Advances in social science, education and humanities research, 2023
Since its discovery by sand miners in 2008, the Liyangan site in Purbosari Village and Tegalrejo ... more Since its discovery by sand miners in 2008, the Liyangan site in Purbosari Village and Tegalrejo Village, Ngadirejo District, Temanggung Regency, has become a priority in the research program of the Yogyakarta Archaeological Center. Several archaeological objects were discovered during a series of studies that began in 2009, providing important data for understanding the people and culture of ancient Liyangan. 1) structures and buildings, 2) features, 3) ceramic, pottery, stone, and metal artifacts, 4) organic data, and 5) ecofacts are among the data. The data distribution is quite broad, and each has a correlation or association with one another. In theory, this is the basis for including the Liyangan site in an archaeological-space study that considers archaeological objects as a distribution rather than a collection. This research led to the creation of this article, which describes the type of settlement that existed during the Hindu-Buddhist period, including how it interacted with the environment, using archaeological data discovered at the Liyangan site in the form of artifacts, temple buildings, and other structures, features, and ecofacts. Prior to being destroyed by volcanic material brought on by Mount Sindoro's eruption, the old Liyangan settlement expanded steadily chronologically, at least from the second century until the time of the Ancient Mataram dynasty.
This study examines clean water management in Bandung, West Java, Dutch East Indies (Indonesia), ... more This study examines clean water management in Bandung, West Java, Dutch East Indies (Indonesia), from the late 19th Century to the early 20th Century. This study focuses on how the human community has modified the physical water unit, including technology, management skills, and social and environmental priorities. Historical methods were applied to investigate the topic, including heuristics, verification, interpretation, and historiography. Most of the data in this study were collected from primary sources in the form of archives, and official documents Department of Public Works and Bandung Municipality Government published in the late 19th century to the first half of the 20th century. The results showed that indigenous people in Bandung, the Sundanese, manage springs and rivers based on local knowledge, harmonizing simple technology with nature and belief. They used panchuran, a channel made of bamboo strips, to drain water from the springs. While Europeans initially relied on ...
The term of “Hajj” that applied to someone who has carried out the fifth pillar of Islam, at the ... more The term of “Hajj” that applied to someone who has carried out the fifth pillar of Islam, at the time of the Prophet Muhammad was unknown. In the early period of Islam entrance in Indonesia, the term was also never been used. In some ancient texts, such as the Kronika Pasai and Sajarah Banten, the title was not used for figures that had alreadyperformed the hajj at first. The emergence of the title “Hajj” might be a symptom of retraditionalization. In pre-Islamic times, the term hajj was often used. In some inscriptions,this designation was often found. The problem that discussed in thispaper is why the Hajj title is applied to Muslims who have performed the hajj. The method that used in this research is through searching historical sources. It is known that the title of the hajj at that time was used for respectable matters. Retraditionalization symptoms in the term “Hajj”, intended to pay respect.
Teknologi logam dikenal masyarakat mulai pada akhir masa bercocok tanam. Masa awal dikenalnya tek... more Teknologi logam dikenal masyarakat mulai pada akhir masa bercocok tanam. Masa awal dikenalnya teknologi logam sering juga disebut masa paleometalik. Pada masyarakat Austronesia, teknologi logam sering kali dikaitkan pula dengan budaya Dongson. Kebudayaan ini berkembang dari Vietnam pada sekitar 1000 SM atau awal Masehi. Dari Vietnam menyebar ke seluruh Asia Tenggara termasuk nusantara. Beberapa benda hasil budaya Dongson yang ditemukan adalah berupa benda-benda perunggu seperti misalnya nekara, bejana perunggu, dan kapak perunggu. Pada masa-masa yang lebih muda yaitu pada masa Hindu-Buddha (Masa Klasik) di Lampung banyak juga ditemukan benda-benda logam. Pada benda-benda perunggu yang berasal dari masa paleometalik seperti nekara dan bejana perunggu mungkin merupakan benda impor. Berdasarkan benda-benda tersebut terlihat ada pewarisan budaya khususnya teknologi pengolahan logam (perunggu) dari masa paleometalik hingga masa Islam-Kolonial. Kajian ini berusaha untuk mengungkap adanya ...
Sculptures are archaeological relic that are frequently found. Sculptures from the Hindu-Buddhist... more Sculptures are archaeological relic that are frequently found. Sculptures from the Hindu-Buddhist period often serves as a medium for worshipping. The characters depicted in the sculpture can be of gods and their pantheons, some are in the form of kings who are depicted as gods. In the area of Karangnunggal, Tasikmalaya, sculpture made of stone were found on a former plantation land that was used during the Dutch era. This article aims to provide an overview of the character that are depicted in the sculpture, the origin style of the creation, and when the sculpture was created. The method used in this research is descriptive research with a comparative approach. Based on its attributes, the Karangnunggal sculpture considered as a sculpture of embodiment. The figure that depicted was Dewi Parwati in Majapahit style. Based on the context of the findings, this sculpture indicates as an art item created at present time.
