Papers by gunaryo sudarmanto

Jurnal Misioner
Covid-19 Pandemic has created many personal problems among Christians. Christian Counsellor has n... more Covid-19 Pandemic has created many personal problems among Christians. Christian Counsellor has not able to cover it through onsite and online ministry. Believers have to face their problem by themselves. So that they need to have ability to treat themselves by Self Spiritual Therapy. The purpose of this research is to design theological foundations in relationship with counselling pastoral principles and ESQ. To reach the aim, this research uses Qualitative approach with inductive mind and Phenomenological paradigm. The method that be used is ‘exegetic biblical theology-systematic theology’ through literature study, observation and questionnaire. The result shows that believers have ESQ that supported by Anthropological, Theological, Christological, Pneumathological, Ecclesiological, Biblical dan Eschatological approaches. Man is the image and likeness of God who have spirit, so that they able to make relationship with God. Because of sin the ability has destroyed. Christ restores ...
The 1st Virtual Conference on Social Science in Law, Political Issue and Economic Development, 2021

International Journal of Instruction, 2020
The research aimed to investigate the influence of religiosity on organizational citizenship beha... more The research aimed to investigate the influence of religiosity on organizational citizenship behaviour (OCB) with gender, age and working period as moderation variables. This research is a quantitative study using simple linear regression analysis techniques and interaction tests or often called Moderated Regression Analysis (MRA). Respondents in this study were lecturers and educational personnel of Institut Injil Indonesia with a total of 78 people, and the sample of 57 people, consisted of 21 lecturers and 37 education personnel. The sampling techniques used in this study were purposive sampling. Data from this study were collected using two scales, including the scale of organizational citizenship behaviour (OCB) of Podsakoff. Religiosity scale developed from the Bible, specifically from Philippians 1:9-11. The results showed: (1). There is a positive and significant effect of religiosity on organizational citizenship behaviour; (2). The Variables (gender), (age), and (working period) did not moderate the effect of religiosity on organizational citizenship behaviour.
This material presented in VCOSPILED 2020

International Journal of Information Dissemination and Technology, 2020
This study explores to know the authorship pattern and collaborative research in Leukemia using a... more This study explores to know the authorship pattern and collaborative research in Leukemia using a scientometric technique. Web of Science citation database was used to essence the bibliographic data for the period of 2009 to 2018. The study also examines the different aspects like; year-wise distribution of authorship, collaborative index, collaboration co-efficiency, degree of collaboration, relative growth rate, etc. It is observed from the analysis that the majority of the articles are published in the year 2012 by a single author. The average collaborative index 3.56 has been estimated from 2009 to 2018. The maximum degree of collaboration is in the year 2018 and the lowest average degree of collaboration in the year 2009. The study also revealed that the average collaboration co-efficient is 0.68, highest research articles are contributed by more than ten authors, relative growth rate decline from the rate of 0.72 to 0.12 and doubling time for all years are steadily increasing from 0.96 to 5.62 from 2009 to 2018.

Gereja merupakan fenomena yang unik dan menarik sepanjang zaman. Allah melahirkan gereja-Nya di t... more Gereja merupakan fenomena yang unik dan menarik sepanjang zaman. Allah melahirkan gereja-Nya di tengah dunia untuk menjadi ’agen’ misi Allah bagi keselamatan manusia berdosa. Sejak kehadirannya pada hari Pentakosta (Kis 2), gereja terus mengalami pertumbuhan secara kuantitatif, kualitatif dan geografis. Pertumbuhan gereja mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria hingga mencapai seluruh dunia (Kis 1:8). Dari 12 orang murid hingga lebih dari 2,1 milyar saat ini. Sungguh suatu pertumbuhan yang spektakuler.Gereja adalah orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam kerajaan Anak-Nya yang kekasih (Kol 1:13), dan diutus kembali ke dalam dunia yang gelap untuk memancarkan terang Allah. Karena itu, hakikat gereja bersifat ilahi dan insani. Paradoks inilah yang menyebabkan gereja berada dalam krisis yang harus terus menerus menjawab tantangan dalam hubungannya dengan dunia. Sepanjang sejarah gereja menunjukkan bahwa gereja telah mengambil sikap yang beragam terhadap tantangan d...

