Papers by Ingried Devin Kaseunaung
Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan, Oct 10, 2014

Ingried Devin Kaseunaung, 2022
Rendahnya minat belajar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar merupakan salah satu kasus ... more Rendahnya minat belajar peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar merupakan salah satu kasus yang ditemukan dalam proses pembelajaran yang saya laksanakan. Peserta didik kurang bersemangat mengikuti pembelajaran, kurang berpartisipasi dalam diskusi kelompok, bahkan saat mengerjakan LKPD mandiri ada peserta didik yang terlihat antusias untuk menyelesaikannya, sedangkan beberapa peserta didik yang lain sibuk bercakap – cakap dengan teman sebangkunya mengakibatkan pada saat LKPD akan dikumpul, beberapa peserta didik ini akan menjawab dengan asal pertanyaan yang diberikan, bahkan pun ada yang menjawab pertanyaan tidak ada kaitannya dengan materi yang diberikan.
Kasus ini sangat penting karena apabila rendahnya minat belajar peserta didik tidak segera tertangani dengan baik, maka akan berdampak pada rendahnya pengetahuan dan hasil belajar peserta didik.
Penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat akan berdampak kepada peserta didik diantaranya kegiatan berpusat pada peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran, peserta didik tertantang untuk berpikir kritis serta lebih fokus terhadap materi yang diajarkan. Dengan media pembelajaran berbasis TPACK, membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar karena peserta didik dapat mengamati gambar, video dan materi dalam media tersebut, membuat peserta didik tidak bosan saat pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil belajar peserta didik meningkat

Best Practice Ingried Devin Kaseunaung, 2023
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan bu... more Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL.
Uploads
Papers by Ingried Devin Kaseunaung
Kasus ini sangat penting karena apabila rendahnya minat belajar peserta didik tidak segera tertangani dengan baik, maka akan berdampak pada rendahnya pengetahuan dan hasil belajar peserta didik.
Penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat akan berdampak kepada peserta didik diantaranya kegiatan berpusat pada peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran, peserta didik tertantang untuk berpikir kritis serta lebih fokus terhadap materi yang diajarkan. Dengan media pembelajaran berbasis TPACK, membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar karena peserta didik dapat mengamati gambar, video dan materi dalam media tersebut, membuat peserta didik tidak bosan saat pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil belajar peserta didik meningkat
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL.
Kasus ini sangat penting karena apabila rendahnya minat belajar peserta didik tidak segera tertangani dengan baik, maka akan berdampak pada rendahnya pengetahuan dan hasil belajar peserta didik.
Penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat akan berdampak kepada peserta didik diantaranya kegiatan berpusat pada peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran, peserta didik tertantang untuk berpikir kritis serta lebih fokus terhadap materi yang diajarkan. Dengan media pembelajaran berbasis TPACK, membuat peserta didik lebih termotivasi untuk belajar karena peserta didik dapat mengamati gambar, video dan materi dalam media tersebut, membuat peserta didik tidak bosan saat pembelajaran. Dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil belajar peserta didik meningkat
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih baik dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL.