Papers by Wahyu Sujatmiko
Jurnal Permukiman (e-journal), Nov 8, 2011
C dengan kelembaban rata-rata 78%). Hasil analisis data iklim memperlihatkan kondisi ekstrim mini... more C dengan kelembaban rata-rata 78%). Hasil analisis data iklim memperlihatkan kondisi ekstrim minimum dan maksimum sepanjang tahun yang selalu di luar zona nyaman 80% ASHRAE. Konstruksi bangunan asli T36 yang masih memungkinkan terjadinya ventilasi silang untuk kenyamanan termal menjadi hilang oleh pemenuhan lahan dalam renovasi bangunan.

According to the adaptive thermal comfort approach, the neutral temperatures or the comfortable t... more According to the adaptive thermal comfort approach, the neutral temperatures or the comfortable temperature of building occupants can be predicted based on the average data of the outdoor air temperature in the vicinity of the residential buildings. Generally the residents of the residential buildings still feel comfortable in the range of zones 80% or plus minus two and a half degrees of comfortable temperature. This paper attempts to analyze the typical annual climate data was published by ASHRAE RP 1477 in the Year 2011 for the purpose of estimating the comfort zone of traditional buildings in Indonesia. The method was used is the statistical data processing of 28 cities in Indonesia, to be presented in the form of average, minimum, maximum, daily and monthly data. It is expected that this method will get selected daily data profile and monthly data. Furthermore, the monthly data calculated comfort zone follows the adaptive thermal equation of ASHRAE 55 2004. The existing data are expected later to be used to compare with the actual data of mean vote which have accumulated over several years of this measurement for prediction the comfort level of the existing traditional dwelling.
Nucleation and Atmospheric Aerosols, 2023

Journal of architectural research and design studies, Oct 5, 2020
Multi-story residential building for low-income communities, which is one of the vertical housing... more Multi-story residential building for low-income communities, which is one of the vertical housing forms programmed by the current Indonesian government, must meet the requirements for the proper functioning of the building, including safety from fire hazards. Fulfillment of fire safety is carried out through three fire protection systems, namely: passive fire protection systems, active fire protection systems, and fire safety management. The problem is whether the safety of the fire hazard in the existing low-income residential multi-story building is still fulfilled or not. In this paper, the study on performance bases fire protection in the low-income residential multi-story building in Surakarta city, Indonesia, namely Rusunawa A, will be presented. This building has a height of 5 floors, with a semi-double-loaded building mass with a vacuum in the middle. The existing condition of the building indicates that an active fire protection system in the form of a fire pump system for a fire hydrant system is damaged due to corrosion of the pipes caused by salt or corrosive water. The performance of the building fire safety studies by simulating Available Safety Egress Time (ASET) and Required Safety Egress Time (RSET). Both of these simulations were carried out to get the minimum level of fire protection that must be provided so that the building still meets the minimum requirements for safety. ASET simulations use Thunderhead Pyrosim software and RSET simulations using Thunderhead Pathfinder software. From the results of this study, we can estimate the potential for fire hazards, the time of growth of fire hazards, the time needed for evacuation of residents, and the results of evaluating compliance with existing conditions and additional fire protection proposals needed to overcome the lack of existing conditions.

