Papers by Udjang Pr. M. Basir

Udjang Pr. M. Basir, 2023
Wayang kulit Jawa Timuran cengkok Malang memiliki keunikan. Keunikan tersebut tampak pada laras y... more Wayang kulit Jawa Timuran cengkok Malang memiliki keunikan. Keunikan tersebut tampak pada laras yang digunakan, gendhing Malangan, dan tokoh punakawan. Laras yang digunakan oleh wayang kulit Jawatimuran cengkok Malang sebagian besar berlaras pelog. Hal tersebut berbeda dengan wayang kulit cengkok Porong dan Surabaya yang dominan meggunakan laras slendro. Gendhing atau tembang yang mengiringi pertunjukkan menggunakan tembang khas Malangan. Punakawan wayang kulit cengkok Malang hanya dua, yaitu Semar dan Bagong. Tidak ada tokoh Besut seperti punakawan pada wayang cengkok Surabaya maupun cengkok Porong.
Akan tetapi akhir-akhir ini secara temporer dan kontekstual, mulai ada juga dalang tertentu yang menambahkan tokoh Besut karena tuntutan ceritra. Bahkan tokoh Ki Mundu, Ki Mujeni, Ki Klamatdarum, dan tokoh kreasi inovatif (penyanyi, pelawak, tokoh, dunia krajiman, dsb.) sering dimunculkan secara kondisional (lakon dan konteks masayarakat). Hal itu sebagai imbas proses regenerasi akulturatif dalang muda yang memiliki pengalaman (pendidikan), mobilitas sosial tinggi dan wawasan seni modern cukup luas demi melestarikan seni tradisi.
Tokoh dalang Jawatimuran Ki Surwedi menjelaskan, seni sebagai tontonan dan hiburan harus dinamis, agar tetap diminati penonton. Bahkan Soerjo Wido Minarto, akademisi Jurusan Seni dan Desain, Universitas Negeri Malang menyatakan bahwa seni tradisi yang dapat bertahan menuju pelestariannya harus dikembangkan dengan pendekatan adaptif, ajur-ajer dan selaras dengan tuntutan jaman.
Jurnal Pendidkan Bahasa dan Sastra "LIDAH", 2005
Dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini mendapatkan sorotan secara luas.
"PRASASTI" Majalah Ilmu Bahasa dan Seni, 1994
"Desa mawa cara, nagara mawa tata" merupakan ungkapan budaya Jawa yang secara harafiah berarti ba... more "Desa mawa cara, nagara mawa tata" merupakan ungkapan budaya Jawa yang secara harafiah berarti bahwa setiap kelompok masyarakat, suku bangsa, atau negara, mempunyai ciri, tata aturan, dan tradisi yang berbeda-beda.
"PRASASTI" Majalah Ilmu Bahasa dan Seni , 1993
Dalam segala perilaku kehidupannya, manusia tidak bisa melepaskan diri dari penggunaan bahasa. Se... more Dalam segala perilaku kehidupannya, manusia tidak bisa melepaskan diri dari penggunaan bahasa. Sebsagai makhluk tuhaqn tertinggi yang dibekali akal dan pikiran, maka dengan kreatifitasnya menciptakan bahasa sebagai wahan komunikasi baik dalam kapasitasnya sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.
Jurnal Seni dan Budaya "PADMA", 2003
Ungkapan dalam budaya Jawa pada hakekatnya adalah merupakan mutiara terpendam yang kaya akan tata... more Ungkapan dalam budaya Jawa pada hakekatnya adalah merupakan mutiara terpendam yang kaya akan tatanilai dan pola etika moral dalam kehidupan masyarakat.
Balai Bahasa Propinsi Jawa Timur, 2012
Raden Ngabehi Ranggawarsita minangka pujangga kraston Kasunanan Surakarta, kasusra kajanaloka (mi... more Raden Ngabehi Ranggawarsita minangka pujangga kraston Kasunanan Surakarta, kasusra kajanaloka (misuwur) asmanipun ing jagading sastra lan budaya Jawi.
