Papers by Hanifa Nurhasna

MEREKAM PANDEMI COVID-19 DAN MEMAHAMI KERJA KERAS PENGAWAL APBN yang sangat tidak mudah bagi berb... more MEREKAM PANDEMI COVID-19 DAN MEMAHAMI KERJA KERAS PENGAWAL APBN yang sangat tidak mudah bagi berbagai negara di dunia. Setelah diumumkan sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 oleh WHO, Covid-19 benar-benar menjadi ancaman nyata yang tidak hanya mempengaruhi sektor kesehatan, tetapi juga mendisrupsi aspek lainnya seperti sosial, ekonomi, dan keuangan. Berawal dari Tiongkok, virus Covid-19 dengan cepat menyebar ke belahan dunia lain, termasuk Indonesia. Memasuki Maret 2020, pandemi Covid-19 mulai menghampiri Indonesia. Saya ingat pada waktu itu, beberapa orang yang cukup sering berinteraksi dengan saya diumumkan positif Covid-19. Kemudian, beberapa kerabat dan bahkan jajaran pegawai Kementerian Keuangan juga diberitakan meninggal dengan status positif terinfeksi. Dengan pesat dan banyaknya kabar duka di awal pandemi, saya merasa seolah-olah Tuhan sedang menurunkan malaikat pencabut nyawa ke dunia secara bersamaan dalam jumlah yang sangat banyak. Rasa sedih dan khawatir itu terasa sangat nyata. Tetapi saya paham, sebagai pejabat publik, kejernihan pikiran sangat diperlukan untuk merunut dampak dari fenomena ini. Kejernihan pikiran menjadi kunci untuk menghasilkan kebijakan yang mampu menjadi bantalan di masa sulit seperti sekarang. 14 15 MEREKAM PANDEMI COVID-19 DAN MEMAHAMI KERJA KERAS PENGAWAL APBN menjangkiti orang lanjut usia atau dengan riwayat penyakit tertentu, Covid-19 dapat menjadikan penyakit tersebut lebih parah sehingga berpotensi menyebabkan kematian. Mulanya, Covid-19 menyebar cepat dalam waktu singkat di Tiongkok hingga mendorong Pemerintahnya melakukan lockdown ketat, kebijakan yang pada waktu itu dinilai kontroversial dan disebut draconian measure oleh dunia. Selama bulan Januari hingga awal Februari 2020, fokus penanganan Covid-19 memang masih terkonsentrasi di Tiongkok. Pada titik ini, belum banyak informasi yang diketahui mengenai virus ini, penyebaran yang luas secara global dan cepat belum terbayang secara gamblang sehingga antisipasi yang dilakukan oleh negara di luar Tiongkok relatif masih terbatas. Dengan mobilitas manusia yang masih tinggi, penyebaran virus ini pun semakin tidak terelakkan, terutama bagi mereka yang baru bepergian ke atau dari Tiongkok. Memasuki bulan Februari 2020, beberapa negara mulai melaporkan peningkatan kasus positif yang cukup signifikan seperti Iran, Korea Selatan, dan Italia. Hal tersebut diikuti dengan beberapa langkah yang dilakukan untuk menekan penyebarannya yang lebih luas seperti pelarangan/pengurangan perjalanan (travel ban/restriction). Arab Saudi bahkan mengambil langkah tegas untuk menutup seluruh penerbangan dan menangguhkan kedatangan para wisatawan yang akan melakukan umrah dari luar negaranya. Penundaan kegiatan umrah tersebut menjadi salah satu langkah paling monumental yang menandai ancaman besar sedang terjadi secara global. Travel ban seolah menjadi penarik tuas rem pariwisata sebagai sektor yang tumbuh sangat pesat. Bulan Maret 2020 menjadi titik waktu penyebaran Covid-19 yang lebih luas lagi, khususnya di Eropa dan Amerika. Per 31 Maret 2020, sudah terdapat 941 ribu orang yang positif dan tersebar di 202 negara/teritori. Jumlah