Pandangan hukum adat sebagai hukum yang hidup dapat dilihat dari keberlakuan hukum itu sendiri di... more Pandangan hukum adat sebagai hukum yang hidup dapat dilihat dari keberlakuan hukum itu sendiri dimana masyarakat dengan senang hati mematuhi aturan-aturan yang terdapat di dalam sistim hukum tersebut, selain itu dari sudut pandang geografis hukum adat memiliki teritoris atau wilayah tertentu yang menjadikanya dapat berjalan. Meski demikian, bukan berarti hukum adat dapat berjalan sepenuhnya baik dalam tata sistim hukum di Indonesia, dalam perjalananya masih tetap saja terdapat permasalahan-permasalahan sehingga berdampak pada gesekan antara hukum adat dengan hukum nasional
Nishina, Tsubasa Amami dsb… Serta mengetahui siapa itu Njoto juga bukanlah sesuatu yang hukumnya ... more Nishina, Tsubasa Amami dsb… Serta mengetahui siapa itu Njoto juga bukanlah sesuatu yang hukumnya wajib seperti kita mempelajari Logaritma, atau memahami teori manajemen klasik ala Robert Owen (1771-1858), atau pandangan Lilian Gilbreth yang ndakik-ndakik bahwa seorang manajer menjadi posisi sentral untuk melakukan perubahan (reform) atau mungkin berfikir bahwa hidup ini seperti micromotion yang mampu mencatat setiap tingkah laku yang dilakukan oleh parya karyawanya, dan seorang manajer tidak perlu tahu bahwa dalam 1 jam kerja berapa kali si karyawan itu kentut. Membahas Njoto tentu kurang begitu menrik jika dibandingkan dengan jalan-jalan di Mall atau foto mesra bersama dengan sang kekasih di Kota Lama Semarang atau di sebuah pantai di Jogjakarta, atau nongkrong di ice cream caffe lalu mengunggahnya di sosial media. Bukan tentang kebahagiaan itu semata, membaca Njoto, kita akan diputar baikkan kedalam pergulatan pemikiran dan sejarah bangsa ini, dimana buruh dan petani belajar menulis, dimana para orang-orang terpelajar mau untuk turun kebawah melihat persoalan yang ada dalam masyarakat, atau ya begitulah kiranya para khalayak memahami dilematika kehidupan bangsa ini…. Tak perlu mengerutkan jidat atau menggaruk-garuk kepala ketika saudara tidak atau belum kenal dengan Njoto, tak usah risau, mari kita mulai berkenalan dengan Njoto.
Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjuk... more Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjukkan angka 17 meski demikian tetap saja aku belum bisa menuliskan sepatah katapun untuk aku persembahkan kepada para jamaah mahasiswa HMJ Manajemen, yang konon katanya dipenuhi oleh ide, ilmu, gagasan, serta semangat membara dan berapi-api layaknya api revolusi di negeri Indonesia ini. Namun apalah itu, aku tak peduli yang jelas kali ini aku ingin menulis tentang pemuda jaman revolusioner seperti saat ini. Semangat Muda 3 Pada tahun 1926 seorang tokoh pergerakan bangsa ini telah menulis sebuah buku hasil dari risetnya selama bertahun-tahun tentang kondisi geopolitik serta pergerakan di negeri Hindia, negeri yang konon katanya kaya raya dengan anugrah alam nan mempesona. Dia adalah Tan Malaka, orang yang semasa hidupnya penuh dengan perjuangan dan tak asing dengan gerakan pemuda. Semangat muda bagi Tan Malaka adalah semangat untuk melakukan perubahan, semangat untuk melakukan pembangkangan, pemberontakan serta semangat untuk terus belajar dan belajar. Tidak bisa dipungkiri pada jaman itu negeri Indonesia masih dalam kondisi terjajah 4 meski demikian penghisapan yang dilakukan oleh negeri kolonial itu tidak membuat semangat pemuda di Hindia memudar, hal tersebut dapat dilihat dari lahirnya sumpah pemuda (1928) geraka pemogokan buruh, serta aksi-aksi yang lainya. Sedikit gambaran pada masa itu (1926) penjajahan yang dilakuka oleh Belanda atas Hindia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Belanda, meski demikian di Hindia saat itu bukan berarti tidak ada orang kaya, banyak orang kaya pada jaman tersebut namun yang kaya adalah orang-orang asing, pembesar pribumi (priyayi, konglongmerat, dsb…). Kondisi ketimpangan itulah yang menyulut semangat pemuda untuk membuat suatu program revolusioner, yaitu kehendak suatu golongan atau kasta, tak berarti, kalau tak ada pergerakan revolusioner dari kasta itu sendiri 5. Kesadaran untuk membuat sutau perubahan merupakan sutau hal yang mutlak untuk 1 Disampaikan pada malam keakraban HMJ Manajemen Universitas Pandanaran tanggal 18 November 2017. 2 Buruh partikelir di Yayasan Abdi Masyarakat yang terkadang menghabiskan waktu untuk memikirkan Annelies dan selalu bermimpi pada suatu saat nanti Unpand dipenuhi oleh para mahasiswi-mahasiswi yang unyu dan cantik serta mempesona dan didampingi oleh dosen layaknya pramugari Pesawat Garuda. 3 Baca: Tan Malaka, 1926, Semangat Muda. Dalam Semangat Muda (buku) mengandung buah pemikiran Tan Malaka tentang bagaimana menjalankan organsisasirevolusioner Indonesia sesuai dengan saat itu. Tentu pada saat ini sangat jauh berbeda dengan yang ada saat ini dimana saat itu belum ada Youtube, Whatsapp, Line, BBM maupun ungkapan " kids jaman now ". 4 Jika jaman itu Indonesia dijajah oleh Belanda, namun jaman sekarang yang terjadi adalah penjajahan atas bangsa sendiri dimana seorang cowok yang dijajah oleh ceweknya untuk mengantarkan ke salon, membelikan kuota internet, menemani membeli sepatu di mall, serta penjajahan-penjajahan dalam bentuk lainya namun serupa. 5 Baca Tan Malaka, ibid, Bab III Program. Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan dalam ajaran suatu Agama bahwa " Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri " .
Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjuk... more Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjukkan angka 17 meski demikian tetap saja aku belum bisa menuliskan sepatah katapun untuk aku persembahkan kepada para jamaah mahasiswa HMJ Manajemen, yang konon katanya dipenuhi oleh ide, ilmu, gagasan, serta semangat membara dan berapi-api layaknya api revolusi di negeri Indonesia ini. Namun apalah itu, aku tak peduli yang jelas kali ini aku ingin menulis tentang pemuda jaman revolusioner seperti saat ini. Semangat Muda 3 Pada tahun 1926 seorang tokoh pergerakan bangsa ini telah menulis sebuah buku hasil dari risetnya selama bertahun-tahun tentang kondisi geopolitik serta pergerakan di negeri Hindia, negeri yang konon katanya kaya raya dengan anugrah alam nan mempesona. Dia adalah Tan Malaka, orang yang semasa hidupnya penuh dengan perjuangan dan tak asing dengan gerakan pemuda. Semangat muda bagi Tan Malaka adalah semangat untuk melakukan perubahan, semangat untuk melakukan pembangkangan, pemberontakan serta semangat untuk terus belajar dan belajar. Tidak bisa dipungkiri pada jaman itu negeri Indonesia masih dalam kondisi terjajah 4 meski demikian penghisapan yang dilakukan oleh negeri kolonial itu tidak membuat semangat pemuda di Hindia memudar, hal tersebut dapat dilihat dari lahirnya sumpah pemuda (1928) geraka pemogokan buruh, serta aksi-aksi yang lainya. Sedikit gambaran pada masa itu (1926) penjajahan yang dilakuka oleh Belanda atas Hindia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Belanda, meski demikian di Hindia saat itu bukan berarti tidak ada orang kaya, banyak orang kaya pada jaman tersebut namun yang kaya adalah orang-orang asing, pembesar pribumi (priyayi, konglongmerat, dsb…). Kondisi ketimpangan itulah yang menyulut semangat pemuda untuk membuat suatu program revolusioner, yaitu kehendak suatu golongan atau kasta, tak berarti, kalau tak ada pergerakan revolusioner dari kasta itu sendiri 5. Kesadaran untuk membuat sutau perubahan merupakan sutau hal yang mutlak untuk dilakukan 1 Disampaikan pada malam keakraban HMJ Manajemen Universitas Pandanaran tanggal 18 November 2017. 2 Buruh partikelir di Yayasan Abdi Masyarakat yang terkadang menghabiskan waktu untuk memikirkan Annelies dan selalu bermimpi pada suatu saat nanti Unpand dipenuhi oleh para mahasiswi-mahasiswi yang unyu dan cantik serta mempesona dan didampingi oleh dosen layaknya pramugari Pesawat Garuda. 3 Baca: Tan Malaka, 1926, Semangat Muda. Dalam Semangat Muda (buku) mengandung buah pemikiran Tan Malaka tentang bagaimana menjalankan organsisasirevolusioner Indonesia sesuai dengan saat itu. Tentu pada saat ini sangat jauh berbeda dengan yang ada saat ini dimana saat itu belum ada Youtube, Whatsapp, Line, BBM maupun ungkapan " kids jaman now ". 4 Jika jaman itu Indonesia dijajah oleh Belanda, namun jaman sekarang yang terjadi adalah penjajahan atas bangsa sendiri dimana seorang cowok yang dijajah oleh ceweknya untuk mengantarkan ke salon, membelikan kuota internet, menemani membeli sepatu di mall, serta penjajahan-penjajahan dalam bentuk lainya namun serupa. 5 Baca Tan Malaka, ibid, Bab III Program. Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan dalam ajaran suatu Agama bahwa " Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri " .
Dalam melakukan perbincangan mengenai hukum, pernahkah kita bertanya, seperti apa hukum itu sesun... more Dalam melakukan perbincangan mengenai hukum, pernahkah kita bertanya, seperti apa hukum itu sesungguhnya, mengapa ada begitu banyak pendapat, pandangan serta gagasan tentang hukum? Pernahkan kita bertanya sebenarnya untuk siapakah hukum itu ada? Jika jawabanya adalah hukum untuk masyarakat, lalu masyarakat yang mana? Apakah masyarakatk dari kelas atas dengan perekonomian yang sudah mapan, ketika pada posisi berurusan dengan hukum mereka mampu menyewa pengacara yang terkenal, hebat, dan mahal sehingga mereka bisa mendapat keringanan di pengadilan atau bahkan mereka bisa lolos dari jeratan hukum. Ataukah masyarakat dengan kelas ekonomi lemah yang untuk hidup saja mereka kesulitan? Pertanyaan-pertanyaan itu tentu tidak dapat dilepaskan dari " hukum " , semua hubungan-hubungan yang ada dalam masyarakat tentu tidak dapat dipisahkan dari hukum. Sebelum lebih jauh membahas tentang pluralisme hukum, kita terlebih dahulu harus sadar bahwa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, budaya, adat istiadat dan kebiasaan. Kondisi masyarakat yang majemuk tersebut memberikan konsekuensi bahwa budaya yang dianut oleh masyarakat memiliki perbedaan satu dengan yang lainya. Kemajemukan masyarakat yang dimiliki oleh Indonesia memiliki konsekuensi hukum tersendiri dimana antara masyarakat adat satu dengan masyarakat adat yang lainya memiliki hukum adat yang dianut masing-masing, hal inilah yag menjadi embrio dari munculnya pluralisme hukum di Indonesia. Berangkat dari kemajemukan masyarakat Indonesia kita akan mencoba untuk mengupas lebih dalam pluralisme hukum yang ada di dalamnya. Istilah masyarakat majemuk memiliki arti yang sama dengan masyarakat plural atau pluralistik.3 Dari masyarakat yang pluralistik tersebut, serta aturan-aturan hukum yang ditaati oleh masing-masing masyarakat yang berbeda itulah berdampak pada pluralisme hukum di Indonesia. 1 Disajikan dalam acara akbar silaturahmi Permahi DPC Semarang tanggal 8 Juni 2017 di UNNES. 2 Buruh, yang dulu pernah bergulat dengan Permahi DPC Semarang yang saat ini merasa rindu yang teramat sangat dengan kawan-kawan Permahi DPC Semarang. 3 Soerjono Soekanto, 1983, Hukum Adat Indonesia, Jakarta; Raja Grafindo Persada, hlm. 12. Istilah pluralistic tersebut biasanya digunakan juga sebagai rujukan atas masyarakat yang beranekaragam, dengan niali-nilai social budaya di dalamnya yang beragam juga. Jika kita berkaca pada Indonesia, dimana di dalamnya terdapat masyarakat yang beragam terdiri dari ratusan suku bangsa dan antara suku satu dengan suku yang lainya memiliki corak sendiri-sendiri serta hukum adat yang berbeda-beda. Saya ambil contoh misalnya seorang lelaki batak dengan marga lubis, dia menikah dengan perempuan melayu, setelah menikah si perempuan tersebut harus membeli marga si laki-laki, dengan sejumlah kerbau atau seserahan yang lain. Tentu budaya tersebut akan jauh berbeda dengan budaya masyarakat jawa dimana didalamnya tidak mengenal marga, dan perkawinan menjadi hal yang cukup mudah tanpa memberikan seserahan yang begitu besar (tentu hal ini berbeda pula pada masarakat jawa sebelah mana).
