Abstrak
Tempe merupakan produk olahan dari hasil fermentasi kacang kedelai maupun dari bahan lain... more Abstrak Tempe merupakan produk olahan dari hasil fermentasi kacang kedelai maupun dari bahan lain dengan memanfaatkan mikroba jenis Rhizopus sp. mekanisme pembentukan tempe diawali dengan pembentukan spra oleh Rhizopus oligosporus yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan miselia yang akan menembus jaringan biji kedelai sehingga terbentuk miselium yang merupakan salah satu penentu baik tidaknya suatu tempe. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan tempe diantaranya adalah oksigen, suhu, jenis laru dan nilai pH. Prosedur pembuatan tempe diawali dengan dilakukannya penyortiran dengan meletakkan kedelai diatas tampah. Kemudian biji kedelai dicuci, setelah itu dilakukan perebusan selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang. Selanjutnya dilakukan perendaman selama 24 jam setelah itu dilakukan pengulitan dilanjutkn dengan peragian. Setelah itu di kemas dengan kain plastik ataupun dengan daun pisang Lalu ditusuk-tusuk dengan lidi/jarum lalu kemudian disimpan agar terjadi proses fermentasi. Hasil pembuatan tempe yang diperoleh pada praktikum ini gagal, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya bau busuk serta tidak terbentuk miselia pada kedelai sehingga biji kedelai tidak kompak. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa, tahap pembuatan tempe diawali dengan sortasi dan pencucian, kemudian dilanjutkan perendaman dan perebusan, penirisan lalu pengulitan. Setelah itu dilakukan peragian dan terakhir pengemasan untuk di inkubasi. Mekanisme pembentukan tempe dimulai pada pembentukan spora oleh kapang Rhizopus oligosporus kemudian dilanjutkan dengan terjadi fermentasi, sehingga terbentuk miselia yang menembus dinding jaringan biji kedelai, dan terbentuklah tempe. Penggunaan inokulum tempe menjadi penentu keberhasilan pembuatan tempe. Lama penyimpanan inokulum tempe juga mempengaruhi hasil tempe yang akan diperoleh, yakni penyimpanan yang lama akan menurunkan aktivitas inokulum sehingga besar kemungkinan kegagalan dalam pembuatan tempe. Kata kunci : Inokulum, Mikroba, Tempe.
Abstrak
Tempe merupakan produk olahan dari hasil fermentasi kacang kedelai maupun dari bahan lain... more Abstrak Tempe merupakan produk olahan dari hasil fermentasi kacang kedelai maupun dari bahan lain dengan memanfaatkan mikroba jenis Rhizopus sp. mekanisme pembentukan tempe diawali dengan pembentukan spra oleh Rhizopus oligosporus yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan miselia yang akan menembus jaringan biji kedelai sehingga terbentuk miselium yang merupakan salah satu penentu baik tidaknya suatu tempe. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan tempe diantaranya adalah oksigen, suhu, jenis laru dan nilai pH. Prosedur pembuatan tempe diawali dengan dilakukannya penyortiran dengan meletakkan kedelai diatas tampah. Kemudian biji kedelai dicuci, setelah itu dilakukan perebusan selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang. Selanjutnya dilakukan perendaman selama 24 jam setelah itu dilakukan pengulitan dilanjutkn dengan peragian. Setelah itu di kemas dengan kain plastik ataupun dengan daun pisang Lalu ditusuk-tusuk dengan lidi/jarum lalu kemudian disimpan agar terjadi proses fermentasi. Hasil pembuatan tempe yang diperoleh pada praktikum ini gagal, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya bau busuk serta tidak terbentuk miselia pada kedelai sehingga biji kedelai tidak kompak. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa, tahap pembuatan tempe diawali dengan sortasi dan pencucian, kemudian dilanjutkan perendaman dan perebusan, penirisan lalu pengulitan. Setelah itu dilakukan peragian dan terakhir pengemasan untuk di inkubasi. Mekanisme pembentukan tempe dimulai pada pembentukan spora oleh kapang Rhizopus oligosporus kemudian dilanjutkan dengan terjadi fermentasi, sehingga terbentuk miselia yang menembus dinding jaringan biji kedelai, dan terbentuklah tempe. Penggunaan inokulum tempe menjadi penentu keberhasilan pembuatan tempe. Lama penyimpanan inokulum tempe juga mempengaruhi hasil tempe yang akan diperoleh, yakni penyimpanan yang lama akan menurunkan aktivitas inokulum sehingga besar kemungkinan kegagalan dalam pembuatan tempe. Kata kunci : Inokulum, Mikroba, Tempe.