eProceedings of Engineering, Aug 1, 2019
Kenyamanan ruangan merupakan unsur penting yang di harapkan pada sebuah ruangan. Terdapat beberap... more Kenyamanan ruangan merupakan unsur penting yang di harapkan pada sebuah ruangan. Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi kenyamanan, salah satunya sirkulasi udara pada ruangan. Masukan udara pada ruangan diantaranya dihasilkan dari bukaan jendela. Oleh karena itu, di perlukannya pengukuran aliran udara pada bukaan untuk memastikan besar kecepatan udara yang memasuki ruangan agar dapat dilihat profil persebarannya. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan bukaan angin dengan dua batasan yang berbeda. Pada batasan pertama akan mensimulasikan 14 jenis bukaan yang diletakkan pada terowongan angin, dengan tujuan untuk mengetahui profil kecepatan yang terletak pada bukaannya, sedangkan pada keadaan kedua akan mensimulasikan aliran udara pada ruangan dengan masukan berupa hasil dari profil kecepatan simulasi pada batasan pertama. Kedua kondisi tersebut disimulasikan menggunakan metode CFD dengan mesin OpenFOAM (Open Field Operation And Mmanipulation). Simulasi tersebut berupa pemodelan aliran udara luar ruangan (Outdoor Airflow) dan pemodelan aliran udara dalam ruangan (Indoor Airflow). Telah dihasilkan perumusan metode konfigurasi model bukaan angin untuk simulasi CFD, Dihasilkan model untuk 14 jenis bukaan antara lain : bukaan atas 150, bukaan atas 300, bukaan bawah 150, bukaan bawah 300, bukaan kanan 150, bukaan kanan 300, bukaan kiri 150, bukaan kiri 300, louver 150, 300, 450, 600, 750 dan 900. Dengan proses memastikan kondisi profil kecepatan (Fix Profile) bukaan pada bangunan di dalam terowongan angin (wind tunnel) sama dengan kondisi kecepatan di ruangan pada simulasi aliran udara dalam ruangan.

Thermal properties of building envelope is a fundamental key to building energy design or in eval... more Thermal properties of building envelope is a fundamental key to building energy design or in evaluating the energy performance of an existing building. In-situ measurements are often constrained by the low-temperature difference between the indoor and outdoor side of a building, thus requiring a longer measurement time and a higher cost. This paper attempts to overcome these obstacles by measuring building envelope in the conditioned chamber. The materials being measured are replicas of envelope components of the Minang traditional house. The thermal resistance was obtained by using the summation method (summation technique) according to the ASTM C1155. The specimens of the Minang traditional house wall were wooden plank (specimen no. 1) and wooden plank plus woven bamboo slats (specimen no. 2) while that of the roof was bamboo frame plus sugar palm fibers (specimen no. 3). The obtained average thermal resistances of wooden plank wall and wooden plank plus woven bamboo slats wall were 0.13 m2.K/W and 0.38 m2.K/W, respectively. The addition of woven bamboo slats increased the thermal resistance of the wooden plank wall. For the bamboo frame plus sugar palm fibers roof, its average thermal resistance was 1. 32 m2.K /W. This value gives the reason why the roof materials are in terms of receiving solar heat radiation.
Solar Energy Materials and Solar Cells, Mar 1, 2001
A 48}71.1 kWp photovoltaic-micro-hydro system has been installed at Taratak, Indonesia since June... more A 48}71.1 kWp photovoltaic-micro-hydro system has been installed at Taratak, Indonesia since June 10, 1989. The system is being developed in Indonesia to obtain optimal result by combining the advantages of both energy conversion systems. The photovoltaic works as a dominant part in this hybrid system. However, the micro-hydro subsystem works to compensate the inconvenience found in the photovoltaic. It will anticipate the weather uncertainty and ful"ll the need during the peak load. In this paper we analyze and evaluate the performance of a PV-micro-hydro (PV-MH) system in Taratak. We "nd the di!erence between the initial design and the actual system operation. Results of the evaluation show that the performance of PV-MH system operation is still optimal.