Bagi Yamin hal tersebut merupakan suatu ketertarikan tersendiri, dengan digantinya Sekolah Dasar ... more Bagi Yamin hal tersebut merupakan suatu ketertarikan tersendiri, dengan digantinya Sekolah Dasar Angka I menjadi HIS, maka hal tersebut menjadi dorongan bagi Yamin untuk pindah sekolah yag sebelumnya di Bumi Putera II pindah ke HIS. Dalam menempuh pendidikan, perjalanan Yamin tidaklah berjalan mulus sebagaimana siswa-siswalainya, ketika dia sekolah di Hollandshe
Perkembangan ekonomi di Indonesia memberikan dampak bagi semua lini kehidupan masyarakat, semakin... more Perkembangan ekonomi di Indonesia memberikan dampak bagi semua lini kehidupan masyarakat, semakin berkembanganya perekonomian disuatu daerah maka berdampak pula pada gaya hidup yang ada di masyarakat itu sendiri.Kegiatan tersebut merupakan dampak yang terjadi secara berkesinambungan dan berurutan, dimana peningkatan perekonomian baik secara makro maupun mikro, maka berdampka pada perubahan gaya hidup. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terjadi secara terus menerus, adakalanya penurunan serta krisis moneter juga mengancam terhadap peningkatan perekonomian tersebut. Krisis yang mehgancam dunia usaha dan perekonomian negara tersebut memberikan dampak yang cukup besar, dimana tidak sedikit dunia usaha yang gulung tikar, sedangkan yang masih dapat bertahan pun hidupnya menderita.1 Kejadian tersebut juga berdampak pada dunia usaha dan perbankan di Indonesia, dengan ditandai banyaknya perusahaan yang pailit. Kejadian tersebut merupakan suatu contoh nyata, bahwa dunia usaha tidak dapat sepenuhnya terhindar dari permasalahan-permasalan baik yang bersumber dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun dari luar perusahaan. Di Indonesia, pada dasarnya telah mengatur tentang kepailitan yang terjadi di dunia usaha, hal tersebut dapat dilihat dengan dikeluarkanya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Kepailitan sendiri dapat diartikan sebagai sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kantor dibawah pengawasan Hakim Pengawas.
Tenaga Pendidik (Dosen) dalam sebuah lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatk... more Tenaga Pendidik (Dosen) dalam sebuah lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas peserta didik.Tingginya tenaga pendidik dalam fakultas hukum jika dipandang dari segi kuantitatif memberikan asumsi cakupan terhadap besarnya mahasiswa yang bisa ditangani dalam setiap ruang kelas. Dengan kata lain bahwa semakin banyak tenaga pengajar yang ada dalam satu fakultas hukum maka cakupan pengajaran yang dapat diberikan kepada mahasiswa akan semakin besar pula. Meski demikian, banyaknya tenaga pendidik dalam suatu fakultas hukum tidak berarti memberikan jaminan atas kebermanfaatan dari apa yang diajarkan tersebut. Adanya hubungan serta komunikasi yang baik antara dosen dengan mahasiswa justru akan menjadikan ilmu yang diajarkan menjadi mudah diserap oleh mahasiswa. Dari sini dapat terlihat bahwa cara seorang dosen berkomuikasi dengan mahasiswa, memberikan pelajaran di kelas, serta keleluasaan dosen dalam pengusaan materi perkuliahan akan sangat menentukan kesuksesan dalam pengajaran dikelas. Perbandingan antara kualitas dosen dengan kuantitas dosen yang mengajar dikelas perlu mendapatkan perhatian yang cukup mendalam. Disini, wilayah cakupan serta metode pengajaran yang diajarkan dikelas memberikan pengaruh serta kontribusi yang besar terhadap cara pandang mahasiswa hukum dalam menentukan langkah serta gerakan mereka kelak.Pertimbangan-pertimbangan seorang dosen dalam melakukan pengajaran perlu mendapatkan dukungan dari sistim birokrasi yang ada. Idiologi serta nilai-nilai sosial itu menjadi dasar utama bagi perumusan tujuan dan penyusunan kurikulum yang biasanya terdiri atas berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak dialihkan oleh lembaga pendidikan itu kepada para pesertanya.1Keanekaragaman kurikulum pendidikan tinggi hukum di Indonesia, memberikan warna-warna yang berbeda dalam setiap lulusan yang diciptakan. Misalnya saja sekolah-sekolah hukum yang berlaku pada masa kolonial Belanda.Di mana para lulusan dari sekolah tersebut ditujukan untuk melayani kepentingan-kepentingan birokrasi Belanda, sehingga kurikulum yang diberikan juga disesuaikan dengan orientasi pemerintah pada saat itu.Pendidikan yang dijalankan pada pendidikan tinggi hukum merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dari sekolah menengah hingga dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.2 Pendidikan yang dijalankan tersebut, setidaknya mencangkup dua hal yaitu: 1. membina pribadi manusia atau pendidikan dalam arti sempit, 1 Abdul Hakim, Politik hukum Indonesia, Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1988, hal 204. Jenis mata kuliah yang diajarkan pada fakultas hukum memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pola pikir mahasiswa yang diajarkan.Di Indonesia, seorang mahasiswa untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) diperlukan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang cukup besar yaitu sekitar 150 SKS. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai jenis mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa selama 8 semester dengan jenis serta keberagaman disetiap perguruan tinggi hukum yang ada, hal tersebut dipengaruhi oleh orientasi atau tujuan dari perguruan tinggi tersebut untuk mencetak lulusan yang diharapkan. 2 Perguruan tinggi yang dimaksudkan disini adalah pendidikan tinggi hukum yang merupakan kelanjutan dari proses belajar siswa yang telah lulus dari strata pendidikan sebelumnya yaitu Sekolah Menengah Atas, sehingga melanjutkan jenjang pendidikanya pada perguruang tinggi.
