Papers by Gunaryo Sudarmanto
Problem terbesar dan mendasar bagi manusia adalah ‘hilangnya damai sejahtera’ dalam kehidupannya.... more Problem terbesar dan mendasar bagi manusia adalah ‘hilangnya damai sejahtera’ dalam kehidupannya. Tata kehidupan yang ‘sungguh amat baik’ (Kej 1:31) pada mulanya telah berubah menjadi ‘perseteruan’ akibat dosa manusia (Kej 3). DOSA yaitu ‘tidak tercapainya maksud Allah’ dalam hidup manusia telah menjadikan manusia bermusuhan dengan Allah, sesamanya dan dirinya sendiri. Sejak itu dosa berbuah dosa. Kecenderungan hati manusia membuahkan kejahatan semata-mata (Kej 6:5). Manusia menjadi ‘seteru Allah’ (ekhtra tou theou) dan ‘serigala bagi sesamanya’ (homo homini lopus), dan menjadi ‘monster’ bagi dirinya sendiri.

Pendahuluan: Mazmur 145 adalah sebuah madah yaitu ungkapan pujian pemazmur kepada TUHAN dalam sua... more Pendahuluan: Mazmur 145 adalah sebuah madah yaitu ungkapan pujian pemazmur kepada TUHAN dalam suasana syukur dan penuh sukacita. Tidak dapat dipastikan madah ini dihubungkan dengan peristiwa sukacita masa lalu yang mana. Sebagian penafsir mengaitkannya dengan pesta Pondok Daun, namun tidak berarti peristiwa yang lain tidak mungkin diekspresikan dengan madah ini. Yang terpenting mazmur ini hendak menunjukkan ekspresi hubungan personal antara pemazmur dengan TUHAN. Pemazmur mengekspresikan doxologi kepada TUHAN sebagai Allah dan Rajanya yang berbuat baik kepada 'semua' (orang). Penyebutan kata 'TUHAN' menunjuk kepada 'YAHWE' yaitu Allahnya bangsa Israel, yang disembah sebagai 'Raja' (ay 1) dan yang empunya 'kerajaan' (ay. 11-13). Dialah yang diekspresikan oleh Pemazmur sebagai Pribadi yang Agung (ay. 1), mulia (ay. 2, 5, 11, 12), besar (ay. 3, 6, 7), perkasa (ay. 4, 11, 12), ajaib (ay. 5), kuat (ay. 5), dahsyat (ay. 6), adil (ay. 7, 17), kasih (ay. 8, 13), baik (ay. 9), sabar (ay. 8), setia (ay. 8, 13, 17), dan kudus (ay. 21). Kesemuanya terhisap kepada Pribadi Raja yang empunya otoritas yaitu kedaulatan yang tak terbatas atau melintasi batas generasi, "dari angkatan demi angkatan" (ay. 4), atau "segala keturunan" (ay.13) dan batas waktu, "untuk seterusnya dan selamanya" (ay. 21). Ketakterbatasan "yang tak terduga" menjadikan TUHAN patut diagungkan (ay. 3). Kata 'baik' (תוב = tob = good) menunjuk kepada karakter dan perbuatan TUHAN. Karakter TUHAN yang diekspresikan dalam hubungannya dengan manusia, yaitu: adil, kasih, setia, dan sabar. Sedangkan perbuatan-perbuatan TUHAN diekspresikan dengan kata-kata 'pekerjaan-pekerjaan-Mu' (ay. 4), 'perbuatan-perbuatan-Mu' yang ajaib dan dahsyat (ay. 5, 6, 17), kebajikan-Mu (ay.7), penuh rahmat (ay. 9), menjadi penopang dan penegak (ay. 14), memberi makanan atau mengenyangkan (ay. 15-16), melakukan kehendak, mendengarkan dan menyelamatkan orang yang berseru kepada-Nya (ay. 19), atau menjaga yang dikasihi-Nya (ay. 20). Jadi kebaikan TUHAN nampak dalam Personalitas-Nya dan Karya-Nya.

