Conference Presentations by Tasnim Lubis

In oral literature, the moment that people remember most is could be the way the performer in per... more In oral literature, the moment that people remember most is could be the way the performer in performing it, the intonation, the history beyond, the particular sayings, or the performer itself. It depends on the listeners’ background about how they achieved. Among of them, oral literature has important role in sharing information among a speech community because the listeners are able to get the message directly without any interpretation. Consequenty, the study of oral literature is not merely study the language as principal but also language use because it is related to the character and identity. In addition, the study tends to have information from native view because it is related to their concept in mind. This study discussed about the concept of oral literature, the role of oral literature of Malaynese in building character and identity, and the role of Antropolinguistik as interdisipliner to analize oral literature in Malaynese.
Keywords: Oral literature, Character and Identity, and Anthropolinguistics

Hak Cipta ada pada Tim Penyunting Buku dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang memperbanyak b... more Hak Cipta ada pada Tim Penyunting Buku dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang memperbanyak buku ini kecuali dengan menyebutkan sumbernya. Para pembaca dapat mengutip isi buku ini untuk kepentingan ilmiah, pencerahan, seminar, aplikasi, diskusi,atau kegiatan ilmiah lainnya. iii KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas asung kerta wara nugraha-Nya kami dapat menyelanggarakan acara Seminar Nasional Bahasa Ibu IX pada hari Jumat-Sabtu tanggal 26-27 Pebruari 2016. Seiring dengan berjalannya waktu, Seminar Nasional Bahasa Ibu di tahun 2016 ini sudah memasuki penyelenggaraan yang ke-9. Seminar ini pada awalnya terlaksana secara sangat sederhana dengan jumlah peserta yang juga terbatas. Bila diingat kembali, tonggak pelaksanaan Seminar Nasional Bahasa Ibu ini dilaksanakan pada 21 Februari 2007 di Ruang Sidang Fakultas Sastra Universitas Udayana, lantai III Gedung Gorys. Penyelenggaraan seminar ini dilatarbelakangi oleh adanya keprihatinan para dosen dan kepedulian pengelola Program Magister dan Doktor Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana untuk meningkatkan intensitas pertemuan ilmiah kebahasaan sebagai wadah pembelajaran para peneliti bahasa dan sastra untuk kemajuan bangsa. Keprihatian terhadap perkembangan kuantitas dan kualitas penelitian kebahasaan terwujud dalam penyelenggaraan forum ilmiah seperti Seminar Nasional Bahasa Ibu dengan tujuan agar terpelihara dan lestarinya bahasa-bahasa lokal atau bahasa-bahasa daerah nusantara. Meskipun waktu persiapan bagi panitia pelaksana sangat singkat, tetapi dengan usaha dan kerja keras, panitia tetap bersyukur. Pada akhirnya Seminar Nasional Bahasa Ibu IX 2016 dapat terselenggara. Sungguh ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk ikut serta memelihara atmosfir akademik kebahasaan dan eksistensi dunia linguistik secara umum. Di samping itu, ajang ini dapat memberi pengalaman dalam melaksanakan pertemuan ilmiah tahunan agar "nadi akademik" para linguis Indonesia terus berdenyut dari seluruh Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kelinguistikan. Makalah-makalah yang ditampilkan dalam seminar ini berkorelasi erat dengan tema Seminar Nasional Bahasa Ibu IX yaitu "Strategi Pencegahan Kepunahan Bahasa-bahasa Lokal sebagai Warisan Budaya Bangsa"dengan tajuk-tajuk yang