Yamin menjelaskan bahwa ketika konstitusi bangsa Indonesia dijabarkan, maka akan ditemukan bebera... more Yamin menjelaskan bahwa ketika konstitusi bangsa Indonesia dijabarkan, maka akan ditemukan beberapa poin yang sebenarnya telah tercantum di dalam Konstitusi Indonesia. Pertama, Kedaulatan Rakyat; Negara hukum; Bentukan republik; kesatuan; hak kemerdekaan dan hak asasi manusia.
Hukum perjanjian memberikan ruang kepada para pihak untuk membentuk dan menentukan isi dari perja... more Hukum perjanjian memberikan ruang kepada para pihak untuk membentuk dan menentukan isi dari perjanjian yang akan dilakukan, meski demikian, dalam penerapanya terjadi beberapa permasalahan yang sering dialami dalam menjalankan perjanjian tersebut, salah satu diantaranya adalah adanya kontrak baku. Agar tercapainya keadilan dalam berkontrak maka diperlukan pengaturan klausula baku yang digunakan di dalam perjanjian saat ini. Klausula baku cenderung menguntungkan pihak yang membuatnya dalam hal ini adalah pihak perusahaan atau kreditur, dimana pihak kreditur memiliki waktu yang cukup banyak untuk membuat klausula perjanjian, sedangkan masyarakat/ debitur tidak memiliki ruang yang cukup untuk melakukan negosiasi atas klausula dalam perjanjian tersebut, bahkan masyarakat sendiri tidak atau bahkan belum familiar dengan istilah-istilah yang terdapat di dalam klausula baku.
Dalam tulisan saya kali ini akan sedikit mengarah pada nilai-nilai ambiguitas yang pada dasarnya ... more Dalam tulisan saya kali ini akan sedikit mengarah pada nilai-nilai ambiguitas yang pada dasarnya merupakan sesuatu yang melatar belakangi pandangan saya antara hukum, kebebasan dan moralitas. Terdapat bebrapa pertanyaan kecil yang nampaknya tidak terlalu penting untuk diperdebatkan, karena maksud dan tujuan saya bukan untuk berdebat melainkan untuk mengajak sahabat-dan sahabati semua untuk berdiskusi mengenai hukum, kebebasan serta moralitas. Yang pertama adalah, apakah perkembangan hukum dipengaruhi oleh nilai-nilai moralitas yang ada di dalam masyarakat?. hal ini lah yang seringkali menjadi diskusi mendasar pada kalangan mahasiswa-mahasiswa hukum, dengan jawaban yang mendasar pula ketika masyarakat ditanya dengan pertanyaan tersebut maka akan dengan cepat menjawab " ya " , namun jika pertanyaan tersebut dibalik, apakah perkembangan moralitas dipengaruhi oleh hukum?, maka jawaban yang keluar akan berbeda. Ini adalah titik awal dari kritik yang dilontarkan oleh H.L.A. Hart3 dalam bukunya " Law Liberty And Morality " , merupakan suatu respon atas perdebatan yang dilakukan oleh dua kelompok yang menentang adanya pelanggaran-pelanggaran moralitas dengan melakukan penegakan hukum, serta pada kubu yang menjadikan kebebasan masyarakat sebagai acuan utama selama kebebasan tersebut tidak mengganggu kebebasan orag lain. Dalam hal ini adalah perdebatan mengenai homo seksual serta lesbian, yang bagi masyarakat umum hal ini masuk dalam perilaku yang amoral sehingga perlu dicegah serta bagi pelakunya diberikan sangsi hukuman. Sedangkan bagi sebagain orang menganggap bahwa homo seksual adalah perilaku wajar yang tidak mengganggu kepentingan orang lain.-Hal ini (homo seksual), akan menjadi sesuatu yang amat dikecam bagi orang yang beragama islam4, namun harapan saya janganlah permasalahan ini hanya berhenti saja pada nilai-nilai religius semata, melainkan harus dikupas sebagai isu sosial karena memiliki hubungan denga masyarakat serta kebebasan untuk memilih-. Hukum dan moralitas seolah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, (dalam hal ini bisa dicontohkan seperti soleh dan toni, sebagai satu kesatuan yang tidak bisa 1 Disajikan saat ulang tahun PERMAHI di rumah buku simpul semarang, sekaligus untuk merayakan ulag tahun Sdr Ramayani yang ke-87. 2 Wong ra jelas 3 Seorang professor di bidang yurisprudensi di oxford hingga tahun 1968. Herbert Lionel Adolphus Hart (18 July 1907 – 19 December 1992) was an influential legal philosopher of the 20th century. He was Professor of Jurisprudence at Oxford University and the Principal of Brasenose College, Oxford. His most famous work is The Concept of Law (1961). It has been argued that Hart had redefined the domain of jurisprudence and moreover established it as a philosophical inquiry of the "nature" or "concept" of law. 4 Pandangan homo seksual menurut Islam pasti merupakan suatu yang harap karena dengan jelas tertulis pada Al-Qur'an: " Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lut itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. " (Hud: 82-83).
