuhan b) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan pengajar melakukan coping stress c) menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari strategi coping stress. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma fenomenologi dan data diperoleh melalui wawancara. Analisis data dilakukan dengan cerita. Partisipan adalah guru anak yatim piatu di panti asuhan di Surabaya. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan guru melakukan strategi coping adalah perilaku siswa saat proses pembelajaran, membuat siswa menjadi paham, tidak adanya pemisah jenjang sekolah pada siswa dan banyaknya kegiatan siswa. Hal ini juga menyebabkan perasaan sedih, bingung, cemas pada guru, sehingga guru melakukan coping stress dengan adaptif, dengan berfokus pada emosi dan penyelesaian masalah, yaitu mengubah metode pembelajaran menjadi lebih interaktif dan juga mengatur emosi saat mengajar. Hasil yang timbul dengan strategi tersebut adalah ada kemajuan yang baik pada proses belajar dan hasil belajar siswa, selain itu, dapat mengurangi beban kerja dan beban emosional guru. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengaitkan coping stress dengan variabel lain dan menggunakan berbagai metode untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan lebih lengkap mengenai pola coping stress pengajar di panti asuhan. Saran untuk guru adalah guru sebaiknya membuat metode belajar
Tulisan ini membahas tentang sejarah terbentuknya ilmu dan pengetahuan serta meninjau perbedaan a... more Tulisan ini membahas tentang sejarah terbentuknya ilmu dan pengetahuan serta meninjau perbedaan antara ilmu dan pengetahuan
Tulisan ini akan membahas dan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini terkait respect for dive... more Tulisan ini akan membahas dan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini terkait respect for diversity: 1. Perlukah respect for diversity diteliti? 2. Kalau perlu, kapan respect for diversity itu bisa mencapai target? 3. Ke mana arah atau batasan-batasan mengenai respect for diversity itu? 4. Siapa yang terlibat di dalam pengembangan respect for diversity itu? 5. Apa sebenarnya yang terjadi pada respect for diversity itu dalam organisasi kemahasiswaan? 6. Bagaimana variabel respect for diversity itu kita kelola? 7. Mengapa respect for diversity kita kembangkan ? 8. Seberapa sering respect for diversity tersebut diteliti? 9. Seberapa jauh hasil yang diperoleh terkait penelitian sebelumnya tentang respect for diversity tersebut? 10. Apa saja definisi mengenai respek menurut ahli? 11. Teori apa yang akan dipakai untuk menjelaskan respek? 12. Komponen apa saja yang ada dalam respek menurut teori? 13. Apa saja faktor yang mempengaruhi sikap respek? 14. Apa saja indikator yang dimaksud dalam respect for diversity dalam kehidupan berorganisasi? 15. Bagaimana kita mengenali karakteristik atau mengetahui tingkat respect for diversity pada seseorang? 16. Apakah respect for diversity memiliki dampak positif maupun negatif? 17. Mengapa dampak positif itu bisa terjadi dengan adanya sikap respect for diversity? 18. Apakah menarik untuk meneliti respect for diversity dalam konteks masa kini? 19. Apakah ada saran untuk peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity? 20. Seperti apa saran bagi peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity?
Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird ... more Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird (1998) menjelaskan bahwa pada sekitar tahun 1995 sempat terjadi perdebatan besar di Amerika terkait digunakannya ajaran agama di kitab suci atau ilmu yang dijadikan landasan tentang terbentuknya kehidupan dan alam semesta. Masyarakat Amerika sangat berpegang teguh pada ajaran agama sebelum ilmu pengetahuan menguasai pola pikir mereka. Menurut mereka, apa yang sudah dicantumkan di kitab suci (Injil) itu tidak perlu diperdebatkan dan sudah pasti benar. Bahkan, ilmu tentang terbentuknya kehidupan atau alam semesta dilarang diajarkan di sekolah karena dianggap bertentangan dengan ilmu agama. Di sisi lain, para ahli tidak mau hanya mempercayai kitab suci tanpa mengetahui sendiri bagaimana proses pembentukan alam semesta. Mereka ingin mengetahui apakah ilmu juga bisa menjelaskan proses pembentukannya dan apakah ada perkembangan ilmu lagi yang bisa dipelajari setelah mempelajari bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada tahun 1925, Scopes melakukan percobaan dan pengamatan terhadap evolusi yang dikenal dengan percobaan Monkey. Scopes terbukti bersalah dan dihukum karena melakukan percobaan dan mengajarkan hasil eksperimennya ke sekolah-sekolah. Scopes dianggap melanggar hukum yang sudah dicetuskan bahwa tidak boleh ada ilmu yang bertentangan dengan hukum agama, namun idealisme ilmu pengetahuan oleh para fundamentalis Kristiani ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1957 diluncurkanlah satelit buatan yang bernama Sputnik. Satelit ini menjadi bukti bahwa ilmu bisa memberikan kontribusi besar untuk peradaban manusia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan ilmu, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia yang tidak berilmu. Fundamentalis Kristiani mulai menyadari tentang pentingnya ilmu dan mereka sudah tidak boleh mengekang perkembangannya. Pada perkembangannya, proses agar ilmu dapat diakui dan boleh berkembang bebas tidaklah mudah. Banyak pertanyaan terkait dengan ilmu, seperti "Apa itu ilmu?", "Kapan suatu hal itu dianggap ilmiah?". Disinilah filosofi atau filsafat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut penegak hukum yang saat itu menangani perdebatan antara ilmu dan agama, teori keilmuan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada kendali dari hukum alam. 2. Harus ada penjelasan yang referensinya adalah dari hukum alam.
Secara umum, keterikatan pada pegawai dipandang sebagai hal yang positif dan diinginkan bagi orga... more Secara umum, keterikatan pada pegawai dipandang sebagai hal yang positif dan diinginkan bagi organisasi (Albrecht, 2010). Keterikatan kerja penting untuk menentukan masa depan organisasi (Shuck & Wollard, dalam Eman & Ishal, 2016). Pegawai yang memiliki keterikatan kerja akan menggunakan kemampuannya secara maksimal saat bekerja. Hal ini akan meningkatkan kualitas tanggung jawab dan performa pegawai pada pekerjaan. Pegawai juga akan berani mengambil berbagai inisiatif, seperti mengembangkan ide baru dan mengambil berbagai kesempatan. Pegawai juga akan bersedia membantu komunitas organisasi seperti mentoring, menjadi sukarelawan atau memperhatikan rekan kerja. Pegawai yang berani berinisiatif akan dapat mengembangkan pekerjaannya dan berusaha menjadi pemimpin di lingkup kerjanya. Pegawai akan melakukan lebih dari apa yang tertera pada job descriptionnya, pegawai akan membuat pekerjaannya menjadi lebih dinamis (Leiter & Bakker, 2010). Albrecht (2010) menyatakan bahwa ketika pegawai tidak terikat, pegawai hadir hanya secara fisik di tempat kerja. Para pegawai ini tidak mencurahkan emosi, energi, dan gairah dalam bekerja. Pegawai yang tidak terikat memiliki sedikit atau tidak ada keterlibatan emosional pada perannya dalam bekerja, tidak peduli tentang tujuan organisasi, dan jarang menikmati pekerjaan. Faktor yang memengaruhi keterikatan kerja salah satunya adalah tuntutan pekerjaan (job demand) dan kontrol kerja. Teori yang menjelaskan prediktor ini adalah demands-control model (DCM) dari Karasek (1979). Menurut model keseimbangan ini, ketegangan mental atau stres pekerjaan disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang tinggi, seperti kelebihan beban kerja (work overload) dan kontrol pekerjaan yang rendah, atau ketidakseimbangan antara