menunjukkan kekayaan cakrawala kelinguistikan yang iv diharapkan membuka pikiran dan kepedulian akademik semua pihak untuk senantiasa merefleksikan, mengkaji, dan mendeskripsikan berbagai segi kebahasaan bahasa-bahasa lokal. Penyelenggaraan ajang kelinguistikan ini menyadarkan penyelenggara bahwa betapa kompleksnya persoalan kebahasaan, khususnya bahasa-bahasa daerah di negeri yang anekabahasa ini. Berbagai penelitian bidang linguistik dari segi mikrolinguistik dan makrolinguistik, termasuk linguistik terapan, terjemahan, dan pembelajaran berbagai bahasa, baik Indonesia, asing, maupun daerah, termasuk tradisi lisan dan sastra daerah diharapkan dapat turut serta menyemarakkan Seminar Nasional Bahasa Ibu IX ini. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semua aspek kelinguistikan tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan merupakan pendukung dan penunjang kelestarian bahasabahasa nusantara yang diantaranya terancam punah. Seminar Nasional Bahasa Ibu IX kali ini menampilkan makalah-makalah utama yang tidak kalah menariknya dengan makalah-makalah utama pada penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Makalah bertajuk "Menyimak Terlepas dari segala kekurangan yang ada, panitia tetap berharap agar Seminar Nasional Bahasa Ibu IX kali ini tetap menjadi bertemunya anak negeri yang memang prihatin dan peduli terhadap bahasa-bahasa lokal atau bahasa ibu mereka. Hal yang menggembirakan dari pelaksanaan Seminar Nasional Bahasa Ibu kali ini adalah adanya banyak abstrak dan makalah yang diterima oleh panitia. Akan tetapi karena keterbatasan ruang dan waktu, ada beberapa makalah yang terpaksa tidak dapat diterima oleh panitia. Kami mohon maaf yang sebesarbesarnya atas hal ini. Meskipun Seminar Nasional Bahasa Ibu IX 2016 tetap membuka pintu bagi para pecinta bahasa, khususnya bahasa-bahasa Ibu untuk terus melakukan penelitian yang menjadi salah satu bagian dari upaya pemertahanan dan pelestarian bahasa. Akhir kata, dengan adanya sumbangan pikiran dan ilmu para pemakalah utama, para pemakalah pendamping, dan juga para peserta Seminar Nasional Bahasa Ibu IX, kami ucapkan "Selamat Berseminar" dan terima kasih atas segala partisipasinya. Kami berharap semoga seminar ini dapat menjadi ajang pembelajaran dalam membangun kebersamaan, terutama juga untuk jejaring akademik serta perwujudan iklim akademik yang berarti bagi pengembangan linguistik. Secara khusus, seminar ini juga terlaksana demi pelestarian bahasa-bahasa lokal warisan budaya leluhur untuk penguatan karakter dan jati diri bangsa Indonesia.

SEMINAR NASIONAL: Kearifan Lokal dalam Perspektif Bahasa, Sastra, dan Budaya, 2016
Susunan kata-kata yang kreatif, indah dan memiliki fungsi puitis dalam level fonologi, grammatika... more Susunan kata-kata yang kreatif, indah dan memiliki fungsi puitis dalam level fonologi, grammatikal dan leksikosemantik telah menempatkan doa pada wirid yasin menjadi salah satu bentuk dari puisi. Paralellisme dalam puisi dapat menggambarkan pesan dan maksud dari penutur doa yang mewakili suatu kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk memerikan paralellisme pada acara Wirid Yasin yang dilakukan di LP3i sebagai salah suatu budaya kerja (corporate culture). Paralellisme pada karya sastra dapat dianalisis melalui level fonologis, grammatis, dan leksikosemantis. Data dikumpulkan dengan teknik rekam dan catat. Data yang diambil berupa doa pembuka dan penutup yang terdiri dari bahasa Arab. Kemudian data dianalisis dengan mendeskripsikan ujaran-ujaran yang diproduksi oleh pembaca doa berdasarkan level fonologi, grammatikal dan leksikosemantiknya.
