Papers by Neneng Tia Ati Yanti

Kajian Linguistik dan Sastra, 2021
This research describes the pragmatic meaning of verbal and nonverbal language of Sundanese peopl... more This research describes the pragmatic meaning of verbal and nonverbal language of Sundanese people in Sindangkasih District, Ciamis Regency, West Java. This research is a qualitative research using ethnopragmatics. That is, verbal and nonverbal politeness of Sundanese people can be done through speech acts that use kinesthetic nonverbal language (facial, gestural, and postural). The data source of this research is routine activities carried out by Sundanese people in Sindangkasih Subdistrict. The data in this study are verbal and nonverbal languages that contain politeness. The technique of collecting data in this study was to adapt the ethnographic method and use the method of listening. The data analysis technique of this study uses a flow model consisting of data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification. The results showed that the pragmatic meaning of verbal and nonverbal politeness of Sundanese people was manifested through kinesthetic nonverbal language, namely nonverbal facial language (facial expressions / facial expressions); gestural (eye movements, head movements, and hand movements); and postural (movements of all limbs, such as bowing, standing upright, leftward, and rightward).

Budaya baca level akademik mahasiswa merupakan kebiasaan mahasiswa yang sudah mengakar untuk mema... more Budaya baca level akademik mahasiswa merupakan kebiasaan mahasiswa yang sudah mengakar untuk memahami semua jenis membaca. Jenis-jenis membaca level akademik ialah membaca pemahaman, membaca interpretatif, membaca kritis, membaca kreatif, dan membaca reflektif. Penelitian ini menggunakan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca level akademik mahasiswa, sedangkan instrumen nontes berupa tiga angket analisis kebutuhan, yaitu angket budaya baca, angket analisis kebutuhan, dan angket strategi PQ4R. Jadi, hasil tes dan ketiga angket analisis kebutuhan tersebut sebagai data dalam penelitian ini. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rendahnya kondisi budaya baca mahasiswa tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata tes diperoleh sebesar 50,8 dan berkategori cukup. Strategi PQ4R merupakan salah satu cara untuk meningkatkan budaya baca level akademik mahasiswa melalui pemahaman konsep isi teks secara menyeluruh. Berdasarkan data hasil analisis kebutuhan, hasil perhitungan yang diperoleh peneliti adalah sebesar 74,7% menunjukkan mahasiswa tersebut membutuhkan strategi PQ4R untuk mengembangkan budaya baca level akademik. Berdasakan hasil tersebut, peneliti bermaksud mengembangkan budaya baca level akademik mahasiswa melalui strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review (PQ4R) yang tercantum dalam buku ajar. Dengan adanya buku ajar diharapkan dapat mengembangkan budaya baca level akademik mahasiswa

Linguistik Indonesia, 2019
Tidak semua gerakan nonverbal dapat disebut bahasa nonverbal. Gerakan yang disebut bahasa nonverb... more Tidak semua gerakan nonverbal dapat disebut bahasa nonverbal. Gerakan yang disebut bahasa nonverbal adalah gerakan yang digunakan untuk mengungkapkan makna pragmatik penutur. Bahasa nonverbal dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa nonverbal dinamis dan bahasa nonverbal statis. Bahasa nonverbal dinamis adalah gerakan tubuh beserta bagian-bagiannya atau anggota tubuh lain yang digunakan untuk mengungkapkan makna pragmatik penutur. Bahasa nonverbal statis adalah bahasa nonverbal yang tidak digerakkan untuk mengungkapkan makna pragmatik penutur tetapi dapat dipersepsi oleh mitra tutur sebagai bagian dari bahasa nonverbal. Artikel ini mengkaji wujud dan makna pragmatik bahasa nonverbal menggunakan pendekatan etnopragmatik. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan nara sumber, dan observasi pengalaman hidup sehari-hari sebagai bagian dari warga masyarakat Indonesia. Data yang ditemukan kemudian dideskripsikan berdasarkan wujud dan makna pragmatik pemakaian bahasa nonverbal dalam komunikasi....