tuntutan dan kontrol pekerjaan. Teori DCM ini sangat sederhana karena berfokus hanya pada satu aspek tuntutan pekerjaan, yaitu beban kerja dan satu aspek sumber daya pekerjaan, yaitu kontrol kerja. Teori ini menyatakan bahwa keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan kontrol pekerjaan akan menghasilkan stres kerja yang rendah. Prediktor lain dari keterikatan kerja ialah sumber daya pekerjaan (job resources) dan sumber daya pribadi (personal resources). Teori yang digunakan untuk menjelaskan prediktor keterikatan kerja diatas ialah Job Demand-Resources Model atau JD-R Model oleh Bakker dan Demerouti (2008), yaitu teori yang paling banyak dikutip dan digunakan dalam menjelaskan
1. Sejarah Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alex... more 1. Sejarah Sejarah tercetusnya ilmu Berdasarkan buku Philosophy of Science yang ditulis oleh Alexander Bird (1998) menjelaskan bahwa pada sekitar tahun 1995 sempat terjadi perdebatan besar di Amerika terkait digunakannya ajaran agama di kitab suci atau ilmu yang dijadikan landasan tentang terbentuknya kehidupan dan alam semesta. Masyarakat Amerika sangat berpegang teguh pada ajaran agama sebelum ilmu pengetahuan menguasai pola pikir mereka. Menurut mereka, apa yang sudah dicantumkan di kitab suci (Injil) itu tidak perlu diperdebatkan dan sudah pasti benar. Bahkan, ilmu tentang terbentuknya kehidupan atau alam semesta dilarang diajarkan di sekolah karena dianggap bertentangan dengan ilmu agama. Di sisi lain, para ahli tidak mau hanya mempercayai kitab suci tanpa mengetahui sendiri bagaimana proses pembentukan alam semesta. Mereka ingin mengetahui apakah ilmu juga bisa menjelaskan proses pembentukannya dan apakah ada perkembangan ilmu lagi yang bisa dipelajari setelah mempelajari bagaimana terbentuknya alam semesta. Pada tahun 1925, Scopes melakukan percobaan dan pengamatan terhadap evolusi yang dikenal dengan percobaan Monkey. Scopes terbukti bersalah dan dihukum karena melakukan percobaan dan mengajarkan hasil eksperimennya ke sekolah-sekolah. Scopes dianggap melanggar hukum yang sudah dicetuskan bahwa tidak boleh ada ilmu yang bertentangan dengan hukum agama, namun idealisme ilmu pengetahuan oleh para fundamentalis Kristiani ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1957 diluncurkanlah satelit buatan yang bernama Sputnik. Satelit ini menjadi bukti bahwa ilmu bisa memberikan kontribusi besar untuk peradaban manusia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa dengan ilmu, manusia bisa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia yang tidak berilmu. Fundamentalis Kristiani mulai menyadari tentang pentingnya ilmu dan mereka sudah tidak boleh mengekang perkembangannya. Pada perkembangannya, proses agar ilmu dapat diakui dan boleh berkembang bebas tidaklah mudah. Banyak pertanyaan terkait dengan ilmu, seperti "Apa itu ilmu?", "Kapan suatu hal itu dianggap ilmiah?". Disinilah filosofi atau filsafat dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut penegak hukum yang saat itu menangani perdebatan antara ilmu dan agama, teori keilmuan harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Ada kendali dari hukum alam. 2. Harus ada penjelasan yang referensinya adalah dari hukum alam. 3. Bisa diuji untuk menanggapi atau menguji teori empiris. 4. Kesimpulannya masih bisa diperdebatkan dan bukan kesimpulan final. 5. Sesuatu bisa dikatakan ilmu jika bisa dimodifikasi. B. Ilmu (Logos) Ilmu adalah adalah hal sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan dalam bentuk penjelasan serta prediksi yang dapat diuji melalui metode ilmiah tentang alam semesta (Mirriam Webster, 2018). Ilmu terdiri dari dua hal, yaitu bagian utama dari pengetahuan, dan proses di mana pengetahuan itu dihasilkan. Proses pengetahuan memberikan individu cara berpikir dan mengetahui dunia. Seringkali, individu hanya melihat komponen pertama dari ilmu, yaitu pengetahuan. Individu disajikan konsep-konsep ilmiah dalam bentuk pernyataan dengan sedikit latar belakang tentang proses yang mengarah pada pengetahuan itu dan mengapa individu dapat mempercayainya. Proses ilmiah adalah cara membangun pengetahuan dan membuat prediksi tentang dunia dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat diuji, misal pertanyaan " Apakah Bumi datar atau bulat? " bisa diuji dan dipelajari melalui penelitian, terdapat bukti
