Papers by akbar kurniawan

Pemanfaatan Data Citra Satelit Multi Temporal untuk Identifikasi Potensi Tanah Longsor di Lereng Gunung Bromo Kabupaten Pasuruan
Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam sering terjadi Indonesia. Tanah longsor disebabkan ol... more Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam sering terjadi Indonesia. Tanah longsor disebabkan oleh gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Becana tanah longsor. Bencana tanah longsor juga telah banyak merenggut korban jiwa yang dikarenakan lokasi tanah longsor yang biasanya tidak jauh dai pemukiman masyarakat. Minimnya informasi akan potensi bahaya tanah longsor juga menjadi penyebab masih banyaknya korban jiwa yang disebakan oleh tanah longsor. Maka dari itu diperlukannya pemetaan wilayah yang berpotensi tanah longsor untuk mengurangi resiko bencana yang ditimbulkan oleh tanah longsor. Pada penelitian ini, penulis menawarkan pemetaan potensi bencana tanah longsor di lereng gunung bromo Kabupaten Pasuruan dengan memaanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. Peta potensi tanah longsor diperoleh diperoleh dari pengolahan peta j...
Pemetaan Daerah Risiko Banjir Lahar Berbasis SIG Untuk Menunjang Kegiatan Mitigasi Bencana (Studi Kasus: Gunung Semeru, Kab. Lumajang)
Jurnal Teknik ITS

Jurnal Teknik ITS
Sebagai kota Metropolitan ke dua terbesar Indonesia, Surabaya mengalami perkembangan yang pesat d... more Sebagai kota Metropolitan ke dua terbesar Indonesia, Surabaya mengalami perkembangan yang pesat di banyak sektor. Hal ini yang membuat semakin bertambahnya jumlah penduduk Surabaya di setiap tahunnya. Karena letaknya yang terdapat dikawasan padat penduduk salah satu faktor yang harus diawasi adalah penurunan tanah /land subsidence. Penurunan tanah terjadi secara perlahan sehingga analisis perlu dilakukan secara berkala (fungsi waktu). Pemantauan land subsidence dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS) khususnya Global Positioning System (GPS, satelit milik Amerika Serikat). Selain penggunaan GPS Geodetik dan Stasiun International GNSS Service (IGS) sebagai titik ikat, penelitian ini digunakan perangkat lunak GAMIT/GLOBK. Berdasarkan Analisis dari hasil pengolahan data GPS yang diamati dari Juli 2011, Oktober 2016, Desember 2016, dan Februari 2017, didapatkan nilai penurunan terendah adalah-0,001 m pada titik Sbrt dan penaikan tertinggi adalah 0,074 m pada titik Pusat. Namun, apabila dilihat secara keseluruhan, titik pada penelitian 2017 ini cenderung untuk mengalami penurunan tanah. Hasil uji t-test menunjukkan bahwa terdapat empat titik yang mengalami penurunan tanah secara signifikan dan terdapat tiga titik yang mengalami penurunan tanah bersifat tidak signifikan.
Jurnal Teknik ITS
Seiring berkembangnya jaman, muncul berbagai teknologi baru yang digunakan untuk memperoleh data ... more Seiring berkembangnya jaman, muncul berbagai teknologi baru yang digunakan untuk memperoleh data lebih banyak dan cepat dalam penentuan posisi suatu objek, seperti perlengkapan global positioning system (GPS). Namun, tidak ada pengukuran yang tepat, setiap pengukuran terdapat kesalahan, nilai asli pengukuran tidak pernah diketahui, dan ukuran pasti kesalahan juga tidak diketahui. Dikarenakan kesalahan pada pengukuran, pengamatan secara berulang pada objek yang sama sering memberikan nilai yang berbeda. GPS (Global Positinoning System) merupakan sistem satelit yang digunakan untuk navigasi dan penentuan posisi.

Jurnal Teknik ITS
Indonesia adalah negara yang luas dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sehingga peme... more Indonesia adalah negara yang luas dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sehingga pemerintah terus melakukan perencanaan dan pembangunan bagi kepentingan masyarakat. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam kegiatan perencanaan adalah menyediakan informasi geospasial dasar atau peta dasar skala 1:5.000; untuk menunjang RDTR atau peta turunan lainnya sebagai dasar perencanaan pembangunan. Citra satelit resolusi tinggi dapat digunakan untuk penyediaan peta dasar skala 1:5.000 dengan metode orthorektifikasi. Dalam hal ini diperlukan data GCP dan ICP yang diukur dengan GPS, dan data DEM yang dapat menunjang proses orthorektifikasi sehingga syarat sebagai peta dasar akan terpenuhi. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan dengan jumlah GCP sebanyak 11 titik dan ICP sebanyak 5 titik dengan sebaran memperhatikan kondisi tutupan lahan yang ada di citra satelit WorldView-2. Dari hasil orthorektifikasi didapat nilai RMS Error dari GCP yang didapat sebesar 1,04 piksel dan hasil uji akurasi menghasilkan akurasi horizontal sebesar 2,168 meter sehingga memenuhi syarat untuk pembuatan peta dasar skala 1:5.000. Pada akhir penelitian ini dihasilkan sebanyak 15 lembar peta dasar skala 1:5.000. Kata kunci-WorldView-2, DEM, Pengukuran GPS, Orthorektifikasi, Uji Akurasi.

