Papers by Ardian Cangianto

Jurnal Nyanadassana: Jurnal Penelitian Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Relationship history between China and Indonesia Archipelago has been recorded since 1st century ... more Relationship history between China and Indonesia Archipelago has been recorded since 1st century and followed by Chinese community to migrate to the archipelago at that time. The migration also brought their beliefs and culture to enrich archipelago culture. Chinese people and their temples role in developing Buddhism were not discussed in detail, even, there were many misunderstandings between temples and Buddhism institutions. Further, to overcome this problem, we must understand how Chinese belief system and temple role in developing Buddhism in 18th to 21st centuries. Chinese temple's track record is dominant in Buddhism development. Benqing monk's record who traveled from one temple to another in providing services for people in temples or Mahayana Buddhist was possible to be traced. In addition, role of Dizang Yuan in Jakarta to educate the "flower monks" as prayers. Even the role of spreading Buddhism through symbols could be seen in various temples. Absolut...
Bambuti
This paper aims to explain the term kelenteng in Bahasa Indonesia. The temple in this paper is i... more This paper aims to explain the term kelenteng in Bahasa Indonesia. The temple in this paper is intended as a place of worship for the Chinese with their classification according to their respective categories. The study was conducted using literature data and observation methods. The mention of temples is a tool for referring to non-Chinese people, especially in Java, to indicate places of worship for Chinese people in general. The mention of the term temple has exceeded its limits and is generally accepted by the Chinese community as a designation for places of worship of Chinese beliefs that have various kinds.

Bambuti
Kedatangan masyarakat Tionghoa ke Nusantara sudah berlangsung selama ribuan tahun lamanya dan hub... more Kedatangan masyarakat Tionghoa ke Nusantara sudah berlangsung selama ribuan tahun lamanya dan hubungan antara Tiongkok dengan kerajaan-kerajaan Nusantara dicatat pertama kali dalam “Kronik Han”. Dengan adanya catatan itu menunjukkan berlangsungnya arus migrasi baik dari Nusantara maupun dari Tiongkok. Dalam perjalanan sejarah arus migrasi dari Tiongkok dan menetapnya mereka di Nusantara, tentunya terjadi asimilasi alamiah dan akulturasi orang-orang Tionghoa yang menyimpan harapan dan keinginan dari kaum imigran Tiongkok yang menetap tersebut. Hal itu dapat kita lihat dalam ornament kelenteng maupun kuburan orang Tionghoa, dalam paper ini akan diuraikan bentuk kuburan kaum Tionghoa di Dungkek dan pulau Sapudi yang amat unik dari bentuknya berupa perahu mengandung unsur pengharapan diterima secara utuh oleh masyarakat tempat mereka tinggal dengan tidak melupakan asal mereka. Dari pengamatan terlihat adanya perubahan bentuk kuburan dari yang berornamen Tionghoa menjadi b...
Bambuti
The temple is not always defined as a mere place of worship but also has multiple functions and c... more The temple is not always defined as a mere place of worship but also has multiple functions and cannot stand alone without any connection with others. This paper intends to provide an understanding of the temple as a form of expression of Chinese philosophy and culture. When gender becomes a problem in society, temples can also provide a way out, containing many social elements that are forgotten. Competition for the temple to be claimed by religious institutions makes the temple even more ambiguous and confusing. Such actions further alienated the temple from the development of the times and also lost social values that were horizontal

The events of 1740 in Batavia brought the Chinese community into a new phase. One of the new chap... more The events of 1740 in Batavia brought the Chinese community into a new phase. One of the new chapters that has never been studied is the birth of local gods who are worshiped in various temples. The gods were none other than the Chinese folk he- roes who fought against the Dutch colonialism. Among them are Yiyong gong (義勇公) which is worshiped in the city of Lasem and Zehai zhenren (澤海真人) in various cities in Central Java, such as in the cities of Tegal, Semarang and Pekalongan. The cult of Zehai zenren is wider than the cult of Yiyonggong, even in some circles the Javanese community also respects the figure of Zehai zenren. Zehai zenren can be respected among the Javanese people, especially those who become fishermen because they believe that Zehai zenren is the ‘god’ protecting sailors and traders. In addition to its distribution in Central Java, it turned out that based on field research, it was found that there were Chinese people living in the West Java area who worshiped Zehai ...