Kebudayaan Austronesia merupakan budaya yang didukung oleh sekelompok orang awalnya menetap di su... more Kebudayaan Austronesia merupakan budaya yang didukung oleh sekelompok orang awalnya menetap di suatu wilayah tertentu yang kemudian melakukan perjalanan ke berbagai wilayah lainnya dalam rentang area yang sangat luas. Di Kepulauan Indonesia kontak dengan budaya austronesia telah terjadi pada masa bercocok tanam. Bentuk budaya tersebut dalam aspek teknologi diantaranya menyangkut teknologi gerabah dan pengolahan kulit kayu. Dalam penelitian yang pernah dilakukan di Gunung Susuru kawasan Kertabumi, ditemukan artefak berbahan terakota dengan bentuk yang unik dan terdapat beragam goresan di permukaannya. Terakota tersebut ditemukan dalam jumlah dan variasi bentuk serta hiasan yang cukup banyak. Masyarakat setempat menyebut artefak tersebut sebagai “kue”. Berdasarkan perbandingan bentuk melalui studi pustaka, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kaitan “kue” tersebut dengan teknologi gerabah dan pengolahan kulit kayu.
Prasejarah di Indonesia meliputi kurun waktu yang sangat panjang dalam rentang jutaan tahun. Masa... more Prasejarah di Indonesia meliputi kurun waktu yang sangat panjang dalam rentang jutaan tahun. Masa yang merentang sejak awal Pleistosen dengan kehadiran Homo erectus, sekitar 1,8 juta tahun lalu hingga sekitar abad ke-4 atau ke-5 Masehi dengan ditemukannya jejak tulisan pada masa Hindu. Kehidupan tertua dimulai dari kehadiran manusia purba Homo erectus di Indonesia dengan membawa budaya alat-alat paleolitik, di antaranya serpih besar, kapak perimbas, kapak penetak, dan lainnya. Pengertian budaya dalam konteks manusia purba adalah bukti-bukti awal dari manusia tersebut, sesuai dengan akal dan pikirannya dalam berhadapan dengan alam lingkungan yang masih liar. Bukti teknologis manusia purba pada umumnya berupa peralatan dari bahan batuan, meskipun demikian menurut Soejono (1987)tidak tertutup kemungkinan alat dari bahan lain yaitu tanduk, tulang, dan kayu (Jatmiko, 2010: 15-20).
MUATAN INTAN SHIPWRECK ABAD KE-10: VARIABILITAS DAN KRONOLOGI Naniek Harkantiningsih Dalam dua da... more MUATAN INTAN SHIPWRECK ABAD KE-10: VARIABILITAS DAN KRONOLOGI Naniek Harkantiningsih Dalam dua dasawarsa ini, banyak penemuan kapal karam dengan berbagai jenis muatannya di perairan Nusantara. Sebagian besar peninggalan kapal karam tersebut ditemukan di perairan Nusantara bagian barat (perairan Sumatra-Jawa). Ini suatu kenyataan, bahwa perairan laut Nusantara memiliki tinggalan kapal karam yang sangat banyak. Salah satu kapal karam yang ditemukan, ialah Intan Shipwreck. Artikel ini akan membahas variabilitas dan kronologi muatan kapal karam yang telah dieksplorasi pada tahun 1997. Kemudian hasil identifikasi muatan kapal itu, dibandingkan dengan tinggalan arkeologi yang ditemukan dari hasil penelitian di situs-situs arkeologi. Sebagian besar muatan kapal karam ini, dapat dipastikan sebagai barang komoditi yang akan didistribusikan ke negara konsumen. Pola persebaran dan persamaan muatan kapal karam di situs arkeologi memperkuat adanya jaringan pelayaran dan perniagaan, baik jarak ja...
Sejak tahun 1995, situs-situs permukiman kuno ditemukan di wilayah Lampung menempati daerah-daera... more Sejak tahun 1995, situs-situs permukiman kuno ditemukan di wilayah Lampung menempati daerah-daerah aliran sungai (DAS). Hasil penelitian hingga tahun 2018 di Lampung Barat menemukan pola yang konsisten terhadap munculnya jejak fitur yang disebut sebagai parit atau siring. Jejak fitur parit hingga saat ini belum diteliti secara intensif dan masih menyisakan pertanyaan tentang seluk beluknya. Perbandingan studi pustaka dengan situs-situs sejenis di DAS Way Sekampung juga mendapati parit-parit baik alami maupun buatan. Secara makro perbandingan parit tersebut menempati topografi wilayah yang berbeda, yaitu di dataran tinggi dan dataran rendah. Hasil pengamatan sementara terhadap pola sebaran permukiman berparit mendapati dominasi bentukan parit alami ditemukan di wilayah pegunungan dan pada jalur sesar, sedangkan parit buatan muncul pada wilayah dataran rendah rawan banjir. Asumsi sementara parit dibuat sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan. Selain di Lampung, keberadaan situs be...
Anyer is a small port town at the west of Java Island. In the period of Netherland Indie governme... more Anyer is a small port town at the west of Java Island. In the period of Netherland Indie government under governor general H. W. Deandels, the Anyer region received a special attention. The strategic value of this region is shows by some archaeological remains. Based on the research by the description of the remains, there are some buildings that can be grouped into the building that is related to infrastructure of transportation, a semi-sacred building, and a sacred building. Through the archaeological study of the building and the research of the historical explanation, it is discovered that the Anyer region has a strategic value including sailing and trading as well as defense sector Keywords :transportation,shipping, roads, trade ABSTRAK Anyer merupakan kota pelabuhan kecil di ujung barat Pulau Jawa. Pada masa pemerintah kolonial Belanda di bawah Gubernur Jenderal H.W. Daendels, kawasan Anyer mendapat perhatian. Nilai strategis kawasan ini terlihat dari adanya beberapa tinggalan...
Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat, 2021
Moat is one of the features that has been found in the past and has its local and contextual func... more Moat is one of the features that has been found in the past and has its local and contextual functions. Research by the Archaeological Center of West Java over the last two decades had found 35 moated sites associates with the findings from the 7th century to the 20th century. The function of these moated sites has long been questioned and left several options that have not been executed. As a desk study research, this paper aimed to reexamine the data classified within their geological settings and approached them with their ethnographical context to get closer to the precise functions of the moated sites. The result had found several functions of the moat based on their geological setting which is different from the highland and the lowlands, and their subsistence techniques within their moated land. Keywords: Lampung, moat, archaeology, subsistence
Salah satu program penelitian Balai Arkeologi Bandung pada periode 2009 – 2014 adalah mengenai pu... more Salah satu program penelitian Balai Arkeologi Bandung pada periode 2009 – 2014 adalah mengenai puncak-puncak peradaban di pantai utara Jawa Barat. Penelitian ini secara diakronis ditekankan pada masyarakat Protosejarah, masyarakat masa Klasik, dan masyarakat masa Islam. Khusus pada permasalahan masyarakat masa Klasik, penelitian didasarkan pada data awal bahwa di Karawang terdapat pusat peradaban yang mula-mula berlatarkan pada agama Hindu kemudian berkembang pula agama Buddha. Sementara itu pada penelitian sebelumnya telah didapatkan data mengenai keberadaan masyarakat Hindu di pedalaman Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 di Kabupaten Karawang, dan Purwakarta serta pada 2010 di Kabupaten Subang diperoleh simpulan bahwa masyarakat Hindu yang semula berada di pantai utara, setelah mendapat tekanan dari masyarakat Buddha, mereka melakukan perpindahan ke pedalaman dan akhirnya berhasil membangun pusat peradaban di pedalaman Jawa Barat. Abstract. One...
Abstract. Old Settlement in Way Sekampung Area, Lampung, during The Śrivijaya Period. Lampung had... more Abstract. Old Settlement in Way Sekampung Area, Lampung, during The Śrivijaya Period. Lampung had a Śrivijaya Empire. The inscriptions of Palas Pasemah, Bungkuk, and Batu Bedil are an inscriptions of the Śrivijaya Kingdoms. Inscriptions, especially inscriptions warning, definitely placed at the residential location. In addition to the location of the inscription, the settlement can be traced through the distribution of archaeological remains which have the same background with the inscription. Through spatial archaeological approaches settlement and community life along the Way Sekampung can be determined. Along the river there are two regions upstream and downstream areas. Upstream region end to be the Hindu community while downstream is a Buddhist society. Both groups are still running religious megalithic culture. Abstrak. Lampung pernah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Śriwijaya. Hal ini ditandai oleh temuan Prasasti Palas Pasemah, Bungkuk, dan Batu Bedil yang merupakan pra...
"MEMASYARAKATKAN" LIVING MEGALITHIC: PESONA MASA LALU YANG TETAP BERGEMA Retno Handini ... more "MEMASYARAKATKAN" LIVING MEGALITHIC: PESONA MASA LALU YANG TETAP BERGEMA Retno Handini Situs clan budaya megalitik berlanjut (living megalithic) yang ada di Indonesia seperti Nias, Toraja, Sumba, Sahu, Ngada, clan Ende memiliki daya tarik eksotis, baik bagi ilmu pengetahuan maupun untuk djnikmati khalayak ramai sebagai sebuah tampilan budaya. Segi-segi ilmiah tetap menuntut penjelasan akademis tentang proses budaya sejak diperkirakan muncul sebelum Tarikh Masehi hingga mampu bertahan sampai saat ini, sementara "memasyarakatkan" budaya megalitik yang masih hidup merupakan sebuah pesona tersendiri, karena merupakan "window to the past", yang jarang terjadi pada tinggalan arkeologis. Melihat clan menikmati budaya megalitik yang masih berlanjut adalah sebuah atraksi wisata budaya yang sangat luar biasa, apalagi ketika menyentuh tata cara pendirian bangunan megalitik dengan teknik-teknik sederhananya, saat teknologi modern tidak digunakan. Situasi seperti ini akan memberi nilai wisata budaya yang tinggi, dengan daya tarik tersendiri, sehingga living megalithic perlu dimasyarakatkan HUMANISME DALAM TRADISI KUBUR BATU MEGALITIK DI SUMBA, NUSA TENGGARA TIMUR1 Mikka Wildha Nurrochsyam Tradisi kubur batu di Sumba merupakan salah satu budaya kolosal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bagi masyarakat Sumba, kesadaran tentang hidup sesudah mati telah melahirkan tradisi kubur batu yang unik dan spektakuler. Penelitian ini memperlihatkan dua aspek dinamika budaya dalam tradisi kubur batu megalitik, yaitu proses internalisasi dan