Papers by sugiono soepardi

Jurnal AIRAHA POLTEK KP SORONG, 2022
Penanganan pasca tertangkapnya ikan sangat penting dilakukan guna mempertahakan mutu hasil tangka... more Penanganan pasca tertangkapnya ikan sangat penting dilakukan guna mempertahakan mutu hasil tangkapan. Penggunaan box fiberglass sebagai tempat penyimpan ikan pada kapal nelayan skala kecil umum digunakan, namun diperlukan modifikasi dengan penambahan bahan isolator guna ketahanan atas suhu didalam box. Tujuan penelitian adalah menguji laju suhu pada box fiberglass yang telah di modifikasi dan uji organoleptic pada ikan yang disimpan dalam box fiberglass modifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan melakukan pengujian terhadap box fiberglass modifikasi (box eskperimen) dengan control terhadap laju suhu dan uji organoleptic sampel ikan. Pengujian terhadap laju suhu menunjukkan perbedaan nyata antara box eskperimen dan box control setiap pengukuran TA, TB, dan TC. Hasil organoleptic dengan sampel ikan Kakap putih dan Kakap merah menunjukkan perbedaan nyata antara box eskperimen dan box kontrol baik terhadap waktu pengamatan maupun sampel ikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan box eksperimen dapat mempertahankan kesegaran ikan hingga 48 jam.

prosidin seminar Nasional Kelautan dan Perikanan, 2022
ABSTRAK
Umpan hidup merupakan merupakan pendukung utama yang digunakan dalam penangkapan ikan Cak... more ABSTRAK
Umpan hidup merupakan merupakan pendukung utama yang digunakan dalam penangkapan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) menggunakan alat tangkap jenis Pole and Line (Huhate). Cakalang tergolong jenis ikan perenang cepat dengan salah satu ciri khas sebagai pemangsa yang rakus, dan dikenal sebagai ikan migrasi (migratory fish) dengan daerah penyebaran yang sangat luas meliputi daerah tropis dan sub tropis termasuk di Perairan Laut Flores. Cakalang memiliki ciri-ciri membentuk gerombolan, perenang cepat dan melawan arus serta mencari makan berdasarkan penglihatan. Cakalang sangat menyukai mangsanya yang masih dalam keadaan hidup. Usaha penangkapan cakalang sangat bergantung dengan penyediaan umpan hidup. Penelitian dilakukan pada Bulan Nopember 2021 sampai April 2022 terhadap 2(dua) jenis umpan hidup yakni Tembang ( Sardinella fimbriata ) dan Layang ( Decapterus ruselli ) yang digunakan, menunjukkan adanya Ratio antara jumlah besaran umpan yang digunakan saat operasi penangkapan dengan perolehan hasil tangkapan Cakalang, sebesar 9,36 yakni besaran umpan hidup yang digunakan sebanyak 2.165 kg dengan perolehan hasil tangkapan Cakalang sebesar 20.265 kg.
Kata kunci: Umpan hidup, Cakalang, Pole and line, KM Inka Mina 699

Prosising Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan, 2019
Destuctive Fishing merupakan kegiatan dengan Etika Penangkapan yang salah yakni dilakukan deng... more Destuctive Fishing merupakan kegiatan dengan Etika Penangkapan yang salah yakni dilakukan dengan menggunakan bahan peledak, bahan beracun dan beberapa jenis alat tangkap trawl, bubu (trap) dan Muro ami yang diindikasi merusak ekosistem. Kegiatan ini umumnya bersifat merugikan bagi sumberdaya perairan yang ada dan semata-mata hanya ingin meraup keuntungan yang besar dengan cara cepat/instan akan tetapi memberikan dampak yang tidak baik bagi ekosistem perairan khususnya terumbu karang. Kegiatan destructive fishing terjadi di hampir semua Kawasan perairan Indonesia, antara lain kepulauan Spermonde (Sulawesi Selatan), Taman Nasional Takaboneratte, kapoposang, Kepulauan Seribu, Karimunjawa dan Pahawang-Lampung serta masih banyak daerah yang tidak termonitor. Pada umumnya dilakukan oleh nelayan setempat disebabkan desakan ekonomi subsisten mayarakat nelayan, masih rendahnya pemahaman akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan, meningkatnya permintaan pasar luar negeri khususnya ikan hidup, inkonsistensi dan lemahnya penegakan hukum dalam mencegah penggunaan bahan peledak dan bius. Kerusakan Kawasan terumbu karang yang disebabkan oleh tindakan penangkapan ikan dengan bahan peledak/Bom (Blast Fishing) dan obat bius (Cyanide Fishing) sangat menghancurkan lingkungan, oleh sebab itu dibutuhkan langkah simultan yang menjangkau factor yang saling berkaitan. Strategi mengatasi Destructive Fishing antara lain, melakukan langkah konservasi dan Manajemen Pengelolaan Perikanan, melalui pendekatan jalur pemerintah (Government approach), pendekatan jalur masyarakat (Communitarian approach) dan pendekatan Pasar (Market approach). Diharapkan dimasa mendatang beberapa pendekatan tersebut mampu menjangkau berbagai sisi, antara lain sisi Institusi : pengelolaan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat dan pasar. Sisi Teknis : instrumen monitoring dan konservasi, sisi Ekonomi : mata pencaharian alternatif dan sisi Hukum : Instrumen baru untuk alat bukti dan Intensifikasi pengawasan.
Kata Kunci : destructive fishing, blast Fishing, cyanide fishing, konservasi, fisheries management, Conservation.
Jurnal Bahari Papadag, 2022
Perairan Laut Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat beragam, Cakalang (Kasuwonus... more Perairan Laut Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat beragam, Cakalang (Kasuwonus ppelamis) adalah satu komoditas ekspor perikanan pelagis yang banyak didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tenau Kupang. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Nopember 2021 sampai Bulan Januari 2022 di Perairan Laut Kupang NTT. Metode penelitian ddilakukan dengan cara Observasi lamgsung diatas kapal Purase Seine, guna mengetahui jenis dan jumlah hasil tangkapan, serta penerapan sanitasi higiene di atas kapal. Pengumpulan data dilakukan melalui survey observasi, wawancara dan pengisian kuestionaer. Dilakukan analisa data secara kuantitatif, guna mengetahui hasil tangkapan dan komposisi jumlah tangkapan serta mutu secara organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan jumlah hasil tangkapan dan komposisi pada
Fenomena Destructive Fishing Dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan, 2022