Perkembangan ekonomi di Tiongkok yang ribuan tahun lamanya melahirkan banyak gagasan maupun teori... more Perkembangan ekonomi di Tiongkok yang ribuan tahun lamanya melahirkan banyak gagasan maupun teori tentang ekonomi dan fungsi uang. Para filsuf maupun ekonom Tiongkok dari zaman ke zaman menghadapi permasalahan-permasalahan ekonomi yang harus diatasi. Secara garis besarnya, kendali negara atas perekonomian maupun perputaran uang itu adalah demi mensejahterakan rakyat. Tanpa ada rakyat yang sejahtera maka kekuasaan negara bisa terancam bahkan digulingkan. Dalam mengelola maupun melaksanakan kegiatan ekonomi harus memiliki keadilan dan kebajikan. Cara itulah yang bisa menghindari kebencian maupun amarah karena kegiatan yang mencari untung berlebihan. Makna dan nilai dari uang menjadi suatu perdebatan di kalangan para filsuf maupun para ekonom Tiongkok kuno, terutama dalam bidang ekonomi maupun fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, bentuk uang koin di Tiongkok selama dua ribu tahun tidak mengalami perubahan. Bentuk uang koin itu sendiri mengandung nilai filosofi tentang ke...
Jalan untuk keluar dari lingkaran kematian dan kehidupan adalah dengan pencerahan. Zen buddhisme ... more Jalan untuk keluar dari lingkaran kematian dan kehidupan adalah dengan pencerahan. Zen buddhisme maupun Taoisme dan Ruisme mengenal konsep pencerahan. “Langit selalu bergerak membangun, seorang junzi ( manusia sejati ) tiada henti memperbaik diri” ada dalam kitab Yijing, jadi sebagai manusia yang hidup harus selalu memperbaiki diri demi kebaikan alam semesta ini. Tidak perlu berpikir jauh apa yang terjadi setelah mati, jalani saja hidup ini. Agana mengajarkan kebenaran dan kebenaran itu harus dilaksanakan setiap hari. Ini yang menyamakan semua agama. Tapi asal muasal, tujuan hidup dan kemana pergi setelah mati itu yang berbedabeda. Inilah yang membedakan konsep-konsep agama. Demikian juga berbagai budaya dan mitos yang bernarasi tentang manusia selalu berbeda-beda.
Sejarah hubungan Tiongkok dan Nusantara sudah tercatat sejak abad ke 1 dimana kemudian diikuti ar... more Sejarah hubungan Tiongkok dan Nusantara sudah tercatat sejak abad ke 1 dimana kemudian diikuti arus migrasi orang Tionghoa ke Nusantara. Migrasi mereka tentunya juga membawa kepercayaan dan budaya mereka sehingga memperkaya budaya Nusantara.
filsafat, Tiongkok, energi

PENDAHULUAN Orang sering mengasosiasikan fengshui 1 sebagai cara menata rumah sehingga melahirkan... more PENDAHULUAN Orang sering mengasosiasikan fengshui 1 sebagai cara menata rumah sehingga melahirkan rejeki, ketenangan dan kesehatan. Dalam melihat fengshui juga yang digunakan adalah papan kompas dan melihat aliran qi, dimana salah satu metode adalah menggunakan arah duduk dan arah hadap dengan penggunaan system penghitungan tahun, seperti misalnya yang digunakan dalam metode Feixing. Salah satu dasar yang menjadi acuan fengshui adalah gunung dan air, dimana ini terkait dengan peradaban purba. Salah satu bencana alam yang sering menimpa masyarakat purba adalah banjir. Dengan adanya bencana banjir, akan mendorong masyarakat Tiongkok purba mencari cara mengatasi banjir itu. Salah satunya adalah dengan mencari lokasi yang aman dari banjir itu. Walau demikian, cara-cara mengatasi banjir itu dalam masyarakat Tiongkok purba dibalut dengan mitos, karena itu perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana mitos Tiongkok dalam menghadapi bencana alam terutama banjir, sehingga lebih bisa memahami mengapa lahirnya fengshui sebagai bagian dari lima ilmu 五术. 2 Dalam tulisan ini, penulis tidak akan terlalu membahas tentang ilmu-ilmu yang terkait dengan fengshui, tapi akan menekankan pada konsep air dan gunung yang akan melandasi pandangan fengshui hingga saat