Pada pengolahan air minum atau air bersih adalah: 1. Pengendapan air permukaan, khususnya untuk p... more Pada pengolahan air minum atau air bersih adalah: 1. Pengendapan air permukaan, khususnya untuk pengolahan dengan filter pasir cepat 2. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi, khususnya sebelum disaring dengan filter pasir cepat 3. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan menggunakan soda-kapur 4. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan Pada pengolahan air limbah, sedimentasi umumnya digunakan untuk : 1. Penyisihan grit, pasir, atau silt (lanau), biasanya adalah grit chamber 2. Penyisihan padatan tersuspensi pada clarifier pertama, yaitu prasedimentasi. 3. Penyisihan flok/lumpur biologis hasil proses activated sludge pada clarifier akhir 4. Penyisihan humus pada clarifier setelah trickling filter Prinsip sedimentasi pada pengolahan air minum dan air limbah adalah sama, demikian juga untuk metoda dan peralatannya. Namun demikian, prasedimentasi jarang digunakan pada pengolahan air limbah, karena parameter dominan limbah adalah limbah organik, bukan padatan tersuspensi seperti pada air baku pengolahan air bersih. Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan untuk penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi. Selain itu, prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara. 3.2 Bak sedimentasi Gambar 3.2.1 Bak Sedimentasi Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran umumnya Page 4 berdiameter 10,7 hingga 45,7 meter dan kedalaman 3 hingga 4,3 meter. Bak berbentuk bujur sangkar umumnya mempunyai lebar 10 hingga 70 meter dan kedalaman 1,8 hingga 5,8 meter. Bak berbentuk segi empat umumnya mempunyai lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak sampai 76 meter, dan kedalaman lebih dari 1,8 meter. (Reynold and Richards, 1996) Bak sedimentasi ideal tersusun oleh empat zona, yaitu zona inlet, zona pengendapan, zona lumpur, dan zona outlet. Gambar 3.2.2 Mekanisme pengendapan partikel
Pada pengolahan air minum atau air bersih adalah: 1. Pengendapan air permukaan, khususnya untuk p... more Pada pengolahan air minum atau air bersih adalah: 1. Pengendapan air permukaan, khususnya untuk pengolahan dengan filter pasir cepat 2. Pengendapan flok hasil koagulasi-flokulasi, khususnya sebelum disaring dengan filter pasir cepat 3. Pengendapan flok hasil penurunan kesadahan menggunakan soda-kapur 4. Pengendapan lumpur pada penyisihan besi dan mangan Pada pengolahan air limbah, sedimentasi umumnya digunakan untuk : 1. Penyisihan grit, pasir, atau silt (lanau), biasanya adalah grit chamber 2. Penyisihan padatan tersuspensi pada clarifier pertama, yaitu prasedimentasi. 3. Penyisihan flok/lumpur biologis hasil proses activated sludge pada clarifier akhir 4. Penyisihan humus pada clarifier setelah trickling filter Prinsip sedimentasi pada pengolahan air minum dan air limbah adalah sama, demikian juga untuk metoda dan peralatannya. Namun demikian, prasedimentasi jarang digunakan pada pengolahan air limbah, karena parameter dominan limbah adalah limbah organik, bukan padatan tersuspensi seperti pada air baku pengolahan air bersih. Pada pengolahan air limbah tingkat lanjutan, sedimentasi ditujukan untuk penyisihan lumpur setelah koagulasi dan sebelum proses filtrasi. Selain itu, prinsip sedimentasi juga digunakan dalam pengendalian partikel di udara. 3.2 Bak sedimentasi Gambar 3.2.1 Bak Sedimentasi Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran umumnya Page 4 berdiameter 10,7 hingga 45,7 meter dan kedalaman 3 hingga 4,3 meter. Bak berbentuk bujur sangkar umumnya mempunyai lebar 10 hingga 70 meter dan kedalaman 1,8 hingga 5,8 meter. Bak berbentuk segi empat umumnya mempunyai lebar 1,5 hingga 6 meter, panjang bak sampai 76 meter, dan kedalaman lebih dari 1,8 meter. (Reynold and Richards, 1996) Bak sedimentasi ideal tersusun oleh empat zona, yaitu zona inlet, zona pengendapan, zona lumpur, dan zona outlet. Gambar 3.2.2 Mekanisme pengendapan partikel
Uploads
Papers by fitri puput