kasus tersebut kemudian meningkat lebih dari 3 kali lipat hingga mencapai 3,2 juta kasus pada akhir April 2020. Amerika Serikat (AS) telah menjadi episenter baru virus ini dengan jumlah kasus mencapai 30 persen dari total kasus kumulatif Covid-19 di dunia. Dengan kecepatan penyebaran yang semakin eksponensial, upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan masyarakat semakin intensif dilakukan. Kebijakan lockdown pada periode ini semakin awam digunakan oleh berbagai negara. Selain lockdown dan travel ban, negara-negara juga menerapkan penutupan perbatasan, memberlakukan physical distancing melalui penutupan sekolah, perkantoran, dan pembatasan berbagai kegiatan yang melibatkan pengumpulan banyak orang. Tercatat 59 negara memberlakukan travel ban dan total border shutdown serta sebanyak 85 negara memberlakukan partial border shutdown. Selain itu, kurang lebih 160 negara menutup sekolahsekolah yang dimilikinya untuk mengurangi penyebaran Covid-19 Grafik I.1 Penyebaran Pandemi Covid-19 di Dunia Sumber: worldometers.info, diolah. Per 31 Mei 2021 Kebijakan pembatasan sosial berupa physical distancing hingga lockdown mulai berdampak terhadap penurunan tren kurva pandemi di beberapa negara. Pada 8 April 2020, Tiongkok menjadi negara pertama yang mencabut lockdown setelah berjalan selama kurang lebih 76 hari di Wuhan. Langkah ini kemudian diikuti oleh negara-negara lain di Eropa yang mulai mampu mengendalikan penyebaran Covid-19, seperti Italia, Jerman, Spanyol, dan Perancis. Pada bulan Mei, pelonggaran pembatasan sosial semakin gencar dilakukan oleh berbagai negara di dunia. Mulai terkendalinya kasus

MEREKAM PANDEMI COVID-19 DAN MEMAHAMI KERJA KERAS PENGAWAL APBN yang sangat tidak mudah bagi berb... more MEREKAM PANDEMI COVID-19 DAN MEMAHAMI KERJA KERAS PENGAWAL APBN yang sangat tidak mudah bagi berbagai negara di dunia. Setelah diumumkan sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 oleh WHO, Covid-19 benar-benar menjadi ancaman nyata yang tidak hanya mempengaruhi sektor kesehatan, tetapi juga mendisrupsi aspek lainnya seperti sosial, ekonomi, dan keuangan. Berawal dari Tiongkok, virus Covid-19 dengan cepat menyebar ke belahan dunia lain, termasuk Indonesia. Memasuki Maret 2020, pandemi Covid-19 mulai menghampiri Indonesia. Saya ingat pada waktu itu, beberapa orang yang cukup sering berinteraksi dengan saya diumumkan positif Covid-19. Kemudian, beberapa kerabat dan bahkan jajaran pegawai Kementerian Keuangan juga diberitakan meninggal dengan status positif terinfeksi. Dengan pesat dan banyaknya kabar duka di awal pandemi, saya merasa seolah-olah Tuhan sedang menurunkan malaikat pencabut nyawa ke dunia secara bersamaan dalam jumlah yang sangat banyak. Rasa sedih dan khawatir itu terasa sangat nyata. Tetapi saya paham, sebagai pejabat publik, kejernihan pikiran sangat diperlukan untuk merunut dampak dari fenomena ini. Kejernihan pikiran menjadi kunci untuk menghasilkan kebijakan yang mampu menjadi bantalan di masa sulit seperti sekarang. 