Dunia modern atau orang-orang bilang zaman kekinian sangat berbeda dengan masa lampau. Orang yang... more Dunia modern atau orang-orang bilang zaman kekinian sangat berbeda dengan masa lampau. Orang yang hidup di zaman modern terkadang tidak memiliki batas ruang dan waktu yang membuat manusia semakin kompleks. Manusia cenderung mengikuti zaman dan meninggalkan segala hal yang berbau ‘kuno’. Hal tersebut berimplikasi terhadap disiplin ilmu pengetahuan yang dianggap ketinggalan zaman oleh sebagian orang. Salah satunya adalah disiplin ilmu agama. Sebagian orang beranggapan bahwa agama adalah sebuah peradaban dan ilmu kuno yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah terkini. Mereka berprasangka bahwa masalah kontemporer hanya dapat dipecahkan dengan ilmu pasti dan ilmu yang rasional. Semua pemikiran ilmiah saat ini lebih mengedepankan keilmuan yang rasional dan keilmuan yang menguntungkan bagi individu atau bagi keilmuan itu sendiri. Sedikit pemikiran yang mengkolaborasikan antara ilmu dengan agama. Saat itu agama dipandang suatu hal kurang penting dan lebih mengunggulkan ilmu pengetahuan di atas segalanya. Salah seorang filusuf Islam kenamaan bernama Seyyed Hussein Nasr datang dengan pemikirannya yang berdeda dengan lainnya. Dia merangkum kedudukan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Islam. Pemikirannya saat itu bahwa ilmu pengetahuan dan seni dalam Islam berdasarkan atas tauhid yang menjadi inti dari wahyu Islam. Dengan demikian, menurut Nasr, seluruh ilmu pengetahuan tidak terlepas dari kuasa pencipta. Dengan kata lain studi Islam dapat memecahkan masalah terkini dalam kajian Islam Kontemporer. Kajian Islam kontemporer mengkolaborasikan ilmu pengetahuan dan ilmu keislaman. Artikel ini membahas kajian keislaman kontemporer dalam era modernitas. Selain karena latar belakang studi penulis yang berasal dari bidang disiplin ilmu keagamaan, juga karena banyaknya ilmu pengetahuan modern yang meninggalkan agama sebagai pondasi keilmuannya.
Dunia modern atau orang-orang bilang zaman kekinian sangat berbeda dengan masa lampau. Orang yang... more Dunia modern atau orang-orang bilang zaman kekinian sangat berbeda dengan masa lampau. Orang yang hidup di zaman modern terkadang tidak memiliki batas ruang dan waktu yang membuat manusia semakin kompleks. Manusia cenderung mengikuti zaman dan meninggalkan segala hal yang berbau ‘kuno’. Hal tersebut berimplikasi terhadap disiplin ilmu pengetahuan yang dianggap ketinggalan zaman oleh sebagian orang. Salah satunya adalah disiplin ilmu agama. Sebagian orang beranggapan bahwa agama adalah sebuah peradaban dan ilmu kuno yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah terkini. Mereka berprasangka bahwa masalah kontemporer hanya dapat dipecahkan dengan ilmu pasti dan ilmu yang rasional. Semua pemikiran ilmiah saat ini lebih mengedepankan keilmuan yang rasional dan keilmuan yang menguntungkan bagi individu atau bagi keilmuan itu sendiri. Sedikit pemikiran yang mengkolaborasikan antara ilmu dengan agama. Saat itu agama dipandang suatu hal kurang penting dan lebih mengunggulkan ilmu pengetahuan di atas segalanya. Salah seorang filusuf Islam kenamaan bernama Seyyed Hussein Nasr datang dengan pemikirannya yang berdeda dengan lainnya. Dia merangkum kedudukan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Islam. Pemikirannya saat itu bahwa ilmu pengetahuan dan seni dalam Islam berdasarkan atas tauhid yang menjadi inti dari wahyu Islam. Dengan demikian, menurut Nasr, seluruh ilmu pengetahuan tidak terlepas dari kuasa pencipta. Dengan kata lain studi Islam dapat memecahkan masalah terkini dalam kajian Islam Kontemporer. Kajian Islam kontemporer mengkolaborasikan ilmu pengetahuan dan ilmu keislaman. Artikel ini membahas kajian keislaman kontemporer dalam era modernitas. Selain karena latar belakang studi penulis yang berasal dari bidang disiplin ilmu keagamaan, juga karena banyaknya ilmu pengetahuan modern yang meninggalkan agama sebagai pondasi keilmuannya.