Keyword: Puisi, Parallelisme, dan Wirid Yasin

Nandong adalah sebuah tradisi tutur dalam bentuk lagu dan puisi yang berisikan nasehat-nasehat, c... more Nandong adalah sebuah tradisi tutur dalam bentuk lagu dan puisi yang berisikan nasehat-nasehat, cerita-cerita, ungkapan kesedihan, bahkan sindiran. Tuturan-tuturan tersebut dilantunkan dalam situasi resmi dan tidak resmi. Dalam situasi resmi Nandong dituturkan dalam acara perkawinan dan acara-acara adat. Dalam keseharian Nandong dituturkan seperti saat melaut, bertani/berkebun, memanen, hingga menidurkan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan variasi teks dalam tutur Nandong. Variasi teks memuat register, genre, dan stilistika (Biber dan Conrad, 2009). Register mendeskripsikan ciri-ciri tertentu yang umum digunakan yang merupakan kesatuan dengan tujuan komunikatif dan situasi kontektual teks. Genre juga mendeskripsikan tujuan dan konteks situasi akan tetapi analisis linguistiknya fokus kepada struktur (teks secara keseluruhan) yang digunakan untuk membangun teks dengan variasinya. Sedangkan stilistika memiliki fokus bahasa yang sama dengan register, akan tetapi kunci perbedaannya terletak pada penggunaan ciri-ciri bahasa tidak termotivasi dengan situasi konteksnya. Akan tetapi lebih kepada merefleksikan kecenderungan estetika, yang terkait dengan penulisnya atau periode sejarahnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data Nandong yang diambil adalah salah satu Nandong yang berjudul Smong yang berarti Tsunami. Teknik pengumpulan data adalah teknik dokumentasi melalui internet dan wawancara dengan seorang sastrawan Nandong kelahiran Simeulue. Tutur Nandong yang berjudul Smong dianalisis berdasarkan perspektif register, genre dan stilistika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nandong dalam perspektif register menggunakan subyek jamak dan kata ganti tunggal. Subyek Jamak lebih dominan dari pada subyek tunggal dikarenakan Nandong yang berisikan nasehat ditujukan kepada masyarakat pada umumnya. Sedangkan penggunaan kata ganti tunggal (mu) merupakan metafora yang menggunakan ranah sumber manusia untuk ranah target pulau Simeulue, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh. Dari segi prosesnya mengandung verba proses yang mendominasi verba tindakan. Pada perspektif genre, susunan teks Nandong memiliki genre naratif yang ditandai dengan adanya pendahuluan, pemaparan masalah, memberikan penyelesaian untuk masalah tersebut serta memiliki hikmah/pelajaran bagi pendengarnya. Melalui perspektif stilistika, ditemukan bahwa gaya bahasa dalam Nandong yang berjudul Smong adalah gaya bahasa metafora, memiliki asonansi sebagai paralelisme ritmenya, serta klimaks yang terdapat pada permasalahan pada struktur naratif.
Kata kunci: Nandong, Register, Genre, dan Stilistika

The objective of the study was to describe Acehnese conceptual metaphor. Qualitative method was a... more The objective of the study was to describe Acehnese conceptual metaphor. Qualitative method was applied in this study and documentary technique was used as the way to collect the data. The source of data were two poems (Hikayats) of Acehnese in colonialism era, they were Hikayat Ranto and Hikayat Teungku di Meukek. Kovecses theory was applied in this study to find out the most common source domain used in these hikayats. To identify the metaphor in these Hikayat, the writer used Praglejazz Group Theory (2007). Then, the data were analyzed by using Miles and Huberman through data reduction, data display and verifying/drawing conclusion Through the dominant common source domain, the findings showed that Acehnese conceptual metaphor were human body that stand for love was LOVE IS LIVER and movement that stand for struggle was STRUGGLE IS MOVEMENT. Relating to the source domain, the types of metaphor in these hikayats were Conventional metaphor and Ontological metaphor.
Keywords: Conceptual Metaphors, Conventional Metaphor, Ontological metaphor, Experiential Similiarity, and Hikayat Ranto and Hikayat Teungku di Meukek
This paper presents students’ ability in reading toward TOEIC score. SQ3R method was used to impr... more This paper presents students’ ability in reading toward TOEIC score. SQ3R method was used to improve LP3I students’ reading score in TOEIC test. In LP3I, students have to reach score 450 minimally as a consideration to conduct their final project and to be a job applicant when they are promoted by LP3I after they graduated from LP3I. The data were taken from students’ pretest and posttest of TOEIC test. Then, the data were analyzed by using Miles and Huberman analysis. SQ3R method was implemented in order to guide students in reading a text by following some steps; survey, question, reading, review and recite. Through giving motivation and keeping practice using SQ3R, students would improve their reading score in TOEIC test.
