This study aims to determine the effectiveness of learning chemistry through the use of online te... more This study aims to determine the effectiveness of learning chemistry through the use of online technology and to find out the differences in student learning outcomes during the covid-19 pandemic using online technology compared to student learning outcomes face-to-face/directly in the chemistry education study program at Nusa Cendana University. The research method used is a combination of quantitative and qualitative research methods. There are differences in student learning outcomes before the covid-19 pandemic (offline learning) and during the covid-19 pandemic (online learning) in Physical Chemistry 2, Statistics, Learning and Learning, Chemistry Learning Program Development, and Computers for Chemistry Learning, while for there is no difference in student learning outcomes before the covid-19 pandemic (offline learning) and during the covid-19 pandemic (online learning). The students' average scores were higher during online learning compared to offline learning, namely Physical Chemistry 2, Statistics, and Development of Chemistry Learning Program courses. That means that online learning in these courses is quite effective. Meanwhile, the students' average scores were higher during offline learning compared to online learning, namely the Learning and Learning and Computers for Chemistry Learning courses. This means that online learning in the two courses is still less effective, so it is necessary to correct any deficiencies. Students and lecturers are more likely to use a combination of easy-to-use online learning applications to support learning activities during the COVID-19 pandemic, such as Zoom, Google Meet, Whatsapp, and E-Learning. Student interest in online learning is still quite sufficient. This is influenced by several factors, one of which is that students sometimes experience internet problems, so that online learning becomes disrupted. Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kimia melalui pemanfaatan teknologi daring serta mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa selama pandemi covid-19 menggunakan teknologi daring dibandingkan hasil belajar mahasiswa secara tatap muka/langsung di program studi pendidikan kimia Universitas Nusa Cendana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Terdapat perbedaan hasil belajar mahasiswa sebelum pandemi covid-19 (pembelajaran luring) dan selama pandemi covid-19 (pembelajaran daring) pada mata kuliah Kimia Fisik 2, Statistika, Belajar dan Pembelajaran, Pengembangan Program Pembelajaran Kimia, dan Komputer untuk Pembelajaran Kimia, sementara untuk mata kuliah Kimia Dasar 2 tidak ada perbedaan hasil belajar mahasiswa sebelum pandemi covid-19 (pembelajaran luring) dan selama pandemi covid-19 (pembelajaran daring). Nilai rata-rata mahasiswa yang lebih tinggi pada saat pembelajaran daring dibandingkan pada saat pembelajaran luring yaitu mata kuliah Kimia Fisik 2, Statistika, dan Pengembangan Program Pembelajaran Kimia. Itu artinya bahwa pembelajaran daring pada mata kuliah tersebut tergolong efektif. Sementara nilai rata-rata mahasiswa yang lebih tinggi pada saat pembelajaran luring dibandingkan pada saat pembelajaran daring yaitu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dan Komputer untuk Pembelajaran Kimia. Itu artinya pembelajaran daring pada kedua mata kuliah itu masih kurang efektif sehingga perlu diperbaiki segala kekurangan yang ada. Mahasiswa dan dosen lebih cenderung menggunakan perpaduan aplikasi pembelajaran daring yang mudah digunakan guna mendukung kegiatan pembelajaran selama pandemi covid-19, seperti Zoom, Google Meet, Whatsapp, dan E-Learning. Ketertarikan mahasiswa dalam pembelajaran daring masih tergolong cukup. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah mahasiswa kadang-kadang mengalami kendala gangguan internet, sehingga pembelajaran daring menjadi terganggu.
Kelainan bawaan atau kelainan congenital adalah suatu kelainan pada ketidaksempurnaan pada penyam... more Kelainan bawaan atau kelainan congenital adalah suatu kelainan pada ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung. Labioskizis dan labiopalatoskizis adalah anomaly perkembangan pada 1 dari 1000 kelahiran. Kelainana bawaan ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu hamil trimester I. jika tidak diobati akan terjadi kesulitan dalam berbicara pada anak. Labioskisis dan Labiopalatoskizis merupakan deformitas daerah mulut berupa cela atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna semasa embrio mulai berkembang, bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu belahnya belahan dapat sangat berfariasi, mengenai salah satu bagian atau semua bagian dari dasar cuping hidung, bibir, alveolus dan palatum durum dibelahan foramenincisivum palatum sekunder meliputi palatum durum dan molle posterior terhadap voramen. 2. TUJUAN a. Tujuan umum Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan pada kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum. b. Tujuan khusus 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Pengertian kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Patofisiologi kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum.