Dalam masa penantian kedatangan Kristus yang kedua kali ini, orang percaya mengemban tugas pentin... more Dalam masa penantian kedatangan Kristus yang kedua kali ini, orang percaya mengemban tugas penting diamanatkan-Nya sebelum kenaikan-Nya ke sorga yaitu "menjadikan segala bangsa (panta ta etne) menjadi murid-Nya" (Mat 28:19-20). Dipertegas lagi dengan kehadiran Roh Kudus yang memberi kuasa (dunamos) untuk menjadi saksi-Nya di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Sejak itu pengikut Kristus terus memberitakan Injil-Nya ke seantero penjuru dunia. Kini orang percaya Kristus mencapai 2,2 milyar (32%) dari penduduk dunia. Itu berarti masih ada 68% yang menantikan kabar baik-Nya. Tugas misi belum tuntas. Sepanjang sejarah gereja, orang Kristen tidak pernah absen melaksanakan tugas Misi, meskipun mengalami fluktuasi dalam praktiknya. Gereja telah menunjukkan beragam sikap dalam hubungannya dengan orang lain, yaitu sikap antagonistik, akomodatif, dualistis, dominatif dan transformatif. Sikap-sikap tersebut bersesuaian dengan tuntutan paradigma zamannya. Seminar ini memikirkan dan mendiskusikan pendekatan Misi yang bersikap 'persuasif' dan 'transformatif'. Mengapa harus bersikap 'persuasif dan transformatif'? Apa dasar alkitabiahnya? Bagaimana sikap 'persuasif dan transformatif' tersebut diwujudkan dalam Misi Kristen masa kini. Untuk itu seminar ini memaparkan: pertama, mengaktualisasi realitas konteks masyarakat masa kini. Kedua, menggali prinsip-prinsip dasar Alkitabiah apa perlu digunakan sebagai dasar bersikap. Ketiga, menetapkan karakteristik Misi yang 'persuasif dan transformatif'. Dengan demikian diharapkan terbangun pemahaman tentang konteks secara faktual, tergali landasan tekstual dan teraktualisasi karakteristik PI yang santun. Masyarakat Global. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukan saja telah meningkatkan kualitas hidup manusia, namun juga menghantarkannya ke era Globalisasi. John Naisbitt menyebut dunia yang mengglobal ini sebagai Global Village (dusun besar), di mana manusia hidup di dalamnya dengan gaya hidup global. 1 Akibatnya manusia terkondisi dalam inter dependensi satu dengan yang lain. Tidak ada lagi satu masyarakat pun yang dapat hidup dalam isolasi relatif selain harus lebur dalam realitas global. Negara manapun yang tidak sedia terlibat dalam proses globalisasi akan tertinggal, terkucilkan, miskin dan kehilangan kesempatan menjadi besar. Arus globalisasi telah merasuk ke seluruh sektor hidup manusia seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Anthony Giddens memilah globalisasi dalam

Analisa: Journal of Social Science and Religion, 2020
This research aims to create a harmonious relationship among different religions in Indonesia. Th... more This research aims to create a harmonious relationship among different religions in Indonesia. This aim is reached through reconstructing a multicultural theology based on biblical understanding. The multicultural theology is a biblical principle that be constructed in balancing between Old Testament and New Testament, between general revelation and special revelation. By exposing the general revelation based on theocentric dimension, we found general principles about how to make a good relationship among people in their differences, according to God’s perspective. At the same time, multicultural theology also exposes particular revelation principles centered upon the Christocentric dimension. This research is a qualitative study with a library approach. Data is analyzed by interpretation, critical thinking, and truth and healthy consideration based on the primary source. We found a Christian value to be a foundation to make the relationship in harmony with other people. For this p...
International Journal of Instruction

