This article discusses the wrong nutrition in developing countries including in Indonesia by usin... more This article discusses the wrong nutrition in developing countries including in Indonesia by using Project Based Learning (PPA) is a systematic method of learning, which involves students in learning knowledge and skills through the process of liquefaction / quarrying (inquiry). The result shows the result of wrong nutrition impacts are the disruption of public health. Underprivileged classes, and classes often overlook nutritional value to satisfy the desires of the psyche is the main factor that affected the nutritional wrong and causes health problems. Efforts should be made more especially on the part of the government over the state of society with a view to find other alternatives and provide knowledge through seminars or training to the public about the importance of values contained in a food. Abstrak Artikel ini membahas tentang gizi salah di negara berkembang termasuk di indonesia dengan menggunakan metode Project Based Learning (PJBL) yaitu metode belajar yang sistematis, yang melibatkan mahasiswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencairan/ penggalian (inquiry). Hasilnya menunjukkan akibat dari gizi salah dampak yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Golongan kurang mampu, dan golongan yang sering mengabaikan nilai gizi untuk memuaskan hasrat psikisnya merupakan faktor utama yang terkena gizi salah dan mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan. Upaya yang harus dilakukan lagi khusunya pada pihak pemerintah lebih melihat keadaan masyarakatnya dengan mencari alternatif lain dan memberi pengetahuan melalui seminar atau pelatihan kepada masyarakat tentang betapa pentingnya nilai yang terkandung dalam suatu makanan. Kata kunci : Gizi, makanan, permasalahan gizi Pendahuluan Masalah kurang gizi mema ng sudah banyak terjadi di
ABSTRAK lhlisan ini merupakan hasil analisis data penelitian protil pemberian makanan pada pender... more ABSTRAK lhlisan ini merupakan hasil analisis data penelitian protil pemberian makanan pada penderita gizi buruk di daerah Bogor pada tahun 1992. Sebanyak43 anak balita peuderita gizi buruk tercakup dalam penelitian ini. Mereka adalah peserta paket rehabilitasi gizi buruk di Klinik Gizi Bogor, berusia antara 6 sampai dengan 48 bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaanak dengan nomor urut kelahiran pertama paling banyak ditemukan menderita gizi buruk (32.6%) dengan rata-rata besar keluarga adalah 6 orang. Ditemukan sebanyak 76.7% anak menderita anemi dengan rata-rata kadar Hb 10.0 gldl. Rata-rata konsumsi zat gizi auak sehari (tanpa memperhitungkan ASI) masih sangat rendah. Pada auak kelompok umur kurang dari 1 tahun knnsumsi energi 328 kkal, protein 11.5 g, zat besi 2 3 mg danvitamin A 160 SI. Sedangkan pada anak kelompok umur 1-3 tahun energi 531 kkal, protein 183 g, zat besi 5.7 mg dan vitamin A 236 SI. Distribusi umur orangtua terbanyak antara 20-35 tabuu yaitu 683% ayah dan 69.0% ibu. Masih ditemukan ihu yaug berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 16.7%. Tingkat pendidikan orangtua juga masih ren-dah, sebagian besar ayah (65.9%) dan ibu (69.1%) banya sampai tingkat Sekolah Dasar. Sedaugkan jenis pekerjaan kepala keluarga (ayah) yang ter-banyak adalah sehagai buruh (683%) &an ibu (88.0%) sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata penghasilan sebulan sebesar Rp.93571.-, sedangkan rata-rata pengeluaran keluarga sebulan adalah Rp.129367,-de-ngan rata-rata pen-geluaran per kapita sebulan sebesar Rp.25.016,-dan pos pengeluaran terbanyak adalah untuk pangan sebesar 62.1%. Keadaan perumahan keluarga sampel pada umumnya masih sangat sederhana dau kurang memenuhi syarat-syarat rumah sebat. Ditemukan sebanyak 23 keluarga (53.4%) menggunakan sumber air minum yang berasal dari sumur gali, sedangkan jenis jamban yang terbanyak digunakan adalah su-ngai/knlam/selnkan sebanyak 27 keluarga (62.9%). Rndahuluan asalah KKP bukan semata-mata masalah biomedis tetapi merupakan masalah yang sangat M k o m p ~ e k , karena berbagai faktor yang turut berperanan, diantaranya faktor sosial-ekonomi, sosial-budaya, kesebatanlpenyakit infeksi, biologis, geografis, dan lain-lain (1). Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab dari tingginya angka kematian pada bayi dan anak, serta dapat menyebabkan menurunnya mutu kehidupan, terganggunya pertumbuhan, menurunkan daya kerja dan gangguan perkembangan mental anak (2,3,4). Kurang Kalori Protein (KKP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia (5). Menurut data SUSENAS 1989 prevalensi KKP pada anak balita di Indonesia pada saat ini sekitar 10.48% dan gid buruk sekitar 1.32% (6). lblisan ini menyajikan hasil penelitian tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan latar belakang anak balita penderita gizi buruk di daerah Bogor.