ini.Untuk itu penulis akan mencoba memaparkan pandangan purba tentang banjir dan pengaruhnya pada fengshui dan mitos bangsa Tionghoa untuk mengatasi banjir agar bisa memahami kenapa gunung dan air menjadi penting. Sejak adanya manusia, tidak dapat terlepas dari bunda bumi. Sandang pangan manusia tidak dapat terlepas dari bunda bumi. Tidak perduli jaman purba , sekarang maupun 1 Sebagian beranggapan bahwa fengshui adalah membicarakan kuburan, hal ini disebabkan karena istilah fengshui pertama kali digunakan oleh Guo Pu dalam bukunya " Kitab Penguburan " 葬書. 2 Lima ilmu 五术 adalah ilmu-ilmu Tiongkok yang bertujuan mengatasi masalah manusia. Salah satunya adalah xiang 相 atau ilmu bentuk, dan fengshui adalah bagian dari xiang ini. Karena itu fengshui sering disebut xiang zhai 相宅 (ilmu bentuk rumah).

ABSTRAK Dalam perkembangan politik Indonesia, agama memegang peranan yang tidak dapat dikesamping... more ABSTRAK Dalam perkembangan politik Indonesia, agama memegang peranan yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja, dimana symbol symbol keagamaan masih memegang peranan dalam bidang politik. Agama berbondong-bondong meraih peran dalam dunia perpolitikan dan dunia perpolitikan juga meraih dukungan dari agama. Hanya saja dalam kondisi masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia ini, peranan agama tidak selalu memberikan kontribusi positif dalam dunia perpolitikan ini. Selain berkaitan dengan agama, politik juga berkaitan dengan ekonomi, sehingga dunia politik Indonesia itu memiliki hubungan segitiga antara politik, ekonomi dan agama. BAB I PENDAHULUAN Penulis melihat kenyataan kehidupan sebagai warga negara Indonesia ini penuh dengan intrik politik dan ironisnya institusi agama yang seharusnya memajukan dan memanusiakan manusia terlibat dalam intrik politik, yang mana pada masa modern ini, institusi agama di banyak negara tidak memiliki peranan begitu nyata dalam dunia perpolitikan. Jika hal tersebut dibiarkan terus di Indonesia ini, maka kemajemukan
Bahasa itu dilihat bukan hanya sebagai sarana untuk mengkomunikasikan ide dan pemikiran, tetapi s... more Bahasa itu dilihat bukan hanya sebagai sarana untuk mengkomunikasikan ide dan pemikiran, tetapi sebagai intrinsik terhadap informasi mereka ( Berry, Portinga dkk, 2002 : 149 ).
Manusia mencoba menjawab itu melalui berbagai cara, mitos, religi merupakan caracara yang digunak... more Manusia mencoba menjawab itu melalui berbagai cara, mitos, religi merupakan caracara yang digunakan untuk menjawab teka-teki kehidupan yang melingkupi manusia maupun yang diluar manusia. Mitos menyatukan unsur teoretis dan unsur penciptaan artistic[1] yang digambarkan dengan indah dalam film Tree of Life.
Memahami dasar2 perkembangan filsafat Tiongkok dan pengaruhnya dalam peradaban Tiongkok.
memahami apa ciamsie atau peramalan dengan syair.

Pendahuluan
Uang sebagai alat tukar lahir karena adanya komoditas hasil produksi yang mana hasil ... more Pendahuluan
Uang sebagai alat tukar lahir karena adanya komoditas hasil produksi yang mana hasil produksi itu tidak dikonsumsi oleh produsen tapi oleh orang lain . Dengan demikian maka fungsi uang awalnya sebagai alat tukar yang memudahkan transaksi ekonomi sudah dikenal dalam berbagai peradaban termasuk peradaban Tiongkok. Alat tukar pertama yang digunakan oleh bangsa Tionghoa adalah kerang laut dan berkembang menjadi uang kertas yang digunakan secara resmi oleh kerajaan Song Utara (960-1127 CE). Sejak Jizi ( ± 1100 BCE) membahas apa yang dimaksud ekonomi, hampir setiap abad ada filsuf maupun pejabat pemerintahan yang membahas ekonomi termasuk peranan uang dalam ekonomi. Ekonomi dan uang tidak hanya menjadi sebagai sarana perdagangan saja tapi juga adalah sarana keadilan maupun sarana kekuasaan.
