Papers by terry ayu adriany

Penghematan air dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) tanpa mengurangi hasil padi merupakan te... more Penghematan air dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) tanpa mengurangi hasil padi merupakan teknik budidaya padi yang berkelanjutan. Teknik penghematan air belum banyak diadopsi oleh petani di Indonesia karena berbagai kendala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alternate wetting and drying (AWD) terhadap hasil padi, emisi GRK dan produktivitas air. Penelitian dilaksanakan pada MK I 2015 di lahan sawah tadah hujan, Jakenan-Pati, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan yaitu 1) Pengairan tergenang secara terus menerus (continuous flooding/CF), 2) AWD15 cm, 3) AWD 25 cm. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi fluks GRK (CH4 dan N2O), tinggi muka air pH dan Eh, hasil dan komponen hasil padi, jumlah air irigasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan AWD15 dan AWD25 merupakan teknik pengairan yang aman untuk mengurangi emisi GRK tanpa mengurangi hasil gabah. Perlakuan AWD15 dapat meningkatkan h...

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan viabilitas trichoderma harzianum, serta mengetah... more Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan viabilitas trichoderma harzianum, serta mengetahui jenis bahan pembawa dan waktu penyimpanan berapa lama yang menghasilkan konidia tertinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah jenis bahan pembawa yaitu tepung tapioka, tepung ketan putih, dan tepung jagung yang masing-masing jenis bahan tersebut diinokulasikan 108 konidia/ml trichoderma harzianum. Faktor kedua adalah lama waktu penyimpanan pelet trichoderma harzianum dengan lima taraf yaitu 0 minggu, 3 minggu, 6 minggu, 9 minggu dan 12 minggu. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara jenis bahan pembawa dengan lama waktu penyimpanan pelet yang memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap viabilitas trichoderma harzianum. Jenis bahan pembawa tepung ketan putih dengan lama waktu ...

Lahan sawah merupakan sumber penghasil emisi CH4. Kondisi lingkungan pertanaman padi sawah yang t... more Lahan sawah merupakan sumber penghasil emisi CH4. Kondisi lingkungan pertanaman padi sawah yang tergenang (anaerob) merupakan kondisi optimum pembentukkan gas CH4. Selain itu, pengalolaan lahan dan teknik budidaya tanaman padi dapat mempengaruhi emisi CH4 yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika emisi CH4 dan hasil padi pada varietas Ciherang pada Musim Hujan 2014-2015 (MH 2014-2015) dan Musim Kemarau I 2015 (MK I 2015) dengan cara tanam Jajar Legowo 2:1 di lahan  sawah tadah hujan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian pada bulan November 2014 - Maret 2015 untuk MH 2014-2015 dan Maret - Juli 2015 untuk MK I 2015, dengan menerapkan jajar legowo 2:1.  Varietas yang digunakan adalah varietas Ciherang dengan variabel yang diamati adalah fluk CH4 dengan pengambilan sampel GRK terbatas, emisi CH4, hasil gabah, tinggi muka air tanah serta data iklim. Hasil penelitian menunjukkan emisi CH4  dan hasil padi yang di...

JOURNAL OF TROPICAL SOILS, 2020
Rice production is a significant anthropogenic source of methane (CH4) and nitrous oxide (N2O), t... more Rice production is a significant anthropogenic source of methane (CH4) and nitrous oxide (N2O), two important greenhouse gases (GHGs). Several strategies for reducing GHGs emissions from paddy fields are water management and the use of low emission rice cultivars. The purpose of this study was to determine the effects of water management and rice cultivars on the grain yield and greenhouse gas (GHG) emissions. The research was conducted at the Indonesian Agricultural Environment Research Institute (IAERI), Pati District, Central Java Province during the dry season 2017 (March-June 2017). The study used a factorial randomized block design with the first factor were water managements: A1 = continuous flooding at 5 cm height and A2 = alternate wetting and drying/AWD), and the second factor were rice cultivars: V1 = Ciherang, V2 = Inpari 32, V3 = Mekongga with three replications. All treatments received an equal amount of farmyard manure and inorganic fertilizers. GHG measurements were ...

Soil Science and Plant Nutrition, 2017
Water regimes play a central role in regulating methane (CH 4) and nitrous oxide (N 2 O) emission... more Water regimes play a central role in regulating methane (CH 4) and nitrous oxide (N 2 O) emissions from irrigated rice field. Alternate wetting and drying (AWD) is a possible option, but there is limited information on its feasibility under local environmental conditions, especially for tropical region. We therefore carried out a 3-year experiment in a paddy field in Central Java, Indonesia to investigate the feasibility of AWD in terms of rice productivity, greenhouse gas (GHG) emission, and water use both in wet and dry seasons (WS and DS). The treatments of water management were (1) continuous flooding (CF), (2) flooding every when surface water level naturally declines to 15 cm below the soil surface (AWD), and (3) site-specific AWD with different criteria of soil drying (AWDS) established to find out the optimum for GHG emission reduction. Gas flux measurement was conducted by a static closed chamber method. Rice growth was generally normal and the grain yield did not significantly differ among the three treatments both in WS and DS. AWD and AWDS significantly reduced the total water use (irrigation + rainfall) as compared to CF. As expected, the seasonal total CH 4 emission was significantly reduced by AWD and AWDS. On average, the CH 4 emissions under AWD and AWDS were 35 and 38%, respectively, smaller than those under CF. It should be noted that AWD and AWDS were effective even in WS due partly to the field location on inland, upland area that facilitates the drainage. The seasonal total N 2 O emission did not significantly differ among the treatments. The results indicate that AWD is a promising option to reduce GHG emission, as well as water use without sacrificing rice productivity in this field.

