Papers by Surip Stanislaus
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sikap Yesus yang peduli ekologi dapat ditemukan dalam pewartaan-... more Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sikap Yesus yang peduli ekologi dapat ditemukan dalam pewartaan-Nya tentang Kerajaan Allah. Visimisi hidup Yesus adalah perjuangan demi terwujudnya Kerajaan Allah. Penginjil Yohanes menegaskan bahwa Yesus datang untuk melakukan kehendak Bapa-Nya yang sejak awal mula penciptaan alam semesta menghendaki keharmonian dan keutuhan hidup seluruh ciptaan-Nya, sehingga semuanya diciptakan baik adanya bahkan amat baik (

Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi telah memajukan perababan dan memberi kenyamanan hidu... more Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi telah memajukan perababan dan memberi kenyamanan hidup manusia. Di sisi lain keduanya telah menyulut dan memicu kerakusan manusia untuk mengeksploitasi alam dan melahirkan krisis ekologi. Masalah ekologis ini merupakan dampak negatif dari penggunaan ilmu dan teknologi yang tidak tepat guna. Merayakan Hari Sabat, Tahun Sabat dan Tahun Yobel sebagaimana telah dipraktekkan bangsa Israel dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk peduli ekologi. Šabbāt Allah (Kej 2:1-3) yang menjadi mahkota dari karya penciptaan dalam Kej 1:1-2:4a dan perkembangan selanjutnya dalam Kel 20:8-11 bukan semata-mata untuk keperluan-Nya sendiri, tetapi sebagai model bagi manusia yang harus menahan diri dari kerjanya dan membatasi diri dari sepak terjang kehidupannya. Dengan merayakan šabbāt manusia bukan saja beristirahat dari kerja tetapi juga beristirahat untuk menikmati sukacita atas segala pemberian Allah dan beribadat kepada-Nya. Norma-norma tentang Hari Sabat, Tahun Sabat dan Tahun Yobel menyajikan pengistirahatan, pembebasan dan pemulihan dari tindakan-tindakan yang eksploitatif baik terhadap tanah, orang dan budak maupun binatang, sehingga orang yang merayakannya dapat terinspirasi untuk peduli ekologi.
Para bijak Israel meneruskan analogi hubungan Allah-Israel dengan suami-isteri lewat Buku Kidung ... more Para bijak Israel meneruskan analogi hubungan Allah-Israel dengan suami-isteri lewat Buku Kidung Agung yang mengangkat kesetaraan derajat laki-laki-perempuan dan memandang positif seksualitas sebagai bagian dari cinta sejati yang tidak dapat dibeli dan yang dibawa mati (Kid 1:13-17; 2:2,7,16; 7:10-11; 8:6-7). Cinta sejati laki-laki dan perempuan itu dijadikan analogi hubungan cinta Allah dengan umat pilihan-Nya (tafsir Yahudi) atau hubungan cinta Kristus dengan Gereja-Nya (tafsir Kristen). Buku Amsal dan Yesus bin Sirakh pun mengisahkan pujian yang mengangkat derajat seorang perempuan dan isteri (

Logos (Pematangsiantar), Apr 11, 2019
Kepada jemaat di Tesalonika Paulus menasihati agar umat Kristen menghayati dan menghargai perkawi... more Kepada jemaat di Tesalonika Paulus menasihati agar umat Kristen menghayati dan menghargai perkawinan dengan menjauhkan diri dari percabulan dan seks bebas (1Tes 4:3-8). Kepada jemaat di Korintus pun ia mengecam percabulan dan segala bentuk penyelewengan seksual karena bertentangan dengan etika Kristen dan kekudusan perkawinan (1Kor 5-7). Dalam Surat-surat Pastoralnya ia juga melawan aliran sesat yang bertendensi anti perkawinan, emansipatif dan tidak menghargai anak-anak (1Tim 3:4; 5:14; Tit 2:4-5). Oleh karena itu, Paulus memberi tata tertib dalam hidup berumah tangga yang mengatur hubungan suami-isteri dan orang tua-anak (Ef 5:22-6:4 bdk. 1Ptr 3:1-7). Sedangkan Yesus menegaskan bahwa hubungan suami-isteri yang telah dipersatukan oleh Allah itu tidak boleh diceraikan manusia (Mrk 10:2-12; Mat 19:3-12). Kata-kata kunci: percabulan, seks bebas, penyelewengan seksual, anti perkawinan, pasangan suami-isteri, tak terceraikan Apa kata Kitab Suci Perjanjian Baru tentang seksualitas dan perkawinan? Tulisan ini mau menelusuri dan menangkap signal-signal fundamental dalam Kitab Suci Perjanjian Baru tentang seksualitas dan lembaga perkawinan yang menampungnya.
Logos (Pematangsiantar), Jul 3, 2021