FPBS IKIP SURABAYA, 1996
Pada prinsipnya kehidupan manusia berbudaya itu mengarah pada tujuan utama, yaitu menciptakan se... more Pada prinsipnya kehidupan manusia berbudaya itu mengarah pada tujuan utama, yaitu menciptakan segala keperluan yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan hidup lahir dan batin.
VERBA, JURNAL ILMU BAHASA, 2001
Sosiolinguistik adalah cabang ilmu yang mengkaji aspek bahasa, budaya, dan fungsinya sebagai alat... more Sosiolinguistik adalah cabang ilmu yang mengkaji aspek bahasa, budaya, dan fungsinya sebagai alat komunikasi di masyarakat. Tulisan ini berisi gambaran umum tentang hal tersebut. Dalam tulisan ini disajikan tentang dialektika tentang perkembangan bahasa, sosiolinguistik, dan sejarahnya, ragam sosial dan ragam standar, sdet sosiolinguistikdan model pendekatannya.
Jurnal Seni dan Budaya PADMA, 2008
Wayang merupakan kreasi budaya Jawa yang paling tua dan memasyarakat. Hal itu nampak pada aspek ... more Wayang merupakan kreasi budaya Jawa yang paling tua dan memasyarakat. Hal itu nampak pada aspek kesejarahannya yang telah ada sejak 1500 sebelum masehi. Dalang sebagai kreator pertunjukkan menentukan daya tarik bagi penonton, bahkan maju mundurnya seni pedalangan secara umum.
Jurnal Sastra dan Seni (JSS), 2009
Mimetict aproach is a model literary analisys that places the creation of literature as one of s... more Mimetict aproach is a model literary analisys that places the creation of literature as one of social formation. The writer with creative (imaginative) process raises social fact as apart of the storu setting so it can presuade the reader because of its representation. Because of this reasion, it causes the literature creation to have a historical value and become the important part of writting the history.

ATAVISME: JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA, 2008
"The Alchemist" composition of Pauli Coelho is a novel of word class (winner nobel) that is trans... more "The Alchemist" composition of Pauli Coelho is a novel of word class (winner nobel) that is translated from Spain (O alquimista) to various languages including English and Indonesian. The translation of Indonesian, carried out by Tanti Lesmana (publisher Gramedia), has been considered good enough and used us items of lecturing of art in various college its content is wide enough. Besides deficting reel fact live with creative touch of his author, it is loaded with various social messages with are so meaningful. At least, there are three important aspect drawn uppermostly in the novel: Aspect of representational, discursif of philosophy. Thge author presend farious fact of live and historical-gheographical reality (aspect reprensentatinal). For movement of espesial pigure and develop; build story so that draw used by various strategy, for example occult signal, third person help, and the symbolisem (aspect diskursif). And most important as presenting of various human drama which can be taken by it benefit of both for positive and or the negativity (phyloshopy aspect).
Keyward: representational, diskursif, philosophy, novel.