Uploads
Papers by aisyah arianto
Hal tersebut berimplikasi terhadap disiplin ilmu pengetahuan yang dianggap ketinggalan zaman oleh sebagian orang. Salah satunya adalah disiplin ilmu agama. Sebagian orang beranggapan bahwa agama adalah sebuah peradaban dan ilmu kuno yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah terkini. Mereka berprasangka bahwa masalah kontemporer hanya dapat dipecahkan dengan ilmu pasti dan ilmu yang rasional.
Semua pemikiran ilmiah saat ini lebih mengedepankan keilmuan yang rasional dan keilmuan yang menguntungkan bagi individu atau bagi keilmuan itu sendiri. Sedikit pemikiran yang mengkolaborasikan antara ilmu dengan agama. Saat itu agama dipandang suatu hal kurang penting dan lebih mengunggulkan ilmu pengetahuan di atas segalanya. Salah seorang filusuf Islam kenamaan bernama Seyyed Hussein Nasr datang dengan pemikirannya yang berdeda dengan lainnya. Dia merangkum kedudukan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Islam. Pemikirannya saat itu bahwa ilmu pengetahuan dan seni dalam Islam berdasarkan atas tauhid yang menjadi inti dari wahyu Islam. Dengan demikian, menurut Nasr, seluruh ilmu pengetahuan tidak terlepas dari kuasa pencipta. Dengan kata lain studi Islam dapat memecahkan masalah terkini dalam kajian Islam Kontemporer. Kajian Islam kontemporer mengkolaborasikan ilmu pengetahuan dan ilmu keislaman.
Artikel ini membahas kajian keislaman kontemporer dalam era modernitas. Selain karena latar belakang studi penulis yang berasal dari bidang disiplin ilmu keagamaan, juga karena banyaknya ilmu pengetahuan modern yang meninggalkan agama sebagai pondasi keilmuannya.
Hal tersebut berimplikasi terhadap disiplin ilmu pengetahuan yang dianggap ketinggalan zaman oleh sebagian orang. Salah satunya adalah disiplin ilmu agama. Sebagian orang beranggapan bahwa agama adalah sebuah peradaban dan ilmu kuno yang tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah terkini. Mereka berprasangka bahwa masalah kontemporer hanya dapat dipecahkan dengan ilmu pasti dan ilmu yang rasional.
Semua pemikiran ilmiah saat ini lebih mengedepankan keilmuan yang rasional dan keilmuan yang menguntungkan bagi individu atau bagi keilmuan itu sendiri. Sedikit pemikiran yang mengkolaborasikan antara ilmu dengan agama. Saat itu agama dipandang suatu hal kurang penting dan lebih mengunggulkan ilmu pengetahuan di atas segalanya. Salah seorang filusuf Islam kenamaan bernama Seyyed Hussein Nasr datang dengan pemikirannya yang berdeda dengan lainnya. Dia merangkum kedudukan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Islam. Pemikirannya saat itu bahwa ilmu pengetahuan dan seni dalam Islam berdasarkan atas tauhid yang menjadi inti dari wahyu Islam. Dengan demikian, menurut Nasr, seluruh ilmu pengetahuan tidak terlepas dari kuasa pencipta. Dengan kata lain studi Islam dapat memecahkan masalah terkini dalam kajian Islam Kontemporer. Kajian Islam kontemporer mengkolaborasikan ilmu pengetahuan dan ilmu keislaman.
Artikel ini membahas kajian keislaman kontemporer dalam era modernitas. Selain karena latar belakang studi penulis yang berasal dari bidang disiplin ilmu keagamaan, juga karena banyaknya ilmu pengetahuan modern yang meninggalkan agama sebagai pondasi keilmuannya.