akulturasi budaya. Selanjutnya, saya akan memperlihatkan adanya aspek humanisme sebagai dasar' pen ting dalam dinamika budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara mendalam serta dukungan studi pustaka. Obyek penelitian adalah tradisi kubur batu megalitik di Sumba yang dilihat menurut sisi dinamika budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat pendukungnya. Penelitian ini bermanfaat sebagai orientasi untuk melihat adanya dinamika kebudayaan dalam masyarakat, dan melihat orientasi bagi perkembangan budaya yang bermartabat. CANDI PANATARAN: CANDI KERAJAAN MASA MAJAPAHIT Hariani Santiko Candi Panataran adalah candi kerajaan (State Temple) Kerajaan Majapahit, didir}kan di sebuah tanah yang berpotensi sakral karena di tempat itu terdapat prasasti Palah dari jaman Kadiri, berisi tentang pemujaan Bhatara ri Palah. Berdasarkan angka tahun yang ditemukan di kompleks candi, setidaknya Candi Panataran dipakai sejak pemerintahan Raja Jayanagara hingga Ratu Suhita. Pada jaman Majapahit, Candi Panataran adalah candi untuk memuja Paramasiwa yang disebut dengan berbagai nama, tattwa tertinggi dalam agama Siwasiddhanta. Bahkan ada kemungkinan sebuah Kadewaguruan (tempat pendidikan agama) dibangun di sekitar kompleks candi, tetapi dimana kepastian letaknya, belum jelas. Candi Panataran adalah "pusat spiritual" kerajaan Majapahit. PENELITIAN PUNCAK-PUNCAK PERADABAN DI PANTAI UTARA JAWA BARAT DAN PROSES PERJALANAN MASYARAKAT HINDU Nanang Saptono Salah satu program penelitian Balai Arkeologi Bandung pada periode 2009 - 2014 adalah mengenai 'puncak-puncak peradaban di pantai utara Jawa Barat. Penelitian ini secara diakronis ditekankan pada masyarakat Protosejarah, masyarakat masa Klasik, dan masyarakat masa Islam. Khusus pada permasalahan masyarakat masa Klasik, penelitian didasarkan pada data awal bahwa di Karawang terdapat pusat peradaban yang mula-mula berlatarkan pada agama Hindu kemudian berkembang pula agama Buddha. S
The sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratu... more The sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratuan Darah Putih. The research was conducted in Kuripan Village, Penengahan District, South Lampung Regency. The research objective was to determine the factors causing the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka suitable for settlements. The method used is a field survey and interpretation of geological map data. The results of field observations and mapping showed that the areas of the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka were included in the morphological unit of undulating plains with an average height of 50 m above sea level consisting of tertiary-quaternary and alluvial volcanoclastic deposits. The rock lithology found was Breccia Rocks from the eruption of Rajabasa Volcano and Tufan Sandstones. Based on the analysis of basic physical aspects of the area such as the physical characteristics of the rocks, morphological conditions, availability of water sources, and disaster factors...
Situs Candi Ronggeng secara administratif terletak di Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupat... more Situs Candi Ronggeng secara administratif terletak di Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, berada pada koordinat 7°25’46.92”LS dan 108°29’37.17”BT. Morfologi situs berupa pedataran bergelombang di lembah Ci Seel anak sungai Ci Tanduy yang berhulu di Gunung Cakrabuana di Kabupaten Tasikmalaya, dan bermuara di Segara Anakan Provinsi Jawa Tengah. Ci Seel mengalir di sebelah utara situs, dengan pola aliran meander dengan anak-anak sungai, berkelok-kelok dari arah barat ke timur. Lahan ini sering tergenang banjir sehingga terjadi sedimentasi yang sangat tinggi. Objek berupa batu candi yang semula masih terlihat, sekarang terkubur endapan tanah. Berdasarkan laporan penggalian pada tahun-tahun sebelumnya, banjir besar pernah terjadi pada tahun 1937, 1943, 1962, 1973 dan lebih sering lagi sejak dibangunnya bendungan Gunung Putri pada sekitar tahun 1970-an. Jejak endapan banjir tersebut terlihat hingga mencapai ketebalan 140 cm sampai dengan 200 cm dari tanah aslinya yang be...
Tulisan ini berisi kajian tentang Situs Astana Gede yang terletak di Dusun lndrayasa Desa Kawali,... more Tulisan ini berisi kajian tentang Situs Astana Gede yang terletak di Dusun lndrayasa Desa Kawali, Kec Kawali , Kab. Ciamis, Jawa Barat. Situs ini dikenal sebagai salah satu bekas ibukota Kerajaan Sunda. Di situs ini terdapat beberapa data arkeologis antara lain berupa prasasti berhuruf dan berbahasa Sunda Kuna. Data arkeologis yang menarik minat banyak ahli adalah beberapa prasasti dan beberapa bangunan yang bercirikan budaya megalitik. Keberadaan prasasti berupa batu berdiri dikaitkan dengan religi asli yakni tradisi megalitik. Tradisi megalitik hidup bersama dengan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Kerajaan Sunda.