A. Kemampuan Dasar Kemampuan menulis itu berkaitan dengan bakat yang dimiliki seseorang. Kenyataa... more A. Kemampuan Dasar Kemampuan menulis itu berkaitan dengan bakat yang dimiliki seseorang. Kenyataan itu ada benarnya, tetapi dalam prakteknya tidaklah mutlak. Artinya, memang benar terdapat orang yang diberi kelebihan Tuhan untuk menjadi penulis. Mereka memiliki talenta kepenulisan (kepengarangan) bak sumur yang airnya tak habis untuk ditimba. Puluhan buku, bahkan ratusan dapat dibuatnya yang untuk sementara orang tidak mudah untuk dicapai atau bahkan merupakan sesuatu yang mustahil. Hal itu tampak pada deretan nama pengarang (penulis) mashur dan melegenda yang menghiasi sejarah dunia kepengarangan lokal atau dunia antar waktu dan antar zaman. Tetapi bukan berarti bahwa untuk menjadi penulis seseorang harus mempunyai bakat menulis. Sebagaimana disinggung pada pembahasan awal, bahwa menulis adalah keterampilan yang dapat dipelajari. Orang yang memang berbakat menulis dan mendapat kesempatan yang banyak untuk belajar menulis, tentu akan menjadi penulis yang baik. Namun demikian orang yang tidak berbakat menulis, tetapi mau belajar menulis dengan sungguh-sungguh serta mendapatkan kesempatan dan bimbingan untuk berlatih juga dapat menjadi penulis yang baik. Seseorang yang berbakat menulis ataupun tidak berbakat menulis sama-sama mempunyai peluang untuk menjadi penulis. Tinggalah kesungguh-sungguhannya dalam belajar menulis yang lebih banyak akan menentukan berkembangnya kemampuan menulis tersebut. Paling tidak terdapat 8 aspek potensial yang secara intrinsik dapat mendorong seseorang menjadi penulis yang baik, yaitu (1) mau bekerja keras, (2) memiliki keberanian moral, (3) yakin pada apa yang ditulis, (4) bersikap proporsional, (5) berfikir logis, (6) tanggung jawab terhadap isi tulisan, (7) bersikap korektif dan introspeksi, dan (8) peka terhadap lingkungan sosial. Menulis yang baik membutuhkan kerja keras, baik secara fisik maupun mental. Kita harus betah duduk berjam-jam di belakang meja untuk merancang konsep, mengetik, bahkan mencari data tambahan jika dibutuhkan. Mecari buku di rak dan perpustakaan, observasi ke lapangan, wawancara dengan narasumber yang relevan membutuhkan kerja fisik yang mungkin memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, dan bahkan berbulan-bulan, jelas perlu dukungan semangat PAGE 23

In multilingual societies, the language system as a communication tool is so complex. In the broa... more In multilingual societies, the language system as a communication tool is so complex. In the broader context the communication process in society is not only in the form of verbal but also nonverbal which is more abstract and symbolic value. Nonverbal languages deal with body cues, such as hand gestures, facial expressions, smiles, hand waves, and others are called kinesics. However, there are also nonverbal languages in other forms, namely symbols, colors and sounds. Deals with symbols, such as eagle (state symbol), star (divinity), symbol of rank (police and army); red (bravery), white (holy), black (sad, mourning), blue (love); kentongan (sound of instrument hit as a sign of time and danger), syringe sound (ask for road), whistle sound (warning or morse language), etc. Which the meaning requires a cultural understanding. Kinesics itself includes a paralinguistic study which meaning involves a relatively loose aspect of culture, so it is often cause misinterpretation, but not so in symbolic language. The symbol system of meaning is more certain. As part of cultural element, the understanding process of symbols language is more directed references and relatively inconvenience to the whole community supporters.

Abstrak: Seni pedalangan wayang kulit (purwa) merupakan bagian dari budaya Jawa yang tua usianya ... more Abstrak: Seni pedalangan wayang kulit (purwa) merupakan bagian dari budaya Jawa yang tua usianya dan bernilai tinggi (adiluhung). Berdasarkan aspek kesejarahan, kesenian ini telah ada sejak jaman prasejarah dan digunakan masyarakat untuk berbagai kepentingan, terutama ritual keagamaan. Sebagai seni tradisional, wayang kulit bukan saja indah dinikmati (aspek tontonan), tetapi juga bernilai didaktis filosofis (aspek tuntunan) yang dapat menjadi pegangan hidup bagi masyarakatnya. Keduanya merupakan aspek normatif yang disuguhkan dalam setiap pagelaran seni tradisi wayang kulit yang termuat dalam kemasan lakon, alur cerita, perilaku tokoh, maupun konstelasi bahasa sebagai medianya. Terkait dengan aspek bahasa (Jawa) pedalangan Ki Enthus Susmono tergolong unik dan menarik. Keunikannya nampak pada keberanian dalang untuk keluar dari norma umum (pakem) sebagai langkah adaptasi konteks pada khalayak penonton yang variatif dan didominasi generasi muda. Dan menariknya, hal itu menjadikan pertunjukan wayang kulit lebih hidup dan berterima di kalangan penonton muda sebagai kader budaya serta menghasilkan pemetaan varian bahasa yang lebih luas dan alamiah. Berdasarkan aspek ritual yang dikembangkan dalang, baik pada awal atau akhir pertunjukan yang berciri ke-Islaman, maka pedalangan Ki Enthus Susmono tergolong seni pesisiran. Drama cerita dalam pertunjukan, secara filosofis menggambarkan keyakinan agama Jawa (Sangkan paraning dumadi), keberadaan alam dunia nyata sebagai tempat kehidupan (makrokosmos) serta potret perjalanan hidup manusia (mikrokosmos).