Logos, Apr 29, 2019
Bagi Paulus, misteri erat kaitannya dengan rahasia karya penyelamatan Allah yang telah memilih da... more Bagi Paulus, misteri erat kaitannya dengan rahasia karya penyelamatan Allah yang telah memilih dan mengangkat manusia menjadi putera-puteri-Nya. Rahasia kehendak Allah itu telah dinyatakan oleh dan dalam Kristus Yesus dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Ef 1:3-14 melukiskan bahwa dalam Kristus, Allah telah memilih manusia sebelum dunia dijadikan; oleh Kristus, Allah telah mengangkat manusia menjadi anak-anak-Nya; sebab di dalam Kristus dan oleh darah-Nya, manusia beroleh penebusan, yakni pengampunan dosa. Semua itu terjadi sesuai dengan rencana yang dari semula telah ditetapkan Allah di dalam Kristus Yesus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam-Nya segala sesuatu yang ada di surga dan di bumi. Di dalam Kristus Yesus itu pula kita yang percaya kepada-Nya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang menjamin kita akan memperoleh penebusan dan menjadikan kita milik Allah.

Diskursus: Jurnal Filsafat dan Teologi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Oct 6, 2022
The Decalogue is the ten commandments which are a covenant between God and His people. Written on... more The Decalogue is the ten commandments which are a covenant between God and His people. Written on two tablets of stone, this Decalogue is apodictive (unconditional command and prohibition). It expresses the love between God and His people and between members of the people. This article shows that in the Pentateuch there are two versions of the Decalogue (Ex. 20:1-17 and Deut. 5:6-21) with some differences between them. Deuteronomy 5:6-21 contains additions to Exodus 20:1-17. Ex. 20:1-17 was spoken by God himself to the Israelites at Mount Sinai; Deut. 5:6-21 by Moses in the plains of Moab when quoting Ex. 20:1-17. The commandment to keep the Sabbath day holy in Ex. 20:8-11 is motivated by God's rest on the seventh day of creation; in Deut. 5:12-15 it is motivated by Israel's liberation from slavery in the land of Egypt. Ex. 20:13-17 contains fi ve social commandments in no apparent order; Deut. 5:17-21 contains six social commandments in parallel arrangement. The Decalogue, as a law does not guarantee its implementation. And the Israelites repeatedly violated or disobeyed the law. Therefore, God Himself takes the initiative and intervenes to ensure its implementation. After the destruction of the city of Jerusalem as an outward sign of the end of the Old Covenant, the prophet Jeremiah prophesied the New Covenant at the initiative of God to be written in the hearts, so that previously impossible loyalty would now become a reality (Jer. 31:31-34). Thus, the New Covenant is not different from the Sinai Covenant, but rather a renewal of YHWH's faithfulness which is rebuilt and deepened continuously so that it becomes a "covenant without end" (Lam. 3:22-23).

