Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor-sektor unggulan dalam men... more Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor-sektor unggulan dalam menunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen, menggunakan data sekunder runtun waktu (time series) berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kepulauan Yapen dan PDRB Provinsi Papua tahun 2012 sampai 2016 berdasarkan harga konstan dengan tahun dasar 2000. Analisis data menggunakan Location Quotient (LQ), Model Ratio Pertumbuhan (MRP), Overlay, dan Klassen Typology. Hasil analisis: 1) sektor jasa-jasa paling kontributif, diikuti sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, serta bangunan. Sektor paling produktif dan berkontribusi terbesar: pertambangan dan penggalian; 2) Analisis LQ menemukan tujuh sektor produktif dengan LQ>1 (sektor unggulan), yaitu: a) Pertanian, b) Listrik dan air bersih, c) bangunan, d) Perdagangan, hotel dan restauran, e) Pengangkutan dan komunikasi, f) Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan g) Jasa-jasa lainnya. Rasio anta...
Lingkungan organisasi saat ini telah mengalami perubahan yang sangat cepat dan penuh dengan ketid... more Lingkungan organisasi saat ini telah mengalami perubahan yang sangat cepat dan penuh dengan ketidakpastian. Perubahan-perubahan tersebut dapat berwujud perkembangan teknologi dan informasi, kondisi ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, meningkatnya tanggung jawab sosial organisasi dan sebagainya. Hal ini menuntut adanya penyesuaian-penyesuaian desain organisasi di masa mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif
Abstraksi : Reposisi terhadap fungsi dan peran SDM saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang ti... more Abstraksi : Reposisi terhadap fungsi dan peran SDM saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari, mengingat persaingan bisnis yang semakin meningkat. Pandangan tradisional yang menempatkan departemen SDM sebagai bagian yang menangani persoalan penarikan, pelatihan, penempatan dan kompensasi sudah harus diperbaharui dengan menempatkan SDM sebagai konsultan dan mitra kerja bagi manajer lini dan manajer senior dalam menangani persoalan-persoalan bisnis, perencana, perumus dan pelaksana strategi, motivator bagi pengembangan prestasi karyawan dan agen perubahan. Peran baru ini akan lebih memperkuat amanah departemen SDM dalam mendukung seluruh aktivitas, visi, misi dan strategi organisasi. Hal ini memerlukan adanya komitmen dari SDM untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi baru (keahlian, pengetahuan dan ketrampilan), hubungan baru dan pola kerja baru yang berorientasi pada bisnis dan pelanggan. Kompetensi tersebut harus mampu memenuhi empat kriteria penting, yakni keber-nilaian (valuable) kelangkaan (rareness), sukar untuk ditiru (difficultly to imitate), dan ter-organisir dengan baik (well organization). Kata Kunci : Perubahan Lingkungan, Reposisi peran SDM, keunggulan bersaing.
Tantangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di era otonomi daerah dan persaingan bebas... more Tantangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di era otonomi daerah dan persaingan bebas saat ini sudah tidak dapat ditunda lagi. Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi saat ini, masyarakat semakin menyadari hak-haknya sebagai warga Negara untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari aparat pelayanan publik. Apabila aparat pelayanan publik saat ini tidak mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam era tersebut, ia akan tersingkir dalam persaingan dan tidak lagi mendapat simpati atau kepercayaan dari masyarakat. Model pelayanan publik yang terkesan kaku, tidak bersahabat, lambat, tidak dinamis, dan tidak fokus kepada masyarakat sebagai pemakai jasa layanan seharusnya diganti dengan model baru yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan tersebut. Hal ini berarti bahwa aparatur pemerintah daerah semakin dituntut untuk mengubah posisi dan perannya (revitalisasi) dalam memberikan pelayanan kepada publik, dari yang suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan berubah menjadi suka menolong ke arah yang fleksibel, kolaboratis dan dialogis, dan dari cara-cara yang bersifat sloganis berubah ke cara-cara kerja yang realistik dan pragmatis. Salah satu model pelayanan pelayanan publik yang dapat diterapkan untuk mengakomodir hal tersebut adalah model pelayanan prima satu atap, dimana ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan adalah 1) pelayanan, yakni dari aspek pelayanan, pemberi jasa hendaknya memiliki pribadi yang prima, yaitu : tampil ramah, sopan dan penuh hormat, tampil percaya diri, tampil rapih, tampil ceria, tampil senang memaafkan, tenang dalam pergaulan, senang belajar dari orang lain, senang pada kewajaran, dan senang untuk menyenangkan orang lain, dan 2) kualitas, yakni pemberi jasa dalam melaksanakan tugasnya hendaknya dapat berpedoman pada prinsip kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisiensi, ekonomis, keadilan yang merata, dan ketepatan waktu. Dalam penerapan konsep mutu pelayanan prima di atas, aparat pelayanan publik diharapkan dapat menempatkan masyarakat sebagai seorang raja karena dari merekalah keuntungan mengalir. Tanpa masyarakat pemberi jasa pelayanan tidak dapat berbuat apa-apa, dan karena merekalah jasa layanan itu ada. Strategi pelayanan prima yang dapat diterapkan guna mewujudkan hal tersebut adalah 5 F, yaitu : 1) Focus, membuat suatu kegiatan/usaha menjadi lebih fokus dengan sasaran yang jelas, 2) Fast Moving, dengan gerak yang lebih cepat, 3) Flexible, setiap gerakan hendaknya diarahkan lebih lincah dan dinamis, 4) Friendly, lebih ramah dan bersahabat, dan 5) Free, harus lebih bebas dari pengaruh birokrasi. Untuk dat mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan prima tersebut perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian) dalam bidangnya serta memiliki sikap mental dan perilaku yang baik, ramah dalam melayani, jujur, cekatan, dan bertanggungjawab.
A. Pendahuluan Bergulirnya nuansa kebebasan yang meluas di masyarakat, serta perubahan faktual da... more A. Pendahuluan Bergulirnya nuansa kebebasan yang meluas di masyarakat, serta perubahan faktual dalam bidang pemerintahan saat ini yang tercermin dari Undang-Undang Nomor. Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah mengalami perubahan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, menuntut adanya wacana yang lebih luas menyangkut peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini seiring dengan semakin membaiknya pengertian masyarakat terhadap hak-haknya sebagai warga Negara yang mempunyai akses langsung terhadap pemerintah. Kesemuanya ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perubahan iklim kerja pemerintah daerah, khususnya sebagai abdi Negara dan pelayan masyarakat. Terkait dengan hal dimaksud, layanan publik yang profesional perlu diwujudkan, mengingat sistim pelayanan publik dewasa ini cenderung menunjukkan banyak kemunduran. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak para "birokrat" atau administrator masih menunjukkan sosok pribadi "majikan besar" dalam pelayanan publik, bukannya citra "pelayan yang profesional" mengakibatkan timbulnya berbagai keluhan dari masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Pegawai pelayanan publik, yang seharusnya bertindak sebagai penyedia jasa (service provider) dan fasilitator ternyata belum nampak di mata masyarakat sebagai penguna jasa layanan. Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan publik yang berkualitas dan profesional sering diabaikan mengakibatkan munculnya berbagai keluhan dari masyarakat terhadap kinerja pegawai pelayanan publik. Beberapa keluhan masyarakat yang dapat kita temu kenali dalam praktek pelayanan publik antara lain : 1. Layanan yang diberikan terkesan birokratis, tidak transparan, terlalu panjang dan terkesan berbelit-belit. Disisi lain pengambilan keputusan layanan terkadang juga sangat birokratis, terutama karena mekanisme
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor-sektor unggulan dalam men... more Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sektor-sektor unggulan dalam menunjang pembangunan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen, menggunakan data sekunder runtun waktu (time series) berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kepulauan Yapen dan PDRB Provinsi Papua tahun 2012 sampai 2016 berdasarkan harga konstan dengan tahun dasar 2000. Analisis data menggunakan Location Quotient (LQ), Model Ratio Pertumbuhan (MRP), Overlay, dan Klassen Typology. Hasil analisis: 1) sektor jasa-jasa paling kontributif, diikuti sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, serta bangunan. Sektor paling produktif dan berkontribusi terbesar: pertambangan dan penggalian; 2) Analisis LQ menemukan tujuh sektor produktif dengan LQ>1 (sektor unggulan), yaitu: a) Pertanian, b) Listrik dan air bersih, c) bangunan, d) Perdagangan, hotel dan restauran, e) Pengangkutan dan komunikasi, f) Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan g) Jasa-jasa lainnya. Rasio anta...