Advances in social science, education and humanities research, 2023
Since its discovery by sand miners in 2008, the Liyangan site in Purbosari Village and Tegalrejo ... more Since its discovery by sand miners in 2008, the Liyangan site in Purbosari Village and Tegalrejo Village, Ngadirejo District, Temanggung Regency, has become a priority in the research program of the Yogyakarta Archaeological Center. Several archaeological objects were discovered during a series of studies that began in 2009, providing important data for understanding the people and culture of ancient Liyangan. 1) structures and buildings, 2) features, 3) ceramic, pottery, stone, and metal artifacts, 4) organic data, and 5) ecofacts are among the data. The data distribution is quite broad, and each has a correlation or association with one another. In theory, this is the basis for including the Liyangan site in an archaeological-space study that considers archaeological objects as a distribution rather than a collection. This research led to the creation of this article, which describes the type of settlement that existed during the Hindu-Buddhist period, including how it interacted with the environment, using archaeological data discovered at the Liyangan site in the form of artifacts, temple buildings, and other structures, features, and ecofacts. Prior to being destroyed by volcanic material brought on by Mount Sindoro's eruption, the old Liyangan settlement expanded steadily chronologically, at least from the second century until the time of the Ancient Mataram dynasty.
This study examines clean water management in Bandung, West Java, Dutch East Indies (Indonesia), ... more This study examines clean water management in Bandung, West Java, Dutch East Indies (Indonesia), from the late 19th Century to the early 20th Century. This study focuses on how the human community has modified the physical water unit, including technology, management skills, and social and environmental priorities. Historical methods were applied to investigate the topic, including heuristics, verification, interpretation, and historiography. Most of the data in this study were collected from primary sources in the form of archives, and official documents Department of Public Works and Bandung Municipality Government published in the late 19th century to the first half of the 20th century. The results showed that indigenous people in Bandung, the Sundanese, manage springs and rivers based on local knowledge, harmonizing simple technology with nature and belief. They used panchuran, a channel made of bamboo strips, to drain water from the springs. While Europeans initially relied on ...
The term of “Hajj” that applied to someone who has carried out the fifth pillar of Islam, at the ... more The term of “Hajj” that applied to someone who has carried out the fifth pillar of Islam, at the time of the Prophet Muhammad was unknown. In the early period of Islam entrance in Indonesia, the term was also never been used. In some ancient texts, such as the Kronika Pasai and Sajarah Banten, the title was not used for figures that had alreadyperformed the hajj at first. The emergence of the title “Hajj” might be a symptom of retraditionalization. In pre-Islamic times, the term hajj was often used. In some inscriptions,this designation was often found. The problem that discussed in thispaper is why the Hajj title is applied to Muslims who have performed the hajj. The method that used in this research is through searching historical sources. It is known that the title of the hajj at that time was used for respectable matters. Retraditionalization symptoms in the term “Hajj”, intended to pay respect.
Teknologi logam dikenal masyarakat mulai pada akhir masa bercocok tanam. Masa awal dikenalnya tek... more Teknologi logam dikenal masyarakat mulai pada akhir masa bercocok tanam. Masa awal dikenalnya teknologi logam sering juga disebut masa paleometalik. Pada masyarakat Austronesia, teknologi logam sering kali dikaitkan pula dengan budaya Dongson. Kebudayaan ini berkembang dari Vietnam pada sekitar 1000 SM atau awal Masehi. Dari Vietnam menyebar ke seluruh Asia Tenggara termasuk nusantara. Beberapa benda hasil budaya Dongson yang ditemukan adalah berupa benda-benda perunggu seperti misalnya nekara, bejana perunggu, dan kapak perunggu. Pada masa-masa yang lebih muda yaitu pada masa Hindu-Buddha (Masa Klasik) di Lampung banyak juga ditemukan benda-benda logam. Pada benda-benda perunggu yang berasal dari masa paleometalik seperti nekara dan bejana perunggu mungkin merupakan benda impor. Berdasarkan benda-benda tersebut terlihat ada pewarisan budaya khususnya teknologi pengolahan logam (perunggu) dari masa paleometalik hingga masa Islam-Kolonial. Kajian ini berusaha untuk mengungkap adanya ...
Sculptures are archaeological relic that are frequently found. Sculptures from the Hindu-Buddhist... more Sculptures are archaeological relic that are frequently found. Sculptures from the Hindu-Buddhist period often serves as a medium for worshipping. The characters depicted in the sculpture can be of gods and their pantheons, some are in the form of kings who are depicted as gods. In the area of Karangnunggal, Tasikmalaya, sculpture made of stone were found on a former plantation land that was used during the Dutch era. This article aims to provide an overview of the character that are depicted in the sculpture, the origin style of the creation, and when the sculpture was created. The method used in this research is descriptive research with a comparative approach. Based on its attributes, the Karangnunggal sculpture considered as a sculpture of embodiment. The figure that depicted was Dewi Parwati in Majapahit style. Based on the context of the findings, this sculpture indicates as an art item created at present time.
Kebudayaan Austronesia merupakan budaya yang didukung oleh sekelompok orang awalnya menetap di su... more Kebudayaan Austronesia merupakan budaya yang didukung oleh sekelompok orang awalnya menetap di suatu wilayah tertentu yang kemudian melakukan perjalanan ke berbagai wilayah lainnya dalam rentang area yang sangat luas. Di Kepulauan Indonesia kontak dengan budaya austronesia telah terjadi pada masa bercocok tanam. Bentuk budaya tersebut dalam aspek teknologi diantaranya menyangkut teknologi gerabah dan pengolahan kulit kayu. Dalam penelitian yang pernah dilakukan di Gunung Susuru kawasan Kertabumi, ditemukan artefak berbahan terakota dengan bentuk yang unik dan terdapat beragam goresan di permukaannya. Terakota tersebut ditemukan dalam jumlah dan variasi bentuk serta hiasan yang cukup banyak. Masyarakat setempat menyebut artefak tersebut sebagai “kue”. Berdasarkan perbandingan bentuk melalui studi pustaka, tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kaitan “kue” tersebut dengan teknologi gerabah dan pengolahan kulit kayu.
Prasejarah di Indonesia meliputi kurun waktu yang sangat panjang dalam rentang jutaan tahun. Masa... more Prasejarah di Indonesia meliputi kurun waktu yang sangat panjang dalam rentang jutaan tahun. Masa yang merentang sejak awal Pleistosen dengan kehadiran Homo erectus, sekitar 1,8 juta tahun lalu hingga sekitar abad ke-4 atau ke-5 Masehi dengan ditemukannya jejak tulisan pada masa Hindu. Kehidupan tertua dimulai dari kehadiran manusia purba Homo erectus di Indonesia dengan membawa budaya alat-alat paleolitik, di antaranya serpih besar, kapak perimbas, kapak penetak, dan lainnya. Pengertian budaya dalam konteks manusia purba adalah bukti-bukti awal dari manusia tersebut, sesuai dengan akal dan pikirannya dalam berhadapan dengan alam lingkungan yang masih liar. Bukti teknologis manusia purba pada umumnya berupa peralatan dari bahan batuan, meskipun demikian menurut Soejono (1987)tidak tertutup kemungkinan alat dari bahan lain yaitu tanduk, tulang, dan kayu (Jatmiko, 2010: 15-20).
MUATAN INTAN SHIPWRECK ABAD KE-10: VARIABILITAS DAN KRONOLOGI Naniek Harkantiningsih Dalam dua da... more MUATAN INTAN SHIPWRECK ABAD KE-10: VARIABILITAS DAN KRONOLOGI Naniek Harkantiningsih Dalam dua dasawarsa ini, banyak penemuan kapal karam dengan berbagai jenis muatannya di perairan Nusantara. Sebagian besar peninggalan kapal karam tersebut ditemukan di perairan Nusantara bagian barat (perairan Sumatra-Jawa). Ini suatu kenyataan, bahwa perairan laut Nusantara memiliki tinggalan kapal karam yang sangat banyak. Salah satu kapal karam yang ditemukan, ialah Intan Shipwreck. Artikel ini akan membahas variabilitas dan kronologi muatan kapal karam yang telah dieksplorasi pada tahun 1997. Kemudian hasil identifikasi muatan kapal itu, dibandingkan dengan tinggalan arkeologi yang ditemukan dari hasil penelitian di situs-situs arkeologi. Sebagian besar muatan kapal karam ini, dapat dipastikan sebagai barang komoditi yang akan didistribusikan ke negara konsumen. Pola persebaran dan persamaan muatan kapal karam di situs arkeologi memperkuat adanya jaringan pelayaran dan perniagaan, baik jarak ja...
Sejak tahun 1995, situs-situs permukiman kuno ditemukan di wilayah Lampung menempati daerah-daera... more Sejak tahun 1995, situs-situs permukiman kuno ditemukan di wilayah Lampung menempati daerah-daerah aliran sungai (DAS). Hasil penelitian hingga tahun 2018 di Lampung Barat menemukan pola yang konsisten terhadap munculnya jejak fitur yang disebut sebagai parit atau siring. Jejak fitur parit hingga saat ini belum diteliti secara intensif dan masih menyisakan pertanyaan tentang seluk beluknya. Perbandingan studi pustaka dengan situs-situs sejenis di DAS Way Sekampung juga mendapati parit-parit baik alami maupun buatan. Secara makro perbandingan parit tersebut menempati topografi wilayah yang berbeda, yaitu di dataran tinggi dan dataran rendah. Hasil pengamatan sementara terhadap pola sebaran permukiman berparit mendapati dominasi bentukan parit alami ditemukan di wilayah pegunungan dan pada jalur sesar, sedangkan parit buatan muncul pada wilayah dataran rendah rawan banjir. Asumsi sementara parit dibuat sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan. Selain di Lampung, keberadaan situs be...
Anyer is a small port town at the west of Java Island. In the period of Netherland Indie governme... more Anyer is a small port town at the west of Java Island. In the period of Netherland Indie government under governor general H. W. Deandels, the Anyer region received a special attention. The strategic value of this region is shows by some archaeological remains. Based on the research by the description of the remains, there are some buildings that can be grouped into the building that is related to infrastructure of transportation, a semi-sacred building, and a sacred building. Through the archaeological study of the building and the research of the historical explanation, it is discovered that the Anyer region has a strategic value including sailing and trading as well as defense sector Keywords :transportation,shipping, roads, trade ABSTRAK Anyer merupakan kota pelabuhan kecil di ujung barat Pulau Jawa. Pada masa pemerintah kolonial Belanda di bawah Gubernur Jenderal H.W. Daendels, kawasan Anyer mendapat perhatian. Nilai strategis kawasan ini terlihat dari adanya beberapa tinggalan...