Logos (Pematangsiantar), Apr 25, 2019
Kehidupan semi-nomaden di padang gurun membentuk bangsa Israel peka terhadap keadilan sosial. Kep... more Kehidupan semi-nomaden di padang gurun membentuk bangsa Israel peka terhadap keadilan sosial. Kepedulian terhadap keadilan sosial itu berangsur-angsur luntur bersamaan dengan menetapnya bangsa itu di tanah Kanaan. Salah satu penyebabnya adalah kerakusan tuan-tuan tanah dan penyalahgunaan kuasa para penguasa yang mau meraup keuntungan pribadi. Akibatnya terjadi kekerasan dan penindasan terhadap orang-orang lemah, terbentang jurang antara orang kayamiskin dan ketidakadilan sosial. Kenyataan inilah yang mendorong para nabi Israel melontarkan kritik sosial bagi bangsanya. Berpedoman pada masyarakat perjanjian (Ul 12-26) Nabi Amos mencela pemanipulasian perkara pengadilan dengan uang suap untuk memeras orang miskin. Nabi Yesaya mengkritik para pemimpin Yerusalem dan penduduknya yang sudah menjadi sundal atau kehilangan keadilan dan kebenaran. Nabi Mikha mengecam para penguasa Yehuda yang membenci keadilan dan nabi-nabi palsunya yang menyesatkan. Nabi Zefanya mencela penduduk Yehuda yang berlaku tidak adil, para pemimpin dan hakim-hakim yang tidak membela rakyat dan para imam yang mencemarkan ibadat. Nabi Yeremia mengritik bahwa kepercayaan kepada TUHAN yang tinggal bersama umat-Nya di Bait-Nya adalah sia-sia bila tidak dibarengi pertobatan dan tindak keadilan. Nabi Yehezkiel mengecam para pemimpin Yehuda yang memeras dan membiarkan rakyatnya tersesat serta menuduhkan kejahatan sosial dan keagamaan pada rakyatnya. Nabi Obaja mengutuk kejahatan bangsa Edom yang bertindak kejam dan merampas tanah dari sisa-sisa

Diskursus: Jurnal Filsafat dan Teologi Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Oct 6, 2022
The Decalogue is the ten commandments which are a covenant between God and His people. Written on... more The Decalogue is the ten commandments which are a covenant between God and His people. Written on two tablets of stone, this Decalogue is apodictive (unconditional command and prohibition). It expresses the love between God and His people and between members of the people. This article shows that in the Pentateuch there are two versions of the Decalogue (Ex. 20:1-17 and Deut. 5:6-21) with some differences between them. Deuteronomy 5:6-21 contains additions to Exodus 20:1-17. Ex. 20:1-17 was spoken by God himself to the Israelites at Mount Sinai; Deut. 5:6-21 by Moses in the plains of Moab when quoting Ex. 20:1-17. The commandment to keep the Sabbath day holy in Ex. 20:8-11 is motivated by God's rest on the seventh day of creation; in Deut. 5:12-15 it is motivated by Israel's liberation from slavery in the land of Egypt. Ex. 20:13-17 contains fi ve social commandments in no apparent order; Deut. 5:17-21 contains six social commandments in parallel arrangement. The Decalogue, as a law does not guarantee its implementation. And the Israelites repeatedly violated or disobeyed the law. Therefore, God Himself takes the initiative and intervenes to ensure its implementation. After the destruction of the city of Jerusalem as an outward sign of the end of the Old Covenant, the prophet Jeremiah prophesied the New Covenant at the initiative of God to be written in the hearts, so that previously impossible loyalty would now become a reality (Jer. 31:31-34). Thus, the New Covenant is not different from the Sinai Covenant, but rather a renewal of YHWH's faithfulness which is rebuilt and deepened continuously so that it becomes a "covenant without end" (Lam. 3:22-23).