Tuhan Yesus menyatakan bahwa para pemerintah dan pembesar dunia (-wi) memerintah dengan ‘tangan b... more Tuhan Yesus menyatakan bahwa para pemerintah dan pembesar dunia (-wi) memerintah dengan ‘tangan besi’ dan menjalankan kuasanya dengan ‘keras’. Melalui tindakan ‘kekerasan’ tersebut mereka hendak menunjukkan dirinya sebagai ‘pembesar’ atau pemegang ‘otoritas’ (Mrk 10:41-42). Dengan itu mereka akan dihormati dan dihargai. Sayangnya para murid, khususnya Yohanes dan Yakobus, mungkin karena merasa masih bersaudara dengan Yesus, maka mereka menuntut ‘hak’ lebih daripada yang lain. Mereka berdua terkontaminasi oleh pikiran duniawi. Mereka berpikir tentang sistem pemerintahan dunia. Mereka berusaha memperebutkan ‘posisi’ penting di antara para murid. Mereka ingin meraih posisi yang lebih ‘mulia’, ‘terhormat’, ‘bernilai’, ‘berharga’, dan ‘bergengsi’. Mereka menginginkan duduk di sebelah ‘kanan dan kiri’ dari kemuliaan Yesus (Mrk 10:37). Namun Kerajaan Allah tidak sama dengan dengan kerajaan dunia ini. Tuhan Yesus menyatakan ‘Hukum yang Sungsang’ (terbalik). Siapa ingin menjadi ‘besar’ hendaklah (= harus: must be)‘menjadi pelayan’. Siapa ingin menjadi yang ‘terkemuka’ (populer) hendaklah (= harus: must be) menjadi ‘hamba’ (doulos). Kata ‘hendaklah’ juga menunjukkan ‘kerelaan’ bukan ‘paksaan’. Untuk itulah Tuhan Yesus (Anak Manusia) datang ke dunia “bukan untuk dilayani (seperti tuan), melainkan untuk melayani (sebagai hamba).” Malahan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:10). Karena itu barangsiapa inin mendapatkan ‘kemuliaan’ Kristus ia juga harus sedia ‘minum cawan’ dan ‘dibaptis’ dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Kemuliaan-Nya ada di dalam ‘penderitaan-Nya. Yakobus dan Yohanes menyatakan, “kami dapat”. Catatan tradisi menulis, mereka pun mati sebagai ‘martyr’. Yakobus yang ‘pertama’ mati dan Yohanes yang terakhir mati dari antara para murid. Dengan itu mereka telah mendapatkan ‘kebesaran’ dan ‘kemuliaan’ mereka.
Untuk menjelaskan arti ‘melayani bukan dilayani’ Tuhan Yesus memperagakannya dengan cara ‘membasuh kaki’ para murid-Nya (Yoh 13:1-17). Ada Empat Aspek tentang “Melayani Bukan Dilayani”:

" (Rm 8:32) PENDAHULUAN: Apa itu Natal ? o Natal adalah jawaban atas persoalan dunia yang tak t... more " (Rm 8:32) PENDAHULUAN: Apa itu Natal ? o Natal adalah jawaban atas persoalan dunia yang tak terselesaikan dengan cara apapun, yaitu: DOSA. o Natal adalah cara menghentikan perjalanan manusia menuju kebinasaan o Natal adalah ekspresi Anugerah Allah bagi manusia berdosa o Natal adalah manifestasi Kasih Allah kepada manusia yang tidak layak untuk dikasihi o Natal adalah kehadiran Kristus di tengah krisis kehidupan o Apa jadinya jika Kristus tidak hadir (lahir) di dunia ini ? D. James Kennedy dan Jerry Newcombe dalam bukunya "Bagaimana jika Yesus Tidak Pernah Lahir? (What If Jesus Had Never Been Born?) mencatat: Manusia tidak memiliki nilai hidup yang benar Manusia tidak memiliki belas kasihan dan kemurahan hati kepada orang miskin Manusia tidak memiliki pendidikan yang benar untuk semua orang Manusia tidak memiliki pemerintahan demokratis Manusia tidak memiliki kebebasan individu Mansuia tidak menacapi tingkat ilmu pengetahuan yang tinggi Manusia tidak memiliki kebebasan usaha dan etika kerja Manusia tidak memiliki nilai keindahan seksualitas Manusia tidak kesehatan dan pengobatan yang baik Manusia tidak memiliki moralitas yang beradab Manusia tidak memiliki nilai seni yang baik dan benar Manusia tidak mengalami perubahan kehidupan yang lebih baik Manusia tidak memiliki keselamatan kekal.
Apa lagi yang hendak kita bicarakan tentang Doa? Bukankah ini sudah menjadi aktifitas ‘rutin’ kes... more Apa lagi yang hendak kita bicarakan tentang Doa? Bukankah ini sudah menjadi aktifitas ‘rutin’ keseharian kita? Tidak ada seorang pun yang menganggap bahwa doa itu sebagai sesuatu yang tidak penting. Tetapi untuk “Terus Berdoa & Berdoa Terus” ternyata banyak orang mengalami kondisi ‘up & down’. Kontinyuitasnya mengalami ‘inkonsistensi’.