Jurnal Penelitian Arkeologi Papua dan Papua Barat, 2021
Moat is one of the features that has been found in the past and has its local and contextual func... more Moat is one of the features that has been found in the past and has its local and contextual functions. Research by the Archaeological Center of West Java over the last two decades had found 35 moated sites associates with the findings from the 7th century to the 20th century. The function of these moated sites has long been questioned and left several options that have not been executed. As a desk study research, this paper aimed to reexamine the data classified within their geological settings and approached them with their ethnographical context to get closer to the precise functions of the moated sites. The result had found several functions of the moat based on their geological setting which is different from the highland and the lowlands, and their subsistence techniques within their moated land. Keywords: Lampung, moat, archaeology, subsistence
Salah satu program penelitian Balai Arkeologi Bandung pada periode 2009 – 2014 adalah mengenai pu... more Salah satu program penelitian Balai Arkeologi Bandung pada periode 2009 – 2014 adalah mengenai puncak-puncak peradaban di pantai utara Jawa Barat. Penelitian ini secara diakronis ditekankan pada masyarakat Protosejarah, masyarakat masa Klasik, dan masyarakat masa Islam. Khusus pada permasalahan masyarakat masa Klasik, penelitian didasarkan pada data awal bahwa di Karawang terdapat pusat peradaban yang mula-mula berlatarkan pada agama Hindu kemudian berkembang pula agama Buddha. Sementara itu pada penelitian sebelumnya telah didapatkan data mengenai keberadaan masyarakat Hindu di pedalaman Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 di Kabupaten Karawang, dan Purwakarta serta pada 2010 di Kabupaten Subang diperoleh simpulan bahwa masyarakat Hindu yang semula berada di pantai utara, setelah mendapat tekanan dari masyarakat Buddha, mereka melakukan perpindahan ke pedalaman dan akhirnya berhasil membangun pusat peradaban di pedalaman Jawa Barat. Abstract. One...
Abstract. Old Settlement in Way Sekampung Area, Lampung, during The Śrivijaya Period. Lampung had... more Abstract. Old Settlement in Way Sekampung Area, Lampung, during The Śrivijaya Period. Lampung had a Śrivijaya Empire. The inscriptions of Palas Pasemah, Bungkuk, and Batu Bedil are an inscriptions of the Śrivijaya Kingdoms. Inscriptions, especially inscriptions warning, definitely placed at the residential location. In addition to the location of the inscription, the settlement can be traced through the distribution of archaeological remains which have the same background with the inscription. Through spatial archaeological approaches settlement and community life along the Way Sekampung can be determined. Along the river there are two regions upstream and downstream areas. Upstream region end to be the Hindu community while downstream is a Buddhist society. Both groups are still running religious megalithic culture. Abstrak. Lampung pernah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Śriwijaya. Hal ini ditandai oleh temuan Prasasti Palas Pasemah, Bungkuk, dan Batu Bedil yang merupakan pra...
"MEMASYARAKATKAN" LIVING MEGALITHIC: PESONA MASA LALU YANG TETAP BERGEMA Retno Handini ... more "MEMASYARAKATKAN" LIVING MEGALITHIC: PESONA MASA LALU YANG TETAP BERGEMA Retno Handini Situs clan budaya megalitik berlanjut (living megalithic) yang ada di Indonesia seperti Nias, Toraja, Sumba, Sahu, Ngada, clan Ende memiliki daya tarik eksotis, baik bagi ilmu pengetahuan maupun untuk djnikmati khalayak ramai sebagai sebuah tampilan budaya. Segi-segi ilmiah tetap menuntut penjelasan akademis tentang proses budaya sejak diperkirakan muncul sebelum Tarikh Masehi hingga mampu bertahan sampai saat ini, sementara "memasyarakatkan" budaya megalitik yang masih hidup merupakan sebuah pesona tersendiri, karena merupakan "window to the past", yang jarang terjadi pada tinggalan arkeologis. Melihat clan menikmati budaya megalitik yang masih berlanjut adalah sebuah atraksi wisata budaya yang sangat luar biasa, apalagi ketika menyentuh tata cara pendirian bangunan megalitik dengan teknik-teknik sederhananya, saat teknologi modern tidak digunakan. Situasi seperti ini akan memberi nilai wisata budaya yang tinggi, dengan daya tarik tersendiri, sehingga living megalithic perlu dimasyarakatkan HUMANISME DALAM TRADISI KUBUR BATU MEGALITIK DI SUMBA, NUSA TENGGARA TIMUR1 Mikka Wildha Nurrochsyam Tradisi kubur batu di Sumba merupakan salah satu budaya kolosal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Bagi masyarakat Sumba, kesadaran tentang hidup sesudah mati telah melahirkan tradisi kubur batu yang unik dan spektakuler. Penelitian ini memperlihatkan dua aspek dinamika budaya dalam tradisi kubur batu megalitik, yaitu proses internalisasi dan akulturasi budaya. Selanjutnya, saya akan