Jurnal Ecolab, 2018
Perubahan iklim dan kelangkaan sumberdaya air irigasi merupakan ancaman keberlanjutan sistem prod... more Perubahan iklim dan kelangkaan sumberdaya air irigasi merupakan ancaman keberlanjutan sistem produksi pertanian. Salah satu penyebab perubahan iklim adalah peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Budidaya padi di lahan sawah merupakan salah satu sumber emisi GRK, terutama metana (CH 4) yang pada saat ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan pada era pra industri. Untuk itu, diperlukan strategi mitigasi GRK tanpa mengorbankan hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan alternate wetting and drying (AWD) terhadap penghematan air, GRK dan hasil padi. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Pati, Jawa Tengah pada tahun 2014-2015. Perlakuan disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah sebagai berikut 1) Pengairan tergenang secara terus menerus (continuous flooding/ CF), 2) Safe-Alternate Wetting and Drying (AWD-15 cm), 3) Site Specific-Alternate Wetting and Drying (AWD-25 cm). Varietas padi yang digunakan adalah Cisadane dan plot percobaan berukuran 5 m x 7 m yang dilapisi dengan plastik sedalam 40 cm untuk mengurangi rembesan ke samping. Tanah di lokasi penelitian berjenis Aeric Endoaquepts dengan kandungan hara relatif yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan AWD dapat menghemat air irigasi dan menurunkan emisi gas rumah kaca tanpa mengurangi hasil padi di lahan sawah. AWD-15 cm dan AWD-25 cm masing-masing dapat menghemat air irigasi sebesar 23 % dan 27 % dibandingkan kondisi tergenang. Perlakuan AWD-15 cm dan AWD-25 cm secara signifikan menurunkan nilai global warming potential (GWP) dibandingkan dengan perlakuan tergenang. Perlakuan AWD-15 cm dan AWD-25 cm menurunkan emisi GRK masing-masing sebesar 33 % dan 41 % dibandingkan kondisi tergenang tanpa kehilangan hasil yang signifikan. Hasil gabah kering giling (GKG) tertinggi diperoleh dengan perlakuan AWD-15 cm yaitu sebesar 5,90 ton ha-1 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan tergenang dan AWD-25 cm. Teknik AWD-15cm merupakan salah satu opsi penurunan emisi GRK dari lahan sawah untuk mendukung pertanian yang ramah lingkungan.
Journal of Northeast Agricultural University (English edition), 2011
Development of an integrated nutrient management strategy is needed to enhance soil quality and i... more Development of an integrated nutrient management strategy is needed to enhance soil quality and increase crop yields in the marginal uplands of Eastern Visayas. Due to very poor soil condition, a field fertilizer experiment using the combined application of organic and inorganic fertilizers was conducted in Inopacan, Leyte, to assess the growth performance of corn plants.

Jurnal Ecolab
ABSTRAK Rendahnya produktivitas tanah gambut disebabkan oleh tingginya kandungan asam organik dan... more ABSTRAK Rendahnya produktivitas tanah gambut disebabkan oleh tingginya kandungan asam organik dan kemasaman tanah. Pemberian amelioran pupuk kandang ayam dapat meningkatkan produktivitas tanah gambut dan mempengaruhi dinamika emisi CO 2. Kegiatan penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam pada tanah gambut yang berasal dari penggunaan lahan yang berbeda terhadap emisi CO 2. Penelitian dilakukan ex situ di Laboratorium Gas Rumah Kaca di Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Metode yang digunakan eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, diulang 3 kali. Faktor pertama tanah gambut yang berasal dari penggunaan lahan yang berbeda yaitu tanaman karet semak (L1), karet dengan tanaman sela nanas (L2) dan semak belukar (L3). Faktor kedua dosis amelioran pupuk kandang ayam yaitu 0 t ha-1 (A1) sebagai kontrol dan 4 t ha-1 (A2). Variabel yang diamati adalah fluks CO 2 , sifat kimia tanah gambut dan kemasaman tanah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian amelioran pupuk kandang ayam pada penggunan lahan gambut yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata terhadap emisi CO 2. Penggunaan tanah gambut yang berasal dari penggunaan lahan karet dengan tanaman sela nanas tanpa pemberian amelioran pupuk kandang ayam memberikan pengaruh nyata dalam menurunkan emisi CO 2 dengan rata-rata terendah yaitu 1803 kg ha-1 th-1 .
Uploads
Papers by terry ayu adriany