Papers by Aisyah Nur Viani

This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and vari... more This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and variable costing methods at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The problem is that the calculation of the cost of production carried out by UMKM Dtrofit Fried Chicken is still carried out simply and does not classify costs based on the elements of production costs, then there are costs that are not included in the calculation of the cost of production. The purpose of this study was to determine how the comparative analysis of the calculation of the cost of production using the full costing and variable costing methods in determining the selling price at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The method used in this research is descriptive quantitative using primary data sources and secondary data. The results showed that the calculation of production costs using the variable costing method was 2.3% lower when compared to the results of the calculation of production costs using the full costing method. Which is known, the cost of goods produced per unit for the full costing method is IDR 6,411 and the cost of goods produced per unit for the variable costing method is IDR 6,263. So the most appropriate and effective calculation method is to use the full costing method.

This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and vari... more This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and variable costing methods at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The problem is that the calculation of the cost of production carried out by UMKM Dtrofit Fried Chicken is still carried out simply and does not classify costs based on the elements of production costs, then there are costs that are not included in the calculation of the cost of production. The purpose of this study was to determine how the comparative analysis of the calculation of the cost of production using the full costing and variable costing methods in determining the selling price at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The method used in this research is descriptive quantitative using primary data sources and secondary data. The results showed that the calculation of production costs using the variable costing method was 2.3% lower when compared to the results of the calculation of production costs using the full costing method. Which is known, the cost of goods produced per unit for the full costing method is IDR 6,411 and the cost of goods produced per unit for the variable costing method is IDR 6,263. So the most appropriate and effective calculation method is to use the full costing method.

This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and vari... more This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and variable costing methods at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The problem is that the calculation of the cost of production carried out by UMKM Dtrofit Fried Chicken is still carried out simply and does not classify costs based on the elements of production costs, then there are costs that are not included in the calculation of the cost of production. The purpose of this study was to determine how the comparative analysis of the calculation of the cost of production using the full costing and variable costing methods in determining the selling price at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The method used in this research is descriptive quantitative using primary data sources and secondary data. The results showed that the calculation of production costs using the variable costing method was 2.3% lower when compared to the results of the calculation of production costs using the full costing method. Which is known, the cost of goods produced per unit for the full costing method is IDR 6,411 and the cost of goods produced per unit for the variable costing method is IDR 6,263. So the most appropriate and effective calculation method is to use the full costing method.

This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and vari... more This study examines the calculation of the cost of goods produced using the full costing and variable costing methods at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The problem is that the calculation of the cost of production carried out by UMKM Dtrofit Fried Chicken is still carried out simply and does not classify costs based on the elements of production costs, then there are costs that are not included in the calculation of the cost of production. The purpose of this study was to determine how the comparative analysis of the calculation of the cost of production using the full costing and variable costing methods in determining the selling price at UMKM Dtrofit Fried Chicken. The method used in this research is descriptive quantitative using primary data sources and secondary data. The results showed that the calculation of production costs using the variable costing method was 2.3% lower when compared to the results of the calculation of production costs using the full costing method. Which is known, the cost of goods produced per unit for the full costing method is IDR 6,411 and the cost of goods produced per unit for the variable costing method is IDR 6,263. So the most appropriate and effective calculation method is to use the full costing method.

Aisyah Nur Viani, 2024
Pembangunan di tingkat desa menjadi fokus utama dalam upaya
pemerintah Indonesia untuk meningkat... more Pembangunan di tingkat desa menjadi fokus utama dalam upaya
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pedesaan. Salah satu instrumen utama dalam pencapaian tujuan tersebut
adalah dana desa, yang telah menjadi bagian integral dari kebijakan
pembangunan nasional sejak diluncurkan pada tahun 2015. Dana desa
bertujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan lokal, meratakan kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta memperkuat kemandirian desa. Namun, seiring dengan pentingnya peran dana desa, muncul pula tantangan besar terkait pengelolaannya. Salah satu tantangan terbesar adalah terkait transparansi dan akuntabilitas dalam proses penganggaran dan pengelolaan dana desa. Transparansi dalam pengelolaan dana desa mengacu pada keterbukaan informasi dan proses yang memungkinkan masyarakat untuk memahami dan mengawasi penggunaan dana tersebut. Sedangkan akuntabilitas menekankan pada kewajiban pemerintah desa untuk bertanggung jawab atas penggunaan dana desa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Meskipun prinsip transparansi dan akuntabilitas tersebut diakui secara
luas sebagai bagian integral dari tata kelola yang baik, implementasinya sering kali menemui hambatan dalam konteks nyata. Terdapat risiko korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses penganggaran yang dapat mengganggu efektivitas dan efisiensi penggunaan dana desa serta mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa. Oleh karena itu, penelitian tentang transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa menjadi sangat penting. Penelitian ini tidak hanya akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang dalam pengelolaan dana desa, tetapi juga memberikan rekomendasi konkret untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses tersebut. Desa Gerdu, yang terletak di Kabupaten Jepara, dipilih sebagai studi kasus karena mewakili kondisi banyak desa di Indonesia. Melalui penelitian ini, diharapkan akan ditemukan pemahaman yang lebih baik tentang praktik transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan dana desa dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa.