"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil... Sesungguhnya aku ini adalah HAMBA TUHAN; jadilah pad... more "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil... Sesungguhnya aku ini adalah HAMBA TUHAN; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" Lukas 1 : 37-38 SYALOM. PUJI TUHAN. Dia telah menghantar kita semua hingga di penghujung tahun ini. Satu tahun sudah kita lalui dalam studi dan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Tentu kita telah merasakan manis dan getirnya kehidupan dalam melayani Tuhan. Semuanya sedang membentuk pemahaman yang makin lengkap tentang arti 'hidup' dan 'melayani' bagi kita. Di suasana Natal ini, dialog Malaikat Tuhan dengan Maria mengingatkan kita kembali tentang jatidiri kita sebagai hamba Tuhan. Dari Lukas 1:37-38 di atas kita renungkan Tiga hal mendasar yang semestinya terus kita pegang: Pertama, Kita ini "hamba Tuhan". Kata Yunani "doulos" (= budak) menunjukkan status sosial yang amat direndahkan. Tetapi menjadi 'doulos'nya Tuhan justru status yang tinggi dan bernilai, karena ia bukan orang sembarangan, melainkan orang pilihan. Kita berharga di mata-Nya. Puji Tuhan ! Namun status ini menuntut tanggung jawab yang tinggi pula. Kita wajib mempertahankan karakteristik kita sebagai hamba Tuhan kapanpun dan di manapun baik dalam prinsip hidup maupun gaya hidup. Kita diminta untuk tidak menjadi serupa dengan zaman ini (Rm 12:2). Masihkah jatidiri itu nampak jelas ? Kedua, Hamba Tuhan itu tetaplah harus peka terhadap 'perkataan' (rhema) Tuhan, karena 'rhema' itu berkuasa dan pasti terjadi. 'Rhema'Tuhan kita butuhkan untuk memimpin kita langkah demi langkah tentang apa yang semestinya kita perbuat dalam hidup dan melayani-Nya. Sensitivitas kita mendengar 'rhema'-Nya dimungkinkan melalui kontinyuitas persekutuan pribadi kita bersama-Nya dalam Doa dan pembacaan firman-Nya.Masihkah'rhema'-Nya berbicara belakangan ini ? Ketiga, Hamba Tuhan itu haruslah 'menuruti' perkataan-Nya. Ini sebuah ketaatan yang mutlak mesti dilakukan oleh hamba-Nya. Tanpa ketaatan kepada-Nya segalanya menjadi tak berguna. Taat memberi hikmat dan selamat. Berjalanlah di jalan-Nya Dia pasti menyertai. Dengan kasih dan sukacita kami terus mendoakan setiap Saudara agar tetap berIMAN , berDOA, dan berJUANG hingga akhir pelayanan Saudara. Ia akan membuat indah pada waktunya SELAMAT NATAL 2013. SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU 2014. TUHAN Sumber kekuatan kiranya terus memampukan kita kini dan nanti. Dalam kasih kami,
Setiap manusia memiliki sifat-sifat yang menjadi kualitas kepribadiannya. Ada Sepuluh Kualitas Pr... more Setiap manusia memiliki sifat-sifat yang menjadi kualitas kepribadiannya. Ada Sepuluh Kualitas Pribadi yang paling disukai banyak orang, yaitu: Ketulusan, Rendah hati, Kesetiaan, Bersikap Positif, Keceriaan, Bertanggung jawab, Kepercayaan diri, Kebesaran jiwa, Easy going dan Empaty. Dari 10 kualitas pribadi tersebut, ’Ketulusan’ menempati peringkat Pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (hlm. 968), kata ’Tulus’ berarti: ikhlas sungguh, bersih hati (terbit dari hati yang suci), jujur, tidak pura-pura dan tidak serong. Kata ’Ketulusan’ berarti: kesungguhan, kebersihan hati atau kejujuran. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi.