memperlihatkan adanya aspek humanisme sebagai dasar' pen ting dalam dinamika budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara mendalam serta dukungan studi pustaka. Obyek penelitian adalah tradisi kubur batu megalitik di Sumba yang dilihat menurut sisi dinamika budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat pendukungnya. Penelitian ini bermanfaat sebagai orientasi untuk melihat adanya dinamika kebudayaan dalam masyarakat, dan melihat orientasi bagi perkembangan budaya yang bermartabat. CANDI PANATARAN: CANDI KERAJAAN MASA MAJAPAHIT Hariani Santiko Candi Panataran adalah candi kerajaan (State Temple) Kerajaan Majapahit, didir}kan di sebuah tanah yang berpotensi sakral karena di tempat itu terdapat prasasti Palah dari jaman Kadiri, berisi tentang pemujaan Bhatara ri Palah. Berdasarkan angka tahun yang ditemukan di kompleks candi, setidaknya Candi Panataran dipakai sejak pemerintahan Raja Jayanagara hingga Ratu Suhita. Pada jaman Majapahit, Candi Panataran adalah candi untuk memuja Paramasiwa yang disebut dengan berbagai nama, tattwa tertinggi dalam agama Siwasiddhanta. Bahkan ada kemungkinan sebuah Kadewaguruan (tempat pendidikan agama) dibangun di sekitar kompleks candi, tetapi dimana kepastian letaknya, belum jelas. Candi Panataran adalah "pusat spiritual" kerajaan Majapahit. PENELITIAN PUNCAK-PUNCAK PERADABAN DI PANTAI UTARA JAWA BARAT DAN PROSES PERJALANAN MASYARAKAT HINDU Nanang Saptono Salah satu program penelitian Balai Arkeologi Bandung pada periode 2009 - 2014 adalah mengenai 'puncak-puncak peradaban di pantai utara Jawa Barat. Penelitian ini secara diakronis ditekankan pada masyarakat Protosejarah, masyarakat masa Klasik, dan masyarakat masa Islam. Khusus pada permasalahan masyarakat masa Klasik, penelitian didasarkan pada data awal bahwa di Karawang terdapat pusat peradaban yang mula-mula berlatarkan pada agama Hindu kemudian berkembang pula agama Buddha. S
The sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratu... more The sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka are the center of settlement or the capital of Keratuan Darah Putih. The research was conducted in Kuripan Village, Penengahan District, South Lampung Regency. The research objective was to determine the factors causing the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka suitable for settlements. The method used is a field survey and interpretation of geological map data. The results of field observations and mapping showed that the areas of the sites of Benteng Saksi and Kuripan Saka were included in the morphological unit of undulating plains with an average height of 50 m above sea level consisting of tertiary-quaternary and alluvial volcanoclastic deposits. The rock lithology found was Breccia Rocks from the eruption of Rajabasa Volcano and Tufan Sandstones. Based on the analysis of basic physical aspects of the area such as the physical characteristics of the rocks, morphological conditions, availability of water sources, and disaster factors...
Situs Candi Ronggeng secara administratif terletak di Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupat... more Situs Candi Ronggeng secara administratif terletak di Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, berada pada koordinat 7°25’46.92”LS dan 108°29’37.17”BT. Morfologi situs berupa pedataran bergelombang di lembah Ci Seel anak sungai Ci Tanduy yang berhulu di Gunung Cakrabuana di Kabupaten Tasikmalaya, dan bermuara di Segara Anakan Provinsi Jawa Tengah. Ci Seel mengalir di sebelah utara situs, dengan pola aliran meander dengan anak-anak sungai, berkelok-kelok dari arah barat ke timur. Lahan ini sering tergenang banjir sehingga terjadi sedimentasi yang sangat tinggi. Objek berupa batu candi yang semula masih terlihat, sekarang terkubur endapan tanah. Berdasarkan laporan penggalian pada tahun-tahun sebelumnya, banjir besar pernah terjadi pada tahun 1937, 1943, 1962, 1973 dan lebih sering lagi sejak dibangunnya bendungan Gunung Putri pada sekitar tahun 1970-an. Jejak endapan banjir tersebut terlihat hingga mencapai ketebalan 140 cm sampai dengan 200 cm dari tanah aslinya yang be...
Tulisan ini berisi kajian tentang Situs Astana Gede yang terletak di Dusun lndrayasa Desa Kawali,... more Tulisan ini berisi kajian tentang Situs Astana Gede yang terletak di Dusun lndrayasa Desa Kawali, Kec Kawali , Kab. Ciamis, Jawa Barat. Situs ini dikenal sebagai salah satu bekas ibukota Kerajaan Sunda. Di situs ini terdapat beberapa data arkeologis antara lain berupa prasasti berhuruf dan berbahasa Sunda Kuna. Data arkeologis yang menarik minat banyak ahli adalah beberapa prasasti dan beberapa bangunan yang bercirikan budaya megalitik. Keberadaan prasasti berupa batu berdiri dikaitkan dengan religi asli yakni tradisi megalitik. Tradisi megalitik hidup bersama dengan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Kerajaan Sunda.
Uploads
Papers by Nanang Saptono