Aisyah Nur Viani, 2024
PT Campina Ice Cream Industry Tbk, yang didirikan pada tahun 1972 di Surabaya, Indonesia, adalah ... more PT Campina Ice Cream Industry Tbk, yang didirikan pada tahun 1972 di Surabaya, Indonesia, adalah salah satu produsen es krim terbesar dan paling terkenal di tanah air. Berawal sebagai usaha rumahan yang didirikan oleh Darmo Hadipranoto, Campina telah berkembang pesat menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Desember 2017 dengan kode saham CAMP.
Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis es krim, melayani berbagai
segmen pasar dengan merek-merek terkenal seperti Campina, Hula-Hula,
Concerto, dan lainnya. Produk-produk Campina meliputi es krim stik, cup,
cone, es krim keluarga, hingga es krim premium, memenuhi kebutuhan berbagai konsumen dari anak-anak hingga orang dewasa. Beberapa produk unggulan yang terkenal antara lain Campina Vanilla Cup, Hula-Hula Kacang Hijau, dan Concerto Bold.
Dengan visi untuk menjadi produsen es krim terkemuka di Indonesia
yang inovatif dan ramah lingkungan, Campina menempatkan kualitas produk sebagai prioritas utama. Perusahaan ini menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dan telah mendapatkan berbagai sertifikasi seperti ISO 22000 dan Halal dari MUI, memastikan produk-produknya aman dan berkualitas tinggi untuk konsumsi. Fasilitas produksi Campina yang berlokasi di Surabaya dilengkapi dengan teknologi canggih dan sistem produksi yang efisien, memungkinkan perusahaan untuk memproduksi es krim dalam skala besar sambil tetap menjaga
kualitas. Dalam upaya mendukung keberlanjutan, Campina juga menjalankan berbagai inisiatif ramah lingkungan, termasuk pengelolaan limbah yang baik dan penggunaan energi yang efisien.

Islamic Macroeconomics is an economic approach that encompasses Islamic principles in regulating ... more Islamic Macroeconomics is an economic approach that encompasses Islamic principles in regulating overall economic policy. The concept involves primary reference to the Qur'an and Prophetic As-Sunnah and entails the revision and adjustment of existing economic terms and concepts in accordance with Islamic principles. In this context, Islamic economics aims to achieve human welfare in a way that is based on Islamic values. Islamic macroeconomic principles emphasize the unity of God, social justice, multiple ownership, freedom of action, and the prohibition of usury. The government's implementation of Islamic macroeconomic policies involves monetary and fiscal strategies oriented towards achieving low inflation, equitable economic distribution, infrastructure development, and regulation of government revenue and expenditure. Although faced with a number of challenges such as limited understanding, compatibility with the existing economic system, and lack of supportive financial infrastructure, the implementation of Islamic macroeconomics in Indonesia holds great opportunities in increasing financial inclusion, reducing global economic dependence, encouraging innovation, and attracting foreign investment.