14 15 MEREKAM PANDEMI COVID-19 DAN MEMAHAMI KERJA KERAS PENGAWAL APBN menjangkiti orang lanjut usia atau dengan riwayat penyakit tertentu, Covid-19 dapat menjadikan penyakit tersebut lebih parah sehingga berpotensi menyebabkan kematian. Mulanya, Covid-19 menyebar cepat dalam waktu singkat di Tiongkok hingga mendorong Pemerintahnya melakukan lockdown ketat, kebijakan yang pada waktu itu dinilai kontroversial dan disebut draconian measure oleh dunia. Selama bulan Januari hingga awal Februari 2020, fokus penanganan Covid-19 memang masih terkonsentrasi di Tiongkok. Pada titik ini, belum banyak informasi yang diketahui mengenai virus ini, penyebaran yang luas secara global dan cepat belum terbayang secara gamblang sehingga antisipasi yang dilakukan oleh negara di luar Tiongkok relatif masih terbatas. Dengan mobilitas manusia yang masih tinggi, penyebaran virus ini pun semakin tidak terelakkan, terutama bagi mereka yang baru bepergian ke atau dari Tiongkok. Memasuki bulan Februari 2020, beberapa negara mulai melaporkan peningkatan kasus positif yang cukup signifikan seperti Iran, Korea Selatan, dan Italia. Hal tersebut diikuti dengan beberapa langkah yang dilakukan untuk menekan penyebarannya yang lebih luas seperti pelarangan/pengurangan perjalanan (travel ban/restriction). Arab Saudi bahkan mengambil langkah tegas untuk menutup seluruh penerbangan dan menangguhkan kedatangan para wisatawan yang akan melakukan umrah dari luar negaranya. Penundaan kegiatan umrah tersebut menjadi salah satu langkah paling monumental yang menandai ancaman besar sedang terjadi secara global. Travel ban seolah menjadi penarik tuas rem pariwisata sebagai sektor yang tumbuh sangat pesat. Bulan Maret 2020 menjadi titik waktu penyebaran Covid-19 yang lebih luas lagi, khususnya di Eropa dan Amerika. Per 31 Maret 2020, sudah terdapat 941 ribu orang yang positif dan tersebar di 202 negara/teritori. Jumlah kasus tersebut kemudian meningkat lebih dari 3 kali lipat hingga mencapai 3,2 juta kasus pada akhir April 2020. Amerika Serikat (AS) telah menjadi episenter baru virus ini dengan jumlah kasus mencapai 30 persen dari total kasus kumulatif Covid-19 di dunia. Dengan kecepatan penyebaran yang semakin eksponensial, upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan masyarakat semakin intensif dilakukan. Kebijakan lockdown pada periode ini semakin awam digunakan oleh berbagai negara. Selain lockdown dan travel ban, negara-negara juga menerapkan penutupan perbatasan, memberlakukan physical distancing melalui penutupan sekolah, perkantoran, dan pembatasan berbagai kegiatan yang melibatkan pengumpulan banyak orang. Tercatat 59 negara memberlakukan travel ban dan total border shutdown serta sebanyak 85 negara memberlakukan partial border shutdown. Selain itu, kurang lebih 160 negara menutup sekolahsekolah yang dimilikinya untuk mengurangi penyebaran Covid-19 Grafik I.1 Penyebaran Pandemi Covid-19 di Dunia Sumber: worldometers.info, diolah. Per 31 Mei 2021 Kebijakan pembatasan sosial berupa physical distancing hingga lockdown mulai berdampak terhadap penurunan tren kurva pandemi di beberapa negara. Pada 8 April 2020, Tiongkok menjadi negara pertama yang mencabut lockdown setelah berjalan selama kurang lebih 76 hari di Wuhan. Langkah ini kemudian diikuti oleh negara-negara lain di Eropa yang mulai mampu mengendalikan penyebaran Covid-19, seperti Italia, Jerman, Spanyol, dan Perancis. Pada bulan Mei, pelonggaran pembatasan sosial semakin gencar dilakukan oleh berbagai negara di dunia. Mulai terkendalinya kasus
Uploads
Papers by Hanifa Nurhasna