Lingkungan organisasi saat ini telah mengalami perubahan yang sangat cepat dan penuh dengan ketid... more Lingkungan organisasi saat ini telah mengalami perubahan yang sangat cepat dan penuh dengan ketidakpastian. Perubahan-perubahan tersebut dapat berwujud perkembangan teknologi dan informasi, kondisi ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, meningkatnya tanggung jawab sosial organisasi dan sebagainya. Hal ini menuntut adanya penyesuaian-penyesuaian desain organisasi di masa mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif
Abstraksi : Reposisi terhadap fungsi dan peran SDM saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang ti... more Abstraksi : Reposisi terhadap fungsi dan peran SDM saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari, mengingat persaingan bisnis yang semakin meningkat. Pandangan tradisional yang menempatkan departemen SDM sebagai bagian yang menangani persoalan penarikan, pelatihan, penempatan dan kompensasi sudah harus diperbaharui dengan menempatkan SDM sebagai konsultan dan mitra kerja bagi manajer lini dan manajer senior dalam menangani persoalan-persoalan bisnis, perencana, perumus dan pelaksana strategi, motivator bagi pengembangan prestasi karyawan dan agen perubahan. Peran baru ini akan lebih memperkuat amanah departemen SDM dalam mendukung seluruh aktivitas, visi, misi dan strategi organisasi. Hal ini memerlukan adanya komitmen dari SDM untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi baru (keahlian, pengetahuan dan ketrampilan), hubungan baru dan pola kerja baru yang berorientasi pada bisnis dan pelanggan. Kompetensi tersebut harus mampu memenuhi empat kriteria penting, yakni keber-nilaian (valuable) kelangkaan (rareness), sukar untuk ditiru (difficultly to imitate), dan ter-organisir dengan baik (well organization). Kata Kunci : Perubahan Lingkungan, Reposisi peran SDM, keunggulan bersaing.
Tantangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di era otonomi daerah dan persaingan bebas... more Tantangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di era otonomi daerah dan persaingan bebas saat ini sudah tidak dapat ditunda lagi. Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi dan informasi saat ini, masyarakat semakin menyadari hak-haknya sebagai warga Negara untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari aparat pelayanan publik. Apabila aparat pelayanan publik saat ini tidak mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam era tersebut, ia akan tersingkir dalam persaingan dan tidak lagi mendapat simpati atau kepercayaan dari masyarakat. Model pelayanan publik yang terkesan kaku, tidak bersahabat, lambat, tidak dinamis, dan tidak fokus kepada masyarakat sebagai pemakai jasa layanan seharusnya diganti dengan model baru yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan tersebut. Hal ini berarti bahwa aparatur pemerintah daerah semakin dituntut untuk mengubah posisi dan perannya (revitalisasi) dalam memberikan pelayanan kepada publik, dari yang suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan berubah menjadi suka menolong ke arah yang fleksibel, kolaboratis dan dialogis, dan dari cara-cara yang bersifat sloganis berubah ke cara-cara kerja yang realistik dan pragmatis. Salah satu model pelayanan pelayanan publik yang dapat diterapkan untuk mengakomodir hal tersebut adalah model pelayanan prima satu atap, dimana ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan adalah 1) pelayanan, yakni dari aspek pelayanan, pemberi jasa hendaknya memiliki pribadi yang prima, yaitu : tampil ramah, sopan dan penuh