Jurnal Permukiman (e-journal), May 1, 2017
Simulasi diperlukan untuk mengetahui pengaruh beban api terhadap susunan proteksi sistem pasif da... more Simulasi diperlukan untuk mengetahui pengaruh beban api terhadap susunan proteksi sistem pasif dan aktif bangunan. Masukan dari simulasi adalah beban api. Permasalahannya adalah data beban api yang umumnya berupa data dalam bentuk kg-kayu tidak dapat dipergunakan untuk masukan simulasi. Pada tulisan ini coba disampaikan upaya konversi beban api ke dalam kurva api menggunakan model api Babrauskas untuk melihat prospek penerapan di lapangan. Selanjutnya untuk validasi dilakukan komparasi hasil simulasi dengan data sekunder hasil eksperimen. Simulasi menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simulator. Hasil komparasi memperlihatkan bahwa pada titik-titik interior bangunan (atau pada ruangan yang terbakar) dekat sumber api terjadi prediksi simulasi lebih tinggi sekitar 149 o C sedangkan pada titik yang jauh dari pusat api prediksi simulasi lebih rendah 170 o C. Adapun pada titik eksterior bangunan (atau pada fasad dinding luar di atas jendela ruangan yang terbakar) terjadi hasil prediksi simulasi lebih tinggi atau lebih rendah sampai maksimal 56 o C. Dengan demikian konversi kg-kayu ke dalam kurva Babrauskas dapat dipergunakan dengan prediksi tingkat keparahan kebakaran secara umum mengingat keterbatasan alat ukur laju pelepasan panas ruangan di Indonesia, tetapi kurang tepat untuk prediksi yang membutuhkan perhitungan pendetilan.

Jurnal Permukiman (e-journal), Nov 18, 2016
Saat ini di Indonesia ketentuan laik fungsi harus dipenuhi bangunan hunian. Perlu dilakukan kajia... more Saat ini di Indonesia ketentuan laik fungsi harus dipenuhi bangunan hunian. Perlu dilakukan kajian standar dan peraturan keselamatan kebakaran pada bangunan tinggi dan kemungkinan penerapannya. Pada tulisan ini dilakukan kajian terhadap kedua aspek tersebut. Untuk aspek pertama metoda yang dipergunakan adalah dengan kajian terhadap standar dan peraturan keselamatan evakuasi di Indonesia dan membandingkan dengan NFPA 101 selaku standar rujukan. Untuk aspek kedua dilakukan pemeriksaan terhadap bangunan kajian terkait pemenuhan standar dan peraturan keselamatan evakuasi. Objek studi adalah 9 buah bangunan residensial bertingkat tinggi yang terdiri atas 3 hotel dan 6 rusunami. Hasil kajian memperlihatkan bahwa peraturan keselamatan evakuasi pada Peratura Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/ Tahun 2008 perlu direvisi terkait istilah dan definisi teknis untuk lebih disesuaikan dengan SNI Sarana Jalan Keluar dan standar rujukannya NFPA 101. Hasil kajian lapangan menunjukkan sejumlah bangunan tidak memenuhi ketentuan keselamatan evakuasi. Permen PU 26/2008 dan SNI Sarana Jalan Keluar perlu dilengkapi dengan butir-butir peraturan berbasis preskriptif untuk masing-masing kelas bangunan dan konsep basis kinerja sesuai standar NFPA agar lebih mudah dan fleksibel dalam pemenuhan persyaratan sesuai kelas bangunan. Pemenuhan keselamatan evakuasi perlu dukungan riset berbasis kinerja.