Bahasa sebagai alat komunikasi sosial bagi manusia untuk berinteraksi dalam lingkungannya. Sejak ... more Bahasa sebagai alat komunikasi sosial bagi manusia untuk berinteraksi dalam lingkungannya. Sejak lahir bahasa sudah melekat pada diri manusia dan sejak lahir manusia telah dibekali alat pemerolehan bahasa yaitu berupa LAD (Language Acquisition Device) agar anak mampu berbahasa. Berbahasa berarti melakukan komunikasi, baik secara lisan maupun verbal. Gangguan komunikasi ini dialami oleh anak berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah gangguan fungsi pendengaran yang mampu menghambat proses belajar bahasa anak. Hal ini dialami oleh anak-anak tunarungu. Bahasa utama yang digunakan anak tunarungu adalah bahasa isyarat atau lebih dikenal dengan bahasa verbal. Artikel ini akan mengkaji proses belajar bahasa anak tunarungu sebagai kajian psikolinguistik.
Secara etimologi kata fonologi berasal dari kata fon yang berarti “bunyi”, dan logi berarti “ilmu... more Secara etimologi kata fonologi berasal dari kata fon yang berarti “bunyi”, dan logi berarti “ilmu”. Fonologi diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas, membicarkan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.
Thesis Chapters by Neneng Tia Ati Yanti

Penelitian ini mendeskripsikan wujud, fungsi, dan makna pragmatik pemakaian bahasa verbal dan non... more Penelitian ini mendeskripsikan wujud, fungsi, dan makna pragmatik pemakaian bahasa verbal dan nonverbal sebagai manifestasi kesantunan berbahasa masyarakat Sunda di Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kesantunan termanifestasi melalui tindak tutur yang disertai bahasa nonverbal kinestetik. Bahasa nonverbal kinestetik tersebut diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu bahasa nonverbal fasial, gestural, dan postural.
Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnopragmatik. Artinya, penelitian ini mendeskripsikan manifestasi kesantunan berbahasa masyarakat Sunda melalui pemakaian bahasa verbal dan nonverbal berdasarkan konteks yaitu siapa penutur dan mitra tuturnya, tempat tuturan berlangsung, waktu, situasi/suasana, dan budaya kesantunan masyarakat Sunda. Sumber data substantif yaitu bahasa verbal dan bahasa nonverbal yang mengandung kesantunan. Sumber data tersebut ditranskripsi menjadi teks dari hasil rekaman video dan hasil catatan saat pengumpulan data. Sumber data lokasional penelitian ini, yaitu kegiatan rutin pada sembilan desa di Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengadaptasi metode etnografi serta menggunakan metode simak. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan flow model yang terdiri dari reduksi data, penyajian (display) data, penggambaran kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) wujud kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda yaitu tindak tutur yang disetai bahasa nonverbal kinestetik berupa raut/ekspresi wajah menunjukkan pesan fasial, tindak tutur yang diseratai gerakan sebagian anggota badan yaitu mata dan gerakan tangan yang menunjukkan pesan gestural serta gerakan sebagian anggota badan yaitu mata dan gerakan tangan yang menunjukkan kesantunan melalui bahasa nonverbal gestural; serta tindak tutur yang disertai gerakan seluruh anggota badan yang menunjukkan kesantunan melalui bahasa nonverbal postural; (2) fungsi kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda yaitu (a) komplemen (pelengkap) bahasa verbal; (b) aksentuasi (penekan) bahasa verbal; (c) regulasi (mengatur) bahasa verbal; dan (d) repetisi (mengulang) bahasa verbal; serta (3) makna pragmatik kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda dapat ditunjukkan dengan maksud menyampaikan permohonan atau harapan, maksud menyampaikan informasi, maksud menyampaikan perintah, dan maksud menyampaikan permohonan maaf.
Kata Kunci: Bahasa verbal, bahasa nonverbal, dan kesantunan.