hormat, tampil percaya diri, tampil rapih, tampil ceria, tampil senang memaafkan, tenang dalam pergaulan, senang belajar dari orang lain, senang pada kewajaran, dan senang untuk menyenangkan orang lain, dan 2) kualitas, yakni pemberi jasa dalam melaksanakan tugasnya hendaknya dapat berpedoman pada prinsip kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisiensi, ekonomis, keadilan yang merata, dan ketepatan waktu. Dalam penerapan konsep mutu pelayanan prima di atas, aparat pelayanan publik diharapkan dapat menempatkan masyarakat sebagai seorang raja karena dari merekalah keuntungan mengalir. Tanpa masyarakat pemberi jasa pelayanan tidak dapat berbuat apa-apa, dan karena merekalah jasa layanan itu ada. Strategi pelayanan prima yang dapat diterapkan guna mewujudkan hal tersebut adalah 5 F, yaitu : 1) Focus, membuat suatu kegiatan/usaha menjadi lebih fokus dengan sasaran yang jelas, 2) Fast Moving, dengan gerak yang lebih cepat, 3) Flexible, setiap gerakan hendaknya diarahkan lebih lincah dan dinamis, 4) Friendly, lebih ramah dan bersahabat, dan 5) Free, harus lebih bebas dari pengaruh birokrasi. Untuk dat mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan prima tersebut perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian) dalam bidangnya serta memiliki sikap mental dan perilaku yang baik, ramah dalam melayani, jujur, cekatan, dan bertanggungjawab.
A. Pendahuluan Bergulirnya nuansa kebebasan yang meluas di masyarakat, serta perubahan faktual da... more A. Pendahuluan Bergulirnya nuansa kebebasan yang meluas di masyarakat, serta perubahan faktual dalam bidang pemerintahan saat ini yang tercermin dari Undang-Undang Nomor. Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah mengalami perubahan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, menuntut adanya wacana yang lebih luas menyangkut peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini seiring dengan semakin membaiknya pengertian masyarakat terhadap hak-haknya sebagai warga Negara yang mempunyai akses langsung terhadap pemerintah. Kesemuanya ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap perubahan iklim kerja pemerintah daerah, khususnya sebagai abdi Negara dan pelayan masyarakat. Terkait dengan hal dimaksud, layanan publik yang profesional perlu diwujudkan, mengingat sistim pelayanan publik dewasa ini cenderung menunjukkan banyak kemunduran. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak para "birokrat" atau administrator masih menunjukkan sosok pribadi "majikan besar" dalam pelayanan publik, bukannya citra "pelayan yang profesional" mengakibatkan timbulnya berbagai keluhan dari masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Pegawai pelayanan publik, yang seharusnya bertindak sebagai penyedia jasa (service provider) dan fasilitator ternyata belum nampak di mata masyarakat sebagai penguna jasa layanan. Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan publik yang berkualitas dan profesional sering diabaikan mengakibatkan munculnya berbagai keluhan dari masyarakat terhadap kinerja pegawai pelayanan publik. Beberapa keluhan masyarakat yang dapat kita temu kenali dalam praktek pelayanan publik antara lain : 1. Layanan yang diberikan terkesan birokratis, tidak transparan, terlalu panjang dan terkesan berbelit-belit. Disisi lain pengambilan keputusan layanan terkadang juga sangat birokratis, terutama karena mekanisme
Uploads
Papers by rinaldo piris
Kata Kunci : Perubahan Lingkungan, Reposisi peran SDM, keunggulan bersaing.
Drafts by rinaldo piris
Kata Kunci : Perubahan Lingkungan, Reposisi peran SDM, keunggulan bersaing.