Logos, 2017
Kej 1-3 secara tidak langsung berbicara tentang lembaga perkawinan yang mengatur seksualitas. Lem... more Kej 1-3 secara tidak langsung berbicara tentang lembaga perkawinan yang mengatur seksualitas. Lembaga perkawinan itu dipandang sebagai kontrak sipil oleh bangsa Israel (Tob 7:13-14) dengan peran mas kawin (Kej 34:12), tahap-tahap perkawinan (Ul 22:23-27; Kej 24:66-67) dan sifatnya endogen poligam poligini (Ul 7:3-6; 22:28-29). Para nabi menganalogikan lembaga perkawinan itu sebagai hubungan antara Allah dengan umat-Nya, bangsa Israel (Am 3:2; Hos 1; 2; Yer 2:1-3; 3:6- 13; Yeh 16; 23; Yes 54:4-8; 62:4-5). Para bijak Israel meneruskan analogi hubungan Allah-Israel dengan suami-isteri lewat Buku Kidung Agung yang mengangkat kesetaraan derajat laki-laki-perempuan danmemandang positif seksualitas sebagai bagian dari cinta sejati yang tidak dapat dibeli dan yang dibawa mati (Kid 1:13-17; 2:2,7,16; 7:10-11; 8:6-7). Cinta sejati laki-laki dan perempuan itu dijadikan analogi hubungan cinta Allah dengan umat pilihan-Nya (tafsir Yahudi) atau hubungan cinta Kristus dengan Gereja-Nya (tafsir Kri...
Bagi Paulus, misteri erat kaitannya dengan rahasia karya penyelamatan Allah yang telah memilih da... more Bagi Paulus, misteri erat kaitannya dengan rahasia karya penyelamatan Allah yang telah memilih dan mengangkat manusia menjadi putera-puteri-Nya. Rahasia kehendak Allah itu telah dinyatakan oleh dan dalam Kristus Yesus dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Ef 1:3-14 melukiskan bahwa dalam Kristus, Allah telah memilih manusia sebelum dunia dijadikan; oleh Kristus, Allah telah mengangkat manusia menjadi anak-anak-Nya; sebab di dalam Kristus dan oleh darah-Nya, manusia beroleh penebusan, yakni pengampunan dosa. Semua itu terjadi sesuai dengan rencana yang dari semula telah ditetapkan Allah di dalam Kristus Yesus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam-Nya segala sesuatu yang ada di surga dan di bumi. Di dalam Kristus Yesus itu pula kita yang percaya kepada-Nya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang menjamin kita akan memperoleh penebusan dan menjadikan kita milik Allah.

Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi telah memajukan perababan dan memberi kenyamanan hidu... more Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi telah memajukan perababan dan memberi kenyamanan hidup manusia. Di sisi lain keduanya telah menyulut dan memicu kerakusan manusia untuk mengeksploitasi alam dan melahirkan krisis ekologi. Masalah ekologis ini merupakan dampak negatif dari penggunaan ilmu dan teknologi yang tidak tepat guna. Merayakan Hari Sabat, Tahun Sabat dan Tahun Yobel sebagaimana telah dipraktekkan bangsa Israel dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk peduli ekologi. Sabbāt Allah (Kej 2:1-3) yang menjadi mahkota dari karya penciptaan dalam Kej 1:1-2:4a dan perkembangan selanjutnya dalam Kel 20:8-11 bukan semata-mata untuk keperluan-Nya sendiri, tetapi sebagai model bagi manusia yang harus menahan diri dari kerjanya dan membatasi diri dari sepak terjang kehidupannya. Dengan merayakan sabbāt manusia bukan saja beristirahat dari kerja tetapi juga beristirahat untuk menikmati sukacita atas segala pemberian Allah dan beribadat kepada-Nya. Norma-norma tentang Hari Sabat, Ta...