Keywords: TOEIC, SQ3R, and LP3I
Papers by Tasnim Lubis

Studies in English Language and Education (SiELE), 2019
Learning traditional language gives both information about the character of the user and the valu... more Learning traditional language gives both information about the character of the user and the value of local wisdom. Oral literature Nandong is one of the heritages from Simeulue, Aceh, Indonesia, which is important to be learned especially in Simeulue. It is included in one of the subjects in school namely mulok (local content). The objective of this study is to find out the appropriate learning model of Nandong on Simeulue Island. The interactive model was applied in this study. The data were collected by interviewing teachers, Nandong artist, and the leader and members of adat assembly in Simeulue Island. The pantoon/poetry were also collected as written data. Anthropolinguistics approach was used to analyze the data because they were related to language and human behavior. The result showed that through learning the oral tradition of Nandong, students were able to know about their custom (adat) and values in learning such as respect, obey, persistence, hard work, and ready for the challenge. The appropriate model for learning local content was a collaboration between a teacher and Nandong artist(s). This collaboration will raise more effort to keep the tradition and pass it to the young generation in Simeulue Island.

KEMBARA: (Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya) , 2019
Kemampuan berbicara mencakup tuturan dan cara menuturkannya. Pembelajaran speaking dalam bahasa I... more Kemampuan berbicara mencakup tuturan dan cara menuturkannya. Pembelajaran speaking dalam bahasa Inggris tidak hanya terpaku pada produksi tuturannya saja (teks), akan tetapi juga tidak kalah pentingnya makna tuturan dan cara penyampaiannya. Mengajarkan speaking kepada mahasiswa tidak hanya menyampaikan contoh-contoh teksnya, akan tetapi juga harus melengkapinya dengan situasi (konteks) dan ko-teksnya. Untuk menyempurnakan pembelajaran speaking, penggunaan multimedia dalam hal ini membuat video, sebagai media praktik untuk memperformansikan ekspresi pada pembelajaran speaking. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran speaking berbasis multimedia melalui pendekatan antropolinguistik Pendekatan antropolinguistik mengombinasikan pembelajaran tuturan teks bahasa Inggris dalam pembelajaran speaking dengan ko-teks dan konteksnya. Hasil kuesioner, wawancara, dan tugas video merupakan data dalam penelitian ini. Data kuesioner diukur dengan menggunakan skala Likert. Untuk wawancara dan tugas video dianalisis dengan menggunakan pendekatan antropolinguistik yang menganalisis performansi berdasarkan teks, ko-teks, dan konteksnya. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari kondensasi data, data display, dan verifikasi/simpulan. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa mahasiswa menyukai pembelajaran speaking melalui penggunaan multimedia yang dikemas dalam bentuk tugas video karena mereka dapat langsung praktik menggunakan bahasa Inggris sekaligus dengan menggunakan ko-teks seperti gesture, intonasi, dan peralatan yang digunakan dalam berbicara seperti penutur asli (native speaker). Selanjutnya untuk konteks, mahasiswa mampu menghadirkan situasi formal untuk scene interview dan situasi nonformal sebelum dan sesudah scene interview. Pembelajaran speaking dengan penggunaan multimedia (tugas video) efektif untuk diaplikasikan di Politeknik LP3I Medan karena dapat membantu dalam menghilangkan sikap negatif dalam pembelajaran bahasa Inggris serta memberikan pemahaman secara langsung mengenai tahapan dalam mempelajari suatu topik pembelajaran.
Kata Kunci: Pembelajaran Speaking, Tugas Video, Teks, Ko-teks, dan Konteks

Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia, 2019
Penelitian ini mendiskusikan tentang performansi partisipasi pembelajaran bahasa (PPPB) di Polite... more Penelitian ini mendiskusikan tentang performansi partisipasi pembelajaran bahasa (PPPB) di Politeknik LP3i Medan. Fokus penelitian adalah menemukan pola performansi partisipasi yang terdapat pada proses pembelajaran bahasa di kelas melalui konsep pendekatan antropolinguistik yang mencakup teks, ko-teks, dan konteks. Pola partisipasi yang ditemukan merupakan data penting yang dapat mendeskripsikan fenomena aktivitas bertutur dalam situasi yang dimaksud. Dengan ditemukannya pola tersebut, maka dapat diketahui bagaimana menerapkan model pengajaran dalam proses belajar mengajar yang efektif. Data penelitian adalah rekaman video, wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Metode etnografi yang dikemukakan oleh Spradley (1979, 1980) diaplikasikan dalam penelitian ini dari pengumpulan data hingga menganalisisnya. Teori partisipasi yang digunakan adalah tipe struktur partisipasi yang dikemukakan oleh Philips dan kerangka partisipasi menggunakan pendapat Goffman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran bahasa adalah performansi partisipasi menguji, mengonfirmasi, dan mencari tahu. Performansi partisipasi menguji terdapat pada struktur partisipasi tipe I yaitu pada saat tugas presentasi, sedangkan performansi mengonfirmasi dan mencari tahu terdapat pada struktur partisipasi tipe IV yaitu pada saat tugas menulis.Temuan lainnya adalah bahwa terdapat pergeseran makna dari teks ujaran yang dikodekan dengan kalimat interogatif menjadi imperatif dikarenakan ujaran sangat berhubungan erat dengan niat (intention).
