Kehadiran vegetasi pada suatu area akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem. Na... more Kehadiran vegetasi pada suatu area akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem. Namun pengaruhnya akan bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Untuk memperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan dilakukan analisis vegetasi. Tujuan praktikum lapang adalah mempelajari komposisi dan dominansi serta struktur komunitas dari masyarakat tumbuh-tumbuhan (vegetasi) yang ada di kawasan HM 5 Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Metode pengamatan yang dilakukan adalah kombinasi antara metode jalur dan garis berpetak. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kerapatan populasi semua spesies untuk masing-masing tingkatan vegetasi adalah 135 pohon/hektar; 340 tiang/hektar; 25.000 semai/hektar; 120.000 individu semak herba/hektar; 18.500 individu pakupakuan/hektar; 4.000 batang palma/hektar. Dominansi semua spesies pada areal HM 5-TNGP untuk tingkat pohon sebesar 25 m 2 /hektar; dan untuk tingkat tiang sebesar 7,19 m 2 /hektar. Spesies yang dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya di kawasan HM 5 TNGP untuk tingkat pohon, tiang, pancang, semai, semak herba, paku-pakuan dan palma berturut-turut adalah Altingia excelsa INP= 82,4 %); Ficus variegata (INP = 43,91 %) dan Schima walichi (INP = 39,38 %); Hedyotis diggusa (INP = 25,23 %); Ficus ribes (INP = 22,82 %); Elafostema strigosum (INP = 60,4 %); Cyathea latebrosa (INP = 93,02 %); dan Daemonorops rubra (INP = 146,67 %). Vegetasi tingkat semai menunjukkan tingkat keanekaragaman yang tinggi (H'>3). Tingkat keanekaragaman sedang (H' = 1-3) ditunjukkan oleh vegetasi tingkat pohon, tiang, pancang, semak-herba dan paku-pakuan. Vegetasi palem memiliki tingkat keanekaragaman rendah (H'<1).
Kehadiran vegetasi pada suatu area akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem. Na... more Kehadiran vegetasi pada suatu area akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem. Namun pengaruhnya akan bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Untuk memperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan dilakukan analisis vegetasi. Tujuan praktikum lapang adalah mempelajari komposisi dan dominansi serta struktur komunitas dari masyarakat tumbuh-tumbuhan (vegetasi) yang ada di kawasan HM 5 Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Metode pengamatan yang dilakukan adalah kombinasi antara metode jalur dan garis berpetak. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kerapatan populasi semua spesies untuk masing-masing tingkatan vegetasi adalah 135 pohon/hektar; 340 tiang/hektar; 25.000 semai/hektar; 120.000 individu semak herba/hektar; 18.500 individu pakupakuan/hektar; 4.000 batang palma/hektar. Dominansi semua spesies pada areal HM 5-TNGP untuk tingkat pohon sebesar 25 m 2 /hektar; dan untuk tingkat tiang sebesar 7,19 m 2 /hektar. Spesies yang dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya di kawasan HM 5 TNGP untuk tingkat pohon, tiang, pancang, semai, semak herba, paku-pakuan dan palma berturut-turut adalah Altingia excelsa INP= 82,4 %); Ficus variegata (INP = 43,91 %) dan Schima walichi (INP = 39,38 %); Hedyotis diggusa (INP = 25,23 %); Ficus ribes (INP = 22,82 %); Elafostema strigosum (INP = 60,4 %); Cyathea latebrosa (INP = 93,02 %); dan Daemonorops rubra (INP = 146,67 %). Vegetasi tingkat semai menunjukkan tingkat keanekaragaman yang tinggi (H'>3). Tingkat keanekaragaman sedang (H' = 1-3) ditunjukkan oleh vegetasi tingkat pohon, tiang, pancang, semak-herba dan paku-pakuan. Vegetasi palem memiliki tingkat keanekaragaman rendah (H'<1).
Uploads
Papers by Jeremias Ndoen