Papers by MUHYIDDIN MAS R

RINTISAN NEGARA BERBASIS NILAI-NILAI KEISLAMAN
Agama dan negara memiliki dasar pijakan pada kenyataan yang berbeda. Agama dan negara adalah dua ... more Agama dan negara memiliki dasar pijakan pada kenyataan yang berbeda. Agama dan negara adalah dua kesatuan sejarah yang berbeda hakikatnya, agama adalah kabar gembira dan peringatan. Sedangkan negara adalah kekuatan pemaksa. Agama mempunyai khatib, juru dakwah dan ulama, sedangkan negara memiliki birokrasi, pengadilan dan tentara. Agama dapat mempengaruhi jalannya sejarah melalui kesadaran bersama. Sedangkan negara mempengaruhi sejarah dengan keputusan, kekuasaan dan perang. Agama adalah kekuatan dari dalam, sedangkan negara adalah kekuatan dari luar.
Karena itu, jika suatu bangsa ingin kuat dari berbagai aspek, internal dan eksternal, maka negara hendaknya berjalan seiring bersama agama dalam menata kehidupan dunia yang lebih baik, dan menjadikan agama sebagai pedoman nilai dalam segala bentuk kebijakannya. Sebab Peran sosial agama secara garis besar dibagi dua yaitu sebagai acuan pembangunan dunia dan sebagai pemelihara dunia

SEJARAH PENYIMAPANGAN DALAM TAFSIR, 2020
Seiring dengan berkembangnya persoalan yang dihadapi oleh umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhamm... more Seiring dengan berkembangnya persoalan yang dihadapi oleh umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, baik di bidang politik, sosial, ekonomi, maka terhadap ayat-ayat yang belum ada tafsirnya dari hadits Nabi SAW, para sahabat kemudian melakukan ijtihad sesuai dengan kemampuan dan pemahaman masing-masing. Dari sinilah kemudian muncul subyektivitas tafsir yang menyebabkan banyak perbedaan pada tafsir ayat-ayat al-Quran.
Kemudian seiring dengan munculnya perbedaan penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an, semakin banyaknya sahabat yang meninggal, sementara permasalahan umat terus berkembang, dan perpecahan di antara umat Islam semakin marak, serta semakin banyak orang yang memiliki keberanian untuk menafsirkan al-Quran, maka penafsiran terhadap ayat al-Qur’an tidak hanya sebatas tafsir bil ma’tsur, yaitu metode tafsir al-Qur’an dengan hadits-hadits Nabi SAW, tetapi juga tafsir birra’yi, yaitu tafsir yang didasarkan pada nalar akal dan logika. Dari sinilah kemudian muncul banyak model penafsiran terhadap ayat al-Quran, apalagi setelah terjadinya perpecahan dan munculnya kelompok-kelompok di kalangan umat Islam.
Bersamaan dengan itu juga sebagian ulama berinisiatif untuk membuat ulumul quran, yaitu ilmu yang secara khusus membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan al-Quran, baik dari sebab turunnya, kodifikasi dan urutan surah dan ayatnya, bersatus sebagai makkiyah atau madaniyah, nasikh mansyukh, muhkam dan mutasyabih, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan al-Quran.

Journal Locus Penelitian dan Pengabdian
Moderasi beragama adalah proses memahami, sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seim... more Moderasi beragama adalah proses memahami, sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem, baik ekstrem karena terlalu berlebihan yang dapat memicu sikap radikal, maupun ekstrem karena terlalu longgar yang dapat menyebabkan sikap liberal. Keduanya tentu tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang hanif. Di kalangan para siswa moderasi beragama belum dapat dipahami secara baik dan benar, sebab siswa masih cenderung berperilaku ekstrem. Karena itu, penelitian ini mencoba menggali moderasi beragama perspektif al-Qur’an dalam Kurikulum 2013 PAI jenjang Menengah Atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif komparatif dengan model penelitian kepustakaan (Library research). Dalam penelitian ini ditemukan, bahwa di antara penyebab siswa kurang bersikap moderat, karena penyampaian materi tentang moderasi beragama sangat minim dalam Kurikulum 2013 PAI. Selain itu, penyampainnya juga masih sangat global dan tidak spesifik, dan...

PEMBARUAN PEMIKIRAN ISLAM DI MESIR, 2020
Perkembangan pemikiran Islam secara khusus di Mesir, menurut John L. Esposito dilatarbelakangi ol... more Perkembangan pemikiran Islam secara khusus di Mesir, menurut John L. Esposito dilatarbelakangi oleh ortodoksi sunni yang mengalami proses kristalisasi setelah bergulat dengan aliran muktazilah aliran syiah dan kelompok khawarij yang kemudian disusul dengan sufisme yang pada tahapan selanjutnya mengalami degenerasi. Maka tampillah pada abad peralihan 13 ke-14 seorang tokoh Ibnu Taimiyah yang melakukan kritik tajam sebagai reformis (mujaddid) dengan seruannya agar umat Islam kembali kepada Al-qur'an, Sunnah dan memahami kembali ijtihad.
Seiring dengan berjalannya roda waktu, pembaharuan Islam di Mesir dilakukan secara modern dengan mengadopsi peradaban Barat. Karena pada saat itu, kemajuan dan modernisasi yang menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa dan negara adalah Barat. Dalam aplikasinya pembaharuan yang dilakukan adalah dengan membangun interpretasi baru terhadap sumber nilai fundamental utama yang tertuang dalam al-Qur'an dan Sunnah.
Pembaharuan dalam Islam memiliki tujuan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dengan berpedoman pada ide-ide dasar dalam al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW seperti yang dilakukan para pembaharu di Mesir di abad ke-18 da ke-19.
Secara faktual, para pembaharu Mesir ini memiliki peran masing-masing dalam menciptakan perubahan bagi negeri Piramida ini umumnya, dan bagi para pemeluk agama Islam khususnya. Di antara tokok-tokoh reformis Mesir yang paling menonjol adalah Muhammad Ali Pasya. Al-Tahtawi. Jamaluddin Al Afgani. Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridho.
Dari kelima tokoh pembaharu di Mesir yang sekaligus merupakan tokoh reformis Islam yang disebutkan di atas, penulis hanya ingin fokus membahas dua diantaranya saja,, yaitu Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh, mengingat pemikiran keduanya tidak hanya dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia Islam di Mesir, tetapi juga memberikan inspirasi bagi perkembangan pemikiran Islam di negara-negara Arab, dan di negara berpenduduk muslim lainnya, seperti di Asia dan Afrika.

PERADABAN UMAT MANUSIA DI MASA NABI ISA AS, 2020
Kisah Nabi Isa AS adalah kisah yang tergolong lengkap diceritakan di dalam Al-Qur’an. Narasinya d... more Kisah Nabi Isa AS adalah kisah yang tergolong lengkap diceritakan di dalam Al-Qur’an. Narasinya disajikan secara kronologis mulai dari kisah kelahirannya ke dunia, dakwahnya, dan wafatnya, hingga kedatangannya di dunia pada akhir zaman yang penuh tanda tanya.
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam telah menyebut nama Isa sebanyak 25 kali. Dia juga disebut ibnu Maryam sebanyak 23 kali, dan Al-Masih 11 kali. Kisahnya disebutkan dalam Surah Ali 'Imran (3): 49-55, Al-Ma'idah (5): 110-118, dan Maryam (19): 24-36. Dalam Alkitab (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Meskipun tidak lama menjalankan tugas sebagai Nabi dan Rasul dan dengan pengikut yang sedikit, namun Nabi Isa AS telah menciptakan peradaban baru dalam kehidupan umat manusia. Bahkan hingga sekarang, namanya selalu di kenang dalam beberapa kitab suci. Lantas bagaimana Islam memandang Isa AS dan apa saja kontirbusinya bagi kemajuan peradabann umat manusia? Silahkan baca lebih lanjut makalah ini!
Books by MUHYIDDIN MAS R

Pustaka Al-Fadhilah, 2022
Moderasi beragama adalah proses memahami, sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seim... more Moderasi beragama adalah proses memahami, sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem, baik ekstrem karena terlalu berlebihan yang dapat memicu sikap radikal, maupun ekstrem karena terlalu longgar yang dapat menyebabkan sikap liberal. Keduanya tentu tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang hanif. Akibat tidak memahami moderasi beragama, banyak orang yang terjebak pada praktik keagamaan yang tidak sejalan dengan ajaran dan prinsip agama itu sendiri. Di kalangan remaja, ketidakpamahan terhadap moderasi beragama telah menyeret para siswa kepada perilaku esktrem kanan, sehingga menyebabkan radikalisme dan intoleransi, dan juga telah menjerumuskan mereka kepada perilaku ekstrem kiri yang menyebabkan liberalisme, pluralisme, dan sekularisme. Banyak faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku ekstrem para remaja tersebut, terutama para pelajar di bangku sekolah menengah atas. Lantas bagaimana sebenarnya perspektif al-Qur’an tentang moderasi beragama? Apa yang yang menyebabkan para siswa masih bersikap tidak moderat? Tidakkah selama ini materi pembelajaran agama di sekolah sudah cukup memadai dan disamakan secara nasional? Adakah kekurangan yang perlu dibenahi dalam kurikulum nasional untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam? Baca terus hingga tuntas buku ini untuk menemukan jawaban dan s olusi yang konkrit atas permasalahan tersebut.
