Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020
A series of earthquakes with magnitudes ranging from 5.8 to 7.0 occurred in Lombok in the period ... more A series of earthquakes with magnitudes ranging from 5.8 to 7.0 occurred in Lombok in the period of July to August 2018. Two events occurred consecutively, the 6.9 on August 5, 2018 (11:46:38 UTC), and the 7.0 on August 9, 2018 (14:56:28 UTC). Those phenomena are rare because earthquakes usually require a relatively long time to accumulate their energies before being released. Because of those events, so an explanation is needed to explain what happened at the source. In this context, this study aims to determine the relations between the events based on the asperity zone and the slip distributions. Modeling was performed using teleseismic data and seismic inversion of body waves at low frequencies. The result shows that the asperity zone of 6.9 is at 0 km in a strike-direction and -18 km wide in a dip-direction with a maximum slip of 1.3 m, whereas, for the 7.0 event, the asperity zone is at -36 km in the direction of the strike and -7 km in the direction of the dip. Both events ha...
September 28th, 2018, Donggala-Palu earthquake M 7.5 occurred at depth of 12 km and generated tsu... more September 28th, 2018, Donggala-Palu earthquake M 7.5 occurred at depth of 12 km and generated tsunami to be released off the coast in Palu Bay. The tsunami that occurred in Palu was very interesting because the results of the earthquake source mechanism Palu had a type of strike-slip fault that should not have generated a tsunami. This study purpose to estimate the characteristics of the Donggala-Palu tsunami based on rupture duration ( and orientation fault activated using the HC-plot method. The data used in this study are data waveforms from 17 seismic stations and CMT Global catalog data with the area of research 0.87 0 N-1.78 0S dan 118.640E- 120.95 0E. The waveform data used is a phase P-PP vertical component signal with a Bandpass-filter 1-5 Hz for determination . The fastest rupture duration from the earthquake source is obtained from the calculation of each station. Delay time measurement after P wave for 90% (T0.9), 80% (T0.8), 50% (T0.5), dan 20% (T0.2) from its peak valu...
Gempabumi signifikan yang terjadi di Lombok pada bulan Juli hingga Agustus 2018 dengan magnitudo ... more Gempabumi signifikan yang terjadi di Lombok pada bulan Juli hingga Agustus 2018 dengan magnitudo yang berkisar antara M 5,8 hingga 7,0. Pada periode tersebut terjadi kejadian gempabumi yang terjadi secara berurutan yaitu Mw 6,5 tanggal 28 Juli 2018 (22:47:38 UTC), Mw 6,9 tanggal 5 Agustus 2018 (11:46:38 UTC), Mw 5,9 tanggal 9 Agustus 2018 (05:25:31 UTC), Mw 6,4 tanggal 19 Agustus 2018 (04:10:22 UTC) dan Mw 6,9 tanggal 19 Agustus 2018 (14:56:28 UTC). Fenomena tersebut sangat jarang terjadi karena gempabumi memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengakumulasi energi sebelum dilepaskan. Berdasarkan keunikan tersebut, pemodelan slip di bidang sesar untuk mengetahui sebaran zona akumulasi energi yang direpresentasikan oleh asperity dengan menginversi gelombang body dari stasiun teleseismik pada frekuensi rendah. Hasil pemodelan slip ini dikonfirmasi oleh sebaran perubahan nilai Coulomb stress setelah gempa. Hasilnya menunjukkan bahwa zona asperity gempabumi Lombok berada pada bagian up...
Abstrak — Daerah Indonesia telah banyak terjadi rangkaian gempa bumi yang besar dan menimbulkan t... more Abstrak — Daerah Indonesia telah banyak terjadi rangkaian gempa bumi yang besar dan menimbulkan tsunami. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui batas Rasio momen seismik dengan energi seismik (Θ), durasi rupture (To), dan parameter sumber berupa magnitudo gelombang P (Mwp) dan Mekanisme Sumber gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami di Indonesia dengan perhitungan cepat dan akurat sebagai langkah awal peringatan dini tsunami. Penentuan nilai Θ, To, dan Mwp tersebut menggunkan sinyal komponen vertikal phase P-PP dengan filter Bandpass 1-5 Hz untuk penentuan To dan filter bandpass 0.005-2 Hz untuk penentuan E, Mo, dan Mwp sedangkan mekanisme sumber menggunakan Metode W phase. Data yang digunakan diperoleh dari Willber IRIS berupa sinyal gempa seismograph broadband 15 sampai 65 stasiun dengan jarak stasiun ke episenter 30 o ≤ ∆ ≤ 90 o yang terdiri atas 13 gempa yang menimbulkan tsunami dan 11 gempa yang tidak menimbulkan tsunami dengan Mw ≥ 6.5. Hasil dari perhitungan tersebut didapatkan gempa yang berpotensi tsunami memiliki To ≥ 70 s,-6.3 ≤ Θ ≤-4.7, dan Mwp ≥ 7.2. Tsunamigenic Earthquake memiliki-5.4 < Θ <-4.7 sedangkan untuk Tsunami Earthquake memiliki-6.3 ≤ Θ ≤-5.4, dan Non-Tsunami Earthquake memiliki Θ ≤-6.3. Mekanisme sumber gempa penyebeb tsunami ialah obliq normal atau obliq reverse. Gempa bumi yang tidak berpotensi tsunami memiliki Θ ≤-6.3, To ≤ 70s, dan mekanisme sumbernya didominasi sesar geser. Selain itu hasil Mwp memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan Mw dari Global CMT yaitu R 2 = 0.888. Metode ini terbukti cepat dan akurat sebagai peringatan dini tsunami.