Dengan meluasnya penggunaan uang kertas mengakibatkan berkembangnya sistem perbankan Tiongkok mengubah pandangan para filsuf Tiongkok terhadap apa yang disebut uang. Selain itu adalah bentuk uang logam dalam sejarah perkembangan ekonomi Tiongkok juga tidak luput dari konsep filosofi maupun kosmologi Tiongkok. Dengan lahirnya uang kertas, beberapa filsuf maupun ekonom Tiongkok mengubah pandangan tentang uang. Apa sebenarnya uang itu juga akhirnya tidak luput dari peranan negara dan kekokohan ekonomi. Uang menjadi tidak berharga juga tidak ada peranan negara dan ekonomi yang mendukung agar uang kertas itu bisa menjadi bernilai. Jadi dapat dikatakan bahwa uang kertas itu sebenarnya memiliki nilai semu.
Sejarah peradaban Tiongkok melahirkan pandangan para filsuf terhadap fungsi uang, mulai dari segi ekonomi hingga kekuasaan untuk mengontrol. Uang sudah tidak lagi sekedar alat tukar perdagangan, maupun menjadi alat untuk menilai status seseorang. Hal ini dapat dilihat daru fungsi uang baik segi budaya maupun metafisik orang Tionghoa. Uang sudah melampaui fungsinya sebagai alat tukar ekonomi, misalnya dalam fengshui, ritual exorcisme hingga perlindungan terhadap anak dari mara bahaya, banyak yang menggunakan uang.
Tulisan ini, penulis membatasi hanya beberapa filsuf memberikan pandangan terhadap uang dan masih relevan hingga abad 21 ini. Selain itu juga membahas dari segi nilai filosofis terhadap bentuk uang juga penggunaan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam tulisan ini penulis membatasi pembahasan tentang uang dalam filsafat dan aspek kehidupan menurut budaya Tiongha, bukan membahas fungsi uang di alam kematian menurut budaya Tionghoa.
Nafsu keinginan manusia amat banyak.
Jika dikumpulkan hanya dua, yaitu : profit dan nama( kekuasaan ).
Shangyang ( 395-338 BCE )

Pendahuluan
Sejak jaman purbakala, alam kematian selalu mengandung misteri dan tidak terhitung ba... more Pendahuluan
Sejak jaman purbakala, alam kematian selalu mengandung misteri dan tidak terhitung banyaknya usaha-usaha menjawab alam kematian, mulai dari mitos hingga ke agama dan terakhir adalah ilmu pengetahuan mencoba menjawab masalah ini.
Setiap peradaban dan kebudayaan selalu memiliki mitos tentang alam kematian dan usaha-usaha menjawabnya.Mulai dari sungai Styx dalam mitos Yunani hingga mitos-mitos lainnya.Ada beberapa pandangan tentang alam kematian, mulai dari pindah alam seperti yang diyakini oleh kepercayaan Tionghoa, hidup kembali seperti kepercayaan orang Mesir, reinkarnasi dan tumimbal lahir yang dipercaya dalam pandangan Yunani serta India, surga neraka yang dalam pandangan Zoroaster hingga Kristiani.
Apakah berbicara alam kematian juga berkaitan dengan mitos ? Atau mitos yang berkaitan dengan alam kematian ?Bagi saya, semua cerita tentang alam kematian adalah mitos, dimana mitos itu berguna bagi kelangsungan manusia.Manusia pada prinsipnya menolak kematian sebagai hal yang alamiah.Mitos-mitos itu adalah suatu “penjelasan” bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dielakkan atau bisa menjadi suatu symbol pengharapan akan adanya keabadian yang bisa diraih oleh manusia.