Jurnal Teknik ITS
Abstrak-Lumpur Sidoarjo adalah peristiwa yang terjadi akibat munculnya lumpur panas dan gas, dan ... more Abstrak-Lumpur Sidoarjo adalah peristiwa yang terjadi akibat munculnya lumpur panas dan gas, dan disebut dengan mudflow dari lokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa lumpur Sidoarjo ini adalah adanya fenomena penurunan tanah/land subsidence di sekitar kawasan tersebut. Pemantauan penurunan tanah dilakukan dengan pengamatan di kawasan lumpur Sidoarjo menggunakan alat GPS Geodetik dan diikatkan ke CORS ITS. Untuk pengolahan data GPS digunakanlah perangkat lunak ilmiah GAMIT/GLOBK. Dari analisis hasil pengolahan data GPS yang diamati dari bulan April, Mei, Juni, dan Oktober 2016, didapatkan nilai penurunan terendah adalah-0,26709 m pada titik TTG 1307 dan penaikan tertinggi adalah 0,08758 m pada titik VK14. Namun, apabila dilihat secara keseluruhan, titik pada penelitian 2016 ini cenderung untuk mengalami penurunan tanah. Hasil uji t-test menunjukkan bahwa terdapat 14 titik yang mengalami penurunan tanah secara signifikan dan terdapat lima titik yang mengalami penurunan tanah bersifat tidak signifikan atau hanya bersifat numeris.

Geoid
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kesuburan di atas rata-rata, karenanya banyak wilayah y... more Indonesia merupakan negara dengan tingkat kesuburan di atas rata-rata, karenanya banyak wilayah yang cukup potensial digunakan sebagai lahan pertanian pangan. Namun terjadi cepatnya konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian yang merupakan ancaman terhadap ketahanan dan keamanan pangan. Didasari hal tersebut perlu dilakukan penetapan Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang terbagi dalam bentuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B).Penentuan LP2B dan LCP2B menggunakan teknologi penginderaan jauh berupa citra satelit resolusi tinggi teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini dilakukan di Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Dari analisa kebutuhan dan ketersediaan pangan, serta kesesuaian hasil identifikasi yang ada dalam rencana pola ruang wilayah, diperoleh areal LP2B seluas 322

E3S Web of Conferences
In the rapidly evolving technology era, various survey methods have been widely used one of them ... more In the rapidly evolving technology era, various survey methods have been widely used one of them by remote sensing using satellite. It is known that the satellite image recording process is covered by rides (satellites) moving over the Earth's surface at hundreds of kilometers, causing satellite imagery to have geometric distortion. To reduce the effect of geometric distortion of objects on the image, geometric correction by orthorectification is done. Pleiades is a satellite of high resolution satellite image producer made by Airbus Defense & Space company. The resulting satellite imagery has a 0.5 meter spatial resolution. As a reference for the more detailed space utilization activities of space utilization arranged in the Regional Spatial Plans, Detailed Spatial Plans was created with the 1: 5000 scale map which has been governed by the Geospatial Information Agency. In the process of orthorectifying satellite imagery for this 1: 5000 scale map, ground control or Ground Cont...

Geoid
Penelitian ini menggunakan overlay metode intersection, Setiap parameter yang telah dilakukan rec... more Penelitian ini menggunakan overlay metode intersection, Setiap parameter yang telah dilakukan reclassify dan skoring akan di overlay. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya peta tingkat kerawanan bencana tanah longsor di Kawasan Gunung Wilis yang dibagi kedalam 3 kelas yaitu : rendah, sedang, dan tinggi. Dari pengolahan data pada kondisi Curah Hujan Rendah dihasilkan identifikasi bahwa wilayah Kabupaten Kediri disekitar Kawasan Gunung Wilis masuk kedalam kategori kerawanan tinggi dengan area kerawanan paling luas dibandingkan kabupaten lainnya sebesar 0,45% , Kabupaten Nganjuk masuk kedalam kategori kerawanan sedang terluas sebesar 6,26% , dan Kabupaten Madiun masuk kedalam kategori kerawanan rendah terluas sebesar 18,53% dari total wilayah penelitian. Sedangkan pengolahan data pada kondisi Curah Hujan TInggi dihasilkan identifikasi bahwa wilayah Kabupaten Kediri disekitar Kawasan Gunung Wilis masuk kedalam kategori kerawanan tinggi dengan area kerawanan paling luas dibandingkan kabupaten lainnya sebesar 0,55% , Kabupaten Ponorogo masuk kedalam kategori kerawanan sedang terluas sebesar 10,75% dan Kabupaten Nganjuk masuk kedalam kategori kerawanan rendah terluas sebesar 16,10% dari total wilayah penelitian.

Geoid, 2015
Pada penelitian ini dilakukan uji coba penggunaan titik kontrol tanah (GCP) secara variatif, yang... more Pada penelitian ini dilakukan uji coba penggunaan titik kontrol tanah (GCP) secara variatif, yang terbagi menjadi 5 model jumlah dan distribusi titik kontrol tanah yaitu model 1 dan model 2 menggunakan jumlah 4 GCP dengan pola distribusi pada model 1, GCP hanya terpusat di suatu tempat, tidak menyebar pada keseluruhan citra, sedangkan pada model 2, GCP terletak pada titik terluar citra. Model 3 dan model 4 menggunakan jumlah 8 GCP, dengan pola distribusi pada model 3 titik tersebar merata pada seluruh citra, baik dipinggir maupun ditengah citra, dan pada model 4, GCP terpusat di tengah citra, tidak mencakup pinggir citra. Model 5 merupakan representasi dari model 1 sampai model 4 dengan menggunakan 12 GCP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya GCP yang digunakan dalam proses rektifikasi citra sangat berpengaruh terhadap ketelitian hasil rektifikasi yang ditunjukkan melalui harga Root Mean Square Eror (RMSE) hasil uji ketelitian jarak dan koordinat. Melalui uji ketelitian ini maka dapat diperoleh skala peta setiap model, yaitu pada model 1
Uploads
Papers by akbar kurniawan