Papers by arma anti

Biodiversitas, 2020
Abstract. Dharmayanti N, Anti A, Siregar RR, Sipahutar Y, Permadi A, Siregar AN, Salampessy RB, S... more Abstract. Dharmayanti N, Anti A, Siregar RR, Sipahutar Y, Permadi A, Siregar AN, Salampessy RB, Sujuliyanti, Nurbani SZ, Purnamasari HB. 2021. Title. Biodiversitas 22: 373-378. Brown seaweeds have the potential to produce bioactive compounds. Bacteria associated with seaweeds are involved in the production of metabolites. Microbes may be present as a living symbiotic in association with other algae as epiphytes or endophytes. In this study, bacteria isolated from brown seaweed (Turbinaria conoides) were tested for antibacterial activity. A total of 14 bacteria were isolated, of which 6 were isolated from external tissue, while 8 from internal tissue. Results of an antagonistic test revealed that 7 isolates showed inhibitory activity against Staphylococcus aureus and only 1 isolate showed the inhibition against both S. aureus and Escherichia coli. Phenotypic and genotypic analysis showed that the symbiont bacteria was Lactobacillus plantarum.

Dharmayanti N, Anti A, Siregar RR, Sipahutar Y, Permadi A, Siregar AN, Salampessy RB, Sujuliyanti... more Dharmayanti N, Anti A, Siregar RR, Sipahutar Y, Permadi A, Siregar AN, Salampessy RB, Sujuliyanti, Nurbani SZ, Purnamasari HB. 2021. Title. Biodiversitas 22: 373-377. Brown seaweeds have the potential to produce bioactive compounds. Bacteria associated with seaweeds are involved in the production of metabolites. Microbes may be present as a living symbiotic in association with other algae as epiphytes or endophytes. In this study, bacteria isolated from brown seaweed (Turbinaria conoides) were tested for antibacterial activity. A total of 14 bacteria were isolated, of which 6 were isolated from external tissue, while 8 from internal tissue. Results of an antagonistic test revealed that 7 isolates showed inhibitory activity against Staphylococcus aureus and only 1 isolate showed the inhibition against both S. aureus and Escherichia coli. Phenotypic and genotypic analysis showed that the symbiont bacteria was Lactobacillus plantarum.

Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikr... more Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera, disentri, atau tbc, mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksin-toksin yang dihasilkan bakteri; mengkomsumsi pangan yan mengandung parasit-parasit hewan dan mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya. Secara umum, istilah keracuan makanan yang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme., mencakup gangguan-gangguan yang diakibatkan termakannya toksin yang dihasilkan organisme-organisme tertentu dan gangguan-gangguan akibat terinfeksiorganisme penghasil toksin. Yoksin-toksin dapat ditemukan secara alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang dihasilkan suatu metabolisme. Dengan demikian, intoksikasi pangan adalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah terbentuk dalam makanan, sedangkan infeksi pangan disebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya. 1.2. Organisme Penyebab Penyakit a. Bakteri Berdasarkan klasifikasi diatas, ada dua intoksikasi pangan utama yang disebabkan bakteri (Tabel 1), yaitu (1) botulisme, disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum dan (2) intoksikasi stapilokoki, disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh intoksikasi terlihat setelah 3-12 jan setelah memakan bahan makanan tersebut dan ditandai oleh muntah-muntah ringan dan diare.
Teaching Documents by arma anti
Uploads
Papers by arma anti
Teaching Documents by arma anti