Dalam Buddhisme sering disebutkan bahwa manusia mengalami empat hal yaitu lahir, tua, sakit dan mati.Manusia menjadi tua adalah hal yang alamiah dan kemudian setelah menua kemudian akan mati. Setelah melewati proses kematian ini, kemanakah perginya ? Apakah ada roh-roh yang meninggal ? Semua memerlukan jawaban dan jawaban itu bisa beragam, dan tiada seorangpun yang akan sanggup memberikan bukti yang sahih seperti apa alam kematian itu sendiri.Walau jawaban beragam, tapi ada suatu kesamaan yaitu berlangsungnya kehidupan. Seperti juga yang ditulis oleh Louis Leahly, S.J
“Yang pantas dicatat di sini adalah universalitas kepercayaan akan hidup baru yang menyusul hidup ini dan upacara pemakaman”
Perlu diingat pula bahwa misteri kematian tidak saja dilihat dari sudut pandang spiritual maupun agama, seorang ahli hipnotherapist yang bernama Dr.Michael Newton pernah menyelidiki alam kematian melalui ilmu yang dikuasainya dan menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Journey of Souls”.Saya menulis tentang alam kematian Tionghoa juga disebabkan karena masih langkanya tulisan mengenai alam kematian Tionghoa. Jikapun ada, hanya sebatas ritualnya saja tanpa mencoba menyentuh esensi dari mitos dan juga latar belakang serta dasar-dasar yang membentuk ritual-ritual seperti itu. Juga bertujuan memberikan suatu paparan yang lain atau berbeda tentang alam kematian, menyangkut dasar-dasar filosofisnya, tradisinya, makna dan pengertiannya.
Uploads
Papers by Ardian Cangianto
Uang sebagai alat tukar lahir karena adanya komoditas hasil produksi yang mana hasil produksi itu tidak dikonsumsi oleh produsen tapi oleh orang lain . Dengan demikian maka fungsi uang awalnya sebagai alat tukar yang memudahkan transaksi ekonomi sudah dikenal dalam berbagai peradaban termasuk peradaban Tiongkok. Alat tukar pertama yang digunakan oleh bangsa Tionghoa adalah kerang laut dan berkembang menjadi uang kertas yang digunakan secara resmi oleh kerajaan Song Utara (960-1127 CE). Sejak Jizi ( ± 1100 BCE) membahas apa yang dimaksud ekonomi, hampir setiap abad ada filsuf maupun pejabat pemerintahan yang membahas ekonomi termasuk peranan uang dalam ekonomi. Ekonomi dan uang tidak hanya menjadi sebagai sarana perdagangan saja tapi juga adalah sarana keadilan maupun sarana kekuasaan.
Dengan meluasnya penggunaan uang kertas mengakibatkan berkembangnya sistem perbankan Tiongkok mengubah pandangan para filsuf Tiongkok terhadap apa yang disebut uang. Selain itu adalah bentuk uang logam dalam sejarah perkembangan ekonomi Tiongkok juga tidak luput dari konsep filosofi maupun kosmologi Tiongkok. Dengan lahirnya uang kertas, beberapa filsuf maupun ekonom Tiongkok mengubah pandangan tentang uang. Apa sebenarnya uang itu juga akhirnya tidak luput dari peranan negara dan kekokohan ekonomi. Uang menjadi tidak berharga juga tidak ada peranan negara dan ekonomi yang mendukung agar uang kertas itu bisa menjadi bernilai. Jadi dapat dikatakan bahwa uang kertas itu sebenarnya memiliki nilai semu.
Sejarah peradaban Tiongkok melahirkan pandangan para filsuf terhadap fungsi uang, mulai dari segi ekonomi hingga kekuasaan untuk mengontrol. Uang sudah tidak lagi sekedar alat tukar perdagangan, maupun menjadi alat untuk menilai status seseorang. Hal ini dapat dilihat daru fungsi uang baik segi budaya maupun metafisik orang Tionghoa. Uang sudah melampaui fungsinya sebagai alat tukar ekonomi, misalnya dalam fengshui, ritual exorcisme hingga perlindungan terhadap anak dari mara bahaya, banyak yang menggunakan uang.