This article discusses the wrong nutrition in developing countries including in Indonesia by usin... more This article discusses the wrong nutrition in developing countries including in Indonesia by using Project Based Learning (PPA) is a systematic method of learning, which involves students in learning knowledge and skills through the process of liquefaction / quarrying (inquiry). The result shows the result of wrong nutrition impacts are the disruption of public health. Underprivileged classes, and classes often overlook nutritional value to satisfy the desires of the psyche is the main factor that affected the nutritional wrong and causes health problems. Efforts should be made more especially on the part of the government over the state of society with a view to find other alternatives and provide knowledge through seminars or training to the public about the importance of values contained in a food. Abstrak Artikel ini membahas tentang gizi salah di negara berkembang termasuk di indonesia dengan menggunakan metode Project Based Learning (PJBL) yaitu metode belajar yang sistematis, yang melibatkan mahasiswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencairan/ penggalian (inquiry). Hasilnya menunjukkan akibat dari gizi salah dampak yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Golongan kurang mampu, dan golongan yang sering mengabaikan nilai gizi untuk memuaskan hasrat psikisnya merupakan faktor utama yang terkena gizi salah dan mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan. Upaya yang harus dilakukan lagi khusunya pada pihak pemerintah lebih melihat keadaan masyarakatnya dengan mencari alternatif lain dan memberi pengetahuan melalui seminar atau pelatihan kepada masyarakat tentang betapa pentingnya nilai yang terkandung dalam suatu makanan. Kata kunci : Gizi, makanan, permasalahan gizi Pendahuluan Masalah kurang gizi mema ng sudah banyak terjadi di
ABSTRAK lhlisan ini merupakan hasil analisis data penelitian protil pemberian makanan pada pender... more ABSTRAK lhlisan ini merupakan hasil analisis data penelitian protil pemberian makanan pada penderita gizi buruk di daerah Bogor pada tahun 1992. Sebanyak43 anak balita peuderita gizi buruk tercakup dalam penelitian ini. Mereka adalah peserta paket rehabilitasi gizi buruk di Klinik Gizi Bogor, berusia antara 6 sampai dengan 48 bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaanak dengan nomor urut kelahiran pertama paling banyak ditemukan menderita gizi buruk (32.6%) dengan rata-rata besar keluarga adalah 6 orang. Ditemukan sebanyak 76.7% anak menderita anemi dengan rata-rata kadar Hb 10.0 gldl. Rata-rata konsumsi zat gizi auak sehari (tanpa memperhitungkan ASI) masih sangat rendah. Pada auak kelompok umur kurang dari 1 tahun knnsumsi energi 328 kkal, protein 11.5 g, zat besi 2 3 mg danvitamin A 160 SI. Sedangkan pada anak kelompok umur 1-3 tahun energi 531 kkal, protein 183 g, zat besi 5.7 mg dan vitamin A 236 SI. Distribusi umur orangtua terbanyak antara 20-35 tabuu yaitu 683% ayah dan 69.0% ibu. Masih ditemukan ihu yaug berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 16.7%. Tingkat pendidikan orangtua juga masih ren-dah, sebagian besar ayah (65.9%) dan ibu (69.1%) banya sampai tingkat Sekolah Dasar. Sedaugkan jenis pekerjaan kepala keluarga (ayah) yang ter-banyak adalah sehagai buruh (683%) &an ibu (88.0%) sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata penghasilan sebulan sebesar Rp.93571.-, sedangkan rata-rata pengeluaran keluarga sebulan adalah Rp.129367,-de-ngan rata-rata pen-geluaran per kapita sebulan sebesar Rp.25.016,-dan pos pengeluaran terbanyak adalah untuk pangan sebesar 62.1%. Keadaan perumahan keluarga sampel pada umumnya masih sangat sederhana dau kurang memenuhi syarat-syarat rumah sebat. Ditemukan sebanyak 23 keluarga (53.4%) menggunakan sumber air minum yang berasal dari sumur gali, sedangkan jenis jamban yang terbanyak digunakan adalah su-ngai/knlam/selnkan sebanyak 27 keluarga (62.9%). Rndahuluan asalah KKP bukan semata-mata masalah biomedis tetapi merupakan masalah yang sangat M k o m p ~ e k , karena berbagai faktor yang turut berperanan, diantaranya faktor sosial-ekonomi, sosial-budaya, kesebatanlpenyakit infeksi, biologis, geografis, dan lain-lain (1). Kekurangan gizi merupakan salah satu penyebab dari tingginya angka kematian pada bayi dan anak, serta dapat menyebabkan menurunnya mutu kehidupan, terganggunya pertumbuhan, menurunkan daya kerja dan gangguan perkembangan mental anak (2,3,4). Kurang Kalori Protein (KKP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia (5). Menurut data SUSENAS 1989 prevalensi KKP pada anak balita di Indonesia pada saat ini sekitar 10.48% dan gid buruk sekitar 1.32% (6). lblisan ini menyajikan hasil penelitian tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan latar belakang anak balita penderita gizi buruk di daerah Bogor.
Uploads
Papers by Zaenul Aqin
Books by Zaenul Aqin