eProceedings of Engineering, Aug 1, 2019
Dewasa ini manusia menghabiskan hampir sebagian waktunya di dalam ruangan, maka dari itu kenyaman... more Dewasa ini manusia menghabiskan hampir sebagian waktunya di dalam ruangan, maka dari itu kenyamanan termal perlu diwujudkan. Namun kenyamanan termal dalam suatu ruangan hanya dapat dianalisa setelah ruangan tersebut telah dibangun. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kondisi termal dalam ruangan. Prediksi tersebut diperoleh dengan menggunakan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) terhadap Computer Simulated Person (CSP). CSP dianalogikan sebagai manusia dalam ruangan simulasi. Hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan hasil eksperimen menggunakan manikin fisik dalam suatu ruangan. Parameter yang dibandingkan adalah kecepatan udara (U) dan temperatur (T) yang diambil pada tiga titik uji. Perbandingan tersebut dilakukan untuk validasi model CSP dalam memprediksi kondisi termal. Kriteria validasi berupa Normalized Mean Bias Error (NMBE, Coefficient of Variation of the Root Mean Square Error (CV RSME), dan Coefficient of Determination (R 2). Nilai NMBE U dan T adalah 0.63% dan 0.003%, nilai CV RSME U dan T adalah 2.34% dan 0.016%, nilai R 2 U dan T adalah 0.99 dan 0.981. CSP yang telah divalidasi digunakan untuk memprediksi kenyamanan termal ruangan Laboratorium Fisika Bangunan Universitas Telkom. Hasil prediksi menunjukkan kenyamanan termal didapatkan pada posisi CSP yang berada pada bagian depan dan tengah ruangan. Kata kunci : Computer Simulated Person, Computational Fluid Dynamics, Validasi Model, Kenyamanan Termal. Recently,most people spend their live indoor, therefore thermal comfort needs to be realized. But the thermal comfort in a room can only be analyzed after the room has been built. Objective of this study is to predict the thermal conditions in the room. The prediction is obtained by using a Computational Fluid Dynamics (CFD) simulation to a Computer Simulated Person (CSP). CSP is analogous to humans in a simulation room. The simulation results are compared with the results of experiments using physical manikin in a room. Compared parameters are air velocity (U) and temperature (T) taken at the three test points. The purpose behind the comparison is to validate the CSP model in predicting thermal conditions. Validation criteria are Normalized Mean Bias Error (NMBE), Coefficient of Variation of the Root Mean Square Error (CV RSME), and Coefficient of Determination (2).

eProceedings of Engineering, Apr 1, 2019
Abstrak Data ketersediaan radiasi matahari di suatu tempat sangatlah penting untuk keperluan bang... more Abstrak Data ketersediaan radiasi matahari di suatu tempat sangatlah penting untuk keperluan bangunan hemat energi. Data ini digunakan untuk mengestimasi beban panas yang seharusnya dihindari masuk ke dalam ruangan agar energi yang digunakan untuk mendinginkan ruangan tidak besar. SNI 03-06389-2010 Konservasi Energi Selubung Bangunan hanya memiliki data radiasi matahari untuk Kota Jakarta, sedangkan untuk kota-kota lain belum tersedia. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran radiasi matahari dengan instrumen buatan untuk menerima radiasi matahari dari empat arah mata angin yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sensor cahaya yaitu sensor BH1750 di tempat tinggi yang tidak terhalang oleh bayangan di Kota Bandung dan diukur dari pukul 07.00 hingga 18.00 berdasarkan waktu pengukuran data yang tertera pada SNI-03- 06389-2010. Hasil data kalibrasi dilakukan pengujian Mean Bias Error (MBE) dengan metode observasi di masing-masing sensor dengan rentang 2,32 sampai dengan 6,17 dan memiliki nilai Coefficient of Variation of Root Mean Square Error CV(RSME) di masing-masing sensor dengan rentang 11,13 sampai dengan 29,61. Masingmasing eror MBE dan CV(RSME) ini masih dalam batas toleransi dalam standar pada ASHRAE. Setelah alat terkalibrasi dilakukan pengukuran radiasi matahari, pengukuran dilakukan dengan metoda diukur secara langsung dan masing-masing sensor menghadap arah mata angin dengan menggunakan kompas selama 7 hari yang dimulai pada tanggal 23 sampai dengan 29 September 2018. Hasil pengukuran selama 7 hari didapatkan bahwa permukaan dinding yang mengarah ke arah timur, selatan, utara, dan barat mendapat paparan radiasi matahari sebesar 362, 240, 331, 254 dalam satuan W/m2 . Kata kunci : Radiasi Matahari, Faktor Matahari Abstract Availability of solar radiation data in somewhere is very important for the purposes of energy efficient buildings. This data is used to estimate the load of heat that should be avoided entering into the room, so that the energy used to cool the room which not large. SNI 03- 06389-2010 conservation of Sheath building energy (Konservasi Energi Selubung Bangunan) only has data on solar radiation for the city of Jakarta, while for other cities is not yet available. This research was conducted on the measurement of solar radiation with artificial instruments to receive solar radiation of the four direction wind namely East, West, North, and South. The measurement is carried out using BH1750 sensor in high place which is not deterred by a shadow in the city of Bandung and measured from 07.00 a.m to 18.00 p.m based on measurement data provided on SNI-03-06389-2010. The results of the calibration data is done testing the Mean Bias Error (MBE) with the method of observation in each sensor with a range of 2,32 up to 6,17 and have the value of Coefficient of Variation of Root Mean Square Error CV (RSME) in each sensor with the range 11,13 up to 29,61. Each of this errors is still within tolerance within the ASHRAE standard After the calibration of instrument was measured by solar radiation, measurement is carried out for 7 days beginning on the date of 23 to 29 September 2018. Measurement results for 7 days is obtained that the surface of the wall that leads to the East, South, North and West of the Solar radiation exposure of 362, 240, 254, 331 in units of W/m2. Keywords: Solar Radiation, Solar Factor Pengukuran Radiasi Matahari Untuk Perhitungan Faktor Matahari
Direktorat Perumahan dan Permukiman, 2020

