Perdagangan telah menjadi topik kebijakan publik yang paling hangat diperdebatkan berabadabad lam... more Perdagangan telah menjadi topik kebijakan publik yang paling hangat diperdebatkan berabadabad lamanya. Salah satu debat yang paling hangat adalah debat antara pendukung perdagangan bebas dan pendukung proteksionisme. Debat mengenai subjek ini selalu melahirkan pandangan yang saling bertentangan dan menarik perhatian ekonom, politisi, aktivis juga serikat buruh. Perdagangan bebas semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini utamanya karena ada upaya-upaya serius untuk mengkoordinasikannya secara internasional melalui perjanjian seperti Perjanjian Bea-Masuk dan Perdagangan (GATT) dan lembaga seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) (Stiglitz and Charlton, 2005). Tetapi perdagangan bebas masih perlu ditingkatkan terutama bagi negara-negara berkembang karena mereka tidak mempunyai kekuasaan politik dan ekonomi sebesar negara-negara maju untuk mencapai tujuan kebijakan perdagangan. Kepentingan beberapa kelompok di negaranegara maju, terutama sektor pertanian, menghambat kemajuan perdagangan bebas seperti yang terlihat dalam gagalnya WTO memajukan proses negosiasi dalam Perundingan Doha (Stiglitz and Charlton, 2005). Kita tidak bisa mengabaikan pelajaran penting dari sejarah mengenai manfaat perdagangan bebas. Para ekonom klasik, yang menulis pada abad ke-18 dan 19, memberi kita sejumlah teori penting mengenai manfaat perdagangan bebas, dan teori-teori ini hingga kini terbukti benar. Tulisan ini akan memaparkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan John Stuart Mill. Douglas Irwin, seorang ekonom terkemuka yang banyak menulis mengenai kebijakan perdagangan, menyatakan bahwa manfaat perdagangan bebas-seperti yang telah dikemukakan oleh John Stuart Mill-dapat dikelompokkan menjadi tiga: manfaat langsung, manfaat tidak langsung, serta manfaat moral dan intelektual (Irwin, 2009). Argumen yang mendukung perdagangan, yang dikembangkan pertama-tama oleh Adam Smith dan kemudian diperluas oleh David Ricardo, menjelaskan manfaat langsung dari perdagangan. Adam Smith yang disebut-sebut sebagai bapak ekonomi modern menyatakan bahwa perdagangan luar negeri memainkan peranan penting dalam ekonomi sebuah negara karena perdagangan ini menciptakan pasar, yang permintaannya terhadap barang jauh lebih besar daripada permintaan dalam negeri. Adam Smith menekankan prinsip keunggulan mutlak (absolute advantage) dalam teori perdagangan bebasnya. Ia menjelaskan bahwa perdagangan memungkinkan penggunaan sumber daya secara efisien karena setiap negara akan memproduksi barang yang menjadi spesialisasinya dan memberinya keunggulan mutlak. Pendapatan nasionalnya akan meningkat. Kenaikan pendapatan semacam ini tidak akan didapat jika perdagangan antar negara dibatasi (Spiegel, 1991). Bagi Adam Smith, pemerintah tidak perlu mengatur impor karena aturan seperti itu akan menghalangi pasar dalam negeri dari kompetisi. Kebijakan seperti itu pada dasarnya berusaha "mengarahkan orang untuk menggunakan modalnya dengan cara tertentu, dan karenanya aturan seperti tidak berguna dan merusak" (Smith, 1776: 366). David Ricardo, yang lahir di London pada akhir abad ke-18 dan telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pemikiran ekonomi yang mempengaruhi para ekonom hingga hari ini,
Perdagangan telah menjadi topik kebijakan publik yang paling hangat diperdebatkan berabadabad lam... more Perdagangan telah menjadi topik kebijakan publik yang paling hangat diperdebatkan berabadabad lamanya. Salah satu debat yang paling hangat adalah debat antara pendukung perdagangan bebas dan pendukung proteksionisme. Debat mengenai subjek ini selalu melahirkan pandangan yang saling bertentangan dan menarik perhatian ekonom, politisi, aktivis juga serikat buruh. Perdagangan bebas semakin meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini utamanya karena ada upaya-upaya serius untuk mengkoordinasikannya secara internasional melalui perjanjian seperti Perjanjian Bea-Masuk dan Perdagangan (GATT) dan lembaga seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) (Stiglitz and Charlton, 2005). Tetapi perdagangan bebas masih perlu ditingkatkan terutama bagi negara-negara berkembang karena mereka tidak mempunyai kekuasaan politik dan ekonomi sebesar negara-negara maju untuk mencapai tujuan kebijakan perdagangan. Kepentingan beberapa kelompok di negaranegara maju, terutama sektor pertanian, menghambat kemajuan perdagangan bebas seperti yang terlihat dalam gagalnya WTO memajukan proses negosiasi dalam Perundingan Doha (Stiglitz and Charlton, 2005). Kita tidak bisa mengabaikan pelajaran penting dari sejarah mengenai manfaat perdagangan bebas. Para ekonom klasik, yang menulis pada abad ke-18 dan 19, memberi kita sejumlah teori penting mengenai manfaat perdagangan bebas, dan teori-teori ini hingga kini terbukti benar. Tulisan ini akan memaparkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ekonom klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan John Stuart Mill. Douglas Irwin, seorang ekonom terkemuka yang banyak menulis mengenai kebijakan perdagangan, menyatakan bahwa manfaat perdagangan bebas-seperti yang telah dikemukakan oleh John Stuart Mill-dapat dikelompokkan menjadi tiga: manfaat langsung, manfaat tidak langsung, serta manfaat moral dan intelektual (Irwin, 2009). Argumen yang mendukung perdagangan, yang dikembangkan pertama-tama oleh Adam Smith dan kemudian diperluas oleh David Ricardo, menjelaskan manfaat langsung dari perdagangan. Adam Smith yang disebut-sebut sebagai bapak ekonomi modern menyatakan bahwa perdagangan luar negeri memainkan peranan penting dalam ekonomi sebuah negara karena perdagangan ini menciptakan pasar, yang permintaannya terhadap barang jauh lebih besar daripada permintaan dalam negeri. Adam Smith menekankan prinsip keunggulan mutlak (absolute advantage) dalam teori perdagangan bebasnya. Ia menjelaskan bahwa perdagangan memungkinkan penggunaan sumber daya secara efisien karena setiap negara akan memproduksi barang yang menjadi spesialisasinya dan memberinya keunggulan mutlak. Pendapatan nasionalnya akan meningkat. Kenaikan pendapatan semacam ini tidak akan didapat jika perdagangan antar negara dibatasi (Spiegel, 1991). Bagi Adam Smith, pemerintah tidak perlu mengatur impor karena aturan seperti itu akan menghalangi pasar dalam negeri dari kompetisi. Kebijakan seperti itu pada dasarnya berusaha "mengarahkan orang untuk menggunakan modalnya dengan cara tertentu, dan karenanya aturan seperti tidak berguna dan merusak" (Smith, 1776: 366). David Ricardo, yang lahir di London pada akhir abad ke-18 dan telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam pemikiran ekonomi yang mempengaruhi para ekonom hingga hari ini,
Uploads
Papers by Sahabat Giawa