ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di T... more ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri 1 Kota Bukittinggi. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan benar akan berpengaruh positif terhadap kualitas lembaga PAUD. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Melalui penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa TK Negeri 1 Bukittinggi menerapkan manajemen ekstrakurikuler PAUD yang dilaksanakan melalui empat tahap berikut: (1) merencanakan analisis kebutuhan, jenis, latar belakang, tujuan, anggaran, materi, alat penilaian, jadwal, sarana dan prasarana, output, kriteria instruktur, (2) mengorganisasi pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab personil kegiatan ekstrakurikuler, (3) melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai perencanaan dan pengorganisasian, dan (4) mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya penerapanan manajemen ekstrakurikuler di TK Negeri 1 Bukittinggi juga ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini Pendahuluan Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara khusus mudah
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri... more Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri 1 Kota Bukittinggi. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan benar akan berpengaruh positif terhadap kualitas lembaga PAUD. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Melalui penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa TK Negeri 1 Bukittinggi menerapkan manajemen ekstrakurikuler PAUD yang dilaksanakan melalui empat tahap berikut: (1) merencanakan analisis kebutuhan, jenis, latar belakang, tujuan, anggaran, materi, alat penilaian, jadwal, sarana dan prasarana, output, kriteria instruktur, (2) mengorganisasi pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab personil kegiatan ekstrakurikuler, (3) melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai perencanaan dan pengorganisasian, dan (4) mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya penerapanan manajemen ekstrakurikuler di TK Negeri 1 Bukittinggi juga ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri... more Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri 1 Kota Bukittinggi. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan benar akan berpengaruh positif terhadap kualitas lembaga PAUD. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Melalui penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa TK Negeri 1 Bukittinggi menerapkan manajemen ekstrakurikuler PAUD yang dilaksanakan melalui empat tahap berikut: (1) merencanakan analisis kebutuhan, jenis, latar belakang, tujuan, anggaran, materi, alat penilaian, jadwal, sarana dan prasarana, output, kriteria instruktur, (2) mengorganisasi pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab personil kegiatan ekstrakurikuler, (3) melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai perencanaan dan pengorganisasian, dan (4) mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya penerapanan manajemen ekstrakurikuler di TK Negeri 1 Bukittinggi juga ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini
ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya m... more ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya masyarakat yang semakin cepat, maka tuntutan profesionalisme di dalam pelaksanaan tugas juga semakin tidak bisa dipungkiri. Bagi Pendidik / guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), profesionalisme utamanya dapat diukur dari sejauhmana kemampuan mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan. Empat kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru PAUD bermuara pada pengaktualisasian profesionalisme. Kata Kunci: Profesionalisme, kompetensi, A. Pendahuluan Tuntutan terhadap pemberian layanan yang berkualitas dalam perkembangan terakhir semakin deras menyentuh dunia pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas yakni siswa-siswa yang mampu mencapai prestasi yang tinggi hanya mungkin dapat diwujudkan bilamana semua unsur pelaksana pendidikan, terutama sekali guru-guru mampu melaksanakan fungsinya secara optimal. Perubahan pola pikir masyarakat memang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi serta realitas kehidupan sehari-hari yang sarat dengan persaingan untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan pada sisi yang lain. Pemberian layanan yang baik untuk mencapai hasil yang diharapkan dapat dilakukan bilamana didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan keahlian di dalam bidangnya. Kualitas dan keahlian merujuk pada profersionalisme. Itulah sebabnya maka tuntutan akan profesionalisme di dalam berbagai bidang saat ini menjadi sesuatu yang tidak lagi dapat ditunda, bahkan menjadi tuntutan untuk dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, tuntutan terhadap kemampuan memberikan layanan yang lebih profesional khususnya bagi pendidikan anak usia dini semakin memiliki arti penting.
ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya m... more ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya masyarakat yang semakin cepat, maka tuntutan profesionalisme di dalam pelaksanaan tugas juga semakin tidak bisa dipungkiri. Bagi Pendidik / guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), profesionalisme utamanya dapat diukur dari sejauhmana kemampuan mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan. Empat kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru PAUD bermuara pada pengaktualisasian profesionalisme. Kata Kunci: Profesionalisme, kompetensi, A. Pendahuluan Tuntutan terhadap pemberian layanan yang berkualitas dalam perkembangan terakhir semakin deras menyentuh dunia pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas yakni siswa-siswa yang mampu mencapai prestasi yang tinggi hanya mungkin dapat diwujudkan bilamana semua unsur pelaksana pendidikan, terutama sekali guru-guru mampu melaksanakan fungsinya secara optimal. Perubahan pola pikir masyarakat memang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi serta realitas kehidupan sehari-hari yang sarat dengan persaingan untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan pada sisi yang lain. Pemberian layanan yang baik untuk mencapai hasil yang diharapkan dapat dilakukan bilamana didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan keahlian di dalam bidangnya. Kualitas dan keahlian merujuk pada profersionalisme. Itulah sebabnya maka tuntutan akan profesionalisme di dalam berbagai bidang saat ini menjadi sesuatu yang tidak lagi dapat ditunda, bahkan menjadi tuntutan untuk dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, tuntutan terhadap kemampuan memberikan layanan yang lebih profesional khususnya bagi pendidikan anak usia dini semakin memiliki arti penting.
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di T... more ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri 1 Kota Bukittinggi. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan benar akan berpengaruh positif terhadap kualitas lembaga PAUD. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Melalui penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa TK Negeri 1 Bukittinggi menerapkan manajemen ekstrakurikuler PAUD yang dilaksanakan melalui empat tahap berikut: (1) merencanakan analisis kebutuhan, jenis, latar belakang, tujuan, anggaran, materi, alat penilaian, jadwal, sarana dan prasarana, output, kriteria instruktur, (2) mengorganisasi pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab personil kegiatan ekstrakurikuler, (3) melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai perencanaan dan pengorganisasian, dan (4) mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya penerapanan manajemen ekstrakurikuler di TK Negeri 1 Bukittinggi juga ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini Pendahuluan Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara khusus mudah
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri... more Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri 1 Kota Bukittinggi. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan benar akan berpengaruh positif terhadap kualitas lembaga PAUD. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Melalui penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa TK Negeri 1 Bukittinggi menerapkan manajemen ekstrakurikuler PAUD yang dilaksanakan melalui empat tahap berikut: (1) merencanakan analisis kebutuhan, jenis, latar belakang, tujuan, anggaran, materi, alat penilaian, jadwal, sarana dan prasarana, output, kriteria instruktur, (2) mengorganisasi pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab personil kegiatan ekstrakurikuler, (3) melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai perencanaan dan pengorganisasian, dan (4) mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya penerapanan manajemen ekstrakurikuler di TK Negeri 1 Bukittinggi juga ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri... more Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan Manajemen Ekstrakurikuler PAUD di TK Negeri 1 Kota Bukittinggi. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan benar akan berpengaruh positif terhadap kualitas lembaga PAUD. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, serta dokumentasi. Melalui penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa TK Negeri 1 Bukittinggi menerapkan manajemen ekstrakurikuler PAUD yang dilaksanakan melalui empat tahap berikut: (1) merencanakan analisis kebutuhan, jenis, latar belakang, tujuan, anggaran, materi, alat penilaian, jadwal, sarana dan prasarana, output, kriteria instruktur, (2) mengorganisasi pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab personil kegiatan ekstrakurikuler, (3) melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai perencanaan dan pengorganisasian, dan (4) mengevaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya penerapanan manajemen ekstrakurikuler di TK Negeri 1 Bukittinggi juga ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini
ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya m... more ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya masyarakat yang semakin cepat, maka tuntutan profesionalisme di dalam pelaksanaan tugas juga semakin tidak bisa dipungkiri. Bagi Pendidik / guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), profesionalisme utamanya dapat diukur dari sejauhmana kemampuan mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan. Empat kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru PAUD bermuara pada pengaktualisasian profesionalisme. Kata Kunci: Profesionalisme, kompetensi, A. Pendahuluan Tuntutan terhadap pemberian layanan yang berkualitas dalam perkembangan terakhir semakin deras menyentuh dunia pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas yakni siswa-siswa yang mampu mencapai prestasi yang tinggi hanya mungkin dapat diwujudkan bilamana semua unsur pelaksana pendidikan, terutama sekali guru-guru mampu melaksanakan fungsinya secara optimal. Perubahan pola pikir masyarakat memang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi serta realitas kehidupan sehari-hari yang sarat dengan persaingan untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan pada sisi yang lain. Pemberian layanan yang baik untuk mencapai hasil yang diharapkan dapat dilakukan bilamana didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan keahlian di dalam bidangnya. Kualitas dan keahlian merujuk pada profersionalisme. Itulah sebabnya maka tuntutan akan profesionalisme di dalam berbagai bidang saat ini menjadi sesuatu yang tidak lagi dapat ditunda, bahkan menjadi tuntutan untuk dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, tuntutan terhadap kemampuan memberikan layanan yang lebih profesional khususnya bagi pendidikan anak usia dini semakin memiliki arti penting.
ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya m... more ABSTRAK Di tengah perkembangan pengetahuan dan teknologi serta dinamika perubahan sosial-budaya masyarakat yang semakin cepat, maka tuntutan profesionalisme di dalam pelaksanaan tugas juga semakin tidak bisa dipungkiri. Bagi Pendidik / guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), profesionalisme utamanya dapat diukur dari sejauhmana kemampuan mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan. Empat kompetensi inti guru yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru PAUD bermuara pada pengaktualisasian profesionalisme. Kata Kunci: Profesionalisme, kompetensi, A. Pendahuluan Tuntutan terhadap pemberian layanan yang berkualitas dalam perkembangan terakhir semakin deras menyentuh dunia pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas yakni siswa-siswa yang mampu mencapai prestasi yang tinggi hanya mungkin dapat diwujudkan bilamana semua unsur pelaksana pendidikan, terutama sekali guru-guru mampu melaksanakan fungsinya secara optimal. Perubahan pola pikir masyarakat memang tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi serta realitas kehidupan sehari-hari yang sarat dengan persaingan untuk memperoleh sesuatu yang diharapkan pada sisi yang lain. Pemberian layanan yang baik untuk mencapai hasil yang diharapkan dapat dilakukan bilamana didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan keahlian di dalam bidangnya. Kualitas dan keahlian merujuk pada profersionalisme. Itulah sebabnya maka tuntutan akan profesionalisme di dalam berbagai bidang saat ini menjadi sesuatu yang tidak lagi dapat ditunda, bahkan menjadi tuntutan untuk dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, tuntutan terhadap kemampuan memberikan layanan yang lebih profesional khususnya bagi pendidikan anak usia dini semakin memiliki arti penting.
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hamba... more ABSTRAK Anak berkebutuhan Khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi. Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama anak-anak regular yang kita sebut sekolah inklusif. Sekolah inklusif semakin banyak ditemukan dibeberapa daerah di Indonesia, dari mulai tingkatan SMA, SMP, SD, juga PAUD. Untuk memaksimalkan pelayanan terhadap ABK maka diperlukan sebuah kurikulum. Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama antara pemerintah, pengelola dan pendidik PAUD,serta orang tua dan masyarakat. Lembaga PAUD inklusif hendaknya mampu diadaptasikan sejalan dengan kemampuan dan hambatan ABK. Adaptasi kurikulum yang didalamnya ada materi ajar, sarana dan prasarana, cara dan lain-lain akan membantu ABK dalam menerima pembelajaran. Bagi ABK di sekolah inklusif seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK. Pengembangan Kurikulum khusus yang seharusnya ada di sekolah-sekolah inklusif dimaksud sampai sekarang belum ada. Maka sebaiknya sekolah dan guru di sekolah inklusif khususnya di jenjang PAUD memulai melakukan penyesuaian-penyesuaian kurikulum dengan mendiskusikannya dengan guru-guru pendidikan khusus yang mendampingi sekolah yang bersangkutan. ABSTRACT Children with Special Needs are those who experience obstacles in themselves. The obstacles they have vary greatly. The development of an understanding of education, brings them to be able to enjoy education in regular schools, namely being with regular
Uploads
Papers by ridha wahyuni
Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini
Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini
Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini
Kata kunci : Penerapan Manajemen Ekstrakurikuler, Pendidikan Anak Usia Dini