Pendahuluan Eksistensi hidup dan pelanyanan hamba Tuhan masa kini menghadapi tantangan pluralitas... more Pendahuluan Eksistensi hidup dan pelanyanan hamba Tuhan masa kini menghadapi tantangan pluralitas, yaitu fakta adanya perbedaan suku, bangsa, warna kulit dan bahasa. Keragaman itu menjadi kekayaan sekaligus potensi konflik dalam komunitas. Secara internal, telah cukup lama gereja-gereja mengisolasi diri dalam komunitaskomunitas eksklusif dari suku, bangsa, bahasa dan daerahnya masing-masing. Namun dengan semakin mengglobalnya masyarakat dunia, maka tidak dapat dihindari terjadinya percampuran suku dan bangsa dalam gereja. Sebagai contoh, di GKJ Rawamangun tidak hanya orang Jawa yang menjadi jemaat, melainkan juga orang Batak, Timor, Minahasa, dll. Di GKP Majalengka ada pendeta berdarah Minahasa di tengah jemaat yang mayoritas dari suku Batak. 1 Amanat Agung Tuhan Yesus sudah menegaskan bahwa semua orang Kristen bertanggung jawab untuk menjadikan semua suku (bangsa) murid-Nya (Mat 28:19-20). Dalam konteks pluralitas ini, hamba Tuhan dituntut memiliki kemampuan mengidentifikasi aspek-aspek perbedaan yang ada sebagaimana dikemukakan oleh Hesselgrave,"Effectiveness in Christian crosscultural counseling and helping, as in all cross-cultural counseling, depend upon the ability to correctly identify and interpret universal, group-specific, and idiosyncratic factor which both counselor and counselees bring to the counseling situation". 2 Keragaman harus dikelola dengan baik agar tercipta kehidupan harmonis dan kondusif bagi pertumbuhan iman yang sehat. Secara eksternal, gereja sebagai bagian integral masyarakat dunia juga tidak dapat menghindar dari fakta pluralitas global. Fenomena ini juga telah menjadi salah satu krisis global. Konflik antar suku, bangsa dan agama telah mengganas yang mengorbankan banyak jiwa. Bagaimana para hamba Tuhan atau pemimpin gereja menyikapi fenomena pluralitas di dalam maupun di luar gereja tersebut? Tema ini menantang kita untuk mendeskripsikan problematika pluralitas dan mengusulkan sebuah sikap Alkitabiah yang menjadi dasar bagi para hamba Tuhan, dan jemaat pada umumnya, dalam menyikapi realitas pluralitas secara kontekstual tanpa mengorbankan kekhasan iman Kristen.

Tema di atas mengajak berpikir tentang 'personalitas' dan 'tanggung jawab' hamba Tuhan. Personali... more Tema di atas mengajak berpikir tentang 'personalitas' dan 'tanggung jawab' hamba Tuhan. Personalitas berbicara mengenai 'karakteristik' yang seharusnya ada di dalam diri setiap hamba Tuhan. Sedangkan 'Tanggung jawab' yang dimaksudkan adalah 'misi' sebagai upaya memberitakan kabar baik. Keduanya berhubungan langsung. Karakterisktik hamba yang baik akan berpengaruh secara signifikan terhadap pemberitaan 'kabar baik'. Berturut-turut akan dipaparkan karakteristik seorang yang 'berhati hamba' dan 'berjiwa misioner' yaitu menjadi terang bagi kegelapan dunia melalui 'perbuatan baik'. Kemudian akan dibahas 'perbuatan baik' seperti apakah yang berdaya guna bagi konteks misi masa kini. A. Kelemahlembutan Karakter hamba yang ditekankan dalam Matius 11:28-30 adalah 'kelemahlembutan'. Ketika seseorang mengalami 'kelahiran baru' yaitu menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, ia juga menerima Roh Kudus dalam dirinya. Kemudian Roh Kudus melengkapinya dengan dua hal penting, yaitu: 'karunia Roh' dan 'buah Roh'. Karunia Roh diberikan sebagai 'alat' untuk melayani dan membangun tubuh Kristus. Buah Roh diberikan untuk menunjukkan karakter Kristen dalam kehidupan orang percaya. Keduanya perlu dikembangkan secara seimbang dalam hidup orang percaya. Buah Roh merupakan sifat-sifat yang baik dan seturut dengan kehendak Allah (Gal. 5:23). Salah satu dari buah Roh adalah 'Kelemahlembutan'. Kelemahlembutan menjadi salah satu karakter Kristen yang penting. Namun sifat lemah lembut ini sering disalahpahami. Sebagian menganggapnya sebagai sikap yang lemah, 'klemak klemek', malu-malu, takut-takut, dan tidak tegas. Kelemahlembutan justru menunjukkan

