Papers by Liko Maryudhiyanto

Majalah Kesehatan, Sep 30, 2022
Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang mempengaruhi banyak... more Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang mempengaruhi banyak organ termasuk sistem saraf pusat. Prevalensi gejala neuropsikiatri berupa gangguan kognitif pada pasien masih cukup tinggi. Gangguan kognitif pada domain memori, eksekutif, dan atensi akan menyebabkan pasien LES mengalami depresi. Pasien LES yang mengalami depresi akan menyebabkan hasil pengobatan yang buruk. Gangguan kognitif juga berhubungan dengan aktivitas penyakit LES. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan gangguan kognitif dengan depresi dan peningkatan aktivitas penyakit pasien LES. Metode penelitian ini observasi cross-sectional. Subjek penelitian ialah 82 pasien LES di RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Instrumen penelitian menggunakan Beck Depression Inventory II (BDI-II) untuk depresi, Montreal Cognitive Assessment (MocA-Ina) untuk gangguan kognitif, dan Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Index (SLEDAI) untuk aktivitas penyakit. Hasil menunjukkan prevalensi gangguan kognitif pada subjek penelitian adalah 64,6% dengan domain memori paling sering terganggu. Prevalensi depresi sebesar 57,3%. Proporsi pasien gangguan kognitif dengan depresi lebih banyak (62,3%) dibandingkan tanpa depresi. Aktivitas penyakit berat memiliki prevalensi paling tinggi yakni 54,4%. Gejala aktivitas penyakit paling sering didapatkan ialah alopesia dan artirtis (65,9%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan kognitif dengan depresi (p = 0,151). Terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan kognitif dengan aktivitas penyakit LES (p = 0,009). Domain kognitif berhubungan dengan aktivitas penyakit LES (p = 0,02). Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan kogntif terhadap depresi pada pasien LES dan terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan kognitif dengan aktivitas penyakit pasien LES.

Latar belakang : Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian emosional tak st... more Latar belakang : Borderline personality disorder (BPD) atau gangguan kepribadian emosional tak stabil tipe ambang adalah gangguan kejiwaan yang kompleks dan serius. Gejalanya antara lain: takut ditinggalkan, impulsif, amarah, melukai diri sendiri, bunuh diri, dan hubungan interpersonal yang buruk. Pada pasien BPD sering berkembang menjadi Gangguan Makan terutama Bulimia dan Binge eating. Untuk itu diperlukan tatalaksana yang baik dalam menangani kondisi gangguan makan yang berkomorbid dengan BPD. Tujuan : Untuk mengetahui tatalaksana terpilih pada pasien Gangguan Makan dengan Borderline Personality Disorder. Metode : Penelusuran dilakukan dengan database Pubmed, Tripdatabase, dan Springer. Penelusuran dibatasi menggunakan penyaringan publikasi jurnal pembatasan terbitan 5 tahun terakhir, subjek penelitian manusia. Hasil: Hasil penelusuran dari jurnal tersebut didapatkan bahwa tatalaksana berupa farmakoterapi dan psikoterapi. Pada tatalaksana farmakoterapi, tiap jenis gangguan makan ...
Uploads
Papers by Liko Maryudhiyanto