Thesis Chapters by Tasnim Lubis

Disertasi, 2019
Nandong Simeulue (NS) adalah tradisi lisan dalam masyarakat Simeulue berupa pantun dan puisi yang... more Nandong Simeulue (NS) adalah tradisi lisan dalam masyarakat Simeulue berupa pantun dan puisi yang mengandung nasehat-nasehat dan cerita-cerita. Untuk menganalisis tradisi lisan NS, digunakan pendekatan antropolinguistik yang merupakan interdisipliner antara bahasa dan perilaku (praktik) berbicara. Dengan menggunakan parameter antropolinguistik yaitu keterhubungan, kebernilaian dan keberlanjutan, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan performansi NS, mengevaluasi kandungan tradisi lisan NS, dan menemukan model revitalisasinya agar NS dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus. Metode yang digunakan adalah metode etnografi yang dikemukakan oleh Spradley. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Sumber data primer berupa rekaman nandong, hasil wawancara dan hasil observasi. Sumber data sekunder berupa teks-teks pantun secara tertulis dan buku-buku yang memuat informasi nandong.. Temuan performansi berupa bentuk praktik berbicara yang mencakup struktur teks NS, tahapan performansi NS, komponen performer dan fungsi tuturan teks NS. Temuan pada kandungan NS menjelaskan makna, fungsi, nilai, dan norma yang terdapat di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi NS merupakan performansi nasehat yang terdiri ungkapan persuasif dan naratif. Ekspresi persuasif mencakup kalimat imperatif, ajakan dan sindiran sedangkan ekspresi naratif terdiri dari kalimat-kalimat deklaratif. Konteks performansi terdiri dari situasi formal, non-formal, dan impromptu. Formula performansi dalam acara formal tersiri dari seramo, nandong pembuka, nandong isi, nandong penutup dan seramo sedangkan dalam situasi non-formal dilakukan secara spontan. Komponen performer bisa terdiri dari kelompok besar, kelompok kecil dan solo. Makna NS dalam masyarakat Simeulue adalah nasehat dan memiliki fungsi sebagai “alarm”/pengingat tentang tata cara menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama. Nilai-nilai yang terkandung dalam NS adalah nilai hormat-menghormati, menghargai, sportifitas, tanggung jawab, dan tangguh (survive). Norma- norma yang terdapat dalam NS mengikuti tiga aturan yang telah ditetapkan sejak dahulu yaitu: Tullah, Mahkamah dan Tunah. Selanjutnya, model revitalisasi terdiri dari dua yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Untuk program jangka pendek, mengaktifkan kembali kelompok (sanggar) nandong agar dapat tetap eksis/bertahan untuk pengelolaan jangka panjang. Selanjutnya untuk program jangka panjang, NS akan di dokumentasikan secara audio-video, diarsipkan (archive) dalam bentuk digital, buku, dan kamus agar dapat bertahan dan dipelajari oleh generasi muda dan seterusnya.
Kata kunci: Nandong, antropolinguistik, performansi, masyarakat Simeulue

Universitas Sumatera Utara, 2019
Nandong Simeulue (NS) adalah tradisi lisan dalam masyarakat Simeulue berupa pantun dan puisi yang... more Nandong Simeulue (NS) adalah tradisi lisan dalam masyarakat Simeulue berupa pantun dan puisi yang mengandung nasehat-nasehat dan cerita-cerita. Untuk menganalisis tradisi lisan NS, digunakan pendekatan antropolinguistik yang merupakan interdisipliner antara bahasa dan perilaku (praktik) berbicara. Dengan menggunakan parameter antropolinguistik yaitu keterhubungan, kebernilaian dan keberlanjutan, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan performansi NS, mengevaluasi kandungan tradisi lisan NS, dan menemukan model revitalisasinya agar NS dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi penerus. Metode yang digunakan adalah metode etnografi yang dikemukakan oleh Spradley. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Sumber data primer berupa rekaman nandong, hasil wawancara dan hasil observasi. Sumber data sekunder berupa teks-teks pantun secara tertulis dan buku-buku yang memuat informasi nandong.. Temuan performansi berupa bentuk praktik berbicara yang mencakup struktur teks NS, tahapan performansi NS, komponen performer dan fungsi tuturan teks NS. Temuan pada kandungan NS menjelaskan makna, fungsi, nilai, dan norma yang terdapat di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performansi NS merupakan performansi nasehat yang terdiri ungkapan persuasif dan naratif. Ekspresi persuasif mencakup kalimat imperatif, ajakan dan sindiran sedangkan ekspresi naratif terdiri dari kalimat-kalimat deklaratif. Konteks performansi terdiri dari situasi formal, non-formal, dan impromptu. Formula performansi dalam acara formal tersiri dari seramo, nandong pembuka, nandong isi, nandong penutup dan seramo sedangkan dalam situasi non-formal dilakukan secara spontan. Komponen performer bisa terdiri dari kelompok besar, kelompok kecil dan solo. Makna NS dalam masyarakat Simeulue adalah nasehat dan memiliki fungsi sebagai “alarm”/pengingat tentang tata cara menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama. Nilai-nilai yang terkandung dalam NS adalah nilai hormat-menghormati, menghargai, sportifitas, tanggung jawab, dan tangguh (survive). Norma- norma yang terdapat dalam NS mengikuti tiga aturan yang telah ditetapkan sejak dahulu yaitu: Tullah, Mahkamah dan Tunah. Selanjutnya, model revitalisasi terdiri dari dua yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Untuk program jangka pendek, mengaktifkan kembali kelompok (sanggar) nandong agar dapat tetap eksis/bertahan untuk pengelolaan jangka panjang. Selanjutnya untuk program jangka panjang, NS akan di dokumentasikan secara audio-video, diarsipkan (archive) dalam bentuk digital, buku, dan kamus agar dapat bertahan dan dipelajari oleh generasi muda dan seterusnya.
Kata kunci: Nandong, antropolinguistik, performansi, masyarakat Simeulue
Uploads
Conference Presentations by Tasnim Lubis
Keywords: Oral literature, Character and Identity, and Anthropolinguistics
Keyword: Puisi, Parallelisme, dan Wirid Yasin
Kata kunci: Nandong, Register, Genre, dan Stilistika
Keywords: Conceptual Metaphors, Conventional Metaphor, Ontological metaphor, Experiential Similiarity, and Hikayat Ranto and Hikayat Teungku di Meukek
Keywords: TOEIC, SQ3R, and LP3I
Papers by Tasnim Lubis
Kata Kunci: Pembelajaran Speaking, Tugas Video, Teks, Ko-teks, dan Konteks
Thesis Chapters by Tasnim Lubis
Kata kunci: Nandong, antropolinguistik, performansi, masyarakat Simeulue
Kata kunci: Nandong, antropolinguistik, performansi, masyarakat Simeulue
Keywords: Oral literature, Character and Identity, and Anthropolinguistics
Keyword: Puisi, Parallelisme, dan Wirid Yasin
Kata kunci: Nandong, Register, Genre, dan Stilistika
Keywords: Conceptual Metaphors, Conventional Metaphor, Ontological metaphor, Experiential Similiarity, and Hikayat Ranto and Hikayat Teungku di Meukek
Keywords: TOEIC, SQ3R, and LP3I
Kata Kunci: Pembelajaran Speaking, Tugas Video, Teks, Ko-teks, dan Konteks
Kata kunci: Nandong, antropolinguistik, performansi, masyarakat Simeulue
Kata kunci: Nandong, antropolinguistik, performansi, masyarakat Simeulue