"Tembang macapat" merupakan bagian dari karya seni tradisional Jawa yang memiliki karakteristik k... more "Tembang macapat" merupakan bagian dari karya seni tradisional Jawa yang memiliki karakteristik khusus. Dari aspek bentuk verbalnya, tembang macapat termasuk dalam kategori jenis puisi terikat (tidak bebas). Di dalamnya terkandung guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra yang masing-masing mengikat dalam setiap pembuatan larik-larik bait tembang dan juga teknik melagukannya.
The fact that quality of education in Indonesia still lower. Lower the quality of the educationha... more The fact that quality of education in Indonesia still lower. Lower the quality of the educationhave an in with less competition in the world of job. Therefore, curriculum as bases of system development of education have to be corrected by up at market requirement, even if do not forget the development of the academict aspect. Therefore, curriculum have to load the aspect of skill area (life skills) what is required by student. Matter that's important so that to be world of education and world work in society walk in linear and valuable of symbiosis which are positive.

ion Javanese represent the vernacular which old enough wide and its usage region. Till in this ti... more ion Javanese represent the vernacular which old enough wide and its usage region. Till in this time, its existence still be awaked better. That matter is proven with usage in society which remain to be awaked, taught at school, and supported with a few college which remain to construct the majors of Ianguage and Java Art. Even if that way, in execution there is problem. Besides government policy which less side the, allocation of time ang less, also slimmest professional teacher energy. Various effort overcome the problem conducted by various party with the curriculum repair, levying and book development teach, and also energy construction learn, but its result not yet seethed with excitement, and surely with its position as local payload. Matter which can be conducted by besides constructing teacher, develop;building the rising generation awareness, also intensify the cooperation with local government as local policy maker, so that profit the instruction and Javanese construction

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa di tengah keberagaman seni pertunjukan ... more Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa di tengah keberagaman seni pertunjukan wayang kulit dalam budaya Jawa, ada jenis wayang kulit Jawa Timuran yang khas dan layak dilestarikan untuk menjadi sumber kearifan lokal (local wisdom). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan karakteristik pertunjukkan seni wayang kulit Jawa Timuran cengkok Malang, (2) menemukan sebab terjadinya aneka macam cengkok dalam pementasan wayang kulit Jawa Timuran, khususnya Malang, (3) Mendeskripsikan peta penyebaran wayang kulit Jawa Timuran, khususnya cengkok Malang. Untuk mencapai ketiga tujuan tersebut akan digunakan desain penelitian kualitatif, dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data penelitian adalah para dalang yang masih aktif mendalang dengan cengkok Malang. Di samping dalang, sumber data juga diambil dari tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang wayang Jawa Timuran. Teknik pengumpulan data menggunakan model wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan model pendekatan deskriptif. Dalam faktanya, pertunjukan seni Wayang Kulit di Malang kota dan kabupaten juga terdiri dari dua versi, yakni gaya Jawa Timuran dan Jawa Tengah. Keduanya memiliki pendukung sendiri-sendiri. Ada dalang yang khusus mementaskan wayang kulit gaya Jawa Timuran atau Jawa Tengah, ada pula yang bisa keduanya. Semuanya tergantung penanggap (yang punya hajat). Dilihat dari peta penyebarannya, wayang kulit Jawa Timuran di Malang memiliki kemiripan dengan wayang Jawa Timuran umumnya, yakni iringannya bernuansa cekdong. Demikian pula bentuk fisik wayang dan ceritanya relatif sama. Namun wayang kulit cengkok Malang memiliki kekhasan. Perbedaan itu dipengaruhi penyesuaian sosio budaya setempat. Wayang kulit Malangan menggunakan tembang khas Malangan. Iringan gamelan cenderung menggunakan laras Pelog. Tokoh Punakawan wayang kulit Jawa Timuran cengkok Malang hanya dua, yaitu Semar dan Bagong, dan tidak menggunakan tokoh Besut.