Pandangan hukum adat sebagai hukum yang hidup dapat dilihat dari keberlakuan hukum itu sendiri di... more Pandangan hukum adat sebagai hukum yang hidup dapat dilihat dari keberlakuan hukum itu sendiri dimana masyarakat dengan senang hati mematuhi aturan-aturan yang terdapat di dalam sistim hukum tersebut, selain itu dari sudut pandang geografis hukum adat memiliki teritoris atau wilayah tertentu yang menjadikanya dapat berjalan. Meski demikian, bukan berarti hukum adat dapat berjalan sepenuhnya baik dalam tata sistim hukum di Indonesia, dalam perjalananya masih tetap saja terdapat permasalahan-permasalahan sehingga berdampak pada gesekan antara hukum adat dengan hukum nasional
Nishina, Tsubasa Amami dsb… Serta mengetahui siapa itu Njoto juga bukanlah sesuatu yang hukumnya ... more Nishina, Tsubasa Amami dsb… Serta mengetahui siapa itu Njoto juga bukanlah sesuatu yang hukumnya wajib seperti kita mempelajari Logaritma, atau memahami teori manajemen klasik ala Robert Owen (1771-1858), atau pandangan Lilian Gilbreth yang ndakik-ndakik bahwa seorang manajer menjadi posisi sentral untuk melakukan perubahan (reform) atau mungkin berfikir bahwa hidup ini seperti micromotion yang mampu mencatat setiap tingkah laku yang dilakukan oleh parya karyawanya, dan seorang manajer tidak perlu tahu bahwa dalam 1 jam kerja berapa kali si karyawan itu kentut. Membahas Njoto tentu kurang begitu menrik jika dibandingkan dengan jalan-jalan di Mall atau foto mesra bersama dengan sang kekasih di Kota Lama Semarang atau di sebuah pantai di Jogjakarta, atau nongkrong di ice cream caffe lalu mengunggahnya di sosial media. Bukan tentang kebahagiaan itu semata, membaca Njoto, kita akan diputar baikkan kedalam pergulatan pemikiran dan sejarah bangsa ini, dimana buruh dan petani belajar menulis, dimana para orang-orang terpelajar mau untuk turun kebawah melihat persoalan yang ada dalam masyarakat, atau ya begitulah kiranya para khalayak memahami dilematika kehidupan bangsa ini…. Tak perlu mengerutkan jidat atau menggaruk-garuk kepala ketika saudara tidak atau belum kenal dengan Njoto, tak usah risau, mari kita mulai berkenalan dengan Njoto.
Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjuk... more Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjukkan angka 17 meski demikian tetap saja aku belum bisa menuliskan sepatah katapun untuk aku persembahkan kepada para jamaah mahasiswa HMJ Manajemen, yang konon katanya dipenuhi oleh ide, ilmu, gagasan, serta semangat membara dan berapi-api layaknya api revolusi di negeri Indonesia ini. Namun apalah itu, aku tak peduli yang jelas kali ini aku ingin menulis tentang pemuda jaman revolusioner seperti saat ini. Semangat Muda 3 Pada tahun 1926 seorang tokoh pergerakan bangsa ini telah menulis sebuah buku hasil dari risetnya selama bertahun-tahun tentang kondisi geopolitik serta pergerakan di negeri Hindia, negeri yang konon katanya kaya raya dengan anugrah alam nan mempesona. Dia adalah Tan Malaka, orang yang semasa hidupnya penuh dengan perjuangan dan tak asing dengan gerakan pemuda. Semangat muda bagi Tan Malaka adalah semangat untuk melakukan perubahan, semangat untuk melakukan pembangkangan, pemberontakan serta semangat untuk terus belajar dan belajar. Tidak bisa dipungkiri pada jaman itu negeri Indonesia masih dalam kondisi terjajah 4 meski demikian penghisapan yang dilakukan oleh negeri kolonial itu tidak membuat semangat pemuda di Hindia memudar, hal tersebut dapat dilihat dari lahirnya sumpah pemuda (1928) geraka pemogokan buruh, serta aksi-aksi yang lainya. Sedikit gambaran pada masa itu (1926) penjajahan yang dilakuka oleh Belanda atas Hindia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Belanda, meski demikian di Hindia saat itu bukan berarti tidak ada orang kaya, banyak orang kaya pada jaman tersebut namun yang kaya adalah orang-orang asing, pembesar pribumi (priyayi, konglongmerat, dsb…). Kondisi ketimpangan itulah yang menyulut semangat pemuda untuk membuat suatu program revolusioner, yaitu kehendak suatu golongan atau kasta, tak berarti, kalau tak ada pergerakan revolusioner dari kasta itu sendiri 5. Kesadaran untuk membuat sutau perubahan merupakan sutau hal yang mutlak untuk 1 Disampaikan pada malam keakraban HMJ Manajemen Universitas Pandanaran tanggal 18 November 2017. 2 Buruh partikelir di Yayasan Abdi Masyarakat yang terkadang menghabiskan waktu untuk memikirkan Annelies dan selalu bermimpi pada suatu saat nanti Unpand dipenuhi oleh para mahasiswi-mahasiswi yang unyu dan cantik serta mempesona dan didampingi oleh dosen layaknya pramugari Pesawat Garuda. 3 Baca: Tan Malaka, 1926, Semangat Muda. Dalam Semangat Muda (buku) mengandung buah pemikiran Tan Malaka tentang bagaimana menjalankan organsisasirevolusioner Indonesia sesuai dengan saat itu. Tentu pada saat ini sangat jauh berbeda dengan yang ada saat ini dimana saat itu belum ada Youtube, Whatsapp, Line, BBM maupun ungkapan " kids jaman now ". 4 Jika jaman itu Indonesia dijajah oleh Belanda, namun jaman sekarang yang terjadi adalah penjajahan atas bangsa sendiri dimana seorang cowok yang dijajah oleh ceweknya untuk mengantarkan ke salon, membelikan kuota internet, menemani membeli sepatu di mall, serta penjajahan-penjajahan dalam bentuk lainya namun serupa. 5 Baca Tan Malaka, ibid, Bab III Program. Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan dalam ajaran suatu Agama bahwa " Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri " .
Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjuk... more Malam semakin larut dan detak jam tak pernah melawan arah, aku lihat di kalender kamarku menunjukkan angka 17 meski demikian tetap saja aku belum bisa menuliskan sepatah katapun untuk aku persembahkan kepada para jamaah mahasiswa HMJ Manajemen, yang konon katanya dipenuhi oleh ide, ilmu, gagasan, serta semangat membara dan berapi-api layaknya api revolusi di negeri Indonesia ini. Namun apalah itu, aku tak peduli yang jelas kali ini aku ingin menulis tentang pemuda jaman revolusioner seperti saat ini. Semangat Muda 3 Pada tahun 1926 seorang tokoh pergerakan bangsa ini telah menulis sebuah buku hasil dari risetnya selama bertahun-tahun tentang kondisi geopolitik serta pergerakan di negeri Hindia, negeri yang konon katanya kaya raya dengan anugrah alam nan mempesona. Dia adalah Tan Malaka, orang yang semasa hidupnya penuh dengan perjuangan dan tak asing dengan gerakan pemuda. Semangat muda bagi Tan Malaka adalah semangat untuk melakukan perubahan, semangat untuk melakukan pembangkangan, pemberontakan serta semangat untuk terus belajar dan belajar. Tidak bisa dipungkiri pada jaman itu negeri Indonesia masih dalam kondisi terjajah 4 meski demikian penghisapan yang dilakukan oleh negeri kolonial itu tidak membuat semangat pemuda di Hindia memudar, hal tersebut dapat dilihat dari lahirnya sumpah pemuda (1928) geraka pemogokan buruh, serta aksi-aksi yang lainya. Sedikit gambaran pada masa itu (1926) penjajahan yang dilakuka oleh Belanda atas Hindia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan Belanda, meski demikian di Hindia saat itu bukan berarti tidak ada orang kaya, banyak orang kaya pada jaman tersebut namun yang kaya adalah orang-orang asing, pembesar pribumi (priyayi, konglongmerat, dsb…). Kondisi ketimpangan itulah yang menyulut semangat pemuda untuk membuat suatu program revolusioner, yaitu kehendak suatu golongan atau kasta, tak berarti, kalau tak ada pergerakan revolusioner dari kasta itu sendiri 5. Kesadaran untuk membuat sutau perubahan merupakan sutau hal yang mutlak untuk dilakukan 1 Disampaikan pada malam keakraban HMJ Manajemen Universitas Pandanaran tanggal 18 November 2017. 2 Buruh partikelir di Yayasan Abdi Masyarakat yang terkadang menghabiskan waktu untuk memikirkan Annelies dan selalu bermimpi pada suatu saat nanti Unpand dipenuhi oleh para mahasiswi-mahasiswi yang unyu dan cantik serta mempesona dan didampingi oleh dosen layaknya pramugari Pesawat Garuda. 3 Baca: Tan Malaka, 1926, Semangat Muda. Dalam Semangat Muda (buku) mengandung buah pemikiran Tan Malaka tentang bagaimana menjalankan organsisasirevolusioner Indonesia sesuai dengan saat itu. Tentu pada saat ini sangat jauh berbeda dengan yang ada saat ini dimana saat itu belum ada Youtube, Whatsapp, Line, BBM maupun ungkapan " kids jaman now ". 4 Jika jaman itu Indonesia dijajah oleh Belanda, namun jaman sekarang yang terjadi adalah penjajahan atas bangsa sendiri dimana seorang cowok yang dijajah oleh ceweknya untuk mengantarkan ke salon, membelikan kuota internet, menemani membeli sepatu di mall, serta penjajahan-penjajahan dalam bentuk lainya namun serupa. 5 Baca Tan Malaka, ibid, Bab III Program. Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan dalam ajaran suatu Agama bahwa " Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri " .
Dalam melakukan perbincangan mengenai hukum, pernahkah kita bertanya, seperti apa hukum itu sesun... more Dalam melakukan perbincangan mengenai hukum, pernahkah kita bertanya, seperti apa hukum itu sesungguhnya, mengapa ada begitu banyak pendapat, pandangan serta gagasan tentang hukum? Pernahkan kita bertanya sebenarnya untuk siapakah hukum itu ada? Jika jawabanya adalah hukum untuk masyarakat, lalu masyarakat yang mana? Apakah masyarakatk dari kelas atas dengan perekonomian yang sudah mapan, ketika pada posisi berurusan dengan hukum mereka mampu menyewa pengacara yang terkenal, hebat, dan mahal sehingga mereka bisa mendapat keringanan di pengadilan atau bahkan mereka bisa lolos dari jeratan hukum. Ataukah masyarakat dengan kelas ekonomi lemah yang untuk hidup saja mereka kesulitan? Pertanyaan-pertanyaan itu tentu tidak dapat dilepaskan dari " hukum " , semua hubungan-hubungan yang ada dalam masyarakat tentu tidak dapat dipisahkan dari hukum. Sebelum lebih jauh membahas tentang pluralisme hukum, kita terlebih dahulu harus sadar bahwa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, budaya, adat istiadat dan kebiasaan. Kondisi masyarakat yang majemuk tersebut memberikan konsekuensi bahwa budaya yang dianut oleh masyarakat memiliki perbedaan satu dengan yang lainya. Kemajemukan masyarakat yang dimiliki oleh Indonesia memiliki konsekuensi hukum tersendiri dimana antara masyarakat adat satu dengan masyarakat adat yang lainya memiliki hukum adat yang dianut masing-masing, hal inilah yag menjadi embrio dari munculnya pluralisme hukum di Indonesia. Berangkat dari kemajemukan masyarakat Indonesia kita akan mencoba untuk mengupas lebih dalam pluralisme hukum yang ada di dalamnya. Istilah masyarakat majemuk memiliki arti yang sama dengan masyarakat plural atau pluralistik.3 Dari masyarakat yang pluralistik tersebut, serta aturan-aturan hukum yang ditaati oleh masing-masing masyarakat yang berbeda itulah berdampak pada pluralisme hukum di Indonesia. 1 Disajikan dalam acara akbar silaturahmi Permahi DPC Semarang tanggal 8 Juni 2017 di UNNES. 2 Buruh, yang dulu pernah bergulat dengan Permahi DPC Semarang yang saat ini merasa rindu yang teramat sangat dengan kawan-kawan Permahi DPC Semarang. 3 Soerjono Soekanto, 1983, Hukum Adat Indonesia, Jakarta; Raja Grafindo Persada, hlm. 12. Istilah pluralistic tersebut biasanya digunakan juga sebagai rujukan atas masyarakat yang beranekaragam, dengan niali-nilai social budaya di dalamnya yang beragam juga. Jika kita berkaca pada Indonesia, dimana di dalamnya terdapat masyarakat yang beragam terdiri dari ratusan suku bangsa dan antara suku satu dengan suku yang lainya memiliki corak sendiri-sendiri serta hukum adat yang berbeda-beda. Saya ambil contoh misalnya seorang lelaki batak dengan marga lubis, dia menikah dengan perempuan melayu, setelah menikah si perempuan tersebut harus membeli marga si laki-laki, dengan sejumlah kerbau atau seserahan yang lain. Tentu budaya tersebut akan jauh berbeda dengan budaya masyarakat jawa dimana didalamnya tidak mengenal marga, dan perkawinan menjadi hal yang cukup mudah tanpa memberikan seserahan yang begitu besar (tentu hal ini berbeda pula pada masarakat jawa sebelah mana).
Bagi Yamin hal tersebut merupakan suatu ketertarikan tersendiri, dengan digantinya Sekolah Dasar ... more Bagi Yamin hal tersebut merupakan suatu ketertarikan tersendiri, dengan digantinya Sekolah Dasar Angka I menjadi HIS, maka hal tersebut menjadi dorongan bagi Yamin untuk pindah sekolah yag sebelumnya di Bumi Putera II pindah ke HIS. Dalam menempuh pendidikan, perjalanan Yamin tidaklah berjalan mulus sebagaimana siswa-siswalainya, ketika dia sekolah di Hollandshe
Perkembangan ekonomi di Indonesia memberikan dampak bagi semua lini kehidupan masyarakat, semakin... more Perkembangan ekonomi di Indonesia memberikan dampak bagi semua lini kehidupan masyarakat, semakin berkembanganya perekonomian disuatu daerah maka berdampak pula pada gaya hidup yang ada di masyarakat itu sendiri.Kegiatan tersebut merupakan dampak yang terjadi secara berkesinambungan dan berurutan, dimana peningkatan perekonomian baik secara makro maupun mikro, maka berdampka pada perubahan gaya hidup. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terjadi secara terus menerus, adakalanya penurunan serta krisis moneter juga mengancam terhadap peningkatan perekonomian tersebut. Krisis yang mehgancam dunia usaha dan perekonomian negara tersebut memberikan dampak yang cukup besar, dimana tidak sedikit dunia usaha yang gulung tikar, sedangkan yang masih dapat bertahan pun hidupnya menderita.1 Kejadian tersebut juga berdampak pada dunia usaha dan perbankan di Indonesia, dengan ditandai banyaknya perusahaan yang pailit. Kejadian tersebut merupakan suatu contoh nyata, bahwa dunia usaha tidak dapat sepenuhnya terhindar dari permasalahan-permasalan baik yang bersumber dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun dari luar perusahaan. Di Indonesia, pada dasarnya telah mengatur tentang kepailitan yang terjadi di dunia usaha, hal tersebut dapat dilihat dengan dikeluarkanya Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Kepailitan sendiri dapat diartikan sebagai sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kantor dibawah pengawasan Hakim Pengawas.
Tenaga Pendidik (Dosen) dalam sebuah lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatk... more Tenaga Pendidik (Dosen) dalam sebuah lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas peserta didik.Tingginya tenaga pendidik dalam fakultas hukum jika dipandang dari segi kuantitatif memberikan asumsi cakupan terhadap besarnya mahasiswa yang bisa ditangani dalam setiap ruang kelas. Dengan kata lain bahwa semakin banyak tenaga pengajar yang ada dalam satu fakultas hukum maka cakupan pengajaran yang dapat diberikan kepada mahasiswa akan semakin besar pula. Meski demikian, banyaknya tenaga pendidik dalam suatu fakultas hukum tidak berarti memberikan jaminan atas kebermanfaatan dari apa yang diajarkan tersebut. Adanya hubungan serta komunikasi yang baik antara dosen dengan mahasiswa justru akan menjadikan ilmu yang diajarkan menjadi mudah diserap oleh mahasiswa. Dari sini dapat terlihat bahwa cara seorang dosen berkomuikasi dengan mahasiswa, memberikan pelajaran di kelas, serta keleluasaan dosen dalam pengusaan materi perkuliahan akan sangat menentukan kesuksesan dalam pengajaran dikelas. Perbandingan antara kualitas dosen dengan kuantitas dosen yang mengajar dikelas perlu mendapatkan perhatian yang cukup mendalam. Disini, wilayah cakupan serta metode pengajaran yang diajarkan dikelas memberikan pengaruh serta kontribusi yang besar terhadap cara pandang mahasiswa hukum dalam menentukan langkah serta gerakan mereka kelak.Pertimbangan-pertimbangan seorang dosen dalam melakukan pengajaran perlu mendapatkan dukungan dari sistim birokrasi yang ada. Idiologi serta nilai-nilai sosial itu menjadi dasar utama bagi perumusan tujuan dan penyusunan kurikulum yang biasanya terdiri atas berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak dialihkan oleh lembaga pendidikan itu kepada para pesertanya.1Keanekaragaman kurikulum pendidikan tinggi hukum di Indonesia, memberikan warna-warna yang berbeda dalam setiap lulusan yang diciptakan. Misalnya saja sekolah-sekolah hukum yang berlaku pada masa kolonial Belanda.Di mana para lulusan dari sekolah tersebut ditujukan untuk melayani kepentingan-kepentingan birokrasi Belanda, sehingga kurikulum yang diberikan juga disesuaikan dengan orientasi pemerintah pada saat itu.Pendidikan yang dijalankan pada pendidikan tinggi hukum merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dari sekolah menengah hingga dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.2 Pendidikan yang dijalankan tersebut, setidaknya mencangkup dua hal yaitu: 1. membina pribadi manusia atau pendidikan dalam arti sempit, 1 Abdul Hakim, Politik hukum Indonesia, Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 1988, hal 204. Jenis mata kuliah yang diajarkan pada fakultas hukum memiliki pengaruh yang cukup besar bagi pola pikir mahasiswa yang diajarkan.Di Indonesia, seorang mahasiswa untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) diperlukan jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang cukup besar yaitu sekitar 150 SKS. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai jenis mata kuliah yang diberikan kepada mahasiswa selama 8 semester dengan jenis serta keberagaman disetiap perguruan tinggi hukum yang ada, hal tersebut dipengaruhi oleh orientasi atau tujuan dari perguruan tinggi tersebut untuk mencetak lulusan yang diharapkan. 2 Perguruan tinggi yang dimaksudkan disini adalah pendidikan tinggi hukum yang merupakan kelanjutan dari proses belajar siswa yang telah lulus dari strata pendidikan sebelumnya yaitu Sekolah Menengah Atas, sehingga melanjutkan jenjang pendidikanya pada perguruang tinggi.