Tulisan ini, penulis membatasi hanya beberapa filsuf memberikan pandangan terhadap uang dan masih relevan hingga abad 21 ini. Selain itu juga membahas dari segi nilai filosofis terhadap bentuk uang juga penggunaan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam tulisan ini penulis membatasi pembahasan tentang uang dalam filsafat dan aspek kehidupan menurut budaya Tiongha, bukan membahas fungsi uang di alam kematian menurut budaya Tionghoa.
Nafsu keinginan manusia amat banyak.
Jika dikumpulkan hanya dua, yaitu : profit dan nama( kekuasaan ).
Shangyang ( 395-338 BCE )
Sejak jaman purbakala, alam kematian selalu mengandung misteri dan tidak terhitung banyaknya usaha-usaha menjawab alam kematian, mulai dari mitos hingga ke agama dan terakhir adalah ilmu pengetahuan mencoba menjawab masalah ini.
Setiap peradaban dan kebudayaan selalu memiliki mitos tentang alam kematian dan usaha-usaha menjawabnya.Mulai dari sungai Styx dalam mitos Yunani hingga mitos-mitos lainnya.Ada beberapa pandangan tentang alam kematian, mulai dari pindah alam seperti yang diyakini oleh kepercayaan Tionghoa, hidup kembali seperti kepercayaan orang Mesir, reinkarnasi dan tumimbal lahir yang dipercaya dalam pandangan Yunani serta India, surga neraka yang dalam pandangan Zoroaster hingga Kristiani.
Apakah berbicara alam kematian juga berkaitan dengan mitos ? Atau mitos yang berkaitan dengan alam kematian ?Bagi saya, semua cerita tentang alam kematian adalah mitos, dimana mitos itu berguna bagi kelangsungan manusia.Manusia pada prinsipnya menolak kematian sebagai hal yang alamiah.Mitos-mitos itu adalah suatu “penjelasan” bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dielakkan atau bisa menjadi suatu symbol pengharapan akan adanya keabadian yang bisa diraih oleh manusia.
Dalam Buddhisme sering disebutkan bahwa manusia mengalami empat hal yaitu lahir, tua, sakit dan mati.Manusia menjadi tua adalah hal yang alamiah dan kemudian setelah menua kemudian akan mati. Setelah melewati proses kematian ini, kemanakah perginya ? Apakah ada roh-roh yang meninggal ? Semua memerlukan jawaban dan jawaban itu bisa beragam, dan tiada seorangpun yang akan sanggup memberikan bukti yang sahih seperti apa alam kematian itu sendiri.Walau jawaban beragam, tapi ada suatu kesamaan yaitu berlangsungnya kehidupan. Seperti juga yang ditulis oleh Louis Leahly, S.J
“Yang pantas dicatat di sini adalah universalitas kepercayaan akan hidup baru yang menyusul hidup ini dan upacara pemakaman”
Perlu diingat pula bahwa misteri kematian tidak saja dilihat dari sudut pandang spiritual maupun agama, seorang ahli hipnotherapist yang bernama Dr.Michael Newton pernah menyelidiki alam kematian melalui ilmu yang dikuasainya dan menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Journey of Souls”.Saya menulis tentang alam kematian Tionghoa juga disebabkan karena masih langkanya tulisan mengenai alam kematian Tionghoa. Jikapun ada, hanya sebatas ritualnya saja tanpa mencoba menyentuh esensi dari mitos dan juga latar belakang serta dasar-dasar yang membentuk ritual-ritual seperti itu. Juga bertujuan memberikan suatu paparan yang lain atau berbeda tentang alam kematian, menyangkut dasar-dasar filosofisnya, tradisinya, makna dan pengertiannya.
Uang sebagai alat tukar lahir karena adanya komoditas hasil produksi yang mana hasil produksi itu tidak dikonsumsi oleh produsen tapi oleh orang lain . Dengan demikian maka fungsi uang awalnya sebagai alat tukar yang memudahkan transaksi ekonomi sudah dikenal dalam berbagai peradaban termasuk peradaban Tiongkok. Alat tukar pertama yang digunakan oleh bangsa Tionghoa adalah kerang laut dan berkembang menjadi uang kertas yang digunakan secara resmi oleh kerajaan Song Utara (960-1127 CE). Sejak Jizi ( ± 1100 BCE) membahas apa yang dimaksud ekonomi, hampir setiap abad ada filsuf maupun pejabat pemerintahan yang membahas ekonomi termasuk peranan uang dalam ekonomi. Ekonomi dan uang tidak hanya menjadi sebagai sarana perdagangan saja tapi juga adalah sarana keadilan maupun sarana kekuasaan.