LOGOS
Kej 1-3 secara tidak langsung berbicara tentang lembaga perkawinan yang mengatur seksualitas. Le... more Kej 1-3 secara tidak langsung berbicara tentang lembaga perkawinan yang mengatur seksualitas. Lembaga perkawinan itu dipandang sebagai kontrak sipil oleh bangsa Israel (Tob 7:13-14) dengan peran mas kawin (Kej 34:12), tahap-tahap perkawinan (Ul 22:23-27; Kej 24:66-67) dan sifatnya endogen poligam poligini (Ul 7:3-6; 22:28-29). Para nabi menganalogikan lembaga perkawinan itu sebagai hubungan antara Allah dengan umat-Nya, bangsa Israel (Am 3:2; Hos 1; 2; Yer 2:1-3; 3:6- 13; Yeh 16; 23; Yes 54:4-8; 62:4-5). Para bijak Israel meneruskan analogi hubungan Allah-Israel dengan suami-isteri lewat Buku Kidung Agung yang mengangkat kesetaraan derajat laki-laki-perempuan danmemandang positif seksualitas sebagai bagian dari cinta sejati yang tidak dapat dibeli dan yang dibawa mati (Kid 1:13-17; 2:2,7,16; 7:10-11; 8:6-7). Cinta sejati laki-laki dan perempuan itu dijadikan analogi hubungan cinta Allah dengan umat pilihan-Nya (tafsir Yahudi) atau hubungan cinta Kristus dengan Gereja-N...
LOGOS
Kepada jemaat di Tesalonika Paulus menasihati agar umat Kristenmenghayati dan menghargai perkawin... more Kepada jemaat di Tesalonika Paulus menasihati agar umat Kristenmenghayati dan menghargai perkawinan dengan menjauhkan diri daripercabulan dan seks bebas (1Tes 4:3-8). Kepada jemaat di Korintus punia mengecam percabulan dan segala bentuk penyelewengan seksualkarena bertentangan dengan etika Kristen dan kekudusan perkawinan(1Kor 5-7). Dalam Surat-surat Pastoralnya ia juga melawan aliran sesatyang bertendensi anti perkawinan, emansipatif dan tidak menghargaianak-anak (1Tim 3:4; 5:14; Tit 2:4-5). Oleh karena itu, Paulus memberitata tertib dalam hidup berumah tangga yang mengatur hubungansuami-isteri dan orang tua-anak (Ef 5:22-6:4 bdk. 1Ptr 3:1-7). SedangkanYesus menegaskan bahwa hubungan suami-isteri yang telahdipersatukan oleh Allah itu tidak boleh diceraikan manusia (Mrk 10:2-12; Mat 19:3-12).

LOGOS
Kehidupan semi-nomaden di padang gurun membentuk bangsa Israel peka terhadap keadilan sosial. Ke... more Kehidupan semi-nomaden di padang gurun membentuk bangsa Israel peka terhadap keadilan sosial. Kepedulian terhadap keadilan sosial itu berangsur-angsur luntur bersamaan dengan menetapnya bangsa itu di tanah Kanaan. Salah satu penyebabnya adalah kerakusan tuan-tuan tanah dan penyalahgunaan kuasa para penguasa yang mau meraup keuntungan pribadi. Akibatnya terjadi kekerasan dan penindasan terhadap orang-orang lemah, terbentang jurang antara orang kayamiskin dan ketidakadilan sosial. Kenyataan inilah yang mendorong para nabi Israel melontarkan kritik sosial bagi bangsanya. Berpedoman pada masyarakat perjanjian (Ul 12-26) Nabi Amos mencelapemanipulasian perkara pengadilan dengan uang suap untuk memeras orang miskin. Nabi Yesaya mengkritik para pemimpin Yerusalem dan penduduknya yang sudah menjadi sundal atau kehilangan keadilan dan kebenaran. Nabi Mikha mengecam para penguasa Yehuda yang membenci keadilan dan nabi-nabi palsunya yang menyesatkan. Nabi Zefanya mencela penduduk...

LOGOS
Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi telah memajukan perababan dan memberi kenyamanan hidu... more Ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi telah memajukan perababan dan memberi kenyamanan hidup manusia. Di sisi lain keduanya telah menyulut dan memicu kerakusan manusia untuk mengeksploitasi alam dan melahirkan krisis ekologi. Masalah ekologis ini merupakan dampak negatif dari penggunaan ilmu dan teknologi yang tidak tepat guna. Merayakan Hari Sabat, Tahun Sabat dan Tahun Yobel sebagaimana telah dipraktekkan bangsa Israel dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk peduli ekologi. Å abbÄt Allah (Kej 2:1-3) yang menjadi mahkota dari karya penciptaan dalam Kej 1:1-2:4a dan perkembangan selanjutnya dalam Kel 20:8-11 bukan semata-mata untuk keperluan-Nya sendiri, tetapi sebagai model bagi manusia yang harus menahan diri dari kerjanya dan membatasi diri dari sepak terjang kehidupannya. Dengan merayakan Å¡abbÄt manusia bukan saja beristirahat dari kerja tetapi juga beristirahat untuk menikmati sukacita atas segala pemberian Allah dan beribadat kepada-Nya. Norma-norma tentang Hari Sabat...