sinta 3, 2022
Penanganan pasca tertangkapnya ikan sangat penting dilakukan guna mempertahakan mutu hasil tangka... more Penanganan pasca tertangkapnya ikan sangat penting dilakukan guna mempertahakan mutu hasil tangkapan. Penggunaan box fiberglass sebagai tempat penyimpan ikan pada kapal nelayan skala kecil umum digunakan, namun diperlukan modifikasi dengan penambahan bahan isolator guna ketahanan atas suhu didalam box. Tujuan penelitian adalah menguji laju suhu pada box fiberglass yang telah di modifikasi dan uji organoleptic pada ikan yang disimpan dalam box fiberglass modifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan melakukan pengujian terhadap box fiberglass modifikasi (box eskperimen) dengan control terhadap laju suhu dan uji organoleptic sampel ikan. Pengujian terhadap laju suhu menunjukkan perbedaan nyata antara box eskperimen dan box control setiap pengukuran TA, TB, dan TC. Hasil organoleptic dengan sampel ikan Kakap putih dan Kakap merah menunjukkan perbedaan nyata antara box eskperimen dan box kontrol baik terhadap waktu pengamatan maupun sampel ikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan box eksperimen dapat mempertahankan kesegaran ikan hingga 48 jam.
Uploads
Papers by sugiono soepardi
Umpan hidup merupakan merupakan pendukung utama yang digunakan dalam penangkapan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) menggunakan alat tangkap jenis Pole and Line (Huhate). Cakalang tergolong jenis ikan perenang cepat dengan salah satu ciri khas sebagai pemangsa yang rakus, dan dikenal sebagai ikan migrasi (migratory fish) dengan daerah penyebaran yang sangat luas meliputi daerah tropis dan sub tropis termasuk di Perairan Laut Flores. Cakalang memiliki ciri-ciri membentuk gerombolan, perenang cepat dan melawan arus serta mencari makan berdasarkan penglihatan. Cakalang sangat menyukai mangsanya yang masih dalam keadaan hidup. Usaha penangkapan cakalang sangat bergantung dengan penyediaan umpan hidup. Penelitian dilakukan pada Bulan Nopember 2021 sampai April 2022 terhadap 2(dua) jenis umpan hidup yakni Tembang ( Sardinella fimbriata ) dan Layang ( Decapterus ruselli ) yang digunakan, menunjukkan adanya Ratio antara jumlah besaran umpan yang digunakan saat operasi penangkapan dengan perolehan hasil tangkapan Cakalang, sebesar 9,36 yakni besaran umpan hidup yang digunakan sebanyak 2.165 kg dengan perolehan hasil tangkapan Cakalang sebesar 20.265 kg.
Kata kunci: Umpan hidup, Cakalang, Pole and line, KM Inka Mina 699
Kata Kunci : destructive fishing, blast Fishing, cyanide fishing, konservasi, fisheries management, Conservation.
Umpan hidup merupakan merupakan pendukung utama yang digunakan dalam penangkapan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) menggunakan alat tangkap jenis Pole and Line (Huhate). Cakalang tergolong jenis ikan perenang cepat dengan salah satu ciri khas sebagai pemangsa yang rakus, dan dikenal sebagai ikan migrasi (migratory fish) dengan daerah penyebaran yang sangat luas meliputi daerah tropis dan sub tropis termasuk di Perairan Laut Flores. Cakalang memiliki ciri-ciri membentuk gerombolan, perenang cepat dan melawan arus serta mencari makan berdasarkan penglihatan. Cakalang sangat menyukai mangsanya yang masih dalam keadaan hidup. Usaha penangkapan cakalang sangat bergantung dengan penyediaan umpan hidup. Penelitian dilakukan pada Bulan Nopember 2021 sampai April 2022 terhadap 2(dua) jenis umpan hidup yakni Tembang ( Sardinella fimbriata ) dan Layang ( Decapterus ruselli ) yang digunakan, menunjukkan adanya Ratio antara jumlah besaran umpan yang digunakan saat operasi penangkapan dengan perolehan hasil tangkapan Cakalang, sebesar 9,36 yakni besaran umpan hidup yang digunakan sebanyak 2.165 kg dengan perolehan hasil tangkapan Cakalang sebesar 20.265 kg.
Kata kunci: Umpan hidup, Cakalang, Pole and line, KM Inka Mina 699
Kata Kunci : destructive fishing, blast Fishing, cyanide fishing, konservasi, fisheries management, Conservation.