Siklus kehidupan manusia, sejatinya, hanya memperlihatkan dua pola, yaitu: 'penyatuan' (unity) da... more Siklus kehidupan manusia, sejatinya, hanya memperlihatkan dua pola, yaitu: 'penyatuan' (unity) dan 'pemisahan' (diversity). Memasuki abad ke-21 atau milenium ke-3, dunia (dengan segala diversitasnya) sedang didorong memasuki tuntutan arus 'globalisasi' yang berupaya menyatukan seluruh sistem dunia. Penduduk dunia mendiami 'global village' (dusun besar) dengan gaya hidup global. 1 Setiap orang terkondisi dalam interdependesi satu dengan yang lain. Tak satu masyarakat pun yang dapat hidup dalam 'isolasi relatif' selain harus lebur dalam realitas global. Negara mana pun yang tidak sedia terlibat dalam proses globalisasi akan tertinggal, terkucilkan, miskin dan kehilangan kesempatan menjadi besar. 2 Arus globalisasi telah merasuk ke seluruh sektor hidup manusia seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Setidaknya globalisasi dapat dilihat dalam empat dimensi yang saling terkait satu dengan yang lain, yaitu: ekonomi kapitalis, sistem Negara, aturan militer dunia dan perkembangan industri. Bidang ekonomi akan didominasi oleh negara-negara kapitalis yang notabene juga sebagai Negara yang kuat politiknya, kemampuan indutrialnya dan kekuatan militernya. 3
Tema tentang 'penuaian' makin marak diekspose di kalangan masyarakat Kristen di akhir zaman ini. ... more Tema tentang 'penuaian' makin marak diekspose di kalangan masyarakat Kristen di akhir zaman ini. Hal itu didorong oleh semangat yang kuat untuk taat kepada Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus untuk menjadikan sekalian bangsa murid-Nya (Mat 28:19-20). Pada umumnya, penuaian dipahami sebagai sebuah tantangan, pengharapan dan kenyataan. Penuaian

Hamba Tuhan sebagai pelaksana mandat perlu tunduk kepada Sang Pemberi mandat. Dalam hal inilah ko... more Hamba Tuhan sebagai pelaksana mandat perlu tunduk kepada Sang Pemberi mandat. Dalam hal inilah komitmen dan integritas kepada Tuhan dipertaruhkan. Bersamaan dengan itu, 'pelaksana mandat' juga dituntut memiliki sensitivitas atas realitas krisis yang melanda secara lokal, regional maupun global. Jika demikian ada dua pokok kajian yang perlu mendapat perhatian dari tema tersebut di atas, yaitu: pertama, perlunya analisis konteks kekinian yang memaparkan adanya krisis berskala global. Kedua, analisis teks Alkitabiah, khususnya 2 Timotius 4:5. Analisis konteks diperlukan guna mendeskripsikan secara riil kondisi masa kini yang sedang terjadi di tengah dunia sebagai lahan dimana para winisuda akan berkiprah di dalamnya. Ketajaman analisis konteks akan menolong untuk memahami lebih baik problematika kontekstual masa kini. Bersamaan dengan itu, analisis teks (Alkitab) berguna untuk memahami tugas utama, sesuai prinsip Alkitab, yang semestinya diperankan sesuai tuntutan zamannya.