Dengan meluasnya penggunaan uang kertas mengakibatkan berkembangnya sistem perbankan Tiongkok mengubah pandangan para filsuf Tiongkok terhadap apa yang disebut uang. Selain itu adalah bentuk uang logam dalam sejarah perkembangan ekonomi Tiongkok juga tidak luput dari konsep filosofi maupun kosmologi Tiongkok. Dengan lahirnya uang kertas, beberapa filsuf maupun ekonom Tiongkok mengubah pandangan tentang uang. Apa sebenarnya uang itu juga akhirnya tidak luput dari peranan negara dan kekokohan ekonomi. Uang menjadi tidak berharga juga tidak ada peranan negara dan ekonomi yang mendukung agar uang kertas itu bisa menjadi bernilai. Jadi dapat dikatakan bahwa uang kertas itu sebenarnya memiliki nilai semu.
Sejarah peradaban Tiongkok melahirkan pandangan para filsuf terhadap fungsi uang, mulai dari segi ekonomi hingga kekuasaan untuk mengontrol. Uang sudah tidak lagi sekedar alat tukar perdagangan, maupun menjadi alat untuk menilai status seseorang. Hal ini dapat dilihat daru fungsi uang baik segi budaya maupun metafisik orang Tionghoa. Uang sudah melampaui fungsinya sebagai alat tukar ekonomi, misalnya dalam fengshui, ritual exorcisme hingga perlindungan terhadap anak dari mara bahaya, banyak yang menggunakan uang.
Tulisan ini, penulis membatasi hanya beberapa filsuf memberikan pandangan terhadap uang dan masih relevan hingga abad 21 ini. Selain itu juga membahas dari segi nilai filosofis terhadap bentuk uang juga penggunaan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam tulisan ini penulis membatasi pembahasan tentang uang dalam filsafat dan aspek kehidupan menurut budaya Tiongha, bukan membahas fungsi uang di alam kematian menurut budaya Tionghoa.
Nafsu keinginan manusia amat banyak.
Jika dikumpulkan hanya dua, yaitu : profit dan nama( kekuasaan ).
Shangyang ( 395-338 BCE )
Sejak jaman purbakala, alam kematian selalu mengandung misteri dan tidak terhitung banyaknya usaha-usaha menjawab alam kematian, mulai dari mitos hingga ke agama dan terakhir adalah ilmu pengetahuan mencoba menjawab masalah ini.
Setiap peradaban dan kebudayaan selalu memiliki mitos tentang alam kematian dan usaha-usaha menjawabnya.Mulai dari sungai Styx dalam mitos Yunani hingga mitos-mitos lainnya.Ada beberapa pandangan tentang alam kematian, mulai dari pindah alam seperti yang diyakini oleh kepercayaan Tionghoa, hidup kembali seperti kepercayaan orang Mesir, reinkarnasi dan tumimbal lahir yang dipercaya dalam pandangan Yunani serta India, surga neraka yang dalam pandangan Zoroaster hingga Kristiani.
Apakah berbicara alam kematian juga berkaitan dengan mitos ? Atau mitos yang berkaitan dengan alam kematian ?Bagi saya, semua cerita tentang alam kematian adalah mitos, dimana mitos itu berguna bagi kelangsungan manusia.Manusia pada prinsipnya menolak kematian sebagai hal yang alamiah.Mitos-mitos itu adalah suatu “penjelasan” bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dielakkan atau bisa menjadi suatu symbol pengharapan akan adanya keabadian yang bisa diraih oleh manusia.