Uploads
Papers by Neneng Tia Ati Yanti
Thesis Chapters by Neneng Tia Ati Yanti
Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnopragmatik. Artinya, penelitian ini mendeskripsikan manifestasi kesantunan berbahasa masyarakat Sunda melalui pemakaian bahasa verbal dan nonverbal berdasarkan konteks yaitu siapa penutur dan mitra tuturnya, tempat tuturan berlangsung, waktu, situasi/suasana, dan budaya kesantunan masyarakat Sunda. Sumber data substantif yaitu bahasa verbal dan bahasa nonverbal yang mengandung kesantunan. Sumber data tersebut ditranskripsi menjadi teks dari hasil rekaman video dan hasil catatan saat pengumpulan data. Sumber data lokasional penelitian ini, yaitu kegiatan rutin pada sembilan desa di Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengadaptasi metode etnografi serta menggunakan metode simak. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan flow model yang terdiri dari reduksi data, penyajian (display) data, penggambaran kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) wujud kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda yaitu tindak tutur yang disetai bahasa nonverbal kinestetik berupa raut/ekspresi wajah menunjukkan pesan fasial, tindak tutur yang diseratai gerakan sebagian anggota badan yaitu mata dan gerakan tangan yang menunjukkan pesan gestural serta gerakan sebagian anggota badan yaitu mata dan gerakan tangan yang menunjukkan kesantunan melalui bahasa nonverbal gestural; serta tindak tutur yang disertai gerakan seluruh anggota badan yang menunjukkan kesantunan melalui bahasa nonverbal postural; (2) fungsi kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda yaitu (a) komplemen (pelengkap) bahasa verbal; (b) aksentuasi (penekan) bahasa verbal; (c) regulasi (mengatur) bahasa verbal; dan (d) repetisi (mengulang) bahasa verbal; serta (3) makna pragmatik kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda dapat ditunjukkan dengan maksud menyampaikan permohonan atau harapan, maksud menyampaikan informasi, maksud menyampaikan perintah, dan maksud menyampaikan permohonan maaf.
Kata Kunci: Bahasa verbal, bahasa nonverbal, dan kesantunan.
Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnopragmatik. Artinya, penelitian ini mendeskripsikan manifestasi kesantunan berbahasa masyarakat Sunda melalui pemakaian bahasa verbal dan nonverbal berdasarkan konteks yaitu siapa penutur dan mitra tuturnya, tempat tuturan berlangsung, waktu, situasi/suasana, dan budaya kesantunan masyarakat Sunda. Sumber data substantif yaitu bahasa verbal dan bahasa nonverbal yang mengandung kesantunan. Sumber data tersebut ditranskripsi menjadi teks dari hasil rekaman video dan hasil catatan saat pengumpulan data. Sumber data lokasional penelitian ini, yaitu kegiatan rutin pada sembilan desa di Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengadaptasi metode etnografi serta menggunakan metode simak. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan flow model yang terdiri dari reduksi data, penyajian (display) data, penggambaran kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) wujud kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda yaitu tindak tutur yang disetai bahasa nonverbal kinestetik berupa raut/ekspresi wajah menunjukkan pesan fasial, tindak tutur yang diseratai gerakan sebagian anggota badan yaitu mata dan gerakan tangan yang menunjukkan pesan gestural serta gerakan sebagian anggota badan yaitu mata dan gerakan tangan yang menunjukkan kesantunan melalui bahasa nonverbal gestural; serta tindak tutur yang disertai gerakan seluruh anggota badan yang menunjukkan kesantunan melalui bahasa nonverbal postural; (2) fungsi kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda yaitu (a) komplemen (pelengkap) bahasa verbal; (b) aksentuasi (penekan) bahasa verbal; (c) regulasi (mengatur) bahasa verbal; dan (d) repetisi (mengulang) bahasa verbal; serta (3) makna pragmatik kesantunan bahasa verbal dan nonverbal masyarakat Sunda dapat ditunjukkan dengan maksud menyampaikan permohonan atau harapan, maksud menyampaikan informasi, maksud menyampaikan perintah, dan maksud menyampaikan permohonan maaf.
Kata Kunci: Bahasa verbal, bahasa nonverbal, dan kesantunan.