Abstrak Karya sastra merupakan hasil kontemplasi terdalam sastrawan tentang hidup dan kehidupan. ... more Abstrak Karya sastra merupakan hasil kontemplasi terdalam sastrawan tentang hidup dan kehidupan. Dengan ketajaman imajinasinya, potret kehidupan itu dielaborasi secara natural dalam roman, novel, puisi, dan lain sebagainya sehingga tersaji bagaikan gambaran nyata yang konkrit dan membius pembacanya. Belajar sastra secara baik dapat mencerdaskan pembaca. Segala hal ihwal pengalaman hidup dapat digali secara kritis dan kreatif. Dan hal itu merupakan misi utama pembelajaran sastra yang perlu dikembangkan guru sastra. Dengan keterbatasan kemampuan guru dan alokasi waktu perlu pemikiran bagi pengampu dan perancang kurikulum untuk menentukan visi dan misi arah pengajaran sastra secara terarah, terukur, dan benar. Dengan kurikulum 2013 yang disempurnakan, guru memiliki peluang yang cukup luas untuk berkreasi bagaimana meningkatkan etos pembelajaran sastra yang menarik dan kondusif. Salah satu model yang dapat dikembangkan adalah dengan pendekatan prioritas, proses seleksi materi yang disesuaikan dengan kondisi kepentingan pembelajar, dan tugas yang terukur, menyenangkan, serta terkontrol. Kata kunci: Aspek kesastraan, kurikulum bahasa Indonesia, dan problematika tersruktur.

Abstrak Pendekatan mimesis merupakan model kajian sastra yang menempatkan cipta sastra sebagai be... more Abstrak Pendekatan mimesis merupakan model kajian sastra yang menempatkan cipta sastra sebagai bentuk potret sosial. Pengarang dengan proses kreatifnya (imajinatif) mengangkat fakta sosial sebagai bagian dari setting cerita sehingga dapat membuai pembaca terbius karena keterwakilannya. Hal demikian pula yang menyebabkan karya sastra tidak jarang bernilai historis dan penting dalam penelusuran suatu lokasi (tempat) serta penulisan sejarah. Dari aspek penyajian dan karakter cerita, novel The (Un) Reality Show karya Clara Ng. memenuhi konsep pemikiran di atas. Pengarang sadar bahwa dunia hiburan bagi masyarakat demikian penting. Hal itu disadari pula oleh industri pertelevisian di Indonesia sehingga topik baru yang berkaitan dengan fakta sosial (reality show) tumbuh demikian pesat. Hampir semua stasiun televisi mengemas program tersebut sebab dapat meningkatkan ratting dan memberikan kepuasan bagi pemirsanya yang haus akan hiburan dan sekaligus bernilai edukasi. Pendahuluan Novel merupakan salah satu " genre " karya sastra yang mencoba mengangkat persoalan " humasistik " tentang hidup dan kehidupan manusia dengan segala persoalan serta romantikanya. Berbeda dengan sastra puisi yang lebih eksklusif, maka novel lebih memberikan ruang apresiasi yang cukup luas kepada pembaca karena penggunaan bahasa yang relatif umum dan mudah dicerna. Sebagai hasil sebuah kontlemplasi (perenungan) yang mendalam, novel merupakan abstraksi pemikiran *) Penulis adalah dosen FBS UNESA
Uploads
Papers by Udjang Pr. M. Basir
Akan tetapi akhir-akhir ini secara temporer dan kontekstual, mulai ada juga dalang tertentu yang menambahkan tokoh Besut karena tuntutan ceritra. Bahkan tokoh Ki Mundu, Ki Mujeni, Ki Klamatdarum, dan tokoh kreasi inovatif (penyanyi, pelawak, tokoh, dunia krajiman, dsb.) sering dimunculkan secara kondisional (lakon dan konteks masayarakat). Hal itu sebagai imbas proses regenerasi akulturatif dalang muda yang memiliki pengalaman (pendidikan), mobilitas sosial tinggi dan wawasan seni modern cukup luas demi melestarikan seni tradisi.