EACEF - International Conference of Civil Engineering, Aug 1, 2013
As highlighted in the UNESCO convention 1972, cultural and natural heritage are increasingly thre... more As highlighted in the UNESCO convention 1972, cultural and natural heritage are increasingly threatened with destruction not merely by the natural causes of decay, but by human-caused disaster. This research deals with questions how far the safety management can play a role in protecting against fire disasters without diminishing the significance the historic buildings. For this purpose, West-assembly and East-assembly Hall Institut Teknologi Bandung (ITB) are used as a case study. The research aims to identitfy fire risk of these two main historic buildings of the ITB campus, and secondly to indicate to what extent retrofitting would be allowed regarding the requirements of retention of significance. The study discovers that the value of cultural significance of these assembly halls is very high, so that changes or damage caused by fire can reduce the value. Given the facts that most building materials are made of timber, thus the fire risk of these prominent buildings of ITB is considered very high too. Following this, such building are vulnerable to fire, since fire can quickly spread to all parts of the building. On the other hand, the installment of fire protection systems, both active and passive, in certain parts of the building, can be done without damaging the authenticity of components and design of the building. However, the protection system must be guaranteed for 24/7 to ensure that the fire does not grow. Otherwise, the installed protection system will be considered ineffective. The study elucidates that the success of mitigation depends on the quality of protection monitoring, maintenance and control of the fire safety of the building management of those unique assembly halls. Efforts on fire protection for historic buildings should be based not only upon the magnitude of the risk of fire, but also the value of cultural significance should be taken into account. Reliable fire safety management is an important factor that plays an important role in the integration between fire protection and historic preservation. Keywords: historic preservation, fire safety management, timber construction, Institut Teknologi Bandung

Abstrak Pada Permen PUPR Nomor 02/PRT/M/2015, disebutkan bahwa persyaratan efisiensi energi (kons... more Abstrak Pada Permen PUPR Nomor 02/PRT/M/2015, disebutkan bahwa persyaratan efisiensi energi (konsumsi energi) pada bangunan gedung hijau adalah selubung bangunan dan nilai OTTV (Overall Thermal Tranfer Value). OTTV adalah nilai kriteria selubung bangunan gedung yang dikondisikan. IKE (Intensitas Konsumsi Energi) adalah istilah yang menyatakan jumlah konsumsi energi. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi pada berbagai tipe bangunan yang terdiri dari kombinasi enam macam bentuk bangunan, tiga parameter OTTV, yaitu WWR (Window to Wall Ratio), jenis dinding, dan jenis kaca, dan enam parameter IKE, yaitu kondisi ventilasi, kondisi infiltrasi, nilai COP (Coefficient of Performance) AC, setpoin temperatur AC, okupansi bangunan, dan iklim. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa OTTV dan IKE memiliki hubungan yang linear naik. Parameter-parameter yang paling mempengaruhi adalah WWR, jenis kaca, COP AC, dan iklim. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh beban internal dengan OTTV dengan ...