Uploads
Papers by nerinda rizky
1. Perlukah respect for diversity diteliti?
2. Kalau perlu, kapan respect for diversity itu bisa mencapai target?
3. Ke mana arah atau batasan-batasan mengenai respect for diversity itu?
4. Siapa yang terlibat di dalam pengembangan respect for diversity itu?
5. Apa sebenarnya yang terjadi pada respect for diversity itu dalam organisasi kemahasiswaan?
6. Bagaimana variabel respect for diversity itu kita kelola?
7. Mengapa respect for diversity kita kembangkan ?
8. Seberapa sering respect for diversity tersebut diteliti?
9. Seberapa jauh hasil yang diperoleh terkait penelitian sebelumnya tentang respect for diversity tersebut?
10. Apa saja definisi mengenai respek menurut ahli?
11. Teori apa yang akan dipakai untuk menjelaskan respek?
12. Komponen apa saja yang ada dalam respek menurut teori?
13. Apa saja faktor yang mempengaruhi sikap respek?
14. Apa saja indikator yang dimaksud dalam respect for diversity dalam kehidupan berorganisasi?
15. Bagaimana kita mengenali karakteristik atau mengetahui tingkat respect for diversity pada seseorang?
16. Apakah respect for diversity memiliki dampak positif maupun negatif?
17. Mengapa dampak positif itu bisa terjadi dengan adanya sikap respect for diversity?
18. Apakah menarik untuk meneliti respect for diversity dalam konteks masa kini?
19. Apakah ada saran untuk peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity?
20. Seperti apa saran bagi peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity?
Talks by nerinda rizky
1. Perlukah respect for diversity diteliti?
2. Kalau perlu, kapan respect for diversity itu bisa mencapai target?
3. Ke mana arah atau batasan-batasan mengenai respect for diversity itu?
4. Siapa yang terlibat di dalam pengembangan respect for diversity itu?
5. Apa sebenarnya yang terjadi pada respect for diversity itu dalam organisasi kemahasiswaan?
6. Bagaimana variabel respect for diversity itu kita kelola?
7. Mengapa respect for diversity kita kembangkan ?
8. Seberapa sering respect for diversity tersebut diteliti?
9. Seberapa jauh hasil yang diperoleh terkait penelitian sebelumnya tentang respect for diversity tersebut?
10. Apa saja definisi mengenai respek menurut ahli?
11. Teori apa yang akan dipakai untuk menjelaskan respek?
12. Komponen apa saja yang ada dalam respek menurut teori?
13. Apa saja faktor yang mempengaruhi sikap respek?
14. Apa saja indikator yang dimaksud dalam respect for diversity dalam kehidupan berorganisasi?
15. Bagaimana kita mengenali karakteristik atau mengetahui tingkat respect for diversity pada seseorang?
16. Apakah respect for diversity memiliki dampak positif maupun negatif?
17. Mengapa dampak positif itu bisa terjadi dengan adanya sikap respect for diversity?
18. Apakah menarik untuk meneliti respect for diversity dalam konteks masa kini?
19. Apakah ada saran untuk peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity?
20. Seperti apa saran bagi peneliti selanjutnya yang meneliti respect for diversity?