
Bonataon M . T . Vincent Simandjorang
Researcher at Center for Public Policy Research, Badan Riset dan Inovasi Nasional/ BRIN RI (Jan 2022 - now);
Researcher at Center for State Civil Apparatus Management Studies, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia/ LAN RI (Mar 2021 - Dec 2021);
Research Administrator at Center for State Civil Apparatus Management Studies, LAN RI (Jan 2019 - Mar 2021);
Studies Administrator at Center for Decentralization and Regional Autonomy Studies, LAN RI (Jan 2018 - Jan 2019);
Expert/Consultant at Deputy for Development Funding, Ministry of National Development Planning/BAPPENAS (Aug 2014 - Dec 2017).
Researcher at Center for State Civil Apparatus Management Studies, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia/ LAN RI (Mar 2021 - Dec 2021);
Research Administrator at Center for State Civil Apparatus Management Studies, LAN RI (Jan 2019 - Mar 2021);
Studies Administrator at Center for Decentralization and Regional Autonomy Studies, LAN RI (Jan 2018 - Jan 2019);
Expert/Consultant at Deputy for Development Funding, Ministry of National Development Planning/BAPPENAS (Aug 2014 - Dec 2017).
less
Related Authors
Noel B. Salazar
KU Leuven
Naim Kapucu
University of Central Florida
David Seamon
Kansas State University
Armando Marques-Guedes
UNL - New University of Lisbon
Akhil Gupta
University of California, Los Angeles
Simon Springer
The University of Newcastle
Harry Cleaver
The University of Texas at Austin
Samuel LÉZÉ
École Normale Supérieure de Lyon
Shabib H . Syed
University of the Punjab, Lahore, Pakistan
Olivier Nay
Université Paris 1 - Panthéon-Sorbonne
Uploads
Papers by Bonataon M . T . Vincent Simandjorang
dihubungkan dengan hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC). Permodelan
empiris dilakukan dengan Simultaneous Equation Model (SEM) antara produk
domestik bruto (PDB) per kapita dengan emisi CO2 dengan menggunakan data
runtut waktu dari 1974 hingga 2011. Uji Hausman melihat hubungan simultan dan
endogenitas dari PDB per kapita dan emisi CO2. Dengan metode Two-stage Least
Squares (2SLS) diperoleh hasil hipotesis EKC berlangsung di Indonesia. PDB per
kapita, peranan industri terhadap perekonomian, dan kepadatan penduduk
berpengaruh signifikan meningkatkan emisi CO2. Namun demikian, konsumsi
energi terbarukan tidak secara signifikan berpengaruh menurunkan emisi CO2.
This thesis analyzes determinants of carbon dioxide (CO2) emission in Indonesia
associated with Environmental Kuznets Curve (EKC) hypothesis. Empirical
modelling with Simultaneous Equation Model (SEM) between per capita gross
domestic product (GDP) and CO2 emission by using time series data from 1974 to
2011. Hausman tests investigate simultaneous relationship and endogeneity
between per capita GDP and CO2 emission. By Two-stage Least Squares (2SLS)
method, results support Environmental Kuznets Curve (EKC) hypothesis. GDP
per capita, share of industry, and population density significantly affect the
increasing of CO2 emission. However, renewable energy consumption did not
significantly affect the reducing of CO2 emission.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perindustrian telah merancang Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan (roadmap) untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era revolusi industri keempat. Dalam rangka mengakselerasi pencapaian percepatan pembangunan melalui agenda Making Indonesia 4.0 yang spesifik mendorong pembangunan sektor industri, maka diperlukan penguatan birokrasi pemerintahan sebagai salah satu pelatuk (trigger) melalui optimaliasasi jabatan fungsional di sektor industri. Penelitian ini bertujuan menganalisa utilisasi jabatan fungsional (JF) sebagai tulang punggung (backbone) birokrasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan narasumber dan studi pustaka. Dari hasil penelitian diperoleh usulan-usulan JF yang secara teknis diharapkan mampu mendorong pencapaian sasaran-sasaran pembangunan di bidang industri, antara lain: penyuluh perindustrian, instruktur, perencana, perekayasa, intelijen perindustrian, statistisi, analis maha data (big data), pengawas standar industri, asesor manajemen mutu industri, peneliti, analis kebijakan, perancang peraturan perundang-undangan, diplomat, dan promotor investasi. Agar JF dapat berkinerja optimal, perlu menerapkan prinsip birokrasi yang gesit (agile bureaucracy) dengan memangkas struktur birokrasi dan menggantinya dengan JF yang dibagi secara tematik dalam gugus tugas/kelompok kerja.
dihubungkan dengan hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC). Permodelan
empiris dilakukan dengan Simultaneous Equation Model (SEM) antara produk
domestik bruto (PDB) per kapita dengan emisi CO2 dengan menggunakan data
runtut waktu dari 1974 hingga 2011. Uji Hausman melihat hubungan simultan dan
endogenitas dari PDB per kapita dan emisi CO2. Dengan metode Two-stage Least
Squares (2SLS) diperoleh hasil hipotesis EKC berlangsung di Indonesia. PDB per
kapita, peranan industri terhadap perekonomian, dan kepadatan penduduk
berpengaruh signifikan meningkatkan emisi CO2. Namun demikian, konsumsi
energi terbarukan tidak secara signifikan berpengaruh menurunkan emisi CO2.
This thesis analyzes determinants of carbon dioxide (CO2) emission in Indonesia
associated with Environmental Kuznets Curve (EKC) hypothesis. Empirical
modelling with Simultaneous Equation Model (SEM) between per capita gross
domestic product (GDP) and CO2 emission by using time series data from 1974 to
2011. Hausman tests investigate simultaneous relationship and endogeneity
between per capita GDP and CO2 emission. By Two-stage Least Squares (2SLS)
method, results support Environmental Kuznets Curve (EKC) hypothesis. GDP
per capita, share of industry, and population density significantly affect the
increasing of CO2 emission. However, renewable energy consumption did not
significantly affect the reducing of CO2 emission.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Perindustrian telah merancang Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan (roadmap) untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era revolusi industri keempat. Dalam rangka mengakselerasi pencapaian percepatan pembangunan melalui agenda Making Indonesia 4.0 yang spesifik mendorong pembangunan sektor industri, maka diperlukan penguatan birokrasi pemerintahan sebagai salah satu pelatuk (trigger) melalui optimaliasasi jabatan fungsional di sektor industri. Penelitian ini bertujuan menganalisa utilisasi jabatan fungsional (JF) sebagai tulang punggung (backbone) birokrasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan narasumber dan studi pustaka. Dari hasil penelitian diperoleh usulan-usulan JF yang secara teknis diharapkan mampu mendorong pencapaian sasaran-sasaran pembangunan di bidang industri, antara lain: penyuluh perindustrian, instruktur, perencana, perekayasa, intelijen perindustrian, statistisi, analis maha data (big data), pengawas standar industri, asesor manajemen mutu industri, peneliti, analis kebijakan, perancang peraturan perundang-undangan, diplomat, dan promotor investasi. Agar JF dapat berkinerja optimal, perlu menerapkan prinsip birokrasi yang gesit (agile bureaucracy) dengan memangkas struktur birokrasi dan menggantinya dengan JF yang dibagi secara tematik dalam gugus tugas/kelompok kerja.