(Yesaya 45: 1-8) PENDAHULUAN: Tema ini merupakan Tema KTN Emas yaitu KTN ke-50 tahun 2013. Tahun ... more (Yesaya 45: 1-8) PENDAHULUAN: Tema ini merupakan Tema KTN Emas yaitu KTN ke-50 tahun 2013. Tahun ke-50 kita sebut juga dengan 'JUBELIUM' atau tahun YOBEL. Tahun Yobel ialah tahun ke-50 (setelah 7x7 tahun) dalam Imamat 25:1-22. Tahun Yobel ialah tahun yang harus dikuduskan (ay. 10) Tahun 'Kebebasan': boleh pulang ke tanah miliknya masing-masing (ay. 10) Takut akan Tuhan (ay. 17) dan tidak merugikan sesama (ay. 14-16) Keadaan akan aman tenteram (ay. 18) Menikmati hasil berkelimpahan (Kemakmuran) (ay 19-22) Yesaya 45:1-8. Nabi Yesaya menubuatkan tentang penggenapan janji Tuhan yang akan membebaskan umat Israel setelah genap 70 tahun penghukuman Tuhan di negeri Babel. Tuhan memilih 'Koresh' raja Persia (559-528 SM) untuk mengalahkan Babel dan membebaskan IsraelKoresh ialah orang yang 'diurapi' Tuhan dan dipegang tangan kanannya oleh Tuhan (ay. 1)Tahun Kesejahteraan merupakan :
Hak paling hakiki dari manusia ialah hak untuk ‘hidup’. Hidup itu pemberian Tuhan untuk memuliaka... more Hak paling hakiki dari manusia ialah hak untuk ‘hidup’. Hidup itu pemberian Tuhan untuk memuliakan Dia.Namun dosa membuat manusia kehilangan makna hidup yang sejati.Setiap orang berjuang mempertahankan hidupnya sendiri dengan caranya sendiri
Teks ini adalah pengajaran Tuhan Yesus tentang Etika yang mendefinisikan makna ‘kebahagiaan’. Ini... more Teks ini adalah pengajaran Tuhan Yesus tentang Etika yang mendefinisikan makna ‘kebahagiaan’. Ini menjadi bagian dari rangkaian ‘Khotbah Di Bukit’ (Matius 5-7). Pengajaran ini merupakan bagian awal dari pelayanan Tuhan Yesus di daerah Galilea.
Kematian dianggap menjadi akhir dari segala sesuatu, sehingga setelah kematian tidak ada lagi keh... more Kematian dianggap menjadi akhir dari segala sesuatu, sehingga setelah kematian tidak ada lagi kehidupan. Malahan banyak orang yang dengan sengaja mengakhiri hidupnya (bunuh diri) hanya untuk mencoba ‘mengakhiri’ beratnya beban hidup.
Sejak awal hingga akhir kehidupan-Nya, Yesus senantiasa melakukan kehendak Bapa yang telah mengut... more Sejak awal hingga akhir kehidupan-Nya, Yesus senantiasa melakukan kehendak Bapa yang telah mengutus-Nya. Dia melakukan, “segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku” (Yoh 5:36). “Kita harus melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yoh 9:4) “Pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa” (Yoh 10:25) “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya…” (Yoh 17:4)
Seminar, 2016
“Suatu hari, Ratu Kerajaan Inggris menghadiri ibadah di Gereja. Dia mengenakan pakaian kebesarann... more “Suatu hari, Ratu Kerajaan Inggris menghadiri ibadah di Gereja. Dia mengenakan pakaian kebesarannya sebagai seorang Ratu. Namun ketika ibadah dimulai, tiba-tiba ia melepaskan ‘mahkota’-nya dan meletakkannya di lantai. Semua orang menjadi kaget dan bertanya-tanya. Sang Ratu hanya mengatakan, “Di sini, Hanya Tuhan yang layak dimuliakan, tidak ada yang lain.”
seminar, 2016
Orang yang hidup kemudian mati adalah hal yang biasa. Tetapi, jika ada orang yang mati kemudian H... more Orang yang hidup kemudian mati adalah hal yang biasa. Tetapi, jika ada orang yang mati kemudian HIDUP, itu hal yang luar biasa. Kematian membuat orang berdukacita. Tetapi kehidupan dari kematian membuat orang bersukacita. Kebangkitan menjadi kebenaran khas bagi orang Kristen. Olehnya, bagi setiap orang yang percaya Kristus, kematian pun menjadi jalan menuju kehidupan kekal. Kebangkitan Kristus mendatangkan ‘SUKACITA’.
Uploads
Papers by Gunaryo Sudarmanto
Untuk menjelaskan arti ‘melayani bukan dilayani’ Tuhan Yesus memperagakannya dengan cara ‘membasuh kaki’ para murid-Nya (Yoh 13:1-17). Ada Empat Aspek tentang “Melayani Bukan Dilayani”:
Untuk menjelaskan arti ‘melayani bukan dilayani’ Tuhan Yesus memperagakannya dengan cara ‘membasuh kaki’ para murid-Nya (Yoh 13:1-17). Ada Empat Aspek tentang “Melayani Bukan Dilayani”: