Tidak ada orang normal mana pun di atas dunia ini yang ingin hidupnya menderita. Semua orang, sej... more Tidak ada orang normal mana pun di atas dunia ini yang ingin hidupnya menderita. Semua orang, sejak dulu hingga saat ini tentunya ingin menjalani kehidupan yang baik, lancar, dan tidak harus menderita. Bahkan anggapan umum dalam kehidupan kita hampir selalu melihat penderitaan atau kesusahan sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, sesuatu yang harus dihindari, dan sedapat mungkin tidak dialami sepanjang hidup. Kalau bisa "muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk sorga …". Dalam Matius 16:21-28, ketika Yesus mengatakan bahwa Ia harus menghadapi berbagai macam penderitaan, bahkan siksaan, dan kematian yang mengerikan dengan cara dibunuh, Petrus kelihatannya tidak siap. Ia pun mengatakan kepada Yesus, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Bukan hanya Petrus tidak rela Gurunya, Mesiasnya, Tuhannya disiksa dan dibunuh, tapi juga kelihatannya ia tidak siap untuk ikut menderita bersama dengan penderitaan Gurunya itu. Dan itu terbukti dalam rentetan peristiwa penangkapan dan penyaliban Yesus, di mana Petrus menyangkal pengenalannya akan Kristus. *** Mari kita melihat apa jawaban Yesus kepada Petrus. Pada ayat yang ke-23, dengan keras dan tegas, Yesus mengatakan kepada Petrus, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Nah lho … Apa yang kira-kira kita rasakan kalau kita saat itu berada pada posisi Petrus? Dimarahi, bahkan ditengking oleh Yesus, "Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, …" Wheeelhadalah ... aku mendoakan jangan sampai hal yang buruk terjadi, kok malah dianggap Iblis. Kira-kira apa yang akan kita rasakan? Kecewa? Sakit hati? Mutung? Atau langsung kabur … Nggak mau lagi ikut Yesus? Nah, mengapa Yesus sampai mengatakan hal sekeras itu? Mari kita simak lebih lengkap apa yang Yesus katakan, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." … Ooh, ternyata, saat Petrus mengatakan, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.", itu menunjukkan bahwa Petrus hanya memikirkan apa yang diinginkannya, bukan apa yang Allah inginkan. Ia hanya merindukan apa yang dirinya rindukan, bukan apa yang Allah Sang Bapa rindukan. Dan itu menunjukkan bahwa Petrus tidak siap menderita bagi Yesus.
Tidak ada orang normal mana pun di atas dunia ini yang ingin hidupnya menderita. Semua orang, sej... more Tidak ada orang normal mana pun di atas dunia ini yang ingin hidupnya menderita. Semua orang, sejak dulu hingga saat ini tentunya ingin menjalani kehidupan yang baik, lancar, dan tidak harus menderita. Bahkan anggapan umum dalam kehidupan kita hampir selalu melihat penderitaan atau kesusahan sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, sesuatu yang harus dihindari, dan sedapat mungkin tidak dialami sepanjang hidup. Kalau bisa "muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk sorga …". Dalam Matius 16:21-28, ketika Yesus mengatakan bahwa Ia harus menghadapi berbagai macam penderitaan, bahkan siksaan, dan kematian yang mengerikan dengan cara dibunuh, Petrus kelihatannya tidak siap. Ia pun mengatakan kepada Yesus, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Bukan hanya Petrus tidak rela Gurunya, Mesiasnya, Tuhannya disiksa dan dibunuh, tapi juga kelihatannya ia tidak siap untuk ikut menderita bersama dengan penderitaan Gurunya itu. Dan itu terbukti dalam rentetan peristiwa penangkapan dan penyaliban Yesus, di mana Petrus menyangkal pengenalannya akan Kristus. *** Mari kita melihat apa jawaban Yesus kepada Petrus. Pada ayat yang ke-23, dengan keras dan tegas, Yesus mengatakan kepada Petrus, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Nah lho … Apa yang kira-kira kita rasakan kalau kita saat itu berada pada posisi Petrus? Dimarahi, bahkan ditengking oleh Yesus, "Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, …" Wheeelhadalah ... aku mendoakan jangan sampai hal yang buruk terjadi, kok malah dianggap Iblis. Kira-kira apa yang akan kita rasakan? Kecewa? Sakit hati? Mutung? Atau langsung kabur … Nggak mau lagi ikut Yesus? Nah, mengapa Yesus sampai mengatakan hal sekeras itu? Mari kita simak lebih lengkap apa yang Yesus katakan, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." … Ooh, ternyata, saat Petrus mengatakan, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.", itu menunjukkan bahwa Petrus hanya memikirkan apa yang diinginkannya, bukan apa yang Allah inginkan. Ia hanya merindukan apa yang dirinya rindukan, bukan apa yang Allah Sang Bapa rindukan. Dan itu menunjukkan bahwa Petrus tidak siap menderita bagi Yesus.
Uploads
Papers by slamet adi