Uploads
Papers by MUHYIDDIN MAS R
Karena itu, jika suatu bangsa ingin kuat dari berbagai aspek, internal dan eksternal, maka negara hendaknya berjalan seiring bersama agama dalam menata kehidupan dunia yang lebih baik, dan menjadikan agama sebagai pedoman nilai dalam segala bentuk kebijakannya. Sebab Peran sosial agama secara garis besar dibagi dua yaitu sebagai acuan pembangunan dunia dan sebagai pemelihara dunia
Kemudian seiring dengan munculnya perbedaan penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an, semakin banyaknya sahabat yang meninggal, sementara permasalahan umat terus berkembang, dan perpecahan di antara umat Islam semakin marak, serta semakin banyak orang yang memiliki keberanian untuk menafsirkan al-Quran, maka penafsiran terhadap ayat al-Qur’an tidak hanya sebatas tafsir bil ma’tsur, yaitu metode tafsir al-Qur’an dengan hadits-hadits Nabi SAW, tetapi juga tafsir birra’yi, yaitu tafsir yang didasarkan pada nalar akal dan logika. Dari sinilah kemudian muncul banyak model penafsiran terhadap ayat al-Quran, apalagi setelah terjadinya perpecahan dan munculnya kelompok-kelompok di kalangan umat Islam.
Bersamaan dengan itu juga sebagian ulama berinisiatif untuk membuat ulumul quran, yaitu ilmu yang secara khusus membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan al-Quran, baik dari sebab turunnya, kodifikasi dan urutan surah dan ayatnya, bersatus sebagai makkiyah atau madaniyah, nasikh mansyukh, muhkam dan mutasyabih, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan al-Quran.
Seiring dengan berjalannya roda waktu, pembaharuan Islam di Mesir dilakukan secara modern dengan mengadopsi peradaban Barat. Karena pada saat itu, kemajuan dan modernisasi yang menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa dan negara adalah Barat. Dalam aplikasinya pembaharuan yang dilakukan adalah dengan membangun interpretasi baru terhadap sumber nilai fundamental utama yang tertuang dalam al-Qur'an dan Sunnah.
Pembaharuan dalam Islam memiliki tujuan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dengan berpedoman pada ide-ide dasar dalam al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW seperti yang dilakukan para pembaharu di Mesir di abad ke-18 da ke-19.
Secara faktual, para pembaharu Mesir ini memiliki peran masing-masing dalam menciptakan perubahan bagi negeri Piramida ini umumnya, dan bagi para pemeluk agama Islam khususnya. Di antara tokok-tokoh reformis Mesir yang paling menonjol adalah Muhammad Ali Pasya. Al-Tahtawi. Jamaluddin Al Afgani. Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridho.
Dari kelima tokoh pembaharu di Mesir yang sekaligus merupakan tokoh reformis Islam yang disebutkan di atas, penulis hanya ingin fokus membahas dua diantaranya saja,, yaitu Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh, mengingat pemikiran keduanya tidak hanya dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia Islam di Mesir, tetapi juga memberikan inspirasi bagi perkembangan pemikiran Islam di negara-negara Arab, dan di negara berpenduduk muslim lainnya, seperti di Asia dan Afrika.
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam telah menyebut nama Isa sebanyak 25 kali. Dia juga disebut ibnu Maryam sebanyak 23 kali, dan Al-Masih 11 kali. Kisahnya disebutkan dalam Surah Ali 'Imran (3): 49-55, Al-Ma'idah (5): 110-118, dan Maryam (19): 24-36. Dalam Alkitab (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Meskipun tidak lama menjalankan tugas sebagai Nabi dan Rasul dan dengan pengikut yang sedikit, namun Nabi Isa AS telah menciptakan peradaban baru dalam kehidupan umat manusia. Bahkan hingga sekarang, namanya selalu di kenang dalam beberapa kitab suci. Lantas bagaimana Islam memandang Isa AS dan apa saja kontirbusinya bagi kemajuan peradabann umat manusia? Silahkan baca lebih lanjut makalah ini!