Aisyah Nur Viani, 2024
Sebagian besar orang mengatakan bahwa uang itu penting karena uang
selalu dibutuhkan untuk memen... more Sebagian besar orang mengatakan bahwa uang itu penting karena uang
selalu dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa uang
yang cukup kebutuhan seperti untuk makan, pakaian, tempat tinggal, biaya
kesehatan, sekolah anak-anak dan juga biaya hari tua tidak bisa terpenuhi.
Sehingga banyak orang yang berpikir uang merupakan hal yang sangat
fundamental, mereka menganggap uang adalah segalanya sehingga mereka
seolah terlalu mencintai uang. Hal ini yang disebut dengan kecintaan terhadap
uang atau sering disebut dengan The Love of Money. Kecintaan terhadap uang
terkadang dimaknai sebagai suatu sifat yang cenderung negatif, seolah-olah
menunjukkan keserakahan, padahal sebenarnya uang bukanlah sesuatu yang
baik, juga bukan sesuatu yang jahat atau buruk.
Tingkat kecintaan terhadap uang dalam diri seseorang berbeda-beda.
Ada 4 faktor yang menyebabkan love of money, yakni faktor kekayaan,
motivator, sukses, dan arti penting uang itu sendiri. Love of money juga
dikaitkan dengan jenis kelamin, bidang studi, status pekerjaan, dan status
pernikahan. Pada banyak riset akuntansi, love of money dikaitkan dengan
persepsi etis. Seseorang yang memiliki love of money tinggi memiliki
kecenderungan proses etis yang rendah dan sebaliknya.
Uploads
Papers by Aisyah Nur Viani
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pedesaan. Salah satu instrumen utama dalam pencapaian tujuan tersebut
adalah dana desa, yang telah menjadi bagian integral dari kebijakan
pembangunan nasional sejak diluncurkan pada tahun 2015. Dana desa
bertujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan lokal, meratakan kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta memperkuat kemandirian desa. Namun, seiring dengan pentingnya peran dana desa, muncul pula tantangan besar terkait pengelolaannya. Salah satu tantangan terbesar adalah terkait transparansi dan akuntabilitas dalam proses penganggaran dan pengelolaan dana desa. Transparansi dalam pengelolaan dana desa mengacu pada keterbukaan informasi dan proses yang memungkinkan masyarakat untuk memahami dan mengawasi penggunaan dana tersebut. Sedangkan akuntabilitas menekankan pada kewajiban pemerintah desa untuk bertanggung jawab atas penggunaan dana desa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Meskipun prinsip transparansi dan akuntabilitas tersebut diakui secara
luas sebagai bagian integral dari tata kelola yang baik, implementasinya sering kali menemui hambatan dalam konteks nyata. Terdapat risiko korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses penganggaran yang dapat mengganggu efektivitas dan efisiensi penggunaan dana desa serta mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa. Oleh karena itu, penelitian tentang transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa menjadi sangat penting. Penelitian ini tidak hanya akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang dalam pengelolaan dana desa, tetapi juga memberikan rekomendasi konkret untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses tersebut. Desa Gerdu, yang terletak di Kabupaten Jepara, dipilih sebagai studi kasus karena mewakili kondisi banyak desa di Indonesia. Melalui penelitian ini, diharapkan akan ditemukan pemahaman yang lebih baik tentang praktik transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan dana desa dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa.
Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis es krim, melayani berbagai
segmen pasar dengan merek-merek terkenal seperti Campina, Hula-Hula,
Concerto, dan lainnya. Produk-produk Campina meliputi es krim stik, cup,
cone, es krim keluarga, hingga es krim premium, memenuhi kebutuhan berbagai konsumen dari anak-anak hingga orang dewasa. Beberapa produk unggulan yang terkenal antara lain Campina Vanilla Cup, Hula-Hula Kacang Hijau, dan Concerto Bold.
Dengan visi untuk menjadi produsen es krim terkemuka di Indonesia
yang inovatif dan ramah lingkungan, Campina menempatkan kualitas produk sebagai prioritas utama. Perusahaan ini menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dan telah mendapatkan berbagai sertifikasi seperti ISO 22000 dan Halal dari MUI, memastikan produk-produknya aman dan berkualitas tinggi untuk konsumsi. Fasilitas produksi Campina yang berlokasi di Surabaya dilengkapi dengan teknologi canggih dan sistem produksi yang efisien, memungkinkan perusahaan untuk memproduksi es krim dalam skala besar sambil tetap menjaga
kualitas. Dalam upaya mendukung keberlanjutan, Campina juga menjalankan berbagai inisiatif ramah lingkungan, termasuk pengelolaan limbah yang baik dan penggunaan energi yang efisien.
selalu dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa uang
yang cukup kebutuhan seperti untuk makan, pakaian, tempat tinggal, biaya
kesehatan, sekolah anak-anak dan juga biaya hari tua tidak bisa terpenuhi.
Sehingga banyak orang yang berpikir uang merupakan hal yang sangat
fundamental, mereka menganggap uang adalah segalanya sehingga mereka
seolah terlalu mencintai uang. Hal ini yang disebut dengan kecintaan terhadap
uang atau sering disebut dengan The Love of Money. Kecintaan terhadap uang