LOGOS
Belaskasih Allah sering dimengerti keliru terutama dalam hubungannya dengan keadilan-Nya. Kalau A... more Belaskasih Allah sering dimengerti keliru terutama dalam hubungannya dengan keadilan-Nya. Kalau Allah tetap menghukum setiap kesalahan manusia, lalu di mana belaskasih-Nya? Pewahyuan nama Allah dalam Kel 34:57 mengungkapkan bahwa hakikat Allah adalah belaskasih sekaligus adil. Belaskasih Allah secara eksplisit nyata dalam ungkapan “penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.†Dalam belaskasih itu Allah serentak menyatakan diri-Nya sebagai yang “tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.†Tindakan Allah yang tetap menghukum orang yang bersalah adalah perwujudan keadilan-Nya. Belaskasih Allah tidak meniadakan keadilan-Nya. Allah dikatakan adil kalau Ia mengganjar orang yang benar dan menghukum orang yang salah. ...

LOGOS
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sikap Yesus yang peduli ekologi dapat ditemukan dalam pewartaan-... more Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sikap Yesus yang peduli ekologi dapat ditemukan dalam pewartaan-Nya tentang Kerajaan Allah. Visi-misi hidup Yesus adalah perjuangan demi terwujudnya Kerajaan Allah. Penginjil Yohanes menegaskan bahwa Yesus datang untuk melakukan kehendak Bapa-Nya yang sejak awal mula penciptaan alam semesta menghendaki keharmonian dan keutuhan hidup seluruh ciptaan-Nya, sehingga semuanya diciptakan baik adanya bahkan amat baik (Yoh 5:19,30; 8:26,28,38; Kej 1:10,12,18,21,25,31). Berkaitan dengan keutuhan ciptaan dan harmoni alam, Yesus mewartakan Kerajaan Allah itu lewat perumpamaan-perumpamaan alamiah. Setiap perumpamaan berkenaan dengan kehidupan manusia maupun alam ciptaan yang mengarah pada perbaikan dan pemulihan, keutuhan dan keselamatan. Sebagai contoh Penginjil Matius memaparkan tentang matahari dan hujan yang diperuntukkan bagi orang benar maupun jahat (Mat 5:45) sebagai gambaran kasih Allah yang tanpa pandang bulu dan terbuka untuk semua lapisan dengan bobot...

LOGOS
Kepedulian Fransiskus terhadap sesama manusia, sesama makhluk ciptaan dan lingkungan alam berakar... more Kepedulian Fransiskus terhadap sesama manusia, sesama makhluk ciptaan dan lingkungan alam berakar pada relasinya dengan Allah Pencipta. Ia melihat dirinya, segala makhluk dan lingkungan alam sebagai sama-sama atau sesama ciptaan yang berasal dari satu asal, yaitu Allah Pencipta semesta alam. Oleh karena itu, semua makhluk ciptaan dipandang, diperlakukan dan dicintainya sebagai saudara dan saudari. Mengapa Fransiskus bersikap demikian? Ia memandang alam semesta dan segala isinya bukan terutama dari segi kegunaannya demi pemenuhan kebutuhan dan peningkatan mutu hidup manusia, tetapi lebih pada nilai yang ada dalam dirinya sendiri dan arti simbolis sakramentalnya. Keberadaan setiap makhluk bukan saja karena bermanfaat bagi manusia, tetapi juga karena memiliki nilai dalam dirinya sendiri dan menjadi tanda yang menghadirkan Allah. Setiap makhluk pun memiliki kesamaan, yakni sama-sama sebagai ciptaan Allah, sehingga semuanya sederajat dan Fransiskus menyapanya dengan sebutan saudara-sauda...
Uploads
Papers by Surip Stanislaus