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2020
A series of earthquakes with magnitudes ranging from 5.8 to 7.0 occurred in Lombok in the period ... more A series of earthquakes with magnitudes ranging from 5.8 to 7.0 occurred in Lombok in the period of July to August 2018. Two events occurred consecutively, the 6.9 on August 5, 2018 (11:46:38 UTC), and the 7.0 on August 9, 2018 (14:56:28 UTC). Those phenomena are rare because earthquakes usually require a relatively long time to accumulate their energies before being released. Because of those events, so an explanation is needed to explain what happened at the source. In this context, this study aims to determine the relations between the events based on the asperity zone and the slip distributions. Modeling was performed using teleseismic data and seismic inversion of body waves at low frequencies. The result shows that the asperity zone of 6.9 is at 0 km in a strike-direction and -18 km wide in a dip-direction with a maximum slip of 1.3 m, whereas, for the 7.0 event, the asperity zone is at -36 km in the direction of the strike and -7 km in the direction of the dip. Both events ha...
September 28th, 2018, Donggala-Palu earthquake M 7.5 occurred at depth of 12 km and generated tsu... more September 28th, 2018, Donggala-Palu earthquake M 7.5 occurred at depth of 12 km and generated tsunami to be released off the coast in Palu Bay. The tsunami that occurred in Palu was very interesting because the results of the earthquake source mechanism Palu had a type of strike-slip fault that should not have generated a tsunami. This study purpose to estimate the characteristics of the Donggala-Palu tsunami based on rupture duration ( and orientation fault activated using the HC-plot method. The data used in this study are data waveforms from 17 seismic stations and CMT Global catalog data with the area of research 0.87 0 N-1.78 0S dan 118.640E- 120.95 0E. The waveform data used is a phase P-PP vertical component signal with a Bandpass-filter 1-5 Hz for determination . The fastest rupture duration from the earthquake source is obtained from the calculation of each station. Delay time measurement after P wave for 90% (T0.9), 80% (T0.8), 50% (T0.5), dan 20% (T0.2) from its peak valu...
Gempabumi signifikan yang terjadi di Lombok pada bulan Juli hingga Agustus 2018 dengan magnitudo ... more Gempabumi signifikan yang terjadi di Lombok pada bulan Juli hingga Agustus 2018 dengan magnitudo yang berkisar antara M 5,8 hingga 7,0. Pada periode tersebut terjadi kejadian gempabumi yang terjadi secara berurutan yaitu Mw 6,5 tanggal 28 Juli 2018 (22:47:38 UTC), Mw 6,9 tanggal 5 Agustus 2018 (11:46:38 UTC), Mw 5,9 tanggal 9 Agustus 2018 (05:25:31 UTC), Mw 6,4 tanggal 19 Agustus 2018 (04:10:22 UTC) dan Mw 6,9 tanggal 19 Agustus 2018 (14:56:28 UTC). Fenomena tersebut sangat jarang terjadi karena gempabumi memerlukan waktu yang relatif lama untuk mengakumulasi energi sebelum dilepaskan. Berdasarkan keunikan tersebut, pemodelan slip di bidang sesar untuk mengetahui sebaran zona akumulasi energi yang direpresentasikan oleh asperity dengan menginversi gelombang body dari stasiun teleseismik pada frekuensi rendah. Hasil pemodelan slip ini dikonfirmasi oleh sebaran perubahan nilai Coulomb stress setelah gempa. Hasilnya menunjukkan bahwa zona asperity gempabumi Lombok berada pada bagian up...
Abstrak — Daerah Indonesia telah banyak terjadi rangkaian gempa bumi yang besar dan menimbulkan t... more Abstrak — Daerah Indonesia telah banyak terjadi rangkaian gempa bumi yang besar dan menimbulkan tsunami. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui batas Rasio momen seismik dengan energi seismik (Θ), durasi rupture (To), dan parameter sumber berupa magnitudo gelombang P (Mwp) dan Mekanisme Sumber gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami di Indonesia dengan perhitungan cepat dan akurat sebagai langkah awal peringatan dini tsunami. Penentuan nilai Θ, To, dan Mwp tersebut menggunkan sinyal komponen vertikal phase P-PP dengan filter Bandpass 1-5 Hz untuk penentuan To dan filter bandpass 0.005-2 Hz untuk penentuan E, Mo, dan Mwp sedangkan mekanisme sumber menggunakan Metode W phase. Data yang digunakan diperoleh dari Willber IRIS berupa sinyal gempa seismograph broadband 15 sampai 65 stasiun dengan jarak stasiun ke episenter 30 o ≤ ∆ ≤ 90 o yang terdiri atas 13 gempa yang menimbulkan tsunami dan 11 gempa yang tidak menimbulkan tsunami dengan Mw ≥ 6.5. Hasil dari perhitungan tersebut didapatkan gempa yang berpotensi tsunami memiliki To ≥ 70 s,-6.3 ≤ Θ ≤-4.7, dan Mwp ≥ 7.2. Tsunamigenic Earthquake memiliki-5.4 < Θ <-4.7 sedangkan untuk Tsunami Earthquake memiliki-6.3 ≤ Θ ≤-5.4, dan Non-Tsunami Earthquake memiliki Θ ≤-6.3. Mekanisme sumber gempa penyebeb tsunami ialah obliq normal atau obliq reverse. Gempa bumi yang tidak berpotensi tsunami memiliki Θ ≤-6.3, To ≤ 70s, dan mekanisme sumbernya didominasi sesar geser. Selain itu hasil Mwp memiliki korelasi yang cukup tinggi dengan Mw dari Global CMT yaitu R 2 = 0.888. Metode ini terbukti cepat dan akurat sebagai peringatan dini tsunami.
Uploads
Papers by angga wijaya