Books by MUHYIDDIN MAS R
Karena itu, jika suatu bangsa ingin kuat dari berbagai aspek, internal dan eksternal, maka negara hendaknya berjalan seiring bersama agama dalam menata kehidupan dunia yang lebih baik, dan menjadikan agama sebagai pedoman nilai dalam segala bentuk kebijakannya. Sebab Peran sosial agama secara garis besar dibagi dua yaitu sebagai acuan pembangunan dunia dan sebagai pemelihara dunia
Kemudian seiring dengan munculnya perbedaan penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an, semakin banyaknya sahabat yang meninggal, sementara permasalahan umat terus berkembang, dan perpecahan di antara umat Islam semakin marak, serta semakin banyak orang yang memiliki keberanian untuk menafsirkan al-Quran, maka penafsiran terhadap ayat al-Qur’an tidak hanya sebatas tafsir bil ma’tsur, yaitu metode tafsir al-Qur’an dengan hadits-hadits Nabi SAW, tetapi juga tafsir birra’yi, yaitu tafsir yang didasarkan pada nalar akal dan logika. Dari sinilah kemudian muncul banyak model penafsiran terhadap ayat al-Quran, apalagi setelah terjadinya perpecahan dan munculnya kelompok-kelompok di kalangan umat Islam.
Bersamaan dengan itu juga sebagian ulama berinisiatif untuk membuat ulumul quran, yaitu ilmu yang secara khusus membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan al-Quran, baik dari sebab turunnya, kodifikasi dan urutan surah dan ayatnya, bersatus sebagai makkiyah atau madaniyah, nasikh mansyukh, muhkam dan mutasyabih, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan al-Quran.
Seiring dengan berjalannya roda waktu, pembaharuan Islam di Mesir dilakukan secara modern dengan mengadopsi peradaban Barat. Karena pada saat itu, kemajuan dan modernisasi yang menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa dan negara adalah Barat. Dalam aplikasinya pembaharuan yang dilakukan adalah dengan membangun interpretasi baru terhadap sumber nilai fundamental utama yang tertuang dalam al-Qur'an dan Sunnah.
Pembaharuan dalam Islam memiliki tujuan untuk menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dengan berpedoman pada ide-ide dasar dalam al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW seperti yang dilakukan para pembaharu di Mesir di abad ke-18 da ke-19.
Secara faktual, para pembaharu Mesir ini memiliki peran masing-masing dalam menciptakan perubahan bagi negeri Piramida ini umumnya, dan bagi para pemeluk agama Islam khususnya. Di antara tokok-tokoh reformis Mesir yang paling menonjol adalah Muhammad Ali Pasya. Al-Tahtawi. Jamaluddin Al Afgani. Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridho.
Dari kelima tokoh pembaharu di Mesir yang sekaligus merupakan tokoh reformis Islam yang disebutkan di atas, penulis hanya ingin fokus membahas dua diantaranya saja,, yaitu Jamaluddin Al-Afgani dan Muhammad Abduh, mengingat pemikiran keduanya tidak hanya dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia Islam di Mesir, tetapi juga memberikan inspirasi bagi perkembangan pemikiran Islam di negara-negara Arab, dan di negara berpenduduk muslim lainnya, seperti di Asia dan Afrika.
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam telah menyebut nama Isa sebanyak 25 kali. Dia juga disebut ibnu Maryam sebanyak 23 kali, dan Al-Masih 11 kali. Kisahnya disebutkan dalam Surah Ali 'Imran (3): 49-55, Al-Ma'idah (5): 110-118, dan Maryam (19): 24-36. Dalam Alkitab (kitab suci Kristen), kisahnya disebutkan dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Meskipun tidak lama menjalankan tugas sebagai Nabi dan Rasul dan dengan pengikut yang sedikit, namun Nabi Isa AS telah menciptakan peradaban baru dalam kehidupan umat manusia. Bahkan hingga sekarang, namanya selalu di kenang dalam beberapa kitab suci. Lantas bagaimana Islam memandang Isa AS dan apa saja kontirbusinya bagi kemajuan peradabann umat manusia? Silahkan baca lebih lanjut makalah ini!