Diversitas humanitas mesti dipandang sebagai kreatifitas Allah yang patut dihargai sebagaimana Al... more Diversitas humanitas mesti dipandang sebagai kreatifitas Allah yang patut dihargai sebagaimana Allah menghargainya sebagai gambar dan rupa-Nya sendiri. Diskriminasi humanitas justru bukti sikap antagonis terhadap otoritas penciptanya. Radikalisme doktrin yang melulu berorientasi pada kebenaran vertikal harus dibarengi dengan pemahaman horisontalnya. Kebenaran sejati justru menjadi utuh ketika kedua aspek tersebut diposisikan secara proporsional. Perbedaan bukan alasan untuk saling melawan dan menghancurkan, karena kasih kepada Tuhan dan sesama bukanlah kebenaran yang dapat dipisahkan sama sekali. Allah sendiri telah berbuat baik kepada semua orang sesuai hakikat Diri-Nya sendiri sebagai Pencipta segalanya. Allah juga menghendaki agar manusia, yang telah diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya, saling melakukan perbuatan baik. Semua manusia memiliki tanggung jawab bersama selama kehidupannya di dunia ini, sehingga dibutuhkan solidaritas dengan sesama. Melalui interaksi yang baik justru ...

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami secara obyektif mengenai hamba-hamba Tuhan... more Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami secara obyektif mengenai hamba-hamba Tuhan yang mengabdi dan melayani Tuhan melalui pelayanan gerejawi, namun juga melakukan bisnis berdasarkan Kisah 18: 1-4 di Sinode Gereja Kristen Parousia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif naturalistik dengan menggunakan studi pustaka-eksplanatori. Dari penelitian literatur tentang Business for Kingdom Model, peneliti membaca dan menginterpretasikan buku tekstual tentang topik ini untuk mendapatkan makna dari teks Kisah Para Rasul 18:1-4. Dan analisis data penelitian lapangan Model "Business for Kingdom" di Sinode Gereja Kristen Parousia dengan menggunakan paradigma kualitatif naturalistik, ditemukan bahwa semua informan memiliki komitmen yang kuat untuk mengabdi kepada Tuhan dan menjalankan bisnis untuk menunjang kebutuhan finansial dan memberdayakan dan melestarikan jemaat yang dilayani tetapi kurang memahami tentang manajemen bisnis sambil tetap mengabdi k...

International Journal of Scientific & Technology Research, 2019
The study aims to investigate the effectiveness of group counseling with a spiritual approach to ... more The study aims to investigate the effectiveness of group counseling with a spiritual approach to depression, anxiety, stress, and spiritual intelligence for students in facing the final semester exam (before and after the final exam). This research draft is quasi-experimental research conducted in Institut Injil Indonesia (I-3) Batu Malang, East Java, from March 2019 to June 2019. The student population of the Christian Education Study Program amounted to 105 people. Samples were taken through convenience sampling techniques, and the number of samples was 64 students. Through random sampling, the samples are divided into intervention groups (n = 32) and the control group (n = 32). Data collection is done using two scales King's Spiritual Intelligence Inventory (SISRI-24) and Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21 & DASS-42). The results showed that students of the Christian Religious Education study Program were able to reduce and overcome negative emotional problems, su...

Obyek dari penelitian ini adalah kepemimpinan pembawa damai bagi resolusi konflik. Penelitian ini... more Obyek dari penelitian ini adalah kepemimpinan pembawa damai bagi resolusi konflik. Penelitian ini menggunakan paradigm naturalistik dengan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan dan menemukan: (1) kepemimpinan pembawa damai, (2) kepemimpinan Yesus Kristus sebagi pembawa damai, (3) model kepemimpinan Yesus Kristus sebagai pembawa damai bagi resolusi konflik di kota Surakarta. Pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen tertulis. Analisis data dengan menggunakan analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema. Hasil dari penelitian adalah model kepemimpian pembawa damai bagi resolusi konflik di kota Surakarta yang memiliki tiga komponen: (1) kepemimpinan pembawa damai yang mencakup prinsip, upaya, dan karakter, (2) resolusi konflik, (3) dampak. Hasil penelitian ini dapat diterapkan para pemimpin Kristen dalam membangun perdamaian dan resolusi konflik di kota...
International Journal of Instruction
Uploads
Papers by gunaryo sudarmanto