Tokoh dalang Jawatimuran Ki Surwedi menjelaskan, seni sebagai tontonan dan hiburan harus dinamis, agar tetap diminati penonton. Bahkan Soerjo Wido Minarto, akademisi Jurusan Seni dan Desain, Universitas Negeri Malang menyatakan bahwa seni tradisi yang dapat bertahan menuju pelestariannya harus dikembangkan dengan pendekatan adaptif, ajur-ajer dan selaras dengan tuntutan jaman.
Keyward: representational, diskursif, philosophy, novel.
Akan tetapi akhir-akhir ini secara temporer dan kontekstual, mulai ada juga dalang tertentu yang menambahkan tokoh Besut karena tuntutan ceritra. Bahkan tokoh Ki Mundu, Ki Mujeni, Ki Klamatdarum, dan tokoh kreasi inovatif (penyanyi, pelawak, tokoh, dunia krajiman, dsb.) sering dimunculkan secara kondisional (lakon dan konteks masayarakat). Hal itu sebagai imbas proses regenerasi akulturatif dalang muda yang memiliki pengalaman (pendidikan), mobilitas sosial tinggi dan wawasan seni modern cukup luas demi melestarikan seni tradisi.
Tokoh dalang Jawatimuran Ki Surwedi menjelaskan, seni sebagai tontonan dan hiburan harus dinamis, agar tetap diminati penonton. Bahkan Soerjo Wido Minarto, akademisi Jurusan Seni dan Desain, Universitas Negeri Malang menyatakan bahwa seni tradisi yang dapat bertahan menuju pelestariannya harus dikembangkan dengan pendekatan adaptif, ajur-ajer dan selaras dengan tuntutan jaman.
Keyward: representational, diskursif, philosophy, novel.
Akan tetapi akhir-akhir ini secara temporer dan kontekstual, mulai ada juga dalang tertentu yang menambahkan tokoh Besut karena tuntutan ceritra. Bahkan tokoh Ki Mundu, Ki Mujeni, Ki Klamatdarum, dan tokoh kreasi inovatif (penyanyi, pelawak, tokoh, dunia krajiman, dsb.) sering dimunculkan secara kondisional (lakon dan konteks masayarakat). Hal itu sebagai imbas proses regenerasi akulturatif dalang muda yang memiliki pengalaman (pendidikan), mobilitas sosial tinggi dan wawasan seni modern cukup luas demi melestarikan seni tradisi.
Tokoh dalang Jawatimuran Ki Surwedi menjelaskan, seni sebagai tontonan dan hiburan harus dinamis, agar tetap diminati penonton. Bahkan Soerjo Wido Minarto, akademisi Jurusan Seni dan Desain, Universitas Negeri Malang menyatakan bahwa seni tradisi yang dapat bertahan menuju pelestariannya harus dikembangkan dengan pendekatan adaptif, ajur-ajer dan selaras dengan tuntutan jaman.