This study aims to determine the effectiveness of learning chemistry through the use of online te... more This study aims to determine the effectiveness of learning chemistry through the use of online technology and to find out the differences in student learning outcomes during the covid-19 pandemic using online technology compared to student learning outcomes face-to-face/directly in the chemistry education study program at Nusa Cendana University. The research method used is a combination of quantitative and qualitative research methods. There are differences in student learning outcomes before the covid-19 pandemic (offline learning) and during the covid-19 pandemic (online learning) in Physical Chemistry 2, Statistics, Learning and Learning, Chemistry Learning Program Development, and Computers for Chemistry Learning, while for there is no difference in student learning outcomes before the covid-19 pandemic (offline learning) and during the covid-19 pandemic (online learning). The students' average scores were higher during online learning compared to offline learning, namely Physical Chemistry 2, Statistics, and Development of Chemistry Learning Program courses. That means that online learning in these courses is quite effective. Meanwhile, the students' average scores were higher during offline learning compared to online learning, namely the Learning and Learning and Computers for Chemistry Learning courses. This means that online learning in the two courses is still less effective, so it is necessary to correct any deficiencies. Students and lecturers are more likely to use a combination of easy-to-use online learning applications to support learning activities during the COVID-19 pandemic, such as Zoom, Google Meet, Whatsapp, and E-Learning. Student interest in online learning is still quite sufficient. This is influenced by several factors, one of which is that students sometimes experience internet problems, so that online learning becomes disrupted. Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kimia melalui pemanfaatan teknologi daring serta mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa selama pandemi covid-19 menggunakan teknologi daring dibandingkan hasil belajar mahasiswa secara tatap muka/langsung di program studi pendidikan kimia Universitas Nusa Cendana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Terdapat perbedaan hasil belajar mahasiswa sebelum pandemi covid-19 (pembelajaran luring) dan selama pandemi covid-19 (pembelajaran daring) pada mata kuliah Kimia Fisik 2, Statistika, Belajar dan Pembelajaran, Pengembangan Program Pembelajaran Kimia, dan Komputer untuk Pembelajaran Kimia, sementara untuk mata kuliah Kimia Dasar 2 tidak ada perbedaan hasil belajar mahasiswa sebelum pandemi covid-19 (pembelajaran luring) dan selama pandemi covid-19 (pembelajaran daring). Nilai rata-rata mahasiswa yang lebih tinggi pada saat pembelajaran daring dibandingkan pada saat pembelajaran luring yaitu mata kuliah Kimia Fisik 2, Statistika, dan Pengembangan Program Pembelajaran Kimia. Itu artinya bahwa pembelajaran daring pada mata kuliah tersebut tergolong efektif. Sementara nilai rata-rata mahasiswa yang lebih tinggi pada saat pembelajaran luring dibandingkan pada saat pembelajaran daring yaitu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dan Komputer untuk Pembelajaran Kimia. Itu artinya pembelajaran daring pada kedua mata kuliah itu masih kurang efektif sehingga perlu diperbaiki segala kekurangan yang ada. Mahasiswa dan dosen lebih cenderung menggunakan perpaduan aplikasi pembelajaran daring yang mudah digunakan guna mendukung kegiatan pembelajaran selama pandemi covid-19, seperti Zoom, Google Meet, Whatsapp, dan E-Learning. Ketertarikan mahasiswa dalam pembelajaran daring masih tergolong cukup. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah mahasiswa kadang-kadang mengalami kendala gangguan internet, sehingga pembelajaran daring menjadi terganggu.
Kelainan bawaan atau kelainan congenital adalah suatu kelainan pada ketidaksempurnaan pada penyam... more Kelainan bawaan atau kelainan congenital adalah suatu kelainan pada ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung. Labioskizis dan labiopalatoskizis adalah anomaly perkembangan pada 1 dari 1000 kelahiran. Kelainana bawaan ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu hamil trimester I. jika tidak diobati akan terjadi kesulitan dalam berbicara pada anak. Labioskisis dan Labiopalatoskizis merupakan deformitas daerah mulut berupa cela atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna semasa embrio mulai berkembang, bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu belahnya belahan dapat sangat berfariasi, mengenai salah satu bagian atau semua bagian dari dasar cuping hidung, bibir, alveolus dan palatum durum dibelahan foramenincisivum palatum sekunder meliputi palatum durum dan molle posterior terhadap voramen. 2. TUJUAN a. Tujuan umum Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan pada kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum. b. Tujuan khusus 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Pengertian kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Patofisiologi kelainan bawaan " bibir sumbing dan celah palatum.
Uploads
Papers by arvinda rita
Drafts by arvinda rita