Yamin menjelaskan bahwa ketika konstitusi bangsa Indonesia dijabarkan, maka akan ditemukan bebera... more Yamin menjelaskan bahwa ketika konstitusi bangsa Indonesia dijabarkan, maka akan ditemukan beberapa poin yang sebenarnya telah tercantum di dalam Konstitusi Indonesia. Pertama, Kedaulatan Rakyat; Negara hukum; Bentukan republik; kesatuan; hak kemerdekaan dan hak asasi manusia.
Hukum perjanjian memberikan ruang kepada para pihak untuk membentuk dan menentukan isi dari perja... more Hukum perjanjian memberikan ruang kepada para pihak untuk membentuk dan menentukan isi dari perjanjian yang akan dilakukan, meski demikian, dalam penerapanya terjadi beberapa permasalahan yang sering dialami dalam menjalankan perjanjian tersebut, salah satu diantaranya adalah adanya kontrak baku. Agar tercapainya keadilan dalam berkontrak maka diperlukan pengaturan klausula baku yang digunakan di dalam perjanjian saat ini. Klausula baku cenderung menguntungkan pihak yang membuatnya dalam hal ini adalah pihak perusahaan atau kreditur, dimana pihak kreditur memiliki waktu yang cukup banyak untuk membuat klausula perjanjian, sedangkan masyarakat/ debitur tidak memiliki ruang yang cukup untuk melakukan negosiasi atas klausula dalam perjanjian tersebut, bahkan masyarakat sendiri tidak atau bahkan belum familiar dengan istilah-istilah yang terdapat di dalam klausula baku.
Dalam tulisan saya kali ini akan sedikit mengarah pada nilai-nilai ambiguitas yang pada dasarnya ... more Dalam tulisan saya kali ini akan sedikit mengarah pada nilai-nilai ambiguitas yang pada dasarnya merupakan sesuatu yang melatar belakangi pandangan saya antara hukum, kebebasan dan moralitas. Terdapat bebrapa pertanyaan kecil yang nampaknya tidak terlalu penting untuk diperdebatkan, karena maksud dan tujuan saya bukan untuk berdebat melainkan untuk mengajak sahabat-dan sahabati semua untuk berdiskusi mengenai hukum, kebebasan serta moralitas. Yang pertama adalah, apakah perkembangan hukum dipengaruhi oleh nilai-nilai moralitas yang ada di dalam masyarakat?. hal ini lah yang seringkali menjadi diskusi mendasar pada kalangan mahasiswa-mahasiswa hukum, dengan jawaban yang mendasar pula ketika masyarakat ditanya dengan pertanyaan tersebut maka akan dengan cepat menjawab " ya " , namun jika pertanyaan tersebut dibalik, apakah perkembangan moralitas dipengaruhi oleh hukum?, maka jawaban yang keluar akan berbeda. Ini adalah titik awal dari kritik yang dilontarkan oleh H.L.A. Hart3 dalam bukunya " Law Liberty And Morality " , merupakan suatu respon atas perdebatan yang dilakukan oleh dua kelompok yang menentang adanya pelanggaran-pelanggaran moralitas dengan melakukan penegakan hukum, serta pada kubu yang menjadikan kebebasan masyarakat sebagai acuan utama selama kebebasan tersebut tidak mengganggu kebebasan orag lain. Dalam hal ini adalah perdebatan mengenai homo seksual serta lesbian, yang bagi masyarakat umum hal ini masuk dalam perilaku yang amoral sehingga perlu dicegah serta bagi pelakunya diberikan sangsi hukuman. Sedangkan bagi sebagain orang menganggap bahwa homo seksual adalah perilaku wajar yang tidak mengganggu kepentingan orang lain.-Hal ini (homo seksual), akan menjadi sesuatu yang amat dikecam bagi orang yang beragama islam4, namun harapan saya janganlah permasalahan ini hanya berhenti saja pada nilai-nilai religius semata, melainkan harus dikupas sebagai isu sosial karena memiliki hubungan denga masyarakat serta kebebasan untuk memilih-. Hukum dan moralitas seolah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, (dalam hal ini bisa dicontohkan seperti soleh dan toni, sebagai satu kesatuan yang tidak bisa 1 Disajikan saat ulang tahun PERMAHI di rumah buku simpul semarang, sekaligus untuk merayakan ulag tahun Sdr Ramayani yang ke-87. 2 Wong ra jelas 3 Seorang professor di bidang yurisprudensi di oxford hingga tahun 1968. Herbert Lionel Adolphus Hart (18 July 1907 – 19 December 1992) was an influential legal philosopher of the 20th century. He was Professor of Jurisprudence at Oxford University and the Principal of Brasenose College, Oxford. His most famous work is The Concept of Law (1961). It has been argued that Hart had redefined the domain of jurisprudence and moreover established it as a philosophical inquiry of the "nature" or "concept" of law. 4 Pandangan homo seksual menurut Islam pasti merupakan suatu yang harap karena dengan jelas tertulis pada Al-Qur'an: " Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lut itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. " (Hud: 82-83).
Uploads
Papers by Hasan Muaziz
Klausula baku cenderung menguntungkan pihak yang membuatnya dalam hal ini adalah pihak perusahaan atau kreditur, dimana pihak kreditur memiliki waktu yang cukup banyak untuk membuat klausula perjanjian, sedangkan masyarakat/ debitur tidak memiliki ruang yang cukup untuk melakukan negosiasi atas klausula dalam perjanjian tersebut, bahkan masyarakat sendiri tidak atau bahkan belum familiar dengan istilah-istilah yang terdapat di dalam klausula baku.
Drafts by Hasan Muaziz
Klausula baku cenderung menguntungkan pihak yang membuatnya dalam hal ini adalah pihak perusahaan atau kreditur, dimana pihak kreditur memiliki waktu yang cukup banyak untuk membuat klausula perjanjian, sedangkan masyarakat/ debitur tidak memiliki ruang yang cukup untuk melakukan negosiasi atas klausula dalam perjanjian tersebut, bahkan masyarakat sendiri tidak atau bahkan belum familiar dengan istilah-istilah yang terdapat di dalam klausula baku.