terkadang dimaknai sebagai suatu sifat yang cenderung negatif, seolah-olah
menunjukkan keserakahan, padahal sebenarnya uang bukanlah sesuatu yang
baik, juga bukan sesuatu yang jahat atau buruk.
Tingkat kecintaan terhadap uang dalam diri seseorang berbeda-beda.
Ada 4 faktor yang menyebabkan love of money, yakni faktor kekayaan,
motivator, sukses, dan arti penting uang itu sendiri. Love of money juga
dikaitkan dengan jenis kelamin, bidang studi, status pekerjaan, dan status
pernikahan. Pada banyak riset akuntansi, love of money dikaitkan dengan
persepsi etis. Seseorang yang memiliki love of money tinggi memiliki
kecenderungan proses etis yang rendah dan sebaliknya.
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pedesaan. Salah satu instrumen utama dalam pencapaian tujuan tersebut
adalah dana desa, yang telah menjadi bagian integral dari kebijakan
pembangunan nasional sejak diluncurkan pada tahun 2015. Dana desa
bertujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan lokal, meratakan kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta memperkuat kemandirian desa. Namun, seiring dengan pentingnya peran dana desa, muncul pula tantangan besar terkait pengelolaannya. Salah satu tantangan terbesar adalah terkait transparansi dan akuntabilitas dalam proses penganggaran dan pengelolaan dana desa. Transparansi dalam pengelolaan dana desa mengacu pada keterbukaan informasi dan proses yang memungkinkan masyarakat untuk memahami dan mengawasi penggunaan dana tersebut. Sedangkan akuntabilitas menekankan pada kewajiban pemerintah desa untuk bertanggung jawab atas penggunaan dana desa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Meskipun prinsip transparansi dan akuntabilitas tersebut diakui secara
luas sebagai bagian integral dari tata kelola yang baik, implementasinya sering kali menemui hambatan dalam konteks nyata. Terdapat risiko korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam proses penganggaran yang dapat mengganggu efektivitas dan efisiensi penggunaan dana desa serta mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa. Oleh karena itu, penelitian tentang transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa menjadi sangat penting. Penelitian ini tidak hanya akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang dalam pengelolaan dana desa, tetapi juga memberikan rekomendasi konkret untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses tersebut. Desa Gerdu, yang terletak di Kabupaten Jepara, dipilih sebagai studi kasus karena mewakili kondisi banyak desa di Indonesia. Melalui penelitian ini, diharapkan akan ditemukan pemahaman yang lebih baik tentang praktik transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan dana desa dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa.
Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis es krim, melayani berbagai
segmen pasar dengan merek-merek terkenal seperti Campina, Hula-Hula,
Concerto, dan lainnya. Produk-produk Campina meliputi es krim stik, cup,
cone, es krim keluarga, hingga es krim premium, memenuhi kebutuhan berbagai konsumen dari anak-anak hingga orang dewasa. Beberapa produk unggulan yang terkenal antara lain Campina Vanilla Cup, Hula-Hula Kacang Hijau, dan Concerto Bold.
Dengan visi untuk menjadi produsen es krim terkemuka di Indonesia
yang inovatif dan ramah lingkungan, Campina menempatkan kualitas produk sebagai prioritas utama. Perusahaan ini menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dan telah mendapatkan berbagai sertifikasi seperti ISO 22000 dan Halal dari MUI, memastikan produk-produknya aman dan berkualitas tinggi untuk konsumsi. Fasilitas produksi Campina yang berlokasi di Surabaya dilengkapi dengan teknologi canggih dan sistem produksi yang efisien, memungkinkan perusahaan untuk memproduksi es krim dalam skala besar sambil tetap menjaga
kualitas. Dalam upaya mendukung keberlanjutan, Campina juga menjalankan berbagai inisiatif ramah lingkungan, termasuk pengelolaan limbah yang baik dan penggunaan energi yang efisien.
selalu dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa uang
yang cukup kebutuhan seperti untuk makan, pakaian, tempat tinggal, biaya
kesehatan, sekolah anak-anak dan juga biaya hari tua tidak bisa terpenuhi.
Sehingga banyak orang yang berpikir uang merupakan hal yang sangat
fundamental, mereka menganggap uang adalah segalanya sehingga mereka
seolah terlalu mencintai uang. Hal ini yang disebut dengan kecintaan terhadap
uang atau sering disebut dengan The Love of Money. Kecintaan terhadap uang
terkadang dimaknai sebagai suatu sifat yang cenderung negatif, seolah-olah
menunjukkan keserakahan, padahal sebenarnya uang bukanlah sesuatu yang
baik, juga bukan sesuatu yang jahat atau buruk.
Tingkat kecintaan terhadap uang dalam diri seseorang berbeda-beda.
Ada 4 faktor yang menyebabkan love of money, yakni faktor kekayaan,
motivator, sukses, dan arti penting uang itu sendiri. Love of money juga
dikaitkan dengan jenis kelamin, bidang studi, status pekerjaan, dan status
pernikahan. Pada banyak riset akuntansi, love of money dikaitkan dengan
persepsi etis. Seseorang yang memiliki love of money tinggi memiliki
kecenderungan proses etis yang rendah dan sebaliknya.