Uploads
Papers by irwan S. TP
Tempe merupakan produk olahan dari hasil fermentasi kacang kedelai maupun dari bahan lain dengan memanfaatkan mikroba jenis Rhizopus sp. mekanisme pembentukan tempe diawali dengan pembentukan spra oleh Rhizopus oligosporus yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan miselia yang akan menembus jaringan biji kedelai sehingga terbentuk miselium yang merupakan salah satu penentu baik tidaknya suatu tempe. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan tempe diantaranya adalah oksigen, suhu, jenis laru dan nilai pH. Prosedur pembuatan tempe diawali dengan dilakukannya penyortiran dengan meletakkan kedelai diatas tampah. Kemudian biji kedelai dicuci, setelah itu dilakukan perebusan selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang. Selanjutnya dilakukan perendaman selama 24 jam setelah itu dilakukan pengulitan dilanjutkn dengan peragian. Setelah itu di kemas dengan kain plastik ataupun dengan daun pisang Lalu ditusuk-tusuk dengan lidi/jarum lalu kemudian disimpan agar terjadi proses fermentasi. Hasil pembuatan tempe yang diperoleh pada praktikum ini gagal, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya bau busuk serta tidak terbentuk miselia pada kedelai sehingga biji kedelai tidak kompak. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa, tahap pembuatan tempe diawali dengan sortasi dan pencucian, kemudian dilanjutkan perendaman dan perebusan, penirisan lalu pengulitan. Setelah itu dilakukan peragian dan terakhir pengemasan untuk di inkubasi. Mekanisme pembentukan tempe dimulai pada pembentukan spora oleh kapang Rhizopus oligosporus kemudian dilanjutkan dengan terjadi fermentasi, sehingga terbentuk miselia yang menembus dinding jaringan biji kedelai, dan terbentuklah tempe. Penggunaan inokulum tempe menjadi penentu keberhasilan pembuatan tempe. Lama penyimpanan inokulum tempe juga mempengaruhi hasil tempe yang akan diperoleh, yakni penyimpanan yang lama akan menurunkan aktivitas inokulum sehingga besar kemungkinan kegagalan dalam pembuatan tempe.
Kata kunci : Inokulum, Mikroba, Tempe.
Tempe merupakan produk olahan dari hasil fermentasi kacang kedelai maupun dari bahan lain dengan memanfaatkan mikroba jenis Rhizopus sp. mekanisme pembentukan tempe diawali dengan pembentukan spra oleh Rhizopus oligosporus yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan miselia yang akan menembus jaringan biji kedelai sehingga terbentuk miselium yang merupakan salah satu penentu baik tidaknya suatu tempe. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan tempe diantaranya adalah oksigen, suhu, jenis laru dan nilai pH. Prosedur pembuatan tempe diawali dengan dilakukannya penyortiran dengan meletakkan kedelai diatas tampah. Kemudian biji kedelai dicuci, setelah itu dilakukan perebusan selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang. Selanjutnya dilakukan perendaman selama 24 jam setelah itu dilakukan pengulitan dilanjutkn dengan peragian. Setelah itu di kemas dengan kain plastik ataupun dengan daun pisang Lalu ditusuk-tusuk dengan lidi/jarum lalu kemudian disimpan agar terjadi proses fermentasi. Hasil pembuatan tempe yang diperoleh pada praktikum ini gagal, hal tersebut dibuktikan dengan munculnya bau busuk serta tidak terbentuk miselia pada kedelai sehingga biji kedelai tidak kompak. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa, tahap pembuatan tempe diawali dengan sortasi dan pencucian, kemudian dilanjutkan perendaman dan perebusan, penirisan lalu pengulitan. Setelah itu dilakukan peragian dan terakhir pengemasan untuk di inkubasi. Mekanisme pembentukan tempe dimulai pada pembentukan spora oleh kapang Rhizopus oligosporus kemudian dilanjutkan dengan terjadi fermentasi, sehingga terbentuk miselia yang menembus dinding jaringan biji kedelai, dan terbentuklah tempe. Penggunaan inokulum tempe menjadi penentu keberhasilan pembuatan tempe. Lama penyimpanan inokulum tempe juga mempengaruhi hasil tempe yang akan diperoleh, yakni penyimpanan yang lama akan menurunkan aktivitas inokulum sehingga besar kemungkinan kegagalan dalam pembuatan tempe.
Kata kunci : Inokulum, Mikroba, Tempe.