Dalam Buddhisme sering disebutkan bahwa manusia mengalami empat hal yaitu lahir, tua, sakit dan mati.Manusia menjadi tua adalah hal yang alamiah dan kemudian setelah menua kemudian akan mati. Setelah melewati proses kematian ini, kemanakah perginya ? Apakah ada roh-roh yang meninggal ? Semua memerlukan jawaban dan jawaban itu bisa beragam, dan tiada seorangpun yang akan sanggup memberikan bukti yang sahih seperti apa alam kematian itu sendiri.Walau jawaban beragam, tapi ada suatu kesamaan yaitu berlangsungnya kehidupan. Seperti juga yang ditulis oleh Louis Leahly, S.J
“Yang pantas dicatat di sini adalah universalitas kepercayaan akan hidup baru yang menyusul hidup ini dan upacara pemakaman”
Perlu diingat pula bahwa misteri kematian tidak saja dilihat dari sudut pandang spiritual maupun agama, seorang ahli hipnotherapist yang bernama Dr.Michael Newton pernah menyelidiki alam kematian melalui ilmu yang dikuasainya dan menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Journey of Souls”.Saya menulis tentang alam kematian Tionghoa juga disebabkan karena masih langkanya tulisan mengenai alam kematian Tionghoa. Jikapun ada, hanya sebatas ritualnya saja tanpa mencoba menyentuh esensi dari mitos dan juga latar belakang serta dasar-dasar yang membentuk ritual-ritual seperti itu. Juga bertujuan memberikan suatu paparan yang lain atau berbeda tentang alam kematian, menyangkut dasar-dasar filosofisnya, tradisinya, makna dan pengertiannya.
Cult terhadap Zehai zenren lebih luas dibandingkan cult terhadap Yiyonggong bahkan di beberapa kalangan masyarakat Jawa juga menghormati figur Zehai zenren. Zehai zenren bisa dihormati di kalangan masyarakat Jawa, terutama mereka yang menjadi nelayan karena percaya bahwa Zehai zenren adalah “dewa” pelindung pelaut dan pedagang. Selain penyebarannya di Jawa tengah, ternyata berdasarkan penelitian lapangan didapat orang Tionghoa yang tinggal di daerah Jawa Barat juga ada beberapa yang memuja Zehai zenren sebagai dewa pelindungnya.
Bahwa ada tokoh pahlawan lokal Tionghoa yang bisa dipuja dimana penyebarannya lebih luas dibandingkan dewata-dewata lokal Tionghoa Indonesia layak diteliti. Perlu diketahui juga bahwa “pengawal” Zehai zhenren adalah etnis Jawa. Kepercayaan pada Zehai zhenren yang melampaui batasan etnis bisa terjadi karena adanya kedekatan sistem kepercayaan masyarakat Jawa Tengah atau yang dikenal dengan sebutan Kejawen dengan sistem kepercayaan Tionghoa. Kepercayaannya bersifat inklusif, membangun keharmonisan dan penghormatan pada tokoh-tokoh yang layak dihormati.
Keyword : cult , Zehai zhenren, Tionghoa.
Cult terhadap Zehai zenren lebih luas dibandingkan cult terhadap Yiyonggong bahkan di beberapa kalangan masyarakat Jawa juga menghormati figur Zehai zenren. Zehai zenren bisa dihormati di kalangan masyarakat Jawa, terutama mereka yang menjadi nelayan karena percaya bahwa Zehai zenren adalah “dewa” pelindung pelaut dan pedagang. Selain penyebarannya di Jawa tengah, ternyata berdasarkan penelitian lapangan didapat orang Tionghoa yang tinggal di daerah Jawa Barat juga ada beberapa yang memuja Zehai zenren sebagai dewa pelindungnya.
Bahwa ada tokoh pahlawan lokal Tionghoa yang bisa dipuja dimana penyebarannya lebih luas dibandingkan dewata-dewata lokal Tionghoa Indonesia layak diteliti. Perlu diketahui juga bahwa “pengawal” Zehai zhenren adalah etnis Jawa. Kepercayaan pada Zehai zhenren yang melampaui batasan etnis bisa terjadi karena adanya kedekatan sistem kepercayaan masyarakat Jawa Tengah atau yang dikenal dengan sebutan Kejawen dengan sistem kepercayaan Tionghoa. Kepercayaannya bersifat inklusif, membangun keharmonisan dan penghormatan pada tokoh-tokoh yang layak dihormati.
Keyword : cult , Zehai zhenren, Tionghoa.