Dewasa ini manusia menghabiskan hampir sebagian waktunya di dalam ruangan, maka dari itu kenyaman... more Dewasa ini manusia menghabiskan hampir sebagian waktunya di dalam ruangan, maka dari itu kenyamanan termal perlu diwujudkan. Namun kenyamanan termal dalam suatu ruangan hanya dapat dianalisa setelah ruangan tersebut telah dibangun. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kondisi termal dalam ruangan. Prediksi tersebut diperoleh dengan menggunakan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) terhadap Computer Simulated Person (CSP). CSP dianalogikan sebagai manusia dalam ruangan simulasi. Hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan hasil eksperimen menggunakan manikin fisik dalam suatu ruangan. Parameter yang dibandingkan adalah kecepatan udara (U) dan temperatur (T) yang diambil pada tiga titik uji. Perbandingan tersebut dilakukan untuk validasi model CSP dalam memprediksi kondisi termal. Kriteria validasi berupa Normalized Mean Bias Error (NMBE, Coefficient of Variation of the Root Mean Square Error (CV RSME), dan Coefficient of Determination (R 2 ). Nilai NMBE U dan T adalah 0.63%...

: According to the adaptive thermal comfort approach, the neutral temperatures or the comfortable... more : According to the adaptive thermal comfort approach, the neutral temperatures or the comfortable temperature of building occupants can be predicted based on the average data of the outdoor air temperature in the vicinity of the residential buildings. Generally the residents of the residential buildings still feel comfortable in the range of zones 80% or plus minus two and a half degrees of comfortable temperature. This paper attempts to analyze the typical annual climate data was published by ASHRAE RP 1477 in the Year 2011 for the purpose of estimating the comfort zone of traditional buildings in Indonesia. The method was used is the statistical data processing of 28 cities in Indonesia, to be presented in the form of average, minimum, maximum, daily and monthly data. It is expected that this method will get selected daily data profile and monthly data. Furthermore, the monthly data calculated comfort zone follows the adaptive thermal equation of ASHRAE 55 2004. The existing data ...

Abstrak Kenyamanan ruangan merupakan unsur penting yang di harapkan pada sebuah ruangan. Terdapat... more Abstrak Kenyamanan ruangan merupakan unsur penting yang di harapkan pada sebuah ruangan. Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi kenyamanan, salah satunya sirkulasi udara pada ruangan. Masukan udara pada ruangan diantaranya dihasilkan dari bukaan jendela. Oleh karena itu, di perlukannya pengukuran aliran udara pada bukaan untuk memastikan besar kecepatan udara yang memasuki ruangan agar dapat dilihat profil persebarannya. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan bukaan angin dengan dua batasan yang berbeda. Pada batasan pertama akan mensimulasikan 14 jenis bukaan yang diletakkan pada terowongan angin, dengan tujuan untuk mengetahui profil kecepatan yang terletak pada bukaannya, sedangkan pada keadaan kedua akan mensimulasikan aliran udara pada ruangan dengan masukan berupa hasil dari profil kecepatan simulasi pada batasan pertama. Kedua kondisi tersebut disimulasikan menggunakan metode CFD dengan mesin OpenFOAM (Open Field Operation And Mmanipulation). Simulasi